Latest News

Showing posts with label Berita Katolik. Show all posts
Showing posts with label Berita Katolik. Show all posts

Tuesday, January 21, 2020

TENTANG PERSAUDARAAN MANUSIA UNTUK PERDAMAIAN DUNIA DAN HIDUP BERAGAMA


Perjalanan Apostolik
Bapa Suci Paus Fransiskus
Ke Uni Emirat Arab (UEA)
3-5 Februari 2019
Dokumen Abu Dhabi 3
Dokumen Abu Dhabi 4

Paus Fransiskus telah mengadakan kunjungan
bersejarah ke Uni Emirat Arab (UEA) pada 3
Februari 2019. Hal ini menjadi tonggak sejarah
dalam dialog antaragama dan membuka pintupintu untuk pembicaraan tentang toleransi
yang perlu didengar oleh seluruh dunia.
Paus menegaskan bahwa “iman kepada Allah
mempersatukan dan tidak memecah belah.
Iman itu mendekatkan kita, kendatipun ada
berbagai macam perbedaan, dan menjauhkan
kita dari permusuhan dan kebencian.“
Selanjutnya, pada 4 Februari 2019 di Abu Dhabi
Paus Fransiskus bersama Imam Besar Al-Azhar,
Sheikh Ahmed el-Tayeb telah menandatangani
“The Document on Human Fraternity for World
Peace and Living Together.”
Dokumen Abu Dhabi 5
Dokumen Abu Dhabi ini menjadi peta jalan yang
sungguh berharga untuk membangun
perdamaian dan menciptakan hidup harmonis
di antara umat beragama, dan berisi beberapa
pedoman yang harus disebarluaskan ke seluruh
dunia. Paus Fransiskus mendesak agar
dokumen ini disebarluaskan sampai ke akar
rumput, kepada semua umat yang beriman
kepada Allah.

Departemen Dokpen KWI
Dokumen Abu Dhabi 6
PENDAHULUAN
Iman menuntun orang beriman untuk
memandang dalam diri sesamanya seorang
saudara lelaki atau perempuan untuk didukung
dan dikasihi. Melalui iman pada Allah, yang
telah menciptakan alam semesta, ciptaan, dan
seluruh umat manusia (setara karena rahmatNya), umat beriman dipanggil untuk menyatakan persaudaraan manusia ini dengan melindungi ciptaan dan seluruh alam semesta serta
mendukung semua orang, terutama mereka
yang paling miskin dan yang paling membutuhkan.
Nilai transendental ini berfungsi sebagai
titik awal untuk sejumlah pertemuan yang ditandai dengan suasana persahabatan dan persaudaraan di mana kami berbagi sukacita,
dukacita, dan berbagai masalah dunia kita saat
sekarang. Kami melakukan ini dengan mempertimbangkan kemajuan ilmiah dan teknik, keberhasilan terapeutik, era digital, media massa dan
komunikasi. Kami juga mempertimbangkan
tingkat kemiskinan, konflik dan penderitaan
begitu banyak saudara dan saudari di berbagai

Dokumen Abu Dhabi 7
belahan dunia sebagai akibat dari perlombaan
senjata, ketidakadilan sosial, korupsi, ketimpangan, kemerosotan moral, terorisme, diskriminasi, ekstremisme, dan banyak sebab lainnya.
Dari diskusi-diskusi kami yang penuh
persaudaraan dan terbuka, dan dari pertemuan
yang mengungkapkan harapan besar di masa
depan yang cerah bagi semua umat manusia,
lahirlah gagasan Dokumen tentang Persaudaraan Manusia ini. Ini adalah sebuah teks yang
telah dipikirkan secara jujur dan serius sehingga menjadi pernyataan bersama tentang
cita-cita yang baik dan tulus. Ini adalah dokumen yang mengundang semua orang yang
memiliki iman kepada Allah dan iman dalam
persaudaraan manusia untuk bersatu dan bekerja bersama sehingga dapat berfungsi sebagai panduan bagi generasi mendatang untuk
memajukan budaya saling menghormati dalam
kesadaran akan rahmat ilahi yang agung, yang
menjadikan semua manusia sebagai saudara
dan saudari.

