Latest News

Showing posts with label Artikel Lain. Show all posts
Showing posts with label Artikel Lain. Show all posts

Tuesday, March 17, 2020

Kebijaksanaan Ignatian untuk Covid 19


*_Kebijaksanaan Ignatian untuk Covid 19_*

_Sehubungan dengan virus Covid 19 yang terus menimbulkan kekacauan di seluruh dunia, Jesuit dan pengarang dari Belgia, Nikolaas Sintobin, SJ. merefleksikan kebijaksanaan apa yang mungkin mau dibagikan oleh St. Ignatius kepada kita sehubungan dengan reaksi kita terhadap wabah pandemic ini._

_Bacalah surat di bawah ini, yang Nikolaas pikir akan ditulis oleh Pendiri Ordo Jesuit dari Surga, yang berisi nasihat yang membumi._

_Surga_
_1 Maret 2020, waktu dunia_.
_Yang terkasih umat manusia di dunia,_

_Saya melihat bahwa engkau mengalami kesulitan untuk menemukan sikap yang tepat dalam menghadapi virus korona. Hal itu bukanlah suatu hal yang aneh. Selama beberapa dekade belakangan ini, para ilmuwan telah membuat begitu banyak kemajuan yang membuat engkau percaya bahwa setiap masalah akan dapat segera dipecahkan dalam waktu singkat. Sekarang ini menjadi jelas bahwa hal tersebut hanyalah ilusi, banyak di antara kamu yang sekarang menjadi bingung._
_Saya sendiri berjuang dengan penyakit kronis yang saya alami lebih dari 30 tahun. Sebagai pemimpin ordo Jesuit yang berkembang begitu cepat pada masa awal itu, setiap hari saya dihadapkan pada berbagai masalah baik yang biasa maupun yang pelik selama 15 tahun. Saya ingin memberimu 4 tip untuk melewati masa masa sulit ini berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadi saya._

_1. Pada masa virus korona ini, patuhilah para dokter, ilmuwan dan otoritas yang kompeten seperti layaknya patuh kepada Tuhan sendiri. Bahkan bila engkau tidak setuju dengan pendapat mereka atau tidak begitu memahaminya, cobalah bersikap rendah hati untuk menerima pendapat mereka berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka. Itu akan memberimu kesadaran yang jernih dan membantumu untuk memberikan andilmu dalam mengatasi krisis ini._

_2. Hati hati dengan rasa takutmu. Ketakutan tidak pernah datang dari Tuhan dan tidak akan pernah menuntun kita kepada Tuhan. Ketakutan seringkali menawarkan berbagai alasan yang masuk akal untuk membuatmu merasa takut/makin takut. Kebanyakan alasan-alasan tersebut benar. Tapi engkau tidak perlu merasa takut. Pada saat ini juga Tuhan menjagamu. Saya mengetahui ini dari sumber ilahi yang dapat dipercaya. Pengalaman menunjukkan bahwa Allah kita dapat menulis dengan rapi di atas garis garis bengkok kita manusia. Beranilah untuk percaya kepadaNya._

_3. Pada masa krisis engkau bukannya mengalami kemalangan semata, tetapi justru banyak rahmat yang bisa engkau dapatkan melalui doa. Hadiahkan rahmat-rahmat tersebut pada dirimu untuk menikmatinya dalam kasihNya._

_4. Terakhir, jangan lupa untuk menjalani hidupmu dan menikmatinya dalam situasi ini. Apapun yang terjadi, setiap detik yang diberikan kepadamu adalah hadiah yang unik dan berharga. Tidak ada dari hal ini yang dapat diubah oleh virus korona._

_Bersamamu dalam doa,_
_+Ignatius_

(Diterjemahkan oleh Djoto Halim, SBS 1) to

Thursday, December 19, 2019

“Pro Ecclesia Et Patria” dan “Rahmatan Lil Allamin”


Ada beberapa diksi yang cocok untuk membangkitkan dan menanamkan nilai keagamaan kita untuk mencintai apa yang menjadi kesepakatan luhur, yaitu berdiri diatas tanah yang sama dan hidup di satu bangsa yang berkeadilan. Tapi dibalik giatnya penamaan itu, beberapa oknum malah menggunakan itu untuk menyatakan dirinya lebih hebat dari orang lain. Misalnya, keadaan dimana suatu konsensus yang sudah disepakati ingin diubah dan di revisi hingga memenuhi keinginan yang merubahnya.

Dalam kehidupan bernegara, salah satu masalah yang paling kentara adalah ketika api sensitif keagamaan di gelorakan demi sebuah kepentingan. Muncullah gerakaan separatis yang berafiliasi pada lisan dan media sosial, mencairkaan gumpalan dendam yang selama ini belum pernah mencuat hanya karena menunggu saat dan moment yang tepat. Nah tugas negara bertambah searah berkecimpungnya para pemuka agama dan umat dalam menyanyikan semangat kebencian. Saya tidak sedang menggeneralisasi semua pernah melakukan itu, tetapi dampak yang ada telah menumbuhkan rasa intoleran terhadap semua elemen bangsa. Ini harus ditekan.

Tulisan kali ini berkaitan dengan alat penyemangat jemaat katolik di indonesia yang sudah diadopsi sebagai semboyan beberapa organisasi dan komunitas, misalnyaa Organisasi Silat THS-THM, PMKRI dan beberapa lembaga gereja katolik lainnya.

Semboyan Pro Ecclesia et Patria ini dicetuskan oleh uskup agung pribumi pertama Indonesia yaitu Mgr. Soegijapranata yang berarti “Demi Gereja dan Tanah Air”. Istilah ini biasanya juga dikenal dengan “100% Katolik, 100% Indonesia”. Secara sederhana, semboyan tersebut kelihatan begitu fundamental dan bahkan sangat menggugah hati setiap umat katolik yang mendengarnya. Tapi apakah kamu tahu, semboyan tersebut menambah rasa penasaran saya terhadap sikap intoleran yang dimunculkannya. Ada beberapa fakta wacana yang menyatakan bahwa ketika mengucapkan semboyan itu, rasa keegoisan akan muncul seiring rasa nasionalismenya. Karena keakuannya berdampak pada gerakan self-defense secara rutin yaitu menganggap katolik selalu baik dan dapat berjalan bersama dalam mewujudkan sifat nasionalisme. Dan itu tidak berhenti pada nasionalismenya, umat dihadapkan pada kenyataan riil yaitu, sikap penyemarataan konsumsi publik. Artinya, publik harus menerima semboyan itu sebagai alat penengah atau senjata perdamaian ketika terjadi suatu intoleran. Seakan-akan katolik adalah garda terdepan dalam nasionalisme yang secara harafiah belum sepenuhnya bisa dikatakan begitu.

Salah satu pertanyaan besar yang masih belum terjawab secara gamblang adalah “ Apakah umat katolik sungguh mempunyai manfaat bagi masyarakat Indonesia?
Saya berani mengatakan belum. Kenapa? Karena berkaitan dengan semboyan demi gereja dan tanah air, jelas disini dikatakan bahwa fakta objek siapa penggeraknya dan tanah air siapa masih rancu. Bisa saja tanah air yang dimaksud masih dalam teori, prakteknya dalam tahap sosialisasi. Memang semboyan itu sangat baik, tetapi makna yang terkandung didalamnya masih dalam kategori misteri tanpa terapan yang jelas.

