Latest News

Friday, March 29, 2013

Malam Paskah : Menantikan Kedatangan Tuhan Kembali


1. Makna :
Malam ini Gereja berjaga dalam doa (Latin: vigili, Jawa: tuguran, tirakat) dengan merayakan suatu liturgi agung untuk mengenangkan saat-saat Tuhan bangkit dari kematian. Gereja sesungguhnya sedang menantikan kedatangan Tuhan kembali. Inilah �bunda dari segala malam tirakat (vigili)�. Suatu malam pembebasan, seperti ketika bangsa Israel tetap berjaga-jaga menantikan Tuhan yang akan lewat dan membebaskan mereka dari penindasan bangsa Mesir. Malam Tuhan lewat (pesach) yang dikenangkan bangsa Israel setiap Tahun itu melambangkan saat kebangkitan Kristus (Paskah), malam pembebasan sejati, saat Kristus bangkit sebagai pemenang atas maut. Gereja juga memperingatinya setiap tahun.

2. Ketentuan liturgis :
a. Perayaan berlangsung pada malam hari. Tidak boleh sebelum matahari terbenam dan harus selesai sebelum fajar Hari Minggu.
b. Warna liturgi: putih atau kuning emas.
c. Tata cara perayaan liturgis Malam Paskah tidak boleh diubah oleh siapa pun atas inisiatif sendiri (lihat no. 3. Susunan liturgi).
d. Nyanyian-nyanyian Mazmur Tanggapan jangan diganti dengan lagu-lagu lain, apalagi lagu yang tidak berkaitan dengan Bacaan sebelumnya.

3. Susunan liturgi :
- Ritus Cahaya (Lucernarium) :
Tanda Salib dan Salam, Kata Pengantar, Pemberkatan Api Baru, Pemberkatan Lilin Paskah, Perarakan Lilin Paskah, Madah Pujian Paskah (Exultet).
- Liturgi Sabda :
(7 bacaan dari PL) Bacaan I, Mazmur Tanggapan, Doa 1 - Bacaan II, Mazmur Tanggapan, Doa 2 - Bacaan III, Mazmur Tanggapan, Doa 3 - Bacaan IV, Mazmur Tanggapan, Doa 4 - Bacaan V, Mazmur Tangggapan, Doa 5 - Bacaan VI, Mazmur Tanggapan, Doa 6 - Bacaan VII, Mazmur Tanggapan, Doa 7
- Madah Kemuliaan, Doa Pembuka
- Bacaan Epistula, Alleluia Agung, Mazmur Tanggapan
- Bacaaan Injil, Alleluia
- Homili.
- Liturgi Baptis :
Litani Orang Kudus, Pemberkatan Air Baptis, Pembaruan Janji Baptis (Penolakan Setan dan Pengakuan Iman), [Percikan : jika tidak ada calon baptis maka jemaat direciki dengan air baptis tadi], Pembaptisan, Pengenaan Pakaian Putih, Penyalaan Lilin Baptis, Perayaan Krisma.
- Liturgi Ekaristi
- Ritus Penutup

4. Bacaan :
a. Kejadian 1:1-2:2: Kisah penciptaan.
b. Kejadian 22:1-18: Iskak dikorbankan.
c. Keluaran 14:15-15:1: Penyeberangan Laut Merah.
d. Yesaya 54:5-14: Yerusalem baru.
e. Yesaya 55:1-11: Perjanjian abadi.
f. Barukh 3:9-15, 32-4:4: Kebijaksanaan telah datang di bumi.
g. Yehezkiel 36:16-17a,18-28: Hati yang baru.
h. Surat Paulus: Roma 6:3-11: Kristus telah bangkit dan akan hidup abadi.
i. Injil: Kristus bangkit.
Tahun A: Matius 28:1-10; B: Markus 16:1-8; C: Lukas 24:1-12

5. Unsur khas :
a. Pemberkatan api baru dan Lilin Paskah dapat dilakukan di luar atau di dalam gedung gereja. Sebaiknya terpisah dari gedung gereja. Sementara, suasana sekitar adalah gelap, demikian juga di dalam gedung gereja tempat perayaaan selanjutnya akan berlangsung. Sebelum dinyalakan Lilin Paskah diberkati oleh Imam Selebran dengan beberapa peneraan simbol padanya: Kristus, Awal dan Akhir (A/Alpha � ?/Omega; Milik-Nyalah segala masa� (Tahun); luka-luka kudus-Nya (lima biji paku dupa). Baru kemudian dinyalakan dari api baru: �Semoga cahaya Kristus yang bangkit mulia menghalaukan kegelapan hati dan budi kita.� Akhirnya, diakon atau imam selebran sendiri membawa Lilin itu dalam perarakan. Ia melagukan �Cahaya Kristus/Kristus cahaya dunia�. Umat menjawab �Syukur kepada Allah. Lalu ia berjalan ke dalam gedung gereja, dan berhenti di tengah, lalu melagukan lagi �Cahaya Kristus�. Lilin-lilin para putera altar dan petugas liturgi lainnya dinyalakan dari api Lilin Paskah. Kemudian ia berjalan lagi ke depan altar dan melagukan lagi �Cahaya Kristus�. Barulah semua lilin umat dinyalakan lewat lilin-lilin para petugas tadi. Lampu-lampu gereja dapat mulai dinyalakan. Setelah itu Lilin Paskah ditempatkan pada tempatnya dan didupai. Lilin Paskah yang memimpin perarakan itu melambangkan tiap api yang memimpin bangsa Israel ketika berjalan di waktu malam di padang gurun, setelah keluar dari tanah Mesir. Kita pun mengikuti Kristus (Lilin Paskah) yang telah bangkit itu.
b. Madah Pujian Paskah dinyanyikan oleh diakon, Imam, atau jika mereka tidak bisa menyanyi boleh diganti oleh seorang awam yang bisa menyanyi dengan baik dan indah. Madah ini mau mengungkapkan seluruh Misteri Paskah dalam konteks sejarah keselamatan.
c. Jumlah semua bacaan yang harus dibacakan adalah 9 (sembilan). Namun jika ada alasan pastoral, tidaklah harus semuanya dibacakan. Minimal 3 (tiga) bacaan dari KS Perjanjian Lama (tak boleh dihilangkan: dari Kitab Taurat, Para Nabi, dan Keluaran 14) dan 2 (dua) bacaan dari KS Perjanjian Baru (Epistula dan Injil). Bacaan-bacaan itu melukiskan sejumlah karya yang mengagumkan dalam sejarah keselamatan. Misteri Paskah Kristus dipaparkan mulai dari Musa, para Nabi, hingga Kristus sendiri dan kesaksian para rasul-Nya. Diharapkan dengan mendengarkan, jemaat dapat merenungkan semua itu dan ikut menanggapinya lewat nyanyian-nyanyian Mazmur Tanggapan, saat-saat hening dan doa-doa Imam.
d. Madah Kemuliaan dan Doa Pembuka diadakan setelah Bacaan-bacaan dari KS Perjanjian Lama. Lonceng-lonceng gereja boleh dinyanyikan selama Madah Kemuliaan, asal tidak mengganggu keindahan nyanyian itu sendiri (tergantung kebiasaan setempat).
e. Alleluia Agung dinyanyikan 3 (tiga) kali oleh Imam. Biasanya setiap Alleluia mendapat nada berbeda dan menaik. Setiap kali umat mengikutinya.
f. Pemberkatan Air Baptis dapat dilakukan Imam Selebran dengan cara mencelupkan Lilin Paskah ke dalam bejana baptis itu, atau hanya dengan menyentuh air dengan tangan kanan, masing-masing diiiring doa.
g. Pada waktu Pembaruan Janji Baptis, jemaat kembali menyalakan lilin-lilin mereka dari api Lilin Paskah. Lilin-lilin itu dimatikan lagi setelah Percikan, atau setelah Pengakuan Iman, jika ada yang akan dibaptis pada malam itu.
h. Pembaptisan dapat dilakukan di depan altar atau di tempat bejana. Para calon baptis didampingi emban baptisnya. Emban baptislah yang akan mengenakan pakaian/kain putih dan lilin baptis kepada baptisan baru (neofit) yang diberikan oleh Imam.
i. Perayaan Sakramen Krisma idealnya langsung diberikan untuk baptisan dewasa. Kalau demikian, maka si baptisan-baru akan mengalami Sakramen Inisiasi yang lengkap, karena setelah ini akan untuk pertama kalinya mengambil bagian secara penuh dalam Liturgi Ekaristi sebagai anggota Gereja yang baru.
j. Berkat meriah dengan �Alleluia� panjang.