Dokumen Abu Dhabi 8
DOKUMEN
Dalam nama Tuhan, yang telah menciptakan seluruh manusia yang setara dalam
hak, kewajiban, dan martabat, dan yang telah
dipanggil untuk hidup bersama sebagai saudara
dan saudari, untuk memenuhi bumi dan untuk
mengenali nilai-nilai kebaikan, cinta, dan kedamaian;
Atas nama hidup manusia yang tidak
bersalah, yang telah dilarang Allah untuk
dibunuh, dengan menegaskan bahwa siapa pun
yang membunuh seseorang, orang itu bagaikan
seseorang yang membunuh seluruh umat manusia, dan siapa pun yang menyelamatkan seseorang, orang itu bagaikan seseorang yang menyelamatkan seluruh umat manusia;
Atas nama orang miskin, orang melarat, orang yang terpinggirkan, dan mereka
yang paling membutuhkan, yang bagi mereka
Allah telah memerintahkan kita untuk membantu sebagai tugas yang dituntut dari semua
orang, terutama orang kaya dan berkecukupan;
Atas nama anak yatim, para janda, para
pengungsi dan mereka yang diasingkan dari

Dokumen Abu Dhabi 9
tanah air dan negara mereka; atas nama para
korban perang, penganiayaan dan ketidakadilan; atas nama mereka yang lemah, mereka
yang hidup dalam ketakutan, para tawanan
perang, dan mereka yang disiksa di setiap bagian dunia mana pun, tanpa perbedaan;
Atas nama orang-orang yang telah kehilangan keamanan, kedamaian, dan kemungkinan untuk hidup bersama, karena menjadi
korban kehancuran, malapetaka, dan perang;
Atas nama persaudaraan manusia yang
merangkul semua manusia, menyatukan mereka dan menjadikan mereka setara;
Atas nama persaudaraan ini yang terkoyak oleh kebijakan-kebijakan ekstremisme
dan perpecahan, oleh sistem keuntungan tak
terkendali atau oleh kecenderungan ideologis
penuh kebencian yang memanipulasi tindakan
dan masa depan perempuan dan laki-laki;
Atas nama kebebasan, yang telah dianugerahkan Allah kepada semua manusia
dengan menciptakan mereka secara bebas dan
menjadikan mereka berbeda berkat rahmat ini;

Dokumen Abu Dhabi 10
Atas nama keadilan dan belas kasihan,
fondasi kemakmuran dan landasan iman;
Atas nama semua orang yang berkehendak baik yang ada di setiap bagian dunia;
Dalam nama Allah dan segala sesuatu
yang dinyatakan sejauh ini; Al-Azhar al-Sharif
dan umat Muslim dari Timur dan Barat, bersama-sama dengan Gereja Katolik dan umat
Katolik Timur dan Barat, menyatakan untuk
menerima budaya dialog sebagai jalan; kerja
sama timbal balik sebagai kode etik; saling
pengertian sebagai metode dan kriteria.
Kami, yang percaya pada Allah dan pada
perjumpaan akhir dengan-Nya dan penghakiman-Nya, berdasarkan tanggung jawab agama
dan moral kami, dan melalui Dokumen ini,
menyerukan kepada diri kami sendiri, kepada
para pemimpin dunia serta para pembuat kebijakan internasional dan ekonomi dunia, untuk
bekerja keras me-nyebarkan budaya toleransi
dan hidup bersama dalam damai; untuk ikut
campur tangan selekas mungkin untuk menghentikan pertumpahan darah dari orang-orang
yang tidak bersalah serta mengakhiri pepe-