Apakah umat katolik sungguh mempunyai manfaat bagi masyarakat Indonesia?. Ini bukan sindiran terhadap salah satu agama yang diakui bangsa ini, tapi saya ingin melihat bahwa umat katolik mempunyai tanggung jawab besar terhadap semboyan “Demi Tanah Air dan Bangsa”. Sebenarnya tidak perlu kata-kata yang muluk untuk membangkitkan rasa percaya diri umat mengungkapkan imannya, cukup pelajari dan lakukan dengan baik. Inilah yang diharapkan dalam kehidupan kebangsaan apalagi kita berdiri bersama dalam banyak perbedaan, munculnya pemikiran maju sebagai ciptaan paling berakal budi.

Dalam negara Indonesia, semboyan tersebut cocok digunakan sebagai alarm abadi, karena semboyan dari agama lain juga menekankan hal yang sama. Misalnya, Islam memperkenalkan Rahmatan Lil Allamin (QS 21:107), yang artinya islam adalah agama yang membawa rahmat bagi semesta alam (hewan, tumbuhan dan sesama manusia). Makna ini lebih luas menyampaikan pesan perangkulan semua makhluk hidup ciptaan Allah SWT. Ini juga berdampak pada kehidupan bernegara kita yang erat dengan multi kultural, sehingga perangkulan dengan ayat Quran ini sangat membantu hubungan sesama manusia dalam melanjutkan moto hidup manusia sebagai makhluk sosial.

Sekali lagi saya tidak sedang membandingkan tetapi saya melihat ada beberapa nilai universal dari kedua semboyan itu untuk dijadikan pegangan perdamaian dan keharmonisan. Karena mencintai bangsa sendiri merupakan sikap luhur, maka seharusnya setiap agama di indonesia diharapkan selalu berdiri sebagai garda pengawasan. Kita bukan dalam artian mencintai bangsa ini setengah dan setengahnya lagi adalah agama kita sendiri, tetapi ini betul-betul dalam maksud sepenuhnya indonesia dan sepenuhnya agama saya sendiri. Kita tidak perlu memilih diantara keduanya, dengan demikian iman yang kita terima dan jalani sungguh meresap dalam hati, pikiran dan perbuatan.

Dengan demikian, kecintaan, kebersediaan, untuk berkorban, solider dan bersatu dengan seluruh elemen bangsa dalam berjuang demi masa depan sungguh dapat teraktualisasikan.

http://leosihura.blogspot.com/2017/05/pro-ecclesia-et-patria-dan-rahmatan-lil.html

Tuesday, August 5, 2014

Kutipan Tentang Iblis


"Meski iblis tertawa melihat kita mempelajarinya lewat Demonologi, karena nyatanya kita melakukan apa yang disenangi oleh iblis. Namun bila kita tidak mempelajari lawan kita yang terkutuk ini, kita akan semakin tidak berdaya dihadapannya."~

"Iblis tidak dapat dilawan dengan fisik, karena ia tidak kelihatan. Maka kitapun harus melawannya dengan yang tidak kelihatan yaitu dengan iman, pengharapan dan kasih."~

"Sekalipun engkau mengenakan salib di lehermu, tidak berarti iblis takut menggoda imanmu. Ia selalu berada disampingmu dengan senyum palsunya, ia menggunakan segala cara demi menanti engkau jatuh"~

"Jangan pernah percaya, apa yang dikatakan oleh bapa segala dusta! Ia yang hendak naik ke Takhta Allah yang Mahatinggi namun diusir dengan cara menjijikkan. Yang mengangkat dagu dan pedang dihadapan keagungan Bapa! Yang menantang Gereja Kristus sepanjang segala abad"~

"Dosa tidak akan pernah ada, bila bukan iblis yang berada disamping pendosa dan membisikkan dengan kata-kata halus agar melakukan apa yang membuat air mata Kristus menetes"~

"Jangan pernah berkompromi dengan Iblis, tidak pernah ada ajaran dalam Gereja Katolik yang mengajarkan kita bahwa kita dapat berdamai dengan iblis. Ia yang terjatuh itulah yang membuat kita keluar dari Taman Surgawi!"~

(Kutipan dapat saja bertambah sewaktu-waktu)

Dominus illuminatio mea!

Thursday, July 10, 2014

Para Kudus dan Minuman Bir


Ada ratusan riwayat hidup para kudus didalam Gereja Katolik yang memiliki kisah menarik, para kudus begitu istimewa didalam kehidupan gereja. Apa yang membuat santo-santa begitu istimewa? Mereka manusia seperti kita juga: hidup, berjuang, berbuat kesalahan dan sifat-sifat manusiawi lainnya. Yang membedakan mereka dari manusia kebanyakan adalah: mereka selalu mengejar kesempurnaan dalam hidup kekudusan dan selalu memancarkan kasih Allah dengan mencintai orang-orang disekitar mereka. Dari sekian banyak, riwayat hidup para Kudus beberapa dari mereka ada yang begitu dekat dengan minuman Beer. Bagaimana bisa seorang santo dekat dengan minuman Bir yang dapat memabukkan orang? Ada kebiasaan pada abad pertengahan dalam masa Prapaskah, bagi para biarawan dan kanon reguler untuk menenggak minuman Bir, hal ini dikarenakan pada masa itu kebiasaan berpuasa sangatlah ketat, sehingga mereka mulai mencari minuman fortifikasi sebagai salah satu santapan mereka setelah matahari terbenam. Berikut adalah artikel terjemahan dari situs catholicgentleman.net, di artikel ini pun akan disertai doa pemberkatan minuman Bir dalam bahasa Indonesia (tidak resmi) dan bahasa Latin yang diambil dari Rituale Romamum. Rituale Romanum dalam bahasa Latin berbentuk file pdf bisa download disini(silahkan klik), dan dibuka pada halaman 359.

"Dari keringat manusia dan kasih Allah, bir datang ke dunia." - Santo Arnulf dari Metz

Ah, bir. Buatan yang diberkati Ini adalah salah satu kesenangan besar dalam kehidupan dan tanda tak terbantahkan dari kasih Allah yang besar bagi kita.

Diseduh oleh biarawan selama berabad-abad, bir selalu memiliki hubungan yang dekat dengan Katolisisme. Bahkan, Gereja Bunda Suci telah membuktikan cintanya pada minuman ini dengan mengabadikan pemberkatan resmi Bir dalam teks-teks Ritual Romawi.

Hari ini, saya ingin membagikan 5 orang kudus yang memiliki kehormatan bernamakan santo pelindung seni mulia pembuatan Bir.

1. Santo Arnold dari Metz - Mungkin yang paling terkenal dari para pelindung pembuat bir adalah Santo Arnulf dari Metz. Santo Arnulf adalah seorang uskup dan penasihat Raja Theudebert II dari Austrasia. Setelah kematiannya di biara Remiremont, umat dari mantan keuskupannya dari Metz, yang telah menghormati dia sebagai orang kudus, pergi untuk mendapati tubuhnya. Perjalanannya merupakan saat terpanas tahun itu, dan umat paroki siap pingsan kehausan. Salah seorang jemaat, yang bernama Duc Notto, berseru, "Dengan perantaan yang penuh dari Arnold yang terberkati akan membawa kita pada apa yang tidak kita miliki." Dengan ajaibnya, pasokan bir terisi ulang dan bertahan hingga mereka kembali pulang.

2. Santo Gambrinus - Pertama-tama, Santo Gambrinus sebenarnya bukanlah seorang santo. Bahkan, tidak jelas apakah dia adalah orang yang nyata atau hanya sebuah mitos berdasarkan tokoh nyata. Namun demikian, Santo Gambrinus mewujudkan kenikmatan gembira alkohol, dan bahkan telah dikreditkan oleh beberapa orang menjadi penemu bir. Beberapa orang mengatakan, ia belajar seni pembuatan bir dari para dewa, dan yang lain mengatakan ia hanya seorang pria yang bisa turun dalam jumlah epik bir. Terlepas dari itu, dia terkenal dalam cerita rakyat Eropa yang melambangkan kegembiraan yang dibawa oleh minuman terberkati.

3. Santo Agustinus � Doktor Rahmat ini adalah santo pelindung bagi banyak hal, tidak sedikit diantaranya adalah orang-orang yang berlatih dalam seni pembuatan bir. Meskipun tidak jelas bagaimana ia mencapai kehormatan ini, kemungkinan melalui konversi yang mendalam di mana ia berubah dari jiwa yang liar, mabuk, dan hilang menjadi seorang uskup yang kudus dan sederhana.

4. Santo Lukas Penginjil - Ya, ini adalah Santo Lukas yang menulis Injil Lukas. Orang kudus ini adalah pelindung segala sesuatu dari tukang emas lalu pembuat renda hingga pematung - dan ia juga santo pelindung lain dari Bir. Kalau ada yang bisa menjelaskan kepada saya hubungan antara Santo Lukas dan pembuatan bir, saya akan sangat berterima kasih!

5. Santo Wenceslaus - Dikenal karena sedekah heroik dan kasih sayangnya bagi orang buangan, Santo Wenceslaus dihormati segera setelah kemartirannya pada tahun 935 M. Anda mungkin pernah mendengar tentang raja yang baik ini sebelumnya, karena kehidupannya yang kudus yang dirayakan dalam lagu, tetapi Anda mungkin tidak tahu dia juga merupakan santo pelindung bir. Sekarang Anda lakukan.

Doa pemberkatan Bir

Bahasa Indonesia
I:  Pertolongan kita dalam nama Tuhan.
U: Yang menjadikan langit dan bumi.
I: Tuhan bersamamu.
U: Dan bersama rohmu.

Marilah berdoa:
Berkatilah, + Ya Tuhan, bir yang dibuat ini, yang kepadanya Engkau berkenan untuk dihasilkan dari lemak biji-bijian: yang akan menjadig obat yang bermanfaat bagi umat manusia, dan menganugerahkan seruan pada nama-Mu yang kudus, yang barangsiapa meminumnya, dapat memperoleh kesehatan tubuh dan ketenangan dalam jiwa. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bahasa Latin
V. Adjutorium nostrum in nomine Domini.
R. Qui fecit caelum et terram.
V. Dominus vobiscum.
R. Et cum spiritu tuo.

Oremus:
Bene+dic, Domine, creaturam istam cerevisae, quam ex adipe frumenti producere dignatus es: ut sit remedium salutare humano generi: et praesta per invocationem nominis tui sancti, ut, quicumque ex ea biberint, sanitatem corporis, et animae tutelam percipiant. Per Christum Dominum nostrum. Amen.

KESIMPULAN
Pembuatan bir selalu dihormati sebagai seni yang mulia dan terhormat, dan selama berabad-abad, banyak para ahli pembuat bir menyerukan kepada para pelindung ini untuk membantu mereka dalam kerajinan mereka. Apakah Anda sedang mengambil rumah pembuatan bir atau hanya menikmati bir, Anda tidak salah dengan memohon perantaraan orang kudus. Cheers!

Dominus illuminatio mea!

Monday, July 7, 2014

Paus Memperingatkan Para Pemuda Tentang "Budaya Kontemporer"


Berbicara kepada ribuan orang muda yang berkumpul di gereja Castelpetroso, Paus Fransiskus memperingatkan kembali tentang "budaya kontemporer" dan tren yang berlaku dalam masyarakat kontemporer.

Budaya seperti itu, ujarnya, tidak memberikan diri untuk formasi kehidupan yang stabil, yang salah satu dibangun di atas "batu cinta dan tanggung jawab" bukan pada "pasir emosi." Ini memberikan diri kepada sebuah individualisme yang menyerukan segalanya menjadi pertanyaan, yang mengarah kepada sikap dangkal terhadap asumsi tanggung jawab.

Namun, hati manusia bercita-cita untuk hal-hal besar, keutamaan penting, persahabatan yang mendalam, dan relasi yang diperkuat daripada rusak oleh kesulitan hidup. "Manusia bercita-cita untuk mencintai dan dicintai," katanya.


Sementara itu "budaya kontemporer" meningkatkan kebebasan kita, itu menghalangi kita dari takdir kita, kata Paus. Beliau kemudian menantang orang-orang muda untuk bercita-cita untuk kebahagiaan, dan keberanian untuk pergi keluar dari diri mereka sendiri menuju masa depan bersama dengan Yesus.

Paus Fransiskus mengatakan bahwa Yesus mengajak kita untuk mengikutinya, "untuk tidak mengambil keuntungan dari kita, bukan untuk membuat kita menjadi budak, tetapi untuk membuat kita bebas."

Bapa Suci terus mengkritik situasi pengangguran yang saat ini dihadapi oleh banyak anak muda. Beliau mengatakan bahwa kita tidak dapat mengundurkan diri pada kerugian generasi muda yang menganggur. Kita perlu menggunakan kreativitas kita, Paus katakan, agar pemuda mengalami "sukacita martabat yang berasal dari pekerjaan."

Mengingat bahwa tempat di mana pertemuan itu berlangsung dibangun di situs 1888 penampakan Maria, Paus Fransiskus menyimpulkan pidatonya dengan menerapkan perantaraan Maria. Ia kemudian memberikan berkat-Nya kepada orang-orang muda dalam "perjalanan keberanian, harapan, dan solidaritas."

diterjemahkan dari news.va. Vivit Dominus in cuius Conspectu sto.

Wednesday, June 18, 2014

10 Alasan Selibat Imamat

Bagi budaya obsesi seksual kita, selibat imamat tampaknya merupakan ajaran keras dari Gereja, beban berat yang harus ditanggung dengan grit asketis dan tekad besi.

Tapi itu bukan bagaimana paus dari abad kedua puluh melihatnya. Dalam perkataan mereka, selibat adalah "ornamen terpilih imamat kita" (Pius X), "salah satu kemuliaan paling murni dari imam Katolik" (Pius XI), dan disiplin yang membuat seluruh kehidupan imam "bergema dengan kemegahan kesucian suci "(Yohanes XXIII). Kata-kata mulia sepert ini terinspirasi oleh alasan teologis yang kaya dan mendalam untuk selibat imamat - alasan diingat sebagai perdebatan lama di atasnya telah berkobar ke dalam berita. Berikut adalah sepuluh dari mereka:


1. Imam sebagai figur Kristus. Di atas segalanya, imam Katolik adalah alter Christus-"Kristus yang lain." Ini jelas dalam pengorbanan Misa, ketika imam bertindak dalam pribadi Kristus dalam mempersembahkan Ekaristi. Selibat mengkonfigurasi imam menjadi lebih sempurna kepada Kristus, yang menjalani kehidupan secara sempurna. Jadi mereka tidak hanya "berpartisipasi dalam jabatan imam-Nya" tetapi juga berbagi "kondisi hidup-Nya," Paus Paulus VI menulis dalam ensiklik Sacerdotalis Caelibatus.

2. Pernikahan kepada Gereja. Dalam Alkitab, Gereja sering digambarkan sebagai Mempelai Wanita dari Kristus. Dalam selibat, Imam, sebagai alter Christus, merupakan saksi hidup untuk pernikahan Kristus dengan Gereja-Nya. "Dalam keperawanan atau selibat, manusia sedang menunggu, juga secara badaniah, yang ... pernikahan Kristus dengan Gereja, memberikan diri (bagi pria dan wanita) dengan sepenuhnya kepada Gereja dengan harapan bahwa Kristus memberikan diriNya untuk Gereja dalam seluruh kebenaran kehidupan kekal. Orang selibat mengantisipasi dalam daging (pria dan wanita) dunia baru dalam kebangkitan di masa depan, " Yohanes Paulus II menulis dalam konstitusi kerasulannya Familiaris Consortio.

3. Bapak Spiritual. Melalui selibat, imam menyerahkan diri sepenuhnya untuk melayani Allah dan Gereja-Nya. Sama seperti seorang ayah yang secara unik didedikasikan untuk anak-anaknya, demikian juga imam harus didedikasikan untuk umatnya. Sebagai salah satu imam Yesuit di Universitas Georgetown baru-baru ini berkata di Washington Post: "Saya tidak memiliki anak biologis saya sendiri, tapi saya memiliki lebih dari 6.000 di sini di kampus utama Georgetown! Saya memiliki banyak putra dan putri yang memanggilku 'Bapa.' "Yohanes Paulus II menggambarkan ini sebagai "berbagi tunggal dalam kebapaan Allah" (Pastores Dabo Vobis).

4. Selibat sebagai pengorbanan. Dalam melepas kehidupan pernikahan, Imam juga menghubungkan dirinya dengan pengorbanan Kristus di kayu Salib. "Dalam cara yang sama, dengan sekarat setiap hari bagi dirinya sendiri dan dengan memberikan legitimasi kasih dari keluarga sendiri untuk kasih Kristus dan kerajaan-Nya, imam akan menemukan kemuliaan hidup yang sangat kaya dan berbuah di dalam Kristus , karena seperti Dia dan di dalam Dia, ia mencintai dan mendedikasikan dirinya untuk semua anak-anak Allah," Paulus VI menulis. Hal ini pada akhirnya adalah tujuan seksualitas manusia - menjadi "tanda ikhlas dan pelayanan yang mulia untuk cinta persekutuan dan penyerahan diri kepada orang lain," tulis Santo Paus Yohanes Paulus II di Pastores Dabo Vobis.

5. Selibat sebagai kemurnian malaikat. Selibat bukanlah hanya tindakan pengorbanan. Ini juga merupakan tanda kesucian. Sama seperti Kristus mempersembahkan diri-Nya sebagai korban murni dan bersih, sehingga harus imam. Selain itu "kemurnian hati dan kesucian hidup" serasi dengan "kesungguhan dan kekudusan" dari jabatan, Paus Pius XI menulis di ensiklik Ad Catholici Sacerdotii. Beberapa telah menggambarkan kemurnian dunia lain ini sebagai malaikat: "Imam harus begitu murni, jika ia diangkat dan ditempatkan di surga itu sendiri, ia mungkin mengambil tempat di tengah-tengah para malaikat," kata Santo Yohanes Krisostomus.

6. Kesendirian sebagai penghubung kepada Kristus. Bahkan kesendirian seorang imam mungkin mengalami kesatuannya yang lebih erat dengan Kristus, menurut Paulus VI: "Pada saat kesendirian akan membebani seorang imam, tetapi ia tidak akan menyesal karena alasan itu yang dengan bermurah hati memilih itu. Kristus, juga, pada jam-jam yang paling tragis dalam hidup-Nya telah sendirian - ditinggalkan oleh orang-orang yang telah dipilih sebagai saksi, dan sahabat hidup-Nya, dan kepada siapa Ia mencintai hingga akhir - tetapi Dia menyatakan, "Aku tidak sendirian, karena Bapa menyertai aku.�

7. Waktu untuk berdoa. Seperti lamanya waktu bagi mereka yang telah menikah untuk menghabiskan waktu dalam doa, imam harus mencurahkan lebih banyak, Bapa Gereja mengajarkan, menurut teolog Katolik Ukraina Roman Cholij. Salah satu dasar pandangan ini adalah 1 Korintus 7:5, di mana St Paulus memberikan nasihat kepada mereka yang sudah menikah: "Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak." Oleh karena itu para imam, yang tidak memiliki orang lain untuk "kembali", harus memiliki lebih banyak waktu untuk berdoa

8. Kesempurnaan imamat Israel. Katolik melihat kembali kepada imam-imam Perjanjian Lama sebagai pelopor. Mereka memahami bahwa imamat tidak berakhir dengan Kristus - itu terlahir kembali dan diperbarui melalui Dia. Dalam Perjanjian Lama, para imam Lewi diizinkan untuk menikah, tapi selibat diperlukan saat mereka yang bertugas di tempat kudus. Untuk para Bapa Gereja, imam Katolik adalah "kesempurnaan" imamat Lewi, menurut Cholij. "Oleh karena itu ... jika orang-orang Lewi mempraktekan penahanan diri secara kontemporer ketika di tempat kudus, jauh lebih harus Imam Kristen, untuk selalu siap melayani, praktek penahanan diri," tulis Cholij.

9. Detasemen dari dunia. Selibat adalah salah satu contoh dari satu detasemen yang lebih luas dari segala sesuatu dari dunia ini - sesuatu yang diperlukan untuk imam "untuk mengikuti Tuan Ilahi dengan lebih mudah dan cepat," menurut Paus Pius XII dalam seruan apostolik Menti Nostrae. "Kesucian sendiri membuat kita mengetahui apa tuntutan panggilan ilahi kita, orang yang disalibkan kepada dunia dan kepada siapa dunia telah disalibkan, laki-laki berjalan dalam hidup yang baru yang ... hanya mencari hal-hal sorgawi dan berusaha dengan segala cara untuk memimpin orang lain kepada mereka," Pius X menulis dalam seruan apostoliknya, Haerent Animo.


10. Sebuah tanda hidup dari surga. Di surga, pria akan tidak kawin dan dikawinkan sebaliknya juga wanita, mereka akan menjadi seperti malaikat, sebagaimana Kristus Yesus mengatakan dalam Matius 22:30. Dalam cara yang khusus, selibat membuat imam menjadi saksi hidup untuk realita masa depan ini. Seperti Paulus VI katakan, selibat imamat "menyatakan kehadiran di bumi dari tahap akhir keselamatan dengan kedatangan dunia baru, dan dalam cara mengantisipasi pemenuhan kerajaan seperti yang ditetapkan selanjutnya pada nilai tertingginya yang pada suatu hari bersinar dalam semua anak-anak Allah.

Vivit Dominus in cuius Conspectu sto.
Tulisan ini karya dari Stephen Bale, seorang Katolik eks Protestan Evangelisasi dan salah satu kontributor dalam website catholicexchange.com

Sunday, April 20, 2014

Tanda-tanda Alam dalam Penyelamatan Umat Manusia

Begitu banyak tanda-tanda alam yang terjadi, dan beberapa diantara kita menginterpretasikan hal tersebut seperti sebuah pertanda akan sesuatu hal yang akan terjadi, entah buruk maupun baik bahkan ada yang menggambarkannya sebagai suatu pertanda dari Tuhan. Tanda-tanda alam yang terjadi seolah-olah membawa manusia kepada suatu bayangan akan peristiwa yang terjadi dikemudian hari. Sehingga setiap orang yang mampu membaca tanda-tanda alam sadar bahwa ia harus berjaga-jaga. Didalam peristiwa penyelamatan, tidak hanya sekali Allah menuntun manusia kepada keselamatan dengan menggunakan tanda-tanda alam.



Dengan penuh belas kasih, Allah menuntun bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan dengan menggunakan begitu banyak perbuatan yang mencengangkan mata orang Israel, untuk membuat mereka percaya bahwa Allah telah memilih bangsa Israel sebagai bangsa pilihan yang amat dikasihi oleh-Nya. Seperti tiang awan dan tiang api yang Allah gunakan untuk membawa bangsa Israel menuju tanah Kanaan (Neh 9:12). Ini menunjukkan bahwa Allah membuat tanda-tanda alam untuk menunjukkan eksitensi diri-Nya.

Drama penebusan umat manusia oleh Tuhan Yesus Kristus, membawa manusia kepada pertobatan dan kesadaran diri. Sesuatu yang amat kecil dipakai oleh Allah untuk membuat Petrus sadar bahwa Ia telah mengkhianati Allah, berkokoknya ayam menggenapi apa yang telah dikatakan Yesus kepada Petrus; �Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.� (Mat 26:34). �Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali. Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.� (Mat 26:75). Sekali lagi, tanda-tanda alam menghantar manusia kepada proses introspeksi diri.
Petrus menjadi sadar akan perbuatannya dan percaya akan kerahiman Kristus dan ia, sembari menyesal menyadari bahwa hubungan dengan Allah masih bisa diperbaiki. 

Yang ingin saya garisbawahi disini ialah berkokoknya ayam sebagai sebuah tanda alam. Apabila melihat lebih jauh dalam misteri sengsara dan wafat Yesus. Saat Yesus menundukkan kepala-Nya,  �Tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal, bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. � (Mat 27:51-53). Secara besar-besaran, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada manusia melalui kisah wafat Yesus dengan tanda-tanda alam. Tentu ada suatu alasan tertentu mengapa Tuhan menciptakan manusia berdampingan dengan alam. Dengan ini manusia sadar akan hikmat akal budi dan kebijaksanaan yang telah Allah karuniakan kepada manusia, untuk mencari Dia dengan melihat tanda-tanda alam.

Dominus illuminatio mea!

Thursday, April 17, 2014

Tips Mengikuti Misa Tri Hari Suci dengan baik

Berikut Katolisitas Indonesia bagikan beberapa tips bagi saudara/I sekalian yang hendak mengikuti Misa Trihari Suci. Seperti yang diketahui bersama bahwa Tri Hari Suci merupakan puncak dari Liturgi Gereja Katolik. Pada hari tersebut kita mengenangkan Kristus yang merayakan Perjamuan Terakhir bersama para murid-Nya , Kristus yang wafat di kayu Salib dan Kristus yang bangkit pada Hari Paskah. Kendala yang seringkali dihadapi adalah beberapa umat Katolik tidak mempersiapkan diri sebelum menyambut Tri Hari Suci dengan baik. Maka berikut tips-tips yang mungkin dapat direnungkan agar bisa mengikuti Misa Tri Hari Suci dengan baik:

1.  Trihari Suci merupakan sebutan dari kesatuan dari tiga hari perayaan Paskah, yaitu Kamis Putih, Jumat Agung dan Paskah. Kamis Putih dan Paskah adalah Perayaan Ekaristi sedangkan Jumat Agung adalah Ibadat. Hal ini perlu diperhatikan karena pada hari Jumat Agung tidak ada peristiwa Konsekrasi, dan sangatlah baik untuk mengikuti ketiga-tiganya.

2. Bagi Anda yang tinggal di kota besar, mohon perhitungkan kemungkinan macet dan hujan. Pastikan Anda datang lebih awal. Jangan menyusahkan petugas tata tertib dan umat lain dengan sistem �booking/titip tempat duduk�. Gereja adalah rumah Allah, bukan restoran dimana kita bisa seenaknya memesan tempat duduk. Jangan menyisakan bangkut di deret depan, penuhilah bangku-bangku di deret depan terlebih dahulu.

3. Jika Anda membawa anak yang belum menerima komuni (termasuk balita), persiapkan mereka dengan sebaik-baiknya. Karena anak kecil cenderung tidak dapat menahan lapar dan haus. Bawalah makanan kecil dan minuman yang secukupnya untuk dikonsumsi anak Anda.

4. Ingat ketika Misa yang kita temui adalah Kristus sendiri. Kenakanlah pakaian yang pantas dipandang, tidak perlu mencolok dan mahal. Bagi kaum Pria dianjurkan untuk mengenakan kemeja atau jaket yang dianggap pantas hindari memakai kaus/T-shirt, celana jeans (bukan CELANA PENDEK) dan sepatu atau sepatu sandal. Sedangkan bagi wanita, kenakanlah pakaian yang pantas dan sopan, usahakan tidak memakai pakaian yang ketat, lengan terbuka dan rok mini (diatas lutut). Bila anda memiliki mantila (kerudung Misa) anda dapat mengenakannya, tidak perlu malu mendengar perkataan orang; mengenakan mantila adalah untuk Tuhan bukan manusia.

5. Setelah memasuki gedung gereja, usahakan untuk tidak mengobrol dengan sesama. Sadarilah akan Tuhan yang hadir dihadapan kita. Ada baiknya kita mengambil saat hening atau berdoa Rosario.

6. Usahakan sedapat mungkin untuk hadir dalam acara Tuguran Kamis Putih, ini merupakan saat-saat dimana kita menemani Yesus yang sedang berdoa di taman Getsemani.

6. Didalam Misa Malam Paskah terdapat bagian dimana kita memperbaharui janji baptis kita. Ucapkanlah dengan penuh penghayatan dan perlahan-lahan.

7. Umat yang mengambil tempat duduk di luar gedung gereja dan sulit untuk berlutut, dapat menggantikan sikap berlutut dengan berdiri (sebagai tanda hormat), dan bukan duduk.

8. Kita harus sadar bahwa Hosti yang kita terima adalah Tubuh Kristus sendiri dan bukan sekedar lambang. Maka terimalah dengan penuh penghayatan dan kerendahan hati yang amat mendalam. Kita dapat menerima komuni kudus dengan dua cara yaitu:
  • Dengan lidah sambil berlutut, berlutut satu kali lalu menerima dengan lidah atau membungkukkan badan lalu menerima dengan lidah (sangat dianjurkan)
  • Dengan tangan sambil terlebih dahulu membungkukkan badan.

9. Sebelum meninggalkan tempat duduk, pastikan Anda tidak meninggalkan sampah atau teks Misa maupun sampah di sekitar gedung gereja.

10. Bagi Anda yang mengendarai kendaraan pribadi. Jangan sampai keramaian ditempat parkir mengganggu damai yang telah Anda terima setelah Misa Kudus. Ingatlah bahwa Anda telah menyantap komuni kudus. Anda sedang membawa Kristus dalam diri anda.

Silahkan dibagikan! Semoga bermanfaat!

Selamat Paskah! Dominus illuminatio mea!

Tuesday, April 1, 2014

Sudahkah Vatikan II Secara Sempurna Mengikat Setiap Katolik?

Oleh: William Doino JR.
Diterjemahkan bebas oleh: Gerhand Wang

Diluncurkannya sebuah karya baru saat Konsili Vatikan II di Roma, Kardinal Walter Brandmuller, Presiden Emeritus Komite Kepausan untuk Sejarah Sains, mengumumkan bahwa dekrit Vatikan II tentang agama-agama non-Kristen (Nostra Aetate) dan Kebebasan Beragama (Dignitatis Humanae) "tidak memiliki kandungan doktrin yang mengikat, sehingga seseorang dapat berdialog tentang mereka."



Sebuah komentar- yang dilihat sebagai isyarat kepada Serikat Santo Pius X (SSPX), yang sekarang dalam perundingan dengan Takhta Suci perihal kemungkinan rekonsiliasi � kontroversi prov. Beberapa tradisionalis menyambutnya sebagai tanda bahwa kritik mereka tentang dokumen-dokumen selalu benar, sedangkan Budayawan Katolik; Dr. Jeff Mirus segera memperingatkan: "Meskipun memang benar bahwa 'Konstitusi Dogmatis' adalah dokumen yang lebih berbobot ketimbang sebuah 'deklarasi' dan lebih memungkinkan untuk menangani secara ekstensif berkaitan dengan isu-isu doktrinal, ini tidak berarti bahwa suatu deklarasi tidak dapat memiliki konten doctrinal, yang mana umat beriman harus menyetujuinya." Dia kemudian secara persuasif menjelaskan mengapa, yang berkaitan dengan ajaran Vatikan II tentang agama-agama non-Kristen dan kebebasan beragama .

Dalam keadilan kepada Kardinal Brandmuller, ia juga menegaskan bahwa semua dokumen konsili "harus ditanggapi secara serius sebagai ungkapan Magisterium hidup, "dan salah satu rekan-penulis, yaitu Uskup Agung Agostino Marchetto, menambahkan pentingnya: "Disana harus ada penerimaan oleh Konsili bagi mereka yang ingin bersatu kembali dengan Gereja. Saya tidak berpikir SSPX bisa mengatakan, 'Ya, kita akan mengatur ini atau dokumen yang disamping."

Menggarisbawahi poin tersebut ialah sebuah essay di Osservatore Romano; Desember 2011 lalu. Ditulis oleh Mgr. Fernando Ocariz, yang telah terlibat langsung dalam perundingan dengan SSPX, dengan berhati-hati mengikuti pelaku yang ditata oleh Paus Benediktus dalam pembicaraan yang terkenal tentang "Hermeneutika Reformasi, Pembaharuan dalam Kontinuitas." Analisis Ocariz, mencatat Mirus, "mengatakan hal yang persis sama " bahwa umat beriman Katolik telah mengatakan selama bertahun-tahun tentang Vatikan II , yaitu :

Sejak, itu merupakan sebuah konsili ekumenis, pertemuan dan menyebarkan tindakan untuk segenap Gereja di bawah otoritas Paus, kalimat doktrin Konsili Vatikan II menuntut persetujuan dengan cara berikut :

1. Setiap kali sebuah Konsili mengajarkan sesuatu tentang iman dan moral, apa yang diajarkan adalah benar, baik melalui catatan khusus infalibilitas atau dari pengajuan agama pikiran dan akan berutang kepada Magisterium Ordinari.

2. Jika ajaran tersebut tentang iman atau moral, yang tampaknya beberapa hal bertentangan dengan ajaran-ajaran sebelumnya, masalahnya bukan dengan kredibilitas pernyataan Konsili, tetapi dengan pemahaman kita tentang ajaran penuh Gereja, yang mana pernyataan Konsili adalah bagian yang tak terelakkan .

3. Metode yang tepat menuntut, bahwa pemahaman tentang hal-hal yang bersangkutan akan menemukan, penerimaan kebenaran dari semua pernyataan yang relevan. Kemudian pernyataan dapat diterangi oleh orang-orang yang sebelumnya, dan pernyataan sebelumnya dapat diterangi oleh yang kemudian, hingga pemahaman yang lebih lengkap dan tepat pun terbentuk.

4. Ketika Konsili tidak mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan iman dan moral, seperti ketika Konsili menggambarkan kondisi kontemporer atau menawarkan rekomendasi untuk perpanjangan, laporan harus diterima dengan hormat dan rasa terima kasih tetapi tidak selalu sempurna baik akurasi faktual atau kehati-hatian mereka penghakiman .

5. Ini mengikuti bahwa setiap argumen yang melemahkan pemahaman tersebut, baik berdasarkan kepentingan pastoral Konsili atau faktor lainnya, bermuka dua.

Menangani seluruh isu tersebut telah berhasil dengan SSPX (atau umat Katolik lainnya yang memiliki pertanyaan tentang Vatikan II) akan bertindak baik, kesabaran dan doa. Namun untuk umat beriman Katolik, dengan ditekankan oleh Mgr . Ocariz, hanya ada satu suara yang handal dalam analisis akhir: "Sebuah interpretasi otentik dari teks Konsili hanya dapat dilakukan oleh Magisterium Gereja sendiri." 

William Doino Jr adalah seorang kontributor Majalah Vatikan, di antara banyak terbitan lainnya, dan sering menulis tentang agama, sejarah dan politik, ia juga adalah seorang admin website First Things. Dia berkontribusi secara ekstensif pada bibliografi kerja Paus Pius XII untuk The Pius War: Responses to the Critics of Pius XII.

Vivit Dominus in cuius conspectu sto.

Wednesday, February 26, 2014

Cara Mengirim Surat Ke Sri Paus


VatikanPaus Fransiskus mendapatkan begitu banyak surat� sekitar 30 karung besar berisi surat setiap minggunyasehingga Vatikan mendirikan kantor khusus untuk menyortir tumpukan surat yang masuk. Mgr. Giuliano Gallorini (Sekretariat Negara Vatikan) ialah yang bertanggung jawab terhadap �Kantor Korespondensi Kepausan� dan dibantu oleh seorang biarawati dan dua orang wanita awam.

Karung-karung surat dibawa dari Kantor Post Vatikan ke Terza Loggia di Istana Apostolik dimana para diplomat Vatikan bekerja. Disana, tim surat Kepausan menyeleksi semuanya, memasukkan surat-surat ke kardus tanpa penutup diatasnya yang sudah dilabeli �Portugis,� �Spanyol,� �Perancis� dan bahasa-bahasa lainnya.

Terkadang ada hadiah-hadiah seperti syal buatan tangan, patung-patung, gambar, namun Mgr. Gallorini mengatakan bahwa sebagian besar surat berupa permohonan doa dan dukungan. �Ini mungkin saja terjadi pada zaman kita, namun banyak orang yang berjuang dalam kesulitan, terutama dalam hal penyakit. Mereka memohon doa untuk anak-anak dan mereka menceritakan situasi ekonomi mereka yang sulit,� ujar beliau. Tim korespondensi membaca semua surat berbahasa Italia dan mengirimkan surat-surat tersebut ke pihak-pihak yang tepat yang menawarkan bantuan. Sebagai contoh, permintaan bantuan ekonomi akan dikirim ke kantor Caritas paroki yang tepat, ujar Monsinyur.

Beliau berkata bahwa mereka berusaha melakukan apa yang diinginkan oleh Paus Fransiskus, yaitu mendengarkan sesama dengan hati dan pikiran, berbagi dalam penderitaan mereka dan mencoba untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk membalas surat mereka (Mereka mengirimkan balasan kepada semua orang!).

Foto dari video CTV yang menampilkan ruang surat untuk korespondensi Kepausan
Surat seperti apa yang akan sampai di meja Sri Paus sendiri?

Mgr. Gallorini menjawab, �Kasus-kasus yang lebih rumit� atau sensitif. Surat-surat seperti ini akan diteruskan ke sekretaris-sekretaris Paus yang selanjutnya dapat dipastikan bahwa sri Paus sendiri yang akan membacanya dan memutuskan bagaimana mereka sebainya menyelesaikannya.
Paus Fransiskus �selalu berkata bahwa seorang Pastor harus hidup dengan umatnya, dengan dombanya, untuk merasakan dan menghidupi pengalaman mereka bersama mereka,� kata Monsinyur. Namun, karena tidak mungkin bagi Sri Paus untuk membaca surat yang diterimanya, Paus meminta tim korespondensinya untuk melakukan pendekatan dengan rasa solidaritas dan kasih seperti dia sendiri.

Berikut alamat dari Paus Fransiskus dan Paus Emeritus Benediktus XVI:

Pope Francis                                                                                           Pope Emeritus Benedict XVI
Domus Sanctae Martae                                                                               Mater Ecclesia Monastery
00120 Vatican City State                                                                             00120 Vatican City State

Vivit Dominus in cuius conspectu sto. 