Bagi yang berminat untuk mendalami lebih jauh seluk-beluk perayaan liturgis Pekan Suci dan Trihari Paskah kami anjurkan menimba sendiri dari beberapa buku berikut ini, yang juga telah kami acu untuk tulisan ini.
1. CONGREGATIO PRO CULTO DIVINO. Missale Romanum. Vatican: Typis Polyglottis Vaticanis, 1970.
2. ___________. Circular Letter Concerning the Preparation of the Easter Feasts. Roma, 16 Januari 1988.
3. GANTOY, Robert dan SWAELES, Romain (eds). Days of the Lord: The Liturgical Year. Volume 2: Lent. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1993.
4. ___________. Days of the Lord: The Liturgical Year. Volume 3: Easter Triduum-Easter Season. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1993.
5. HUCK, Gabe. The Three Days: Parish Prayer in the Paschal Triduum. Chicago: Liturgy Training Publications, 1992.
6. KOMLIT KWI. Bina Liturgia 2E: Pedoman Tahun Liturgi dan Penanggalan Liturgi. Jakarta: PD Penerbit Obor, 1988.
7. KOMLIT REGIO JAWA-BALI-LAMPUNG. Pedoman Lingkaran Paskah. Keuskupan Malang, 1999.
8. NOCENT, Adrian. The Liturgical Year II: Lent and Holy Week. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1977.
9. ___________. The Liturgical Year III: The Paschal Triduum, The Easter Season. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1977.
10. http://liturgikita.blogspot.com/2010/02/perayaan-perayaan-liturgis-selama-pekan.html

Sekuensia Minggu Paskah-Victimae Paschali Laudes


Victimalie Paschali Laudes adalah sekuensia atau madah yang wajib dinyanyikan sebelum Alleluya pada Hari Raya Minggu Paskah.

Seperti yang dicantumkan oleh Dokumen Missale Romanum:
64. The Sequence, which is optional except on Easter Sunday and on Pentecost Day, is sung before the Alleluia. (General Instruction of the Roman Missal (Third Typical Edition) � 2002)?64. Sequentia, quae praeter quam diebus Paschae et Pentecostes, est ad libitum, cantatur ante Allel�ia. (Missale Romanum 2002)

Pedoman Misa Forma Ordinaria (Misa yang kita rayakan sejak Konsili Vatikan II yang hening dan Katolik atau biasa disebut dengan Misa Paulus VI) menyebutkan sekuensia wajib dinyanyikan hanya pada Misa hari Raya Paskah dan Pentakosta, sedangkan pada hari lainnya bersifat fakultatif (boleh dinyanyikan, boleh tidak). Dulunya banyak sekuensia-sekuensia yang ada namun sekarang sudah tidak ada lagi karena ada beberapa yang dihapus oleh Konsili Trente. Disini Saya akan mempublikasikan beberapa Sekuensia yang wajib dinyanyikan atau dimadahkan pada hari-hari raya tertentu seperti:

1. Hari Raya Paskah: Victimae Paschali Laudes,  Hai Umat Kristen, Pujilah PS 518.
2. Hari Raya Pentakosta: Veni Sancte Spiritus / Datanglah, ya Roh Kudus PS 569
3. Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus: Lauda Sion Salvatorem / Sion, Puji Penyelamat PS 556
4. Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita (15 September) dan Masa Prapaskah: Stabat Mater Dolorosa / Lihat Bunda yang Berduka (PS 639)
5. Misa Requiem: Dies Irae, di Puji Syukur tidak ada. Pasca KV II tidak dipakai lagi untuk Misa tapi dipertahankan untuk Ibadat Harian.


Berikut ini teks Latin dari Victimae Paschali Laudes:
VICTIMAE Paschali
laudes immolent Christiani.
Agnus redemit oves:
Christus innocens Patri
reconciliavit peccatores.
Mors et vita duello
conflixere mirando:
dux vitae mortuus,
regnat vivus.

Dic nobis Maria,
Quid vidisti in via?
Sepulcrum Christi viventis,
et gloriam vidi resurgentis:
Angelicos testes,
sudarium et vestes.
Surrexit Christus spes mea:
praecedet suos in Galilaeam.
Scimus Christum surrexisse
a mortuis vere:
Tu nobis, victor Rex miserere.
Amen. Alleluia.
Dan ini teks Bahasa Indonesia dari Puji Syukur 518:
Hai umat Kristen, pujilah Kristus, Sang Kurban Paskah.
Cempe menebus domba: Kristus yang tak berdosa mendamaikan kita dengan Bapa.
Maut dan kehidupan dahsyat saling menyerang:
Sang Hidup yang mati, bangkit jaya.
Katakan, Maria, yang kaulihat di jalan!
Kubur dan kemuliaan Sang Kristus yang hidup serta bangkit:
Saksi malaikat, kain peluh dan kafan.
Kristus, harapanku bangkit, mendahului ke Galilea.
Kita yakin Kristus bangkit dari kematian: Kau Raja Pemenang, kasihanilah. Amin. Alleluya.
Referensi

JUMAT AGUNG : Perayaan Pengenangan Sengsara dan Wafat Tuhan


1. Makna:
a. Hari Jumat Agung:
Hari ini ditetapkan sebagai hari laku tapa dan tobat dengan kewajiban berpantang dan berpuasa bagi seluruh anggota Gereja. Hari ini disebut sebagai hari puasa Paskah karena sudah termasuk dalam rangkaian Trihari Paskah. Puasa Paskah dibedakan dengan hari-hari puasa Prapaskah (40 hari). Puasa Paskah sudah dimulai sejak Kamis malam, hingga menjelang Sabtu Malam Paskah. Pada saat itu Sang Pengantin Pria sudah meninggalkan Gereja, maka kita pun berpuasa.
b. Perayaaan atau Ibadat Pengenangan Sengsara Tuhan:
Gereja merenungkan kesengsaraan Kristus, menghormati salib, merenungkan asal-usulnya, yakni dari lambung Kristus yang tergantung di kayu salib, serta mendoakan keselamatan seluruh dunia.

2. Ketentuan liturgis:
a. Tidak ada perayaan Ekaristi, namun komuni kudus dibagikan kepada umat hanya dalam Ibadat Pengenangan Sengsara Tuhan (kecuali untuk orang-orang sakit/viatikum).
b. Perayaan dimulai pada jam 15.00, atau karena alasan pastoral boleh juga tidak lama setelah jam 12.00. Jangan sesudah jam 21.00.
c. Tatacara dan urutan Ibadat (Liturgi Sabda, Ritus Penghormatan Salib, Ritus Komuni) harus ditaati dengan setia dan tertib.
d. Warna liturgi: merah.
e. Semua bacaan (Pertama dan Kedua) harus dibacakan. Mazmur Tanggapan dan Bait Pengantar Injil dinyanyikan. Pewartaan Injil tentang Kisah Sengsara (Yohanes) dinyanyikan atau dibacakan oleh (para) diakon atau petugas yang layak. Sesudahnya Imam Selebran memberi homili, lalu hening sejenak.
f. Dilarang merayakan sakramen apa pun pada hari ini, kecuali sakramen rekonsiliasi dan pengurapan orang sakit. Upacara pemakaman pun harus dilaksanakan tanpa nyanyian, musik, atau bunyi lonceng.
g. Sangat dianjurkan agar umat diajak ikut merayakan Ibadat Bacaan dan Ibadat Pagi di gereja.
h. Hanya satu salib boleh dipergunakan untuk penghormatan itu, agar salib itu sungguh-sungguh mendukung simbolisasi ritualnya. Penghormatan pribadi dapat dilakukan secara bersama-sama.
i. Setelah Ibadat selesai altar dikosongkan kembali. Salib yang dihormati tadi tetap di tempatnya dengan didampingi empat lilin. Boleh juga dipindahkan ke tempat khusus di dalam gereja yang dihiasi, agar umat dapat kembali menghormati dan berdoa/meditasi secara pribadi di hadapan salib itu.
j. Bentuk-bentuk devosi yang berkaitan dengan kesengsaraan Yesus dapat diadakan untuk mengisi waktu-waktu hening hingga Sabtu Suci siang. Misalnya: Ibadat Jalan salib, perarakan Salib (drama penyaliban), devosi tujuh sabda Yesus di salib, dsb. Devosi-devosi itu janganlah bertentangan dengan suasana liturgis masa itu. Devosi dimaksudkan untuk mengantar kepada kepenuhan liturgi.