Dokumen Abu Dhabi 11
rangan, konflik, kerusakan lingkungan dan kemerosotan moral dan budaya yang dialami
dunia saat ini.
Kami menyerukan kepada kaum terpelajar, para filsuf, tokoh agama, seniman,
praktisi media dan para budayawan di setiap
bagian dunia, untuk menemukan kembali nilainilai perdamaian, keadilan, kebaikan, keindahan, persaudaraan manusia dan hidup berdampingan dalam rangka meneguhkan nilainilai ini sebagai jangkar keselamatan bagi semua, dan untuk memajukannya di mana-mana.
Deklarasi ini, yang berangkat dari pertimbangan mendalam atas realitas kita dewasa
ini, dengan menilai keberhasilannya dan dalam
solidaritasnya dengan penderitaan, bencana
dan malapetaka, meyakini dengan teguh bahwa
di antara penyebab utama dari krisis dunia
modern adalah ketidakpekaan hati nurani
manusia, penjauhan dari nilai-nilai agama dan
individualisme yang tersebar luas disertai dengan filsafat materialistis yang mendewakan
manusia dan memperkenalkan nilai-nilai duniawi dan material sebagai pengganti prinsipprinsip tertinggi dan transendental.

Dokumen Abu Dhabi 12
Seraya mengakui langkah-langkah positif yang diambil oleh peradaban modern kita di
bidang sains, teknologi, kedokteran, industri,
dan kesejahteraan, terutama di negara-negara
maju, kami ingin menekankan bahwa, terkait
dengan kemajuan bersejarah seperti itu, betapapun hebat dan bernilainya hal-hal tersebut,
terdapat kemerosotan moral yang mempengaruhi tindakan internasional dan melemahnya nilai-nilai dan tanggung jawab rohani. Semua ini berkontribusi pada perasaan frustrasi
umum, keterasingan, dan keputusasaan yang
membuat banyak orang jatuh ke dalam pusaran
ekstremisme ateistik, agnostik atau fundamentalisme agama, atau ke dalam ekstremisme
fanatik dan buta, yang pada akhirnya memicu
bentuk-bentuk ketergantungan dan penghancuran diri individual atau kolektif.
Sejarah menunjukkan bahwa ekstremisme agama, ekstremisme nasional, dan juga
intoleransi telah menimbulkan di dunia, baik itu
di Timur atau Barat, apa yang mungkin disebut
sebagai tanda-tanda "perang dunia ketiga yang
sedang berlangsung sedikit demi sedikit". Di
beberapa bagian dunia dan dalam banyak ke-

Dokumen Abu Dhabi 13
adaan tragis, tanda-tanda ini telah mulai
tampak menyakitkan, seperti dalam situasisituasi di mana jumlah persis korban, para
janda dan anak yatim tidak diketahui. Selain itu,
kami melihat daerah lain bersiap untuk menjadi
panggung konflik baru, dengan pecahnya
ketegangan dan penumpukan senjata dan
amunisi, dan semua ini dalam konteks global
yang dibayang-bayangi oleh ketidakpastian, kekecewaan, ketakutan akan masa depan, dan
dikendalikan oleh kepentingan ekonomi yang
berpikiran sempit.
Kami juga menegaskan bahwa krisis
politik besar, situasi ketidakadilan, dan kurangnya distribusi sumber daya alam yang adil -
yang hanya menguntungkan segelintir minoritas kaya, hingga merugikan mayoritas penduduk bumi - telah melahirkan, dan terus melahirkan, banyak sekali jumlah orang miskin,
sakit dan meninggal. Hal ini menyebabkan
krisis bencana yang telah menimbulkan korban
di berbagai negara, terlepas dari sumber daya
alam dan sumber daya orang muda yang
menjadi ciri bangsa-bangsa ini. Dalam menghadapi krisis seperti itu yang mengakibatkan

Dokumen Abu Dhabi 14
kematian jutaan anak-anak akibat kemiskinan
dan kelaparan ada kebungkaman yang tidak
dapat diterima di tingkat internasional.
Jelaslah dalam konteks ini bagaimana
keluarga sebagai inti dasar masyarakat dan
umat manusia sangat penting dalam melahirkan anak-anak ke dunia, membesarkan mereka,
mendidik mereka, dan membina mereka dengan pendidikan moral yang kuat dan rasa
aman di rumah. Menyerang lembaga keluarga,
meremehkan atau meragukan peran pentingnya, adalah salah satu kejahatan paling mengancam di zaman kita.
Kami juga menegaskan pentingnya
membangkitkan kesadaran beragama dan perlunya membangkitkan kembali kesadaran ini di
dalam hati generasi baru melalui pendidikan
yang sehat dan kepatuhan pada nilai-nilai moral
dan ajaran agama yang benar. Dengan cara ini,
kita dapat menghadapi kecenderungan yang
individualistis, egois, saling bertentangan, dan
juga mengatasi radikalisme dan ekstremisme
buta dalam segala bentuk dan ungkapannya.

Dokumen Abu Dhabi 15
Tujuan pertama dan terpenting dari
agama adalah percaya pada Allah, untuk menghormati-Nya dan untuk mengundang semua
perempuan dan laki-laki untuk mempercayai
bahwa alam semesta ini bergantung pada Allah
yang mengaturnya. Dia adalah Pencipta yang
telah membentuk kita dengan kebijaksanaan
ilahi-Nya dan telah menganugerahi kita karunia
kehidup-an yang harus dilindungi. Ini adalah
anugerah yang tidak seorang pun berhak untuk
mengambil, mengancam atau memanipulasi
demi kepentingan dirinya. Sesungguhnya, setiap orang harus menjaga anugerah kehidupan
ini dari awal hingga akhir alamiahnya. Karena
itu kami mengutuk semua praktik yang mengancam kehidupan seperti genosida, aksi terorisme, pemindahan paksa, perdagangan manusia, aborsi, dan eutanasia. Kami juga mengutuk
kebijakan yang mendukung praktik-praktik ini.
Lebih-lebih lagi, kami dengan tegas
menyatakan bahwa agama tidak boleh memprovokasi peperangan, sikap kebencian, permusuhan, dan ekstremisme, juga tidak boleh
memancing kekerasan atau penumpahan darah.
Realitas tragis ini merupakan akibat dari pe-

Dokumen Abu Dhabi 16
nyimpangan ajaran agama. Hal-hal tersebut
adalah hasil dari manipulasi politik agamaagama dan dari penafsiran yang dibuat oleh
kelompok-kelompok agama yang, dalam perjalanan sejarah, telah mengambil keuntungan
dari kekuatan sentimen keagamaan di hati para
perempuan dan laki-laki agar membuat mereka
bertindak dengan cara yang tidak berkaitan
dengan kebenaran agama. Hal ini dilakukan
untuk mencapai tujuan yang bersifat politis,
ekonomi, duniawi dan picik. Karena itu, kami
menyerukan kepada semua pihak untuk berhenti menggunakan agama untuk menghasut
(orang) kepada kebencian, kekerasan, ekstremisme dan fanatisme buta, dan untuk
menahan diri dari menggunakan nama Allah
untuk mem-benarkan tindakan pembunuhan,
peng-asingan, terorisme, dan penindasan. Kami
meminta ini berdasarkan kepercayaan bersama
kami pada Allah yang tidak menciptakan
perempuan dan laki-laki untuk dibunuh atau
saling berkelahi, atau tidak untuk disiksa atau
dihina dalam kehidupan dan keadaan mereka.
Allah, Yang Maha-kuasa, tidak perlu dibela oleh
siapa pun dan tidak ingin nama-Nya digunakan
untuk meneror orang-orang.

Dokumen Abu Dhabi 17
Dokumen ini, selaras dengan Dokumen
Internasional sebelumnya yang telah menekankan pentingnya peran agama-agama dalam
membangun perdamaian dunia, menjunjung
tinggi hal-hal berikut:
 Keyakinan yang teguh bahwa ajaranajaran autentik agama mengundang kita
untuk tetap berakar pada nilai-nilai
perdamaian; untuk mempertahankan
nilai-nilai pengertian timbal-balik, persaudaraan manusia dan hidup bersama
yang harmonis; untuk membangun
kembali kebijaksanaan, keadilan dan
kasih; dan untuk membangkitkan kembali kesadaran beragama di kalangan
orang-orang muda sehingga generasi
mendatang dapat dilindungi dari ranah
pemikiran materialistis dan dari kebijakan berbahaya akan keserakahan dan
ketidakpedulian tak terkendali berdasarkan pada hukum kekuatan dan
bukan pada kekuatan hukum;

Dokumen Abu Dhabi 18
 Kebebasan adalah hak setiap orang:
setiap individu menikmati kebebasan
berkeyakinan, berpikir, berekspresi dan
bertindak. Pluralisme dan keragaman
agama, warna kulit, jenis kelamin, ras,
dan bahasa dikehendaki Tuhan dalam
kebijaksanaan-Nya, yang melaluinya Ia
menciptakan umat manusia. Kebijaksanaan ilahi ini adalah sumber dari mana
hak atas kebebasan berkeyakinan dan
kebebasan untuk menjadi berbeda berasal. Oleh karena itu, fakta bahwa orang
di-paksa untuk mengikuti agama atau
budaya tertentu harus ditolak, demikian juga juga pemaksaan cara hidup
budaya yang tidak diterima orang lain;
 Keadilan yang berlandaskan belas kasihan adalah jalan yang harus diikuti untuk mencapai hidup bermartabat yang
setiap manusia berhak atasnya;
 Dialog, pemahaman dan promosi luas
terhadap budaya toleransi, penerimaan
sesama dan hidup bersama secara
damai akan sangat membantu untuk
mengurangi pelbagai masalah ekonomi,
Dokumen Abu Dhabi 19
sosial, politik dan lingkungan yang sangat membebani sebagian besar umat
manusia;
 Dialog antar umat beragama berarti
berkumpul bersama dalam ruang luas
nilai-nilai rohani, manusiawi, dan sosial
bersama dan, dari sini, meneruskan
keutamaan-keutamaan moral tertinggi
yang dituju oleh agama-agama. Hal ini
juga berarti menghindari perdebatanperdebatan yang tidak produktif;
 Perlindungan tempat ibadah –sinagoga,
gereja dan masjid– adalah kewajiban
yang dijamin oleh agama, nilai-nilai kemanusiaan, hukum dan perjanjian internasional. Setiap upaya untuk menyerang tempat-tempat ibadah atau
mengancam mereka dengan serangan
kekerasan, pemboman atau perusakan,
merupakan penyimpangan dari ajaran
agama-agama serta pelanggaran jelas
terhadap hukum internasional;
 Terorisme menyedihkan dan mengancam keamanan orang, baik mereka di

Dokumen Abu Dhabi 20
Timur atau Barat, Utara atau Selatan,
dan menyebarkan kepanikan, teror dan
pesimisme, tetapi ini bukan karena agama, bahkan ketika para teroris memperalatnya. Ini lebih disebabkan oleh
akumulasi penafsiran yang salah atas
teks-teks agama dan oleh kebijakan
yang terkait dengan kelaparan, kemiskinan, ketidakadilan, penindasan, dan
kesombongan. Inilah sebabnya mengapa sangat penting menghentikan
dukungan terhadap gerakan teroris
dalam penyediaan dana, penyediaan
senjata dan strategi, dan dengan upaya
untuk membenarkan gerakan ini bahkan dengan menggunakan media.
Semua ini harus dianggap sebagai kejahatan internasional yang mengancam
keamanan dan perdamaian dunia. Terorisme semacam itu harus dikutuk
dalam segala bentuk dan ekspresinya;
 Konsep kewarganegaraan berlandaskan
pada kesetaraan hak dan kewajiban, di
mana semua menikmati keadilan. Karena itu, pentinglah untuk membentuk

Dokumen Abu Dhabi 21
dalam masyarakat kita konsep kewarganegaraan penuh dan menolak penggunaan istilah minoritas secara diskriminatif yang menimbulkan perasaan
terisolasi dan inferioritas. Penyalahgunaannya melicinkan jalan bagi permusuhan dan perselisihan; hal itu mengurangi setiap keberhasilan dan menghilangkan hak-hak agama dan sipil dari
beberapa warga negara yang terdiskriminasi karenanya;
 Hubungan baik antara Timur dan Barat
tidak dapat disangkal diperlukan bagi
keduanya. Keduanya tidak boleh diabaikan, sehingga masing-masing dapat
diperkaya oleh budaya yang lain melalui
pertukaran dan dialog yang bermanfaat.
Barat dapat menemukan di Timur obat
bagi penyakit rohani dan agama yang
disebabkan oleh materialisme yang tersebar luas. Dan Timur dapat menemukan banyak unsur di Barat yang dapat
membantu membebaskannya dari kelemahan, perpecahan, konflik dan kemunduran pengetahuan, teknik dan budaya.

Dokumen Abu Dhabi 22
Pentinglah memperhatikan perbedaan
agama, budaya dan sejarah yang
merupakan unsur vital dalam membentuk karakter, budaya, dan peradaban
Timur. Juga penting untuk memperkuat
ikatan hak asasi manusia mendasar
demi membantu menjamin hidup yang
bermartabat bagi semua perempuan
dan laki-laki di Timur dan Barat, dengan
meng-hindari politik standar ganda;
 Adalah sebuah keharusan untuk mengakui hak perempuan atas pendidikan
dan pekerjaan, dan untuk mengakui
kebebasan mereka untuk menggunakan
hak politik mereka sendiri. Selain itu,
berbagai upaya harus dilakukan untuk
membebaskan perempuan dari pengkondisian historis dan sosial yang bertentangan dengan prinsip-prinsip iman
dan martabat mereka. Juga penting
untuk melindungi perempuan dari
eksploitasi seksual dan dari diperlakukan sebagai barang dagangan atau
objek kesenangan atau keuntungan finansial. Oleh karena itu, harus di-

Dokumen Abu Dhabi 23
hentikan praktik-praktik yang tidak
manusiawi dan vulgar yang merendahkan martabat perempuan. Harus dilakukan berbagai upaya untuk mengubah undang-undang yang mencegah
perempuan menikmati sepenuhnya
hak-hak mereka;
 Perlindungan hak-hak dasar anak untuk
bertumbuh kembang dalam lingkungan
keluarga, untuk memperoleh gizi baik,
pendidikan dan dukungan, adalah tugas
keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas
semacam itu harus dijamin dan dilindungi agar tidak diabaikan atau ditolak
untuk anak mana pun di belahan dunia
mana pun. Semua praktik yang melanggar martabat dan hak anak harus
dikecam. Sama pentingnya untuk waspada terhadap bahaya yang mereka
hadapi, khususnya di dunia digital, dan
untuk menganggap sebagai kejahatan
perdagangan manusia tidak bersalah
dan semua pelanggaran masa muda
mereka;

Dokumen Abu Dhabi 24
 Perlindungan hak-hak orang lanjut usia,
mereka yang lemah, penyandang difabilitas, dan mereka yang tertindas
adalah kewajiban agama dan sosial yang
harus dijamin dan dibela melalui undang-undang yang ketat dan pelaksanaan perjanjian internasional yang
relevan.
Untuk tujuan ini, melalui kerja sama
timbal balik, Gereja Katolik dan Al-Azhar mengumumkan dan berjