Latest News

Monday, September 28, 2015

Mengenal Perbedaan Antara Homili dan Kotbah

Seringkali kita dengan begitu saja menyamakan homili dengan khotbah. ternyata keduanya punya perbedaan yang cukup penting. Perbedaan itulah yang hendak dijelaskan dalam tulisan ini.

Kotbah
Khotbah bisa diartikan sebagai suatu pidato yang berhubungan dengan keagamaan. Kotbah berasal dari kata Latin: praedicare - harafiahnya: berbicara di depan, -- (Jerman: predigen, Inggris: to preach, Belanda: preek, Jawa: pr�k), yang berarti: mewartakan, menunjukkan, atau memberitakan. Secara liturgis, kotbah merupakan suatu pewartaan atau pemberitaan mengenai iman, yang temanya bisa menyangkut apa saja, dari soal KS, ajaran Gereja, ajaran moral, dsb. Demikian pula, kotbah selalu bisa diberikan di mana saja, tidak hanya dalam konteks liturgi atau ibadat, tetapi bisa juga di dalam rapat, pertemuan, di jalan raya, di pasar, di aula, di terminal, dsb.

Dalam Kisah Para Rasul, kita mebaca para tokoh suci yang berkotbah, misalnya kotbah Petrus kepada orang banyak sesudah peristiwa Pentekosta (Kis 2:14-36), kotbah Petrus di Serambi Salomo (Kis 3:12-26), di depan Mahkamah Agama (Kis 4:8-12), atau Paulus yang berkotbah di Athena (Kis 17:22-31). Singkatnya, kotbah bisa dilakukan di mana saja, mengulas tema apa saja, dan bertolak dari sumber mana saja dan tidak harus dari KS.

Homili
Homili bisa dibedakan secara jelas dari kotbah. Menurut istilahnya, homili berasal dari kata Yunani homilia, yang berarti: percakapan atau pembicaraan yang enak, akrab, saling memahami. Dalam pengertian liturgis, homili memiliki arti yang jelas dan dibedakan dengan kotbah. Berbeda dengan kotbah, homili selalu merupakan penjelasan atas bacaan KS yang dibacakan dalam liturgi atau ibadat. Dengan demikian, sifat khas homili ialah mengupas/menguraikan dan menjelaskan isi KS sesuai dengan konteks hidup jemaat saat itu. Dengan demikian pula, homili selalu ada dalam konteks liturgi atau ibadat.

Kesimpulannya, berbeda dengan kotbah, homili selalu bertemakan sesuai isi bacaan KS, bertolak dari KS dan dilaksanakan atau berlangsung dalam suatu perayaan liturgi atau ibadat. Pewartaan sesudah Injil yang disampaikan oleh uskup atau imam dalam misa kudus adalah homili. Jika ada frater, suster, bruder, prodiakon, atau pun katekis yang menyampaikan renungan sesudah pembacaan KS dalam rangka ibadat sabda atau ibadat lainnya, maka mereka menyampaikan homili.

Akan tetapi, kita juga bisa mengatakan bahwa jika suatu kotbah disampaikan dalam rangka perayaan liturgi atau ibadat, dan kotbah itu betul-betul mengulas isi KS yang dibacakan, maka kotbah itu adalah suatu homili. Jadi, kotbah bisa menjadi homili bila disampaikan dalam perayaan liturgi dan betul-betul bertolak dari isi KS. Tetapi, homili tidak bisa menjadi kotbah bila dilakukan di luar perayaan liturgi atau ibadat. Begitu di luar perayaan liturgi atau ibadat, pewartaan iman tersebut menjadi suatu kotbah. Contoh sebuah homili yang sangat bagus ialah homili Yesus, yang bisa dibaca dalam Injil Luk 4:16-21: �Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya� (Luk 4:21. Bdk. Yes 61).

Nah, kita akhirnya tahu kapan mendengar khotbah dan kapan mendengar homili, bukan?

Sumber:
http://romopatris.blogspot.co.id/2011/11/perbedaan-antara-homili-dan-kotbah.html

Sunday, September 20, 2015

Novena Natal, Tradisi yang Hampir Terlupakan

Setiap kegiatan segala sesuatunya membutuhkan persiapan. Baik itu menjelang pernikahan, menjelang kelahiran, menjelang pesta dan sebagainya, kita membutuhkan suatu persiapan yang baik agar acara yang kita nantikan dapat berjalan lancar. Hari Raya Natal adalah sesuatu kejadian yang luar biasa, kita memperingati kedatangan Mesias sang Raja kita.

Mempersiapkan Natal sebagai sesuatu peristiwa yang luar biasa tentunya membutuhkan preparasi yang bukan hanya lahiriah, tetapi juga batiniah. Masih ingatkah kita dengan tradisi menjelang Hari Raya Pentakosta (kedatangan Roh Kudus), kita diarahkan untuk melakukan persiapan dengan Novena Roh Kudus? Lalu bagaimana dengan mempersiapkan Tuhan Yesus sendiri, apakah memperingati Adven saja apakah cukup? Kali ini kita diingatkan kembali dengan tradisi lama Gereja yang sebenarnya sudah berkembang sejak abad pertengahan di Spanyol dan Perancis.

Novena adalah kegiatan persiapan dengan mendoakan devosi 9 hari berturut-turut. Menurut tradisi, persiapan 9 hari ini erat kaitannya dengan lambang persiapan 9 bulan mengandungnya Bunda Maria (yang sebenarnya dirayakan dari 25 Maret). Novena ini kemudian dibentuk dalam beberapa versi, ada yang menyebutkan Novena Natal Santo Andreas (karena ada yang mendoakannya setelah Pesta Santo Andreas, 30 November dengan berturut-turut jeda tiap 4 hari hingga jatuh pada hari Natal, tepat 9 kali!) dan ada juga doa yang diformulasikan kembali oleh seorang imam Italia bernama Charles Vachetta, CM pada 1721 namun imprimaturnya baru tersebar luas pada pada 1800-an. Doa Novena tersebut didoakan 9 hari berturut-turut sejak tanggal 16 Desember hingga jatuhnya vigili hari Natal di 24 Desember.

Lalu bagaimanakah sebenarnya formulasi Doa Novena Natal ini? Formulasinya sebenarnya diambil dari kitab Mazmur dan bacaan lain pada perjanjian lama serta Magnificat. Dalam beberapa literatur, doa Novena Natal ini juga ada yang menggabungkannya dengan tradisi mendaraskan atau menyanyikan �Antifona Tujuh �O�� yang ada pada teks doa Brevier pada masa Adven, dan doa ini layaknya didoakan sesudah Minggu ke-3 Adven (Minggu Sukacita). Antifon Tujuh �O� itu adalah suatu bentuk pengagungan kepada Yesus Sang Mesias dan Emmanuel yang dijanjikan dengan gelar-gelarnya, yaitu: (1) �O Sapientia� atau �Ya Kebijaksanaan� (2) �O Adonai� atau �Ya Tuhan� (3) �O Radix Jesse� atau �Ya Tunas Isai� (4) �O Clavis David� atau �Ya Kunci Daud� (5) �O Oriens� atau �Ya Bintang Fajar� (6) �O Rex Gentium� atau �Ya Raja Segala Bangsa� (7) �O Emmanuel� atau �Ya Tuhan Beserta Kita�. Dari kesemua suku huruf awal yang tercetak tebal miring sesudah �O� itu bila dirangkai dari belakang, maka akan membentuk kalimat: �ERO CRAS!� yang seolah-olah merupakan jawaban Tuhan Yesus atas seruan doa-doa kita dengan arti dari kalimat tersebut adalah: �Besok, Aku akan Datang!�

Lanjut, bagaimanakah bentuk Doa Novena Natal ini? Untuk informasi lebih jelasnya, silakan men-download-nya melalui website stasi kita disini.

(Semoga masa Adven ini memberi kita pelajaran iman, �Indahnya suatu penantian akan Tuhan�)

Sumber :
http://www.stasisorowako.net/#!Novena-Natal-Tradisi-yang-Hampir-Terlupakan/

Monday, September 14, 2015

Santa Perawan Maria Berdukacita

oleh: P. William P. Saunders

Pada bulan September kita memperingati Santa Perawan Maria Berdukacita. Dapatkah dijelaskan makna dan asal-mula peringatan ini?
~ seorang pembaca di Fairfax

Gelar �Bunda Dukacita� diberikan kepada Bunda Maria dengan menitikberatkan pada sengsara dan dukacitanya yang luar biasa selama sengsara dan wafat Kristus. Menurut tradisi, sengsara Bunda Maria ini tidak terbatas hanya pada peristiwa-peristiwa sengsara dan wafat Kristus; melainkan meliputi �tujuh dukacita� Maria, seperti yang dinubuatkan Nabi Simeon yang memaklumkannya kepada Maria, �Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan - dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.� (Lukas 2:34-35). Tujuh Dukacita Bunda Maria meliputi Nubuat Simeon, Pengungsian Keluarga Kudus ke Mesir; Kanak-kanak Yesus Hilang dan Diketemukan di Bait Allah; Bunda Maria Berjumpa dengan Yesus dalam Perjalanan-Nya ke Kalvari; Bunda Maria berdiri di kaki Salib ketika Yesus Disalibkan; Bunda Maria Memangku Jenasah Yesus setelah Ia Diturunkan dari Salib; dan kemudian Yesus Dimakamkan.

Secara keseluruhan, nubuat Simeon bahwa sebilah pedang akan menembus hati Bunda Maria digenapi dalam peristiwa-peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, Bunda Maria terkadang dilukiskan dengan hatinya terbuka dengan tujuh pedang menembusinya. Dan yang terpenting ialah bahwa setiap dukacita diterima Bunda Maria dengan gagah berani, dengan penuh kasih, dan dengan penuh kepercayaan, seperti digemakan dalam Fiat-nya, �jadilah padaku menurut perkataan Tuhan,� yang diucapkannya pertama kali dalam peristiwa Kabar Sukacita.

Peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita mulai populer pada abad keduabelas, meskipun dalam berbagai gelar yang berbeda. Beberapa tulisan didapati berasal dari abad kesebelas, teristimewa di kalangan para biarawan Benediktin. Pada abad keempatbelas dan kelimabelas, peringatan dan devosi ini telah tersebar luas di kalangan Gereja.

Yang menarik, pada tahun 1482, peringatan ini secara resmi dimasukkan dalam Misale Romawi dengan gelar �Santa Perawan Maria Bunda Berbelas Kasihan,� (Our Lady of Compassion) dengan menekankan besarnya cinta kasih Bunda Maria yang diperlihatkannya dalam sengsara bersama Putranya. Kata `compassion' berasal dari kata Latin `cum' dan `patior' yang artinya �menderita bersama�. Dukacita Bunda Maria melampaui dukacita siapa pun oleh sebab ia adalah Bunda Yesus, yang bukan hanya Putranya, melainkan juga Tuhan dan Juruselamatnya; Bunda Maria sungguh menderita bersama Putranya. Pada tahun 1727, Paus Benediktus XIII memasukkan Peringatan Santa Perawan Maria Bunda Berbelas Kasihan dalam Penanggalan Romawi, yang jatuh pada hari Jumat sebelum Hari Minggu Palma. Peringatan ini kemudian ditiadakan dengan revisi penanggalan yang diterbitkan dalam Misale Romawi tahun 1969.

Pada tahun 1668, peringatan guna menghormati Tujuh Dukacita Maria ditetapkan pada hari Minggu setelah tanggal 14 September, yaitu Pesta Salib Suci. Peringatan ini kemudian disisipkan dalam penanggalan Romawi pada tahun 1814, dan Paus Pius X menetapkan tanggal yang permanen, yaitu tanggal 15 September sebagai Peringatan Tujuh Duka Santa Perawan Maria (yang sekarang disederhanakan menjadi Peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita). Penekanan utamanya di sini adalah Bunda Maria yang berdiri dengan setia di kaki salib di mana Putranya meregang nyawa; seperti dicatat dalam Injil St. Yohanes, �Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: `Ibu, inilah, anakmu!' Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: `Inilah ibumu!'� (Yohanes 19:26-27). Konsili Vatikan Kedua dalam Konstitusi Dogmatis Tentang Gereja menulis, ��ia sesuai dengan rencana Allah berdiri di dekatnya. Di situlah ia menanggung penderitaan yang dahsyat bersama dengan Putranya yang tunggal. Dengan hati keibuannya ia menggabungkan diri dengan korban-Nya, yang penuh kasih menyetujui persembahan korban yang dilahirkannya.� (#58).

St. Bernardus (wafat tahun 1153) menulis, �Sungguh, ya Bunda Maria, sebilah pedang telah menembus hatimu�. Ia wafat secara jasmani oleh karena kasih yang jauh lebih besar daripada yang dapat dipahami manusia. Bunda-Nya wafat secara rohani oleh karena kasih seperti yang tak dapat dibandingkan selain dengan kasih-Nya.� (De duodecim praerogatativs BVM).