Saturday, February 22, 2014

USKUP BARU BOGOR

Pada tanggal 21 November 2013 lalu, Paus Fransiskus menerima pengunduran diri dari Mgr. Cosmas Michael Angkur OFM karena usia lanjut, berlandaskan dari Kitab Hukum Kanonik  401 � 1. Kemudian pada tanggal 22 November 2013, Paus Fransiskus secara resmi mengangkat Romo Paskalis Bruno Syukur OFM sebagai Uskup baru untuk Keuskupan Bogor menggantikan Mgr. Cosmas Michael Angkur OFM.


Informasi pengangkatan Romo Paskalis Bruno Syukur OFM diberitakan pula oleh situs news.va (situs berita resmi Vatikan) dalam dua versi yaitu bahasa Inggris dan Italia

Il Santo Padre ha accettato la rinuncia al governo pastorale della diocesi di Bogor (Indonesia), presentata da S.E. Mons. Cosmas Michael Angkur, O.F.M., in conformit� al can. 401 � 1 del Codice di Diritto Canonico.



Il Papa ha nominato Vescovo della diocesi di Bogor (Indonesia) il Rev.do P. Paskalis Bruno Syukur, O.F.M., Definitore Generale dell�Ordine Francescano dei Frati Minori a Roma.

Romo Paskalis Bruno Syukur OFM lahir  pada tanggal 17 Mei 1962 di Ranggu, Keuskupan Ruteng di Pulau Flores, NTT, Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM menyelesaikan pendidikanya di Seminari Menengah St. Pius di Kisol. Begitu selesai, Mgr. Paskalis lalu melanjutkan studi mengarah ke panggilan imamatnya dengan masuk menjadi anggota Ordo Saudara Hina Dina (Ordo Fratrum Minorum/OFM) di Papringan, Yogyakarta tahun 1981.

Bersama Pastur Dr. Peter Aman OFM, Pastur Robby Wowor OFM, Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM mulai belajar filsafat dan sedikit mencicipi teologi di STF Driyarkara Jakarta pada tahun 1983 dan lulus sarjana muda (BA) filsafat tahun 1987 bersama sejumlah rekan mahasiswa dari kalangan Jesuit seperti Romo AM Roni Nurhayanto SJ, Romo Dr Baskara Tulus Wardaya SJ, Romo Eduard Ratu Dopo SJ, Romo Herman Tjahja SJ, dan beberapa frater diosisan (praja) dari KAJ lainnya.

Beberapa tahun kemudian usai menjalani tahun-tahun orientasi pastoral, Mgr. Paskalis melanjutkan studi teologinya di Fakultas Teologi Wedhabakti Universitas Sanata Dharma di Kampus Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan, Yogyakarta. Mengucapkan kaul kekalnya sebagai anggota OFM pada tanggal 22 Juni 1989 dan menerima tahbisan imamatnya pada tanggal 2 Februari 1991.


Sebagai imam muda, Mgr. Paskalis menjalani tugas pastoral di kawasan Moanemani, Keuskupan Agung Jayapura di Papua tahun 1991-1993 dan kemudian ditugaskan   belajar spiritualitas di Roma kurun waktu tahun 1993-1996. OFM Provinsi Indonesia kemudian menugasi Mgr. Paskalis sebagai magister novis untuk para frater calon OFM di Novisiat OFM di Depok, Kabupaten Bogor kurun waktu 1996-2001. Berikutnya dia menjadi semacam pastur pendamping frater-frater di komunitas OFM sekaligus menjadi anggota Dewan Provinsi OFM Indonesia dan berikutnya menjadi Provinsial OFM Provinsi Indonesia kurun waktu 2001-2009. Selepas dari jabatannya sebagai Provinsial OFM di Indonesia, Mgr. Paskalis dipanggil tugas ke Roma untuk menduduki pos penting sebagai definitore generale di �markas besar OFM� di Roma untuk urusan wilayah Asia dan Oceania.

Dominus illuminatio mea!

Saturday, July 6, 2013

Kutipan Dari Konferensi Sacra Liturgia

Missa Solemnis - Basilica S. Apollinare -  De ssmo Eucharistiae
Pada 25-28 Juni 2013 lalu, dilangsungkan sebuah acara Konferensi Liturgi Kudus Internasional, di Roma, yang diselenggarakan oleh Tahta Suci, dalam rangka Tahun Iman, yang dihadiri oleh ratusan peserta lebih dari 30-an negara, dan pembicaranya dari beberapa Hirarki Gereja, yang mengerti secara benar apa itu Liturgi.

Beberapa kutipan akan dipilih admin secara highlight, yang juga merupakan masalah umum dimana ketika sebuah Liturgi harusnya dirayakan secara baik, bagus, indah dan benar.

Pembicara Kardinal Burke, Hakim Tertinggi Tahta Suci, dalam topik, "Hukum Liturgi dalam Misi-Misi Gereja":

"Mengerti secara benar Liturgi Kudus, adalah kunci untuk mengerti setiap dimensi kehidupan. Dan pengertian ini, dijaga oleh aturan/hukum, atau disiplin, dimana juga menjaga relasi hubungan antara manusia dengan Allah."

"Liturgi Kudus tidak dapat direduksi menjadi hanya sebagai kegiatan dari segelintir orang, atau bahkan seorang Imam, tetapi harus dijalankan, dengan hormat karena ditentukan oleh Hukum Ilahi, yaitu Hukum Gereja, yaitu Kuasa Mengajar Gereja, dimana dilakukan oleh Uskup Roma dan Para Uskup yang bersatu di dalamnya."

"Sayangnya, setelah Konsili Vatikan II, tetapi dipastikan bukan karena pengajaran Konsili Vatikan II yang salah, terjadi banyak pelanggaran dalam merayakan Liturgi Kudus diberbagai tempat."

Pembicara Mgr. Ignacio Barreiro Carambula, Kepala Organisasi Internasional Hak dan Martabat Kehidupan Manusia, bermarkas di Roma, dalam topik, "Liturgi Kudus dan Mempertahankan Hak dan Martabat Kehidupan Manusia":

"Manusia yang tidak menyembah Allah secara benar dalam Liturgi tidak menghargai nilai-nilai penting yang Allah berikan secara cuma-cuma yaitu Kehidupan."

"Ketika kita tidak merasakan kesakralan dalam Liturgi layaknya Surga, dimana lagi kita dapat mencarinya, didalam dunia yang penuh menolak tanda-tanda kehadiran Allah secara terus-menerus?"

Pembicara Uskup Peter Elliott, Uskup pembantu Melbourne, Australia, dalam topik, "Ars Celebrandi (artinya: Penyelenggara Utama; Selebran Utama, dalam artian yang merayakan Liturgi) dalam Liturgi Kudus":

"Kita tidak dapat berharap apa-apa dari Selebran Utama (lat.Ars Celebrandi) dari Imam yang tidak tahu, bahkan tidak pernah membaca, Pedoman Umum Misa Romawi (PUMR)."

"Selebran seharusnya tidak pernah mempunyai ide bahwa suara-suara atau musik-musik yang tidak berguna mesti hadir dalam sebuah liturgi atau umat akan menjadi bosan ketika menghadirinya. Nah, pada saat ide itu ada maka label jahat dari "penampilan atau pertunjukkan" mulai mengambil alih."

"Ketika saya merayakan Sakramen Krisma dibeberapa paroki, saya berpikir saya berada didalam gedung bioskop, karena begitu banyak suara maupun sound effect dari dunia sekular yang biasa saya temukan yang dilakukan oleh orang-orang di negara saya."

"Misa Usus Antiquor dari abad 16 (Misa Tridentine/TLM) memberikan secara pasti dan mengikat aturan baku dan mencegah pelanggaran-pelanggaran maupun perayaan yang buruk dalam merayakan Misa ataupun Sakramen. Maka dari itu, dari Imam di desa, Imam Chaplain dalam tugas negara, Biarawan pertapa dalam biara, sampai biarawan yang melayani dalam kota, semua dari mereka tahu apa yang mereka rayakan dan menghidari dari perbuatan: "baca hitam, tetapi lakukan merah."

"Misa dapat dirayakan secara indah di Gereja yang jelek dan reyot, tetapi ketika Misa dirayakan dengan buruk, maka umat yang hadir lebih layak untuk mendapat tempat yang lebih bagus dalam merayakan Ekaristi."

"Perayaan Katolik harusnya dirayakan ditempat Kudus yang indah dan sakral, bukan dihiasi oleh pernak-pernik, dekorasi maupun slogan-slogan yang tidak ada gunanya dan tidak penting yang mengganggu dan menarik perhatian bukan pada Ekaristinya."

"Saya ingin mengundang semua Imam untuk melihat dan meneliti lebih lama di altar Gereja mereka... Apakah Altarnya indah dan bagus? Apakah Altarnya melambangkan bahwa Allah telah berbicara kepada kita, apakah Altarnya melambangkan pengorbanan-Nya, apakah Altarnya melambangkan Perjamuan Kudus-Nya?"

Vesperae Solemnes, Te Deum, Benediction
Pembicara Dom Alcuin Reid, biarawan, cendikiawan Katolik, dari biara Saint-Beno�t, Toulon, Perancis, dalam topik "Sacrosanctum Concilium dan Tata Cara Liturgi":

"Liturgi Kudus pada intinya bukan Imam, tetapi setiap pelaksanaan dan aksi Imam dalam berliturgi dan juga bagaimana Imam tersebut dapat merefleksikan pelayanannya dalam menampilkan keindahan dan cahaya dari Kristus sendiri."

"Liturgi Kudus itu bukan dirayakan sesuai selera dan hasrat dari Imam, tetapi kerendahan hati mereka dalam melayani pelayanan Kristus di dalam dunia."

"Liturgi bukanlah pilihan praktek spiritual dari beberapa orang, atau metode dari devosi oleh orang-rang yang sering disebut "Liturgist". Berliturgi adalah hal yang normal dalam kehidupan Kristani."

"Meminimalisir Liturgi adalah musuh dari semangat liturgi dan adalah kanker dari tata cara liturgikal... Semakin menyingkatkan waktu atau mengurangi bagian tertentu ketika kita berliturgi adalah bukan cara merayakan Liturgi Kudus."

Prof. Tracey Rowland, Cendikiawan Katolik, dan Dekan Institut Yohanes Paulus II untuk Pernikahan dan Keluarga, dalam topik "Misa Tridentine dan Tugas Penginjilan Baru":

"Unsur-unsur kultur Katolik yang hilang di era generasi 1960-an karena perubahan arah Pastoral Gereja ditemukan kembali oleh kaum generasi muda Katolik, dimana mereka memperlakukan seperti harta yang ditemukan dikotak kuno nenek mereka."

"Ketika generasi Katolik post-modern ingin mengetahui bagaimana Gereja kita terbentuk, bagaimana Iman kita dilaksanakan secara berabad-abad, maka mereka melihat setiap tradisi Katolik."

"Seluruh struktur dari Misa Tridentine adalah mengambil makna yang terdalam dari pengorbanan, bukan hanya sekedar perjamuan... Hal ini adalah penangkal yang paling ampuh dalam melawan sekularisme dan apa yang Paus Fransiskus panggil untuk "merenungkan kembali mengenai Kristenitas" dalam permenungan terhadap para Martir dan Pengorbanan Kristus di Kalvari, dimana dengan merayakan ini seorang dapat mengalami permenungan ini secara nyata."

Kardinal Ranjith, emeritus Sekretaris Konggregasi Liturgi Ilahi dan Tata tertib Sakramen, Uskup agung Colombo, Srilanka, dalam topik "Liturgi Kudus, Puncak dan Sumber dari Kehidupan dan Misi Gereja" :

"Keindahan dari Liturgi Kudus terletak bukan pada bagaimana kita melakukan atau bagaimana semenarik dan sepuas mungkin kita melakukan liturgi bagi kita, tetapi bagaimana cara kita menarik kepada sesuatu kejadian yang telah terjadi dimana dilakukan secara Sakral dan Kudus. Lebih hebat lagi bagi kita apabila kita dapat menampilkan efek perubahan, dimana terkadang kita tidak dapat mengerti dan jangkau secara seluruhnya. Hal itu semua adalah Kemenangan Misteri Paskah Kristus yang kita rayakan, perayaan Surga diatas dunia. Liturgi adalah sebuah proses pertumbuhan, perubahan, dan pengudusan dari kehidupan manusia. Tentu keselamatan itu sendiri adalah Pekerjaan Tuhan dan Gereja mengambil bagian secara pasti, pekerjaan Tuhan-Nya, dalam tugas Imamat Agung dalam menyelenggarakan Liturgi Surga diatas dunia ini. Liturgi dalam masalah ini mengumpulkan umat beriman Allah, Israel Baru - yaitu Gereja. Apa yang sebenarnya terjadi dalam relasi intim Kristus, Imamat Agung kita, antara Gereja dengan-Nya, dalam tugas Misi-Nya dan keberadaan-Nya adalah dengan cara Gereja masuk dalam perbuatan Tuhan dalam penebusan-Nya sendiri. Maka dari itu tugas misi Gereja dalam liturgi tidak terpatut pada selera sebuah komunitas atau asosiasi tertentu tetapi sebagai penghubung dimana Penebusan Tuhan menjadi nyata sendiri didalam-Nya. Ini adalah hal yang mutlak dan tidak dapat dipisahkan dari Gereja terhadap penebusan manusia dalam relasi unik-Nya dengan Kristus. Semakin Gereja bersatu dengan Kristus, dimana terletak pada hubungan kuat dalam Ekaristi, semain berbuah Misi Gereja, karena Kristus dan Penebusan-Nya yang kekal pada akhirnya menebus dunia. Hal inilah membuat Gereja bertanggung jawab secara berat dalam mengatur kehidupan berliturgi Gereja."

Pembicara Uskup Alexander Sample, Uskup Portland, Oregon, USA, topik "Uskup: pelaksana, promotor dan penjaga kehidupan berliturgi di diosis":

"Uskup diosesan harus mempunyai prinsip, kepentingan dan tidak dapat dikesampingkan dalam menjalankan, mempromosikan, dan penjaga dalam merayakan Liturgi Kudus dalam wilayah diosisnya."

"Uskup harus mengajarkan, dengan memberi contoh dalam dirinya sendiri, dan menentukan secara bijak dan sabar agar liturgi kudus dalam diosisnya akan memberikan persembahan kepada kemuliaan Tuhan dan menguduskan umat diosisnya."

"Perayaan yang buruk dan salah dalam praktek liturgi biasanya merupakan hasil dari beberapa tahun, kalau bukan beberapa dekade, dari katakesis yang parah, dan pembiaran terhadap tindakan pelecehan liturgi dan perayaan liturgi yang tidak benar sesuai tata cara yang benar."

"Saya benar-benar yakin bahwa bagian terpenting dari masalah dalam perayaan liturgi sekarang, terlebih Misa Kudus, adalah karena kurangnya pengertian umum pada inti dan isi dari Liturgi Kudus itu sendiri."

ut habeatis fidem in Ecclessia Catholica

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)