3. Susunan liturgi:
- Ritus Pembuka: Perarakan hening, Penghormatan Altar, Doa
- Liturgi Sabda: Bacaan I, Mazmur Tanggapan, Bacaan II, Bait Pengantar Injil, Pewartaan Injil: Kisah Sengsara, Doa Umat Meriah
- Ritus Penghormatan Salib Suci
- Ritus Komuni: Bapa Kami, Pemecahan Roti, Pembagian Komuni, Doa Sesudah Komuni
- Ritus Penutup: Berkat (Doa atas Umat), Perarakan hening

4. Bacaan:
a. Yesaya 52:13-53:12: Hamba yang disiksa karena dosa-dosa kita.
b. Ibrani 4:14-16; 5:7-9: Ketaatan Yesus demi keselamatan kita.
c. Yohanes 18:1-19:42: Kisah sengsara Tuhan.

5. Unsur khas:
a. Imam dan para petugas berarak memasuki ruang Ibadat tanpa iringan, tanpa nyanyian. Lalu mereka menghormati altar dengan cara merebahkan diri di depannya (simbol pernyataan kefanaan manusia).
b. Pewartaan (proklamasi) Injil tentang Kisah Sengsara Tuhan hendaknya dibawakan dengan cara sesuai dengan hakikatnya (liturgis), yakni Yesus sendiri yang bersabda. Bukanlah suatu tafsiran dramatik kisah sengsara itu (kateketis), yang tidak menyimbolkan "Allah bersabda". Jika dibawakan oleh para diakon atau awam, mereka meminta berkat dulu kepada Imam Selebran sebelum membawakan Kisah Sengsara.
c. Doa Umat Meriah dibawakan secara khusus, baik secara kuantitatif (ada 10 ujud panjang) maupun kualitatif (dibacakan dan dinyanyikan). Ujud-ujud doa itu adalah untuk Gereja, Paus, para klerus dan awam, para calon baptis, kesatuan umat kristiani, bangsa Yahudi, mereka yang tidak percaya akan Kristus, yang tidak percaya akan Allah, semua pegawai umum, dan untuk mereka yang berkekurangan. Jika dirasa perlu, uskup dapat mengijinkan untuk menambahkan ujud khusus yang menyangkut kepentingan umat.
d. Penghormatan Salib Suci merupakan puncak liturgi hari ini. Perayaan dipimpin oleh Imam Selebran dengan tiga seruan: "Lihatlah kayu salib".- dan membuka selubung satu per satu (dari tiga tali ikatan). Penghormatan dilaksanakan juga secara pribadi oleh umat, setelah Imam dan para petugas melakukannya. Dapat satu per satu atau serentak bersamaan jika banyak umat hadir (jadi, tidak harus memperbanyak jumlah salib untuk dihormati!). Selama ritus ini lagu-lagu bertema kesengsaraan dapat dinyanyikan.
e. Ritus Komuni diawali dengan mempersiapkan altar dan meletakkan sibori-sibori berisi Tubuh Kristus dan diakhiri dengan Doa yang dilanjutkan dengan doa untuk umat (Ritus Penutup).
f. Ritus Penutup: Imam menutup perayaan ini dengan mengulurkan kedua tangannya ke atas jemaat (= Berkat, tapi bukan dengan tanda salib besar). Lalu dilanjutkan dengan perarakan keluar dalam keheningan atau membiarkan tetap dalam suasana "merenung dan berdoa", berjaga-jaga lagi hingga malam!

Bagi yang berminat untuk mendalami lebih jauh seluk-beluk perayaan liturgis Pekan Suci dan Trihari Paskah kami anjurkan menimba sendiri dari beberapa buku berikut ini, yang juga telah kami acu untuk tulisan ini.

1. CONGREGATIO PRO CULTO DIVINO. Missale Romanum. Vatican: Typis Polyglottis Vaticanis, 1970.
2. ___________. Circular Letter Concerning the Preparation of the Easter Feasts. Roma, 16 Januari 1988.
3. GANTOY, Robert dan SWAELES, Romain (eds). Days of the Lord: The Liturgical Year. Volume 2: Lent. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1993.
4. ___________. Days of the Lord: The Liturgical Year. Volume 3: Easter Triduum-Easter Season. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1993.
5. HUCK, Gabe. The Three Days: Parish Prayer in the Paschal Triduum. Chicago: Liturgy Training Publications, 1992.
6. KOMLIT KWI. Bina Liturgia 2E: Pedoman Tahun Liturgi dan Penanggalan Liturgi. Jakarta: PD Penerbit Obor, 1988.
7. KOMLIT REGIO JAWA-BALI-LAMPUNG. Pedoman Lingkaran Paskah. Keuskupan Malang, 1999.
8. NOCENT, Adrian. The Liturgical Year II: Lent and Holy Week. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1977.
9. ___________. The Liturgical Year III: The Paschal Triduum, The Easter Season. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1977.
10. http://liturgikita.blogspot.com/2010/02/perayaan-perayaan-liturgis-selama-pekan.html

Thursday, March 28, 2013

Album Foto Misa Kamis Putih Paus Fransiskus

Disini adalah foto Paus Fransiskus sedang membasuh kaki pemuda tahanan di penjara. Setelah itu Bapa Suci memutuskan untuk tetap tinggal untuk menyapa satu persati dari setiap tahanan. Dalam homili Beliau pada Misa Kamis Putih itu, yang dirayakan di penjara Casal del Marmo di Roma, Beliau menunjukkan pentingnya melayani dan memaafkan di antara sesama. Kristus sendiri untuk terakhir kali berpesan kepada para murid-muridNya bahwa kalian harus saling mengasihi satu sama lain. Sungguh suatu perbuatan yang luar biasa. Seorang pemimpin yang amat sederhana dan penuh dengan kerendahan hati yang mau melayani. Kita harus bangga mempunyai seorang Paus yang luar biasa seperti ini.
















Dominus illuminatio mea!

Wednesday, March 27, 2013

Misa Krisma dan Minyak Suci


Oleh: P. William P.Saunders *

Dari warta paroki saya tahu bahwa pada pagi hari Kamis Putih tidak ada Misa biasa, hanya ada Misa Krisma. Mohon penjelasan mengenai Misa ini.
~ seorang pembaca
Pada pagi hari Kamis Putih, uskup bersama dengan para imam dalam keuskupannya, berkumpul di katedral untuk merayakan Misa Krisma. Misa ini menunjukkan persatuan antara para imam dengan uskup mereka. Dalam Misa Krisma, uskup memberkati tiga macam minyak - minyak katekumen (oleum catechumenorum atau oleum sanctorum), minyak orang sakit (oleum infirmorum) dan minyak krisma (sacrum chrisma) - yang nantinya dipergunakan dalam pelayanan sakramen-sakramen di seluruh wilayah keuskupan sepanjang tahun itu. Tradisi ini berasal dari Gereja Perdana seperti dicatat dalam Sakramentarium Gelasius (dinamakan seturut Paus Gelasius I, wafat tahun 496), tetapi kemudian dimasukkan ke dalam Misa sore Kamis Putih; Paus Pius XII menerbitkan suatu Rangkaian Ibadat yang baru untuk Pekan Suci, di mana ditetapkan kembali suatu perayaan Misa Krisma khusus yang membedakannya dari Misa sore.

Sepanjang Kitab Suci, terdapat berbagai referensi yang menyatakan pentingnya minyak zaitun dalam kehidupan sehari-hari. Minyak dipergunakan untuk memasak, teristimewa dalam membuat roti, yakni bahan makanan pokok (mis Bil 11:7-9); sebagai bahan bakar pelita (mis Mat 25:1-9); dan sebagai unsur penyembuh dalam pengobatan (mis Yes 1:6 dan Luk 10:34). Di samping itu, kaum Yahudi mengurapi kepala tamu mereka dengan minyak sebagai ucapan selamat datang (mis Luk 7:46), memperelok penampilan seseorang (mis Rut 3:3) dan memburat jenazah sebelum dimakamkan (mis Mrk 16:1). Dalam praktek keagamaan, bangsa Yahudi juga mempergunakan minyak untuk mempersembahkan kurban (mis Kel 29:40); mempersembahkan suatu tugu peringatan demi menghormati Tuhan (mis Kej 28:18); dan untuk menguduskan kemah pertemuan, tabut perjanjian, meja, kandil, mezbah pembakaran ukupan, mezbah korban bakaran, bejana pembasuhan (mis Kel 30:26-29). Penggunaan minyak jelas merupakan bagian dari hidup masyarakat sehari-hari.

Kitab Suci juga menegaskan simbolisme rohani dari minyak. Misalnya, dalam Mazmur 23:5 kita dapati, "Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak," menggambarkan kemurahan dan kekuatan dari Tuhan; dan Mazmur 45:8, "Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu," menggambarkan perutusan istimewa dari Tuhan dan sukacita menjadi hamba-Nya. Lagipula, "diurapi" oleh Tuhan menyatakan bahwa seorang menerima suatu panggilan khusus dari Tuhan dan kuasa Roh Kudus untuk menunaikan panggilan itu. Yesus, dengan menggemakan kata-kata Yesaya, bersabda, "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku" (Luk 4:18). St Paulus menegaskan point ini, "Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita" (2Kor 1:21). Sebab itu, simbolisme minyak adalah berlimpah pengudusan, penyembuhan, pemberian kekuatan, tanda perkenanan, dedikasi, penyerahan diri dan kurban.

Berdasarkan warisan ini, Gereja perdana mengadaptasi penggunaan minyak zaitun dalam ritual sakramentalnya. Minyak Katekumen dipergunakan sehubungan dengan Sakramen Baptis. St Hipolitus dalam Tradisi Apostoliknya (215) menulis mengenai suatu "minyak eksorsisme" yang dipergunakan untuk mengurapi para calon baptis menjelang pembaptisan. Praktek ini masih terus dilakukan. Dalam liturgi baptis yang sekarang, imam mendaraskan doa pembebasan dan lalu, dengan minyak katekumen mengurapi orang yang akan dibaptis pada dadanya, seraya mengatakan, "Kami mengurapi engkau dengan minyak keselamatan dalam nama Kristus Juruselamat kita; kiranya Ia menguatkan engkau dengan kuasa-Nya, Ia yang hidup dan berkuasa untuk selama-lamanya." Pengurapan dengan minyak katekumen sesudah doa pembebasan juga dapat dilakukan sepanjang masa katekumenat di salah satu atau beberapa kesempatan. Dalam kedua peristiwa tersebut, pengurapan ini melambangkan kebutuhan manusia akan pertolongan dan kekuatan dari Tuhan untuk mematahkan belenggu masa lampau dan mengatasi perlawanan dari yang jahat agar ia dapat mengaku imannya, datang pada pembaptisan dan hidup sebagai anak Allah.

Minyak orang sakit dipergunakan dalam Sakramen Pengurapan Orang Sakit (dulu dikenal sebagai Sakramen Terakhir). St Yakobus menulis, "Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para panatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni" (Yak 5:14-15). Dalam Tradisi Apostolik oleh St Hipolitus, dicatat satu dari rumusan-rumusan tertua untuk memberkati minyak orang sakit. Juga, pada masa Gereja awali, seorang imam (atau beberapa imam) akan memberkati minyak ini pada saat minyak hendak dipergunakan, suatu tradisi yang masih dilestarikan dalam Gereja-gereja Timur. Tetapi, dalam Ritus Latin, setidak-tidaknya sejak Abad Pertengahan, para imam menggunakan minyak yang telah diberkati uskup; sebagai contoh, St Bonifasius pada tahun 730 menginstruksikan kepada semua imam di wilayah Jerman untuk hanya menggunakan minyak orang sakit yang telah diberkati uskup. Sekarang, imam mengurapi dahi orang yang sakit seraya mengatakan, "Semoga karena pengurapan suci ini Allah yang Maharahim menolong Saudara dengan rahmat Roh Kudus," dan lalu imam mengurapi kedua tangan si sakit seraya berkata, "Semoga Tuhan membebaskan saudara dari dosa dan membangunkan Saudara di dalam rahmat-Nya." Bagian tubuh yang lain dapat juga diurapi jika tidak mungkin mengurapi tangan atau jika terdapat suatu kebutuhan khusus lainnya.

Terakhir, minyak krisma merupakan campuran minyak zaitun dan balsam, suatu damar aromatik. Minyak ini berhubungan dengan pengudusan orang. Pada masa Perjanjian Lama, para imam, para nabi dan para raja bangsa Yahudi diurapi. Minyak ini dipergunakan dalam Sakramen Baptis, Sakramen Penguatan dan Sakramen Tahbisan Suci sebab ketiga sakramen ini menerakan suatu tanda sakramental yang tak terhapuskan. Pemberkatan minyak krisma berbeda dari minyak-minyak lainnya: Uskup menghembus di atas bejana krisma, suatu gerakan yang melambangkan baik Roh Kudus yang turun ke atas minyak yang dikuduskan ini, dan melambangkan kodrat pemberian diri dan pengudusan dari sakramen untuk mana minyak dipergunakan. (Ingat bagaimana Tuhan kita "menghembusi" para rasul pada malam Paskah seraya mengatakan, "Terimalah Roh Kudus" (Yoh 20:22). Para konselebran dalam Misa Krisma juga mengulurkan tangan kanan mereka ke arah minyak krisma 

sementara uskup mendaraskan doa pengudusan, melambangkan bahwa dalam persatuan dengan uskup, mereka "ikut menyandang kewibawaan Kristus Sendiri, untuk membangun, menguduskan dan membimbing Tubuh-Nya," yakni Gereja (Konsili Vatikan II, Dekrit tentang Pelayanan dan Kehidupan Para Imam, No 2).

Mengenai pembaptisan, St Hipolitus dalam Tradisi Apostolik berbicara mengenai suatu pengurapan sesudah baptis dengan "minyak syukur". Serupa itu, segera sesudah pembaptisan dalam ritus yang sekarang, imam mengurapi orang yang dibaptis dengan krisma pada puncak kepalanya, seraya mengatakan, "Saudara terkasih, Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, telah melahirkan Saudara kembali dari air dan Roh Kudus dan mengampuni semua dosa Saudara. Saudara sudah diangkat menjadi anak-Nya dan dipersatukan dengan umat-Nya. Sekarang Saudara diurapi dengan Minyak krisma, seperti Kristus diurapi oleh Roh Kudus menjadi imam, nabi dan raja. Semoga Allah berkenan melindungi Saudara, agar Saudara menjadi anggota umat-Nya yang setia, sampai masuk kehidupan yang kekal. Amin."

Dalam Sakramen Penguatan, uskup mengurapi dahi calon dengan krisma, seraya berkata, "Semoga dimeterai oleh anugerah Allah Roh Kudus."

Minyak Krisma juga dipergunakan dalam Sakramen Tahbisan Suci. Dalam ritus tahbisan imamat, uskup mengurapi kedua telapak tangan dari masing-masing imam baru dengan krisma. Dalam ritus tahbisan episkopat, uskup yang menahbiskan mengurapi kepala uskup baru.

Terakhir, Minyak Krisma dipergunakan dalam upacara pemberkatan sebuah gereja. Di sini, uskup mengurapi altar, menuangkan minyak krisma di tengah altar dan di masing-masing dari keempat sudutnya. Disarankan agar uskup mengurapi keseluruhan altar. Setelah mengurapi altar, uskup mengurapi dinding-dinding gereja di duabelas atau empat tempat yang ditandai dengan salib.

Sementara Bapa Uskup memberkati ketiga minyak suci ini pada Misa Krisma, hati kita tertuju kepada Tuhan kita yang murah hati, yang menganugerahkan cinta dan belas kasih-Nya yang tak terhingga kepada kita melalui sakramen-sakramen ini. Marilah kita juga berdoa bagi uskup kita dan bagi para imam yang adalah para pelayan sakramen-sakramen di paroki agar mereka senanitasa menjadi abdi-abdi Allah yang bersahaja dan murah hati.

* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.
sumber : "Straight Answers: The Chrism Mass and Holy Oils" by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright "2005 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: "diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald."

Sunday, March 24, 2013

Misa Krisma: Uskup Berkati Tiga Minyak dan Terima Para Imam Perbaharui Janji Imamatnya

SETIAP Rabu petang atau Kamis pagi menjelang Kamis Putih, di banyak keuskupan di Indonesia selalu diselenggarakan apa yang disebut �Misa Krisma�.

Tentu bukan pada hari itu, Sakramen Krisma atau Sakramen Penguatan diberikan Uskup kepada umat katolik. Misa Krisma adalah ekaristi khusus dimana Uskup memberkati tiga jenis minyak.

Ketiga minyak itu adalah
(1) Minyak Katekumen (oleum catecumenorum) untuk memberkati mereka yang ingin menjadi katolik (para katekumen);
(2) Minyak Krisma (sacrum chrisma) yang merupakan minyak dengan campuran balsam dan jenis minyak ini digunakan untuk memberkati para baptisan, tahbisan diakonat, tahbisan imamat, tahbisan uskup, dan sakramen krisma;
(3) Minyak Orang Sakit (oleum infirmorum) yang biasa dipakai imam untuk memberkati mereka yang ada dalam kondisi sakit serius atau menjelang ajal atau mereka yang sudah berusia lanjut.

Tanda kesetiaan para imam kepada Uskup

Dalam setiap Misa Krisma selalu disinggung tentang kolegialitas para uskup. Meski istilah �kolegialitas� ini lebih melekat pada jabatan uskup, namun karena para imam sejatinya adalah para �pembantu� uskup dalam hal pengajaran iman katolik, maka istilah itu pun juga menjadi relevan untuk jabatan imamat.

Ekaristi atau misa menjadi sumber darimana kolegialitas para imam kepada Uskup dibangun dan pelihara secara berkesinambungan. Pada Misa Krisma inilah, kolegialitas para imam kepada Uskup diungkapkan dan diperbaharui. Terutama para imam diminta memperbaharui janji imamat mereka di hadapan uskup.

Yang penting tentu janji setiap imam di hadapan Uskup bahwa sebagai gembala rohani Gereja, para imam harus selalu setia, loyal, bertangungjawab atas hidup panggilan rohaninya sebagai imam yang tak lain adalah pembantu uskup.

Tradisi lama

Dari berbagai sumber bisa dikatakan, Misa Krisma merupakan tradisi liturgi Gereja sejak lama. Semula �sesuai dokumen Sacramentarium Gelasius�Misa Krisma selalu diselenggarakan bersamaan dengan Misa Kamis Putih pada petang hari. Namun belakangan, oleh Paus Pius XII tradisi misa petang hari itu dimajukan menjadi pagi atau sore pada hari sebelum Kamis Putih.

Mengapa harus ada minyak?

Minyak (zaitun) dalam tradisi Kitab Suci memiliki peran sangat penting dalam kehidupan umat Yahudi dalam keseharian mereka. Minyak dipakai untuk keperluan sehari-hari seperti masak, membuat roti, bahan bakar untuk menyalakan pelita, minyak penyembuh, mengurapi para tamu sebagai bentuk ucapan selamat datang, mengurapi jenazah sebelum dimakamkan atau bahkan memperoleh penampilan.

Kitab Suci juga menegaskan simbolisme rohani dari minyak. Misalnya, dalam Mazmur 23:5 kita dapati, �Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,� menggambarkan kemurahan dan kekuatan dari Tuhan; dan Mazmur 45:8, �Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu,� menggambarkan perutusan istimewa dari Tuhan dan sukacita menjadi hamba-Nya.

Berdasarkan warisan ini, Gereja Perdana mengadaptasi penggunaan minyak zaitun dalam ritual sakramentalnya. Minyak katekumen dipergunakan sehubungan dengan Sakramen Baptis. Dalam liturgi baptis yang sekarang, imam mendaraskan doa pembebasan dan lalu, dengan minyak katekumen mengurapi orang yang akan dibaptis pada dadanya, seraya mengatakan, �Kami mengurapi engkau dengan minyak keselamatan dalam nama Kristus Juruselamat kita; kiranya Ia menguatkan engkau dengan kuasaNya, Ia yang hidup dan berkuasa untuk selama-lamanya.�

Pengurapan dengan minyak katekumen sesudah doa pembebasan juga dapat dilakukan sepanjang masa katekumenat di salah satu atau beberapa kesempatan. Dalam kedua peristiwa tersebut, pengurapan ini melambangkan kebutuhan manusia akan pertolongan dan kekuatan dari Tuhan untuk mematahkan belenggu masa lampau dan mengatasi perlawanan dari yang jahat agar ia dapat mengaku imannya, datang pada pembaptisan dan hidup sebagai anak Allah.

Sumber:
http://www.sesawi.net/2012/04/01/misa-krisma-berkati-tiga-minyak-para-imam-perbaharui-janji-imamatnya-pada-uskup/

Thursday, March 21, 2013

Novena Yang Tak Pernah Gagal


Oh Hati Kudus Yesus yang dipuji dan dimuliakan selama-lamanya. 
Maria Ibu Yesus yang diberkati dan Santo Yosef doakanlah kami, 
arahkanlah doaku dan kabulkanlah permohonanku��..
Semoga Hati Kudus Yesus disembah, dimuliakan dan dipuji di seluruh bumi, kini dan selama-lamanya.
Yesus kami percayakan diri kami ke dalam tanganMu. Amin. (diulang 6x)

Doa Bapa Kami
Doa Salam Maria

Catatan: Bagikan Novena ini 9 lembar dan nyalakan lilin setiap hari, lakukan 9 hari pasti terkabul. Doa ini sangat-sangat ampuh apabila kita sedang menghadapi sesuatu yang genting atau sudah tidak ada harapannya lagi. Anda bisa mencetak/print Novena ini dengan  mengarahkan cursor anda tepat dibagian share.

Homili Misa Inaugurasi Paus Fransiskus


Saudara dan saudari terkasih, saya berterima kasih kepada Tuhan karena saya dapat merayakan Misa Kudus untuk inagurasi pelayanan Petrus saya ini pada Hari Raya Santo Yosef, suami dari Perawan Maria dan pelindung Gereja semesta. Suatu kebetulan yang berarti, dan juga hari nama pendahulu saya yang terhormat : kita dekat padanya dengan doa-doa kita, penuh kasih sayang dan rasa syukur.

Saya menawarkan salam hangat untuk saudaraku para kardinal dan uskup, imam, diakon, biarawan dan biarawati, serta semua umat beriman. Saya berterima kasih kepada para perwakilan Gereja dan komunitas gerejawi lainnya, serta perwakilan dari komunitas Yahudi dan komunitas keagamaan lainnya, karena kehadiran mereka. Salam ramah saya untuk para kepala negara dan pemerintahan, para anggota delegasi resmi dari berbagai negara di seluruh dunia, dan korps diplomatik.

Dalam Injil kita mendengar bahwa "Yosef berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya� (Mat 1:24). Kata-kata ini mengarah kepada perutusan yang Tuhan percayakan kepada Yosef : ia menjadi kustos, pelindung. Pelindung dari siapa? Pelindung Maria dan Yesus; tetapi perlindungan ini kemudian diperluas kepada Gereja, sebagaimana dikatakan Beato Yohanes Paulus II: "Sama seperti Santo Yosef merawat penuh kasih Maria dan dengan senang hati mengabdikan dirinya untuk membesarkan Yesus Kristus, demikian pula ia memelihara dan melindungi Tubuh Mistik Kristus, Gereja, di mana Perawan Maria adalah teladan dan modelnya" (Redemptoris Custos, 1).

Bagaimana Yosef melaksanakan perannya sebagai pelindung? Dengan diam-diam, rendah hati dan hening, tapi dengan kehadiran dan ungkapan kesetiaan tanpa henti, bahkan ketika ia menemukannya sulit untuk dipahami. Sejak saat pertunangannya dengan Maria hingga diketemukannya Yesus yang berumur dua belas tahun di Bait Allah di Yerusalem, ia ada di sana setiap saat dengan penuh kasih sayang. Sebagai suami Maria, ia berada di dekatnya pada saat baik dan buruk, pada perjalanan ke Betlehem untuk sensus dan dalam saat-saat cemas dan sukacita ketika Maria melahirkan; di tengah drama pelarian ke Mesir dan selama pencarian yang panik Anak mereka di Bait Allah; dan kemudian dalam kehidupan sehari-hari rumah tangga Nazaret, dalam tempat kerja di mana ia mengajarkan keahliannya pada Yesus.

Bagaimana Yosef menanggapi panggilannya untuk menjadi pelindung Maria, Yesus dan Gereja? Dengan terus-menerus memperhatikan Allah, terbuka bagi tanda-tanda kehadiran Allah dan menerima rencana Allah, dan tidak hanya untuk dirinya sendiri. Ini adalah apa yang Allah minta dari Daud, seperti yang kita dengar dalam Bacaan Pertama. Allah tidak menginginkan rumah yang dibangun oleh manusia, tetapi kesetiaan pada sabda-Nya, pada rencana-Nya. Allah sendiri yang membangun rumah, tapi dari batu hidup yang dimeteraikan oleh Roh-Nya. Yosef adalah "pelindung" karena ia mampu mendengar suara Allah dan dipandu oleh kehendak-Nya; dan karena alasan ini ia jauh lebih peka terhadap orang-orang yang dipercayakan kepada pengamanannya. Dia mampu melihat hal-hal secara nyata, ia berhubungan dengan sekitarnya, ia dapat membuat keputusan yang benar-benar bijaksana. Dalam dirinya, sahabat-sahabat terkasih, kita belajar bagaimana untuk menanggapi panggilan Allah, dengan kesiapsediaan dan  kerelaan, tetapi kita juga melihat inti panggilan Kristiani, yaitu Kristus! Mari kita melindungi Kristus dalam hidup kita, sehingga kita bisa melindungi orang lain, sehingga kita dapat melindungi ciptaan!

Panggilan menjadi seorang "pelindung", bagaimanapun juga, bukan hanya sesuatu yang melibatkan kita orang Kristiani saja; panggilan tersebut juga memiliki segi utama yang sungguh manusiawi, melibatkan semua orang. Ini berarti melindungi semua ciptaan, keindahan dunia yang diciptakan, seperti yang diceritakan Kitab Kejadian kepada kita dan seperti yang ditunjukkan Santo Fransiskus dari Asisi kepada kita. Ini berarti menghormati setiap ciptaan Tuhan dan menghormati lingkungan di mana kita hidup. Ini berarti melindungi umat manusia, menunjukkan perhatian kasih untuk masing-masing dan setiap orang, terutama anak-anak, orang tua, orang-orang yang berkebutuhan, yang sering kali yang terakhir kita pikirkan. Ini berarti peduli satu sama lain dalam keluarga kita: suami dan istri pertama-tama melindungi satu sama lain, dan kemudian, sebagai orang tua, mereka merawat anak-anak mereka, dan anak-anak sendiri, pada saatnya, melindungi orang tua mereka. Ini berarti membangun persahabatan yang tulus di mana kita melindungi satu sama lain dalam kepercayaan, rasa hormat, dan kebaikan. Pada akhirnya, semuanya telah dipercayakan kepada perlindungan kita, dan kita semua bertanggung jawab untuknya. Jadilah pelindung karunia Allah!

Setiap kali manusia gagal untuk menghidupi tanggung jawab ini, setiap kali kita gagal peduli bagi ciptaan dan bagi saudara dan saudari kita, suatu jalan terbuka bagi kebinasaan dan hati yang mengeras. Tragisnya, dalam setiap periode sejarah ada "Herodes" yang merencanakan kematian, mendatangkan malapetaka, dan mengotori wajah laki-laki dan perempuan.

Saya meminta semua orang yang memiliki tanggung jawab dalam kehidupan ekonomi, politik dan sosial, dan semua laki-laki dan perempuan yang berkehendak baik: marilah kita menjadi "pelindung" ciptaan, pelindung rencana Allah yang tergores dalam alam, pelindung satu sama lain dan lingkungan. Mari kita tidak mengizinkan tanda-tanda kehancuran dan kematian untuk menyertai kemajuan dunia ini! Tetapi menjadi "pelindung", kita juga harus berjaga-jaga atas diri kita sendiri! Janganlah kita lupa sehingga kebencian, iri hati dan kebanggaan mencemari hidup kita! Menjadi pelindung, kemudian, juga berarti tetap menjaga perasaan kita, hati kita, karena mereka adalah tempat duduk niat baik dan jahat: niat yang membangun dan meruntuhkan! Kita tidak harus takut akan kebaikan atau bahkan kelembutan!

Di sini saya akan menambahkan satu hal lagi: peduli, melindungi, membutuhkan kebaikan, itu memanggil untuk kelembutan tertentu. Dalam Injil, Santo Yosef muncul sebagai orang yang kuat dan teguh, seorang manusia pekerja, namun dalam hatinya kita melihat kelembutan yang besar, yang bukan merupakan kebajikan orang lemah melainkan tanda kekuatan semangat dan kecakapan bagi perhatian, bagi kasih sayang, bagi keterbukaan yang tulus untuk orang lain, bagi kasih. Kita tidak harus takut akan kebaikan, akan kelembutan!

Hari ini, bertepatan dengan Pesta Santo Yosef, kita merayakan awal jabatan Uskup Roma yang baru, Penerus Santo Petrus, yang juga melibatkan kuasa tertentu. Tentu saja, Yesus Kristus memberikan kuasa atas Petrus, tetapi seperti apa kuasa itu? Tiga pertanyaan Yesus kepada Petrus tentang kasih yang diikuti oleh tiga perintah: Gembalakanlah domba-domba-Ku, beri makan domba-domba-Ku. Mari kita tidak pernah lupa bahwa kekuatan otentik adalah pelayanan, dan bahwa Paus juga, ketika menjalankan kekuasaan, harus semakin penuh masuk ke dalam pelayanan yang memiliki puncak yang bercahaya pada Salib. Ia harus terinspirasi oleh pelayanan yang rendah hati, teguh dan setia yang ditandakan Santo Yosef dan, seperti dia, ia harus membuka lengannya untuk melindungi semua umat Allah dan merangkul dengan kasih sayang yang lembut seluruh umat manusia, terutama yang paling miskin, yang paling lemah, yang tersisih, orang-orang yang dirinci Matius dalam penghakiman akhir tentang kasih: yang lapar, yang haus, orang asing, yang telanjang, yang sakit dan orang-orang dalam penjara (bdk. Mat 25:31-46). Hanya mereka yang melayani dengan kasih yang mampu melindungi!

Dalam Bacaan Kedua, Santo Paulus berbicara tentang Abraham, yang "tidak ada dasar untuk berharap, namun percaya" (Rm 4:18). Tidak ada dasar untuk berharap! Hari ini juga, di tengah begitu banyak kegelapan, kita perlu melihat cahaya harapan dan menjadi laki-laki dan perempuan yang membawa harapan kepada orang lain. Melindungi ciptaan, melindungi setiap laki-laki dan setiap perempuan, memandang mereka dengan kelembutan dan kasih, adalah membuka cakrawala harapan; membiarkan seberkas cahaya menerobos awan tebal; membawa kehangatan harapan! Bagi orang percaya, bagi kita orang Kristiani, seperti Abraham, seperti Santo Yosef, harapan yang kita bawa diatur terhadap cakrawala Allah, yang telah terbentang di hadapan kita dalam Kristus. Suatu harapan yang dibangun di atas batu karang yang adalah Allah.

Melindungi Yesus dengan Maria, melindungi seluruh ciptaan, melindungi setiap orang, terutama yang paling miskin, melindungi diri kita sendiri: ini adalah pelayanan di mana Uskup Roma dipanggil untuk melaksanakannya, namun salah satu dari kita semua dipanggil, sehingga bintang harapan akan bersinar terang. Mari kita melindungi dengan kasih yang seluruhnya telah diberikan Allah kepada kita!

Saya memohon perantaraan Bunda Maria, Santo Yosef, Santo Petrus dan Paulus, dan Santo Fransiskus, sehingga Roh Kudus dapat menyertai pelayanan saya, dan saya minta Anda semua untuk berdoa bagi saya! Amin.

Paus Fransiskus
Vatican

Dominus Illuminatio Mea!

Makna Liturgis dan Akar Tradisi Kamis Putih

Makna Liturgi
* Bagian dari Triduum sacrum. �Perayaan kenangan� Perjamuan Malam Terakhir.
* Saat Kristus menginstitusikan Sakramen Ekaristi dan Sakramen Imamat.
* Saat ajaran cinta kasih ditegaskan kembali sebagai wasiat agung �-> suatu mandatum.
* Allah mencuci kaki manusia; Allah mengilahikan manusia; Allah yang menghampakan diri.

Dirayakan petang hari
* Hanya satu kali Misa saja. Dengan alasan yang masuk akal dan ijin uskup bisa dilaksanakan malam hari atau pagi hari.
* Setelah Gloria, bel dan lonceng (benda-benda yang tebut dari metal) tidak lagi dibunyikan sampai paskah.
* Homili harus mengenai misteri Ekaristi dan mengenai hakekat Imamat dan ajaran cinta kasih.
* Pencucian kaki 12 rasul.
* Ada prosesi Sakramen Maha Kudus dalam sibori (boleh juga dengan monstran).
* Tabernakel dikosongkan, dipindahkan pada tempat khusus untuk tuguran sampai tengah malam saja.
* Tuguran bukan berarti menunggu kuburan mayat Yesus, Yesus baru mati besoknya. Tuguran bermakna doa dan berjaga bersama Yesus di Bukit Zaitun.
* Altar dikosongkan. Patung-patung, gambar-gambar, ikon-ikon dan relief-relief ditutup dengan kain warna merah atau ungu. Tidak salah bila sudah ditutup pada hari Sabtu sebelum hari Minggu ke-5. Lampu-lampu atau lilin yang ada disekitar patung itu dimatikan.

Akar Tradisi
* Tradisi mencuci kaki berawal dari tradisi di Gereja Barat abad ke-4, kecuali di Roma, praktek mencuci kaki dilakukan pada ritus pembaptisan. Kemudian lenyap. Muncul kembali di biara-biara sebagai bentuk saling melayani dan saling mengabdi dan demi persaudaraan dalam komunitas.
* Tahun 694 Konsili Toledo mewajibkan praktek cuci kaki ini di seluruh Gereja Spanyol. Uskup dan imam harus melakukannya seperti Yesus Kristus melakukannya. (Ingat Uskup dan imam pada waktu itu adalah pribadi-pribadi yang �untouchable�.) Sejak abad ke-12 Gereja Roma mulai memberlakukannya. Misale Pius V tahun 1570 menemptakan ritus cuci kaki ini pada akhir misa.
* Tahun 1955 aturan Pekan Suci menempatkannya setelah Injil dan homili. Ritus ini hanya wajib dilakukn di Katedral-katedral saja. Missale 1970 meneruskan praktek tersebut, bahkan diberlakukan untuk setiap gereja paroki.

Sumber :
http://liturgiekaristi.wordpress.com/category/b-pra-paskah-dan-pekan-suci/3-kamis-putih/

Doa Santo Fransiskus Dari Asisi


TUHAN, jadikanlah aku pembawa damai.
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih.
Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan.
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan.
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran.
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian.
Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan.
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang.
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita.

Ya Tuhan Allah,
ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur;
mengerti daripada dimengerti;
mengasihi daripada dikasihi;
sebab dengan memberi kita menerima;
dengan mengampuni kita diampuni,
dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam Hidup Kekal.
Amin.

Dominus illuminatio mea!

Wednesday, March 20, 2013

Lambang Penuh Makna dalam Malam Paskah

Pada Malam Paskah, Gereja berjaga dalam doa (Latin: vigili, Jawa: tirakat) dengan merayakan suatu liturgi agung untuk mengenangkan saat-saat Tuhan bangkit dari kematian. Inilah suatu malam pembebasan, seperti ketika bangsa Israel berjaga di malam saat Tuhan yang akan lewat dan menghukum bangsa Mesir atau berjaga-jaga di pinggir laut merah untuk menantikan Tuhan membelah Laut Merah agar mereka dapat melewati dasar laut dan memperoleh kebebasan dari perbudakan Mesir. Malam Tuhan lewat (pesach) yang dikenangkan bangsa Israel setiap Tahun itu melambangkan saat kebangkitan Kristus (Paskah), malam pembebasan sejati, saat Kristus bangkit sebagai pemenang atas dosa dan kematian.

Pada Malam Paskah, kita menantikan dan menyongsong Yesus Kristus yang akan beralih dari kematian menuju kepada hidup. KematianNya telah menghancurkan dosa dan maut, dan kebangkitanNya memperbaharui kehidupan.

Malam Paska secara rohani, merupakan malam paling indah dari segala malam selama sepanjang tahun. Pada malam ini seluruh aspek kekristenan kita mendapat makna dan sumbernya. Tidak ada perayaan dalam Gereja yang lebih agung dari perayaan malam Paska. Inilah malam paling terberkati dan karenanya Gereja menetapkan malam ini adalah malam yang paling penuh rahmat bila hendak mengadakan penerimaan Sakramen Pembaptisan suci.

Perayaan malam paskah dipenuhi dengan simbol-simbol/lambang-lambang yang menggambarkan karya keselamatan Allah atas hidup manusia. Perayaan Agung Malam Paska, terdiri dari 4 bagian yang cukup panjang, yang secara keseluruhan hendak menggambarkan �perjalanan� karya keselamatan Allah atas diri manusia, yaitu :

1. Liturgi Cahaya (Lucernarium) :
menggambarkan kegelapan kematian dan keputusasaan atas hidup manusia yang selalu berakhir pada kegelapan kematian, hingga datanglah Kristus yang dengan terang kebangkitanNya, telah menghancurkan kuasa kegelapan maut itu dan memperbaharui kehidupan manusia. Liturgi cahaya hendak mengingatkan, bahwa kebangkitan dicapai melalui sengsara dan wafat. Artinya, kesuksesan setiap murid Kristus semestinya dicapai melalui perjuangan dan penderitaan.

2. Liturgi Sabda :
terdiri dari 9 bacaan, 9 kidung serta 9 doa, hendak menggambarkan rencana karya keselamatan Allah dari sejak manusia pertama diciptakan, hingga terpenuhi secara paripurna dalam Pengorbanan dan Kebangkitan Yesus Kristus.

3. Liturgi Pembaptisan :
melambangkan pembaharuan atas hidup manusia yang percaya kepada Yesus, Sang Juru Selamat, ialah bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya, telah turut disalibkan dan mati dan dikuburkan bersama Dia dan kini turut dibaharui hidupnya dalam Pembaptisan.

4. Liturgi Ekaristi :
menggambarkan persatuan erat dan mesra Allah dan manusia. Manusia yang berdosa karena jasa Yesus Kristus, telah boleh turut serta dalam perjamuan anak domba sejati yang mulia bersama Allah.

Keempat liturgi dalam Perayaan Malam Paskah itu dijabarkan lambang-lambang sebagai berikut :

Kegelapan dan Keheningan :
Perayaan malam Paskah haruslah dimulai setelah matahari terbenam. Perayaan dimulai dengan menghadirkan kegelapan (mematikan seluruh lampu dalam gereja) dan keheningan (tanpa nyanyian atau iringan musik tertentu). Ini hendak melambangkan suasana kubur Yesus yang gelap, juga hendak menggambarkan kuasa maut yang mencengkeram semua manusia seakan-akan tiada lagi harapan. Pun pula hendak menggambarkan kegelapan batin kita dahulu sebelum kita mengenal Yesus, Sang Terang, yang telah membimbing kita pada seluruh kebenaran menuju terang sejati.

Api baru dan Lilin Paskah :
Api baru melambangkan adanya harapan baru (dalam kegelapan dan keputusasaan hidup manusia itu) dalam Yesus Kristus, dan Lilin Paskah melambangkan Kristus yang tidak dapat dikuasai kegelapan maut dan bahkan mengalahkan maut itu dengan kebangkitannNya. Ini mengingatkan pada tiang api yang memimpin bangsa Israel ketika berjalan di kegelapan malam di padang gurun, setelah keluar dari tanah Mesir. Kita pun mengikuti Kristus (Lilin Paskah) yang telah bangkit itu. Lilin Paskah lambang Kristus yang bangkit dengan jaya mengalahkan maut.

3 kali Nyanyian �Cahaya Kristus/Kristus cahaya dunia� dan jawaban umat �Syukur kepada Allah�
merupakan pernyataan kita bahwa kebangkitan Kristus telah menjadi cahaya terang yang membawa harapan pada kehidupan setiap orang; dan kita menanggapinya dengan menyerukan syukur kita kepada Allah yang telah mengirimkan Sang Penyelamat yang demikian mengagumkan.

Penyalaan lilin kita dari api Lilin Paskah:
melambangkan hidup kita yang ikut diperbaharui oleh kebangkitan Yesus. Kegelapan dan keputusasaan hidup kita telah diterangi oleh Cahaya Kebangkitan Kristus yang telah mengalahkan kuasa kematian. Demikian dalam hidup kita yang kadang-kadang menjadi gelap temaram oleh berbagai masalah, kita tidak akan pernah putus asa, melainkan selalu dapat berharap bahwa oleh kasih Tuhan dalam terang Kebangkitan Kristus, segala sesuatu menjadi indah pada waktunya.

Madah Pujian Paskah (Exultate):
merupakan ungkapan kegembiraan, bahwa keselamatan yang dinantikan dan dirintis sejak perjanjian lama mendapat pemenuhannya dalam Yesus Kristus yang bangkit, yang menyinari hidup kita, laksana Bintang Timur yang tak pernah padam dan terbenam.

9 Bacaan Kitab Suci :
melukiskan sejumlah karya yang mengagumkan dalam sejarah keselamatan mulai dari Kisah Penciptaan, Penyeberangan Laut Merah, Kisah para Nabi utusan Allah, hingga memuncak dalam diri Kristus sendiri serta kesaksian para rasul-Nya. Panjangnya sejarah keselamatan juga hendak menggambarkan panjangnya jalan panggilan dan perjuangan kita untuk mencari dan menemukan keselamatan. Sembilan bacaan selengkapnya adalah:

1. Kejadian 1:1-2:2: Kisah penciptaan.
2. Kejadian 22:1-18: Ishak dikorbankan.
3. Keluaran 14:15-15:1: Penyeberangan Laut Merah.
4. Yesaya 54:5-14: Yerusalem baru.
5. Yesaya 55:1-11: Perjanjian abadi.
6. Barukh 3:9-15, 32-4:4: Kebijaksanaan telah datang di bumi.
7. Yehezkiel 36:16-17a,18-28: Hati yang baru.
8. Roma 6:3-11: Mati dan Bangkit bersama Kristus
9. Injil: Kristus bangkit. Tahun A: Matius 28:1-10; Tahun B: Markus 16:1-8; Tahun C: Lukas 24:1-12

Litani Orang Kudus :
Seraya hendak memperbaharui hidup umat beriman (terutama mereka yang mau dibaptis pada malam Paskah), Gereja menyerukan nama dan memohon doa para kudus yang telah mulia abadi bersama Allah, sehingga dengan doa-doa para kudus itu, hidup sekalian umat beriman (terutama baptisan baru) benar-benar diubah dan menjadi serupa dengan Kristus sendiri.

Pemberkatan Air Baptis :
Pemberkatan Air Baptis dilakukan dengan mencelupkan Lilin Paskah ke dalam bejana baptis itu. Demikian hendak menggambarkan bahwa kuasa kebangkitan Kristus yang telah mengalahkan dosa dan maut itu telah turun ke dalam air baptis sehingga setiap orang yang dilahirkan dari air baptis akan memperoleh hidup yang baru: mati terhadap dosa dan hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Pembaruan Janji Baptis dan Percikan Air Baptis :
melambangkan kita yang telah dipersatukan dalam wafat dan kebangkitan Kristus. Pada malam ini setiap murid Yesus akan memperbaharuhi komitmen kekristenannya dengan mengulangi janji baptis kita (ialah menyangkal diri dan mengakui iman). Dengan pemercikan air, kita disadarkan kembali akan tugas dan panggilan perutusan kita: menjadi terang di tengah masyarakat.

Liturgi Ekaristi.
Dalam bagian keempat upacara malam ini, setiap orang diundang dalam kegembiraan Paska, dalam perjamuan Tuhan. Ekaristi merupakan kekuatan, sekaligus tanda persatuan kita dengan Tuhan, sekaligus kesatuan kita satu dengan lainnya. Semoga dengan santapan pada malam Paska kita mendapatkan kekuatan untuk menjadi lilin-lilin paska di tengah kehidupan dan kegelapan dosa di tengah masyarakat.

Berkat meriah dengan Alleluia panjang��.

Saatnya menyanyikan Haec Dies dengan gembira�..
SELAMAT PASKAH
Semoga Kebangkitan Kristus membangkitkan semangat kita pula
Untuk mulai berbagi kepada yang miskin dan menderita
Serta menjadi garam terang bagi sesama di sekitar kita.

BERKAH DALEM

Disarikan dari: http://programkatekese.blogspot.com/2011/04/lambang-lambang-penuh-makna-dalam_23.html

Monday, March 18, 2013

Perisai Lambang Kepausan Paus Fransiskus


Hampir 800 tahun lebih, setiap Paus yang terpilih memiliki lambang pribadinya sendiri yang menjadi simbol dari tahta kepausannya. Dulu hampir semua Paus memakai gambar Tiara untuk diletakkan pada lambang Kepausannya, namun kebiasaan itu mulai berubah sejak terpilihnya Paus Emeritus Benediktus XVI (2005-2013) yang mengganti gambar Tiara dengan sebuah Mitra.

Dan akhirnya penerus Santo Petrus yang ke 266 yaitu Paus Fransiskus pun mengikuti jejak pendahulunya, Sri Paus Emeritus dengan tetap menggunakan gambar Mitra. Paus Fransiskus telah memutuskan untuk tetap menggunakan bagian depan dari lambang yang sejak lama beliau pilih sejak dari tabisannya sebagai uskup dan itu merupakan simbol tegas akan sebuah kesederhanaan.

Didalam lambang ini terkandung beberapa makna yaitu:

Emblem Serikat Yesus (Yesuit): Emblem ini sengaja diletakkan oleh Bapa Suci sebagai tanda bahwa beliau adalah anggota dari serikat Yesus atau yang lebih familiar dengan sebutan serikat Yesuit. Di Emblem tersebut tergambar sebuah matahari yang bersinar dengan monogram �IHS� atau Iesu Hominum Salvator yang artinya adalah nama Yesus Kristus. Selain itu didalam matahari tersebut adapula sebuah Salib dan tiga paku Kristus.

Sebuah Mitra dan sepasang kunci emas-perak: sepasang kunci emas (Surga) � perak (dunia) ini menyimbolkan kekuasaan �mengikat dan melepas� yang dimiliki oleh seorang Paus sebagai seorang Wakil Yesus Kristus dan Suksesor Rasuliah Santo Petrus. 2 Kunci ini juga merujuk pada sabda Yesus yang tertuang di Matius 16:18-19 yang berbunyi �Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan GerejaKu dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga�.

Sebuah Bintang dan Buah Spikenard: Bintang berdasarkan tradisi Heraldik menggambarkan Bunda Maria yang merupakan Bunda Gereja dan Bunda setiap umat beriman. Disisi kanan digambarkan Buah Spikenard (seperti anggur) yang menyimbolkan Santo Yosef yang seringkali memegang buah seperti anggur ditangannya, suami Maria dan pelindung Gereja Kristus yang Katolik.

Dengan menempatkan simbol-simbol ini di lambang Kepausannya, Sri Paus ingin mengekspresikan pengabdian khusus kepada Santa Perawan Maria dan Santo Yusuf.

Dengan semboyan berbunyi: �Miserando atque Eligendo� yang artinya �Tuhan telah berkenan mengasihi aku dan akhirnya memilih aku�. Bapa Suci terinspirasi dari perkataan Santo Bede yang mengomentari kisah Injil tentang panggilan  St. Matius dengan menulis: �Vidit ergo lesus publicanum et quia miserando atque eligendo vidit, ait illi Sequere me� (Yesus melihat seorang penagih pajak dan saat Ia menatapnya dengan perasaan kasih dan memilihnya, Ia berkata kepadanya: Ikutlah aku).

Homili ini merupakan penghargaan kepada kemurahan Allah dan diulang dalam Ibadat Harian pada Pesta Santo  Matius. Memiliki makna tertentu dalam kehidupan dan kenyataan spiritual Sri Paus, pada pesta Santo Matius tahun 1953, pemuda Jorge Bergoglio mengalami pada usia 17 tahun, dengan cara yang sangat istimewa, kehadiran penuh kasih Allah dalam hidupnya. Setelah mengaku dosa, ia merasa hatinya tersentuh dan merasa turunnya Rahmat Allah, yang dengan mata kasih yang lembut, ia dipanggil kepada hidup beriman, mengikuti teladan Santo  Ignatius Loyola.

Setelah dipilih sebagai uskup, Yang Mulia Bapa Uskup Bergoglio, dalam kenangan akan peristiwa yang menandai awal konsakrasi totalnya kepada Tuhan dalam GerejaNya, memutuskan untuk memilih, sebagai motto dan cara hidup, pernyataan Santo Bede �miserando atque eligendo� (Rendah Hati dan Terpilih) yang diinginkannya untuk diulang sebagai lambang kepausan.
Cincin perak yang menggambarkan Santo Petrus, Cincin ini akan digunakan oleh bapa suci Paus Fransiskus selama masa  kepemimpinannya. 
Referensi: Huffingtonpost dan sesawi
Dominus Illuminatio Mea!

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)