Dengan menekankan belas kasihan Bunda Maria, Bapa Suci kita, Paus Yohanes Paulus II, mengingatkan umat beriman, �Bunda Maria yang Tersuci senantiasa menjadi penghibur yang penuh kasih bagi mereka yang mengalami berbagai penderitaan, baik fisik maupun moral, yang menyengsarakan serta menyiksa umat manusia. Ia memahami segala sengsara dan derita kita, sebab ia sendiri juga menderita, dari Betlehem hingga Kalvari. 'Dan jiwa mereka pula akan ditembusi sebilah pedang.' Bunda Maria adalah Bunda Rohani kita, dan seorang ibunda senantiasa memahami anak-anaknya serta menghibur dalam penderitaan mereka. Dengan demikian, Bunda Maria mengemban suatu misi istimewa untuk mencintai kita, misi yang diterimanya dari Yesus yang tergantung di Salib, untuk mencintai kita selalu dan senantiasa, dan untuk menyelamatkan kita! Lebih dari segalanya, Bunda Maria menghibur kita dengan menunjuk pada Dia Yang Tersalib dan Firdaus!� (1980).

Oleh sebab itu, sementara kita menghormati Bunda Maria, Bunda Dukacita, kita juga menghormatinya sebagai murid yang setia dan teladan kaum beriman. Marilah kita berdoa seperti yang didaraskan dalam doa pembukaan Misa merayakan peringatan ini: �Bapa, sementara PutraMu ditinggikan di atas salib, Bunda-Nya Maria berdiri di bawah kaki salib-Nya, menanggung sengsara bersama-Nya. Semoga Gereja-Mu dipersatukan dengan Kristus dalam Sengsara dan Wafat-Nya, sehingga beroleh bagian dalam kebangkitan-Nya menuju hidup baru.� Dengan meneladani Bunda Maria, semoga kita pun dapat mempersatukan segala penderitaan kita dengan sengsara Kristus, serta menghadapinya dengan gagah berani, penuh kasih dan kepercayaan.

sumber : �Straight Answers: Mother of Sorrows� by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright �2003 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.�

Sejarah Pesta Salib Suci

Dalam penanggalan liturgi Gereja Katolik setiap tanggal 14 September dirayakan Pesta Salib Suci. Pesta Salib Suci (/In Exaltatione Sanctae Crucis/), sesuai namanya, termasuk kategori pesta (/festum/), wajib dirayakan oleh seluruh Gereja Katolik.

Pada awalnya Pesta Salib Suci dimaksudkan untuk memperingati penemuan salib Yesus oleh Santa Helena, ibu Kaisar Romawai Konstantinus pada tanggal 18 Agustus 320. Dikisahkan pada awalnya para penggali menemukan tiga salib, tetapi mereka tak bisa menentukan yang mana salib Yesus dan yang mana salib kedua penjahat yang disalibkan bersama dia. Akhirnya mereka mendapat ide yang cemerlang. Mereka membawa seorang wanita yang sakit dan satu mayat yang sudah akan dikuburkan. Ketiga salib tersebut diletakkan di atas wanita yang sakit dan mayat tersebut. Dua salib yang pertama tidak memiliki kekuatan apa-apa. Sementara ketika salib yang ketiga ditempatkan di atas wanita yang sakit tersebut, wanita itu segera sembuh. Dan ketika salib itu ditempatkan di atas mayat tersebut, ia memiliki hidup kembali. Dari dua kejadian luar biasa ini maka mereka dengan segera mengetahui salib yang mana yang suci. Berita langsung tersebar luas. Orang-orang datang menghormati salib suci tersebut.

Sejarah mencatat bahwa setelah penemuan salib Yesus itu oleh Santa Helena, sebuah basilika didirikan oleh Kaisar Konstantinus di atas Makan Kudus Yesus di Yerusalem. Dan kemudian basilika itu ditahbiskan pada tanggal 14 September 335 dengan sangat meriah dan khidmat. Pentahbisan tersebut dirayakan oleh para uskup yang baru selesai mengikuti Konsili Tirus, ditambah dengan sejumlah besar uskup yang lain.Satu hari setelah penahbisan basilika tersebut, kayu Salib Suci diperlihatkan kepada umat di Yerusalem. Kemudian salib itu dibagi-bagi menjadi potongan-potongan kecil untuk disimpan dalam batu altar gedung-gedung gereja di seluruh dunia sebagai relikui. Sejak saat itulah perayaan Salib Suci sudah menjadi kegiatan rutin di Gereja Timur. Tradisi ini terus berlanjut dan setiap tahun selalu dirayakan di Yerusalem. Ternyata perayaan ini menarik sejumlah besar biarawan dari Mesopotamia, Siria, Mesir dan dari provinsi-provinsi Romawi lainnya untuk datang ke Yerusalem. Tidak kurang dari 40 uskup rela menempuh perjalanan jauh dari keuskupan mereka untuk menghadiri perayaan ini. Di Yerusalem pesta ini berlangsung selama 8 hari berturut-turut dan, pada masa itu, pesta ini menjadi suatu perayaan yang hampir sama pentingnya dengan Paskah dan Epifani (Penampakan Tuhan). Pesta ini kemudian menyebar ke luar Yerusalem, mulai dari Konstantinopel (sekarang Istambul) hingga Roma pada akhir abad VII,dan akhirnya perayaan ini kemudian menjadi bagian dari liturgi Gereja Barat pada abad ketujuh, yang dikenal dengan Pesta Salib Suci.

http://katekesekatolik.blogspot.co.id/2013/09/sejarah-pesta-salib-suci.html

Friday, September 4, 2015

Pengertian Serta Fungsi Misdinar

Hello guys, mari kita membahas tentang "apa sih misdinar itu?" Sebagian besar masyarakat memang mengartikan Misdinar sebagai asistennya pastor/romo, tapi ternyata ada arti dan fungsi lain dari misdinar yang belum kita ketahui loh guys. Maka pada post kali ini admin akan memberitahukan arti dan pengertian tentang misdinar yang menjadi pelayan Altar itu. Baiklah guys, selamat membaca post pertama ini.

Kata "Misdinar" berasal dari bahasa Belanda yaitu misdienaar yang berarti Asisten Misa. Sesuai dengan namanya, tugas-tugas misdinar antara lain adalah membantu Imam dalam merayakan Ekaristi. Tetapi, misdinar juga berfungsi sebagai Pelayan Tuhan yang melayani pada saat misa maupun diluar misa (di lingkungan).

Sebagai pelayan Tuhan, misdinar juga diberi kebebasan untuk mengatur dirinya selama itu masih benar, jadi misdinar yang bisa diartikan sebagai "Tentara Allah" itu tidak seperti tentara biasa yang biasanya selalu tegang dan serius hanya saja pada saat bertugas kita tidak boleh bercanda.

Pelindung misdinar adalah St Tarsisius.Dan motto misdinar disini adalah:"Kita disini dipanggil untuk melayani bukan dilayani." Jadi, bagi para misdinar, jangan pernah merasa capek atau ngeluh yah kalau disuruh tugas terus, namanya aja melayani. Selain motto, misdinar juga memiliki pilar yang menjadi pedoman hidup misdinar yaitu: Sabda Tuhan, Doa dan Liturgi, Persaudaraan dan Pelayanan. Keempat pilar tersebut menjadi inti sehingga keempatnya harus dijalankan agar menjadikan kita misdinar-misdinar yang bermanfaat dan berkualitas guys.

Menjadi Misdinar tentu memiliki beberapa kelebihan diantaranya: Bisa memegang alat-alat liturgi yang tidak semua orang bisa memegang itu,bisa memakai jubah yang keren (tergantung penilaian diri masing-masing), bisa lebih dekat dengan imam (soalnya biasanya tempat duduk misdinar di depan), biasanya mendapat kesempatan pertama dalam menerima Tubuh Kristus, Tidak perlu repot mencari tempat duduk, dll.

Selain itu semua, menjadi misdinar juga sekalian nabung pahala lah guys, meskipun tidak selalu menjadi misdinar menyenangkan, tetapi bagaimanapun juga kalau ada teman apalagi teman seiman segalanya menjadi lebih nyaman gimana... gitu....? Menjadi Putra Altar bukan karena kebetulan loh guys, dan tidak dapat dipaksakan meskipun oleh guru,orang tua, suster, bahkan pastor sekalipun. Menjadi menjadi misdinar merupakan suatu panggilan untuk ikut serta dalam tugas pelayanan di altar, yang mewakili umat Allah bersama-sama mengenang perjamuan Tuhan yang dihadirkan kembali dalam perayaan Ekaristi.

Menjadi misdinar memang suatu pekerjaan yang mulia,tapi tidak boleh dipaksakan,harus dari hati. Baiklah guys, sekian dulu post admin hari ini, semoga kita dapat melayani Tuhan dengan sepenuh hati setelah mengerti arti misdinar sesungguhnya. Sekian dulu yah guys, sekian dan Tuhan memberkati!!!

http://misdinarredemptormundi.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-serta-fungsi-misdinar.html

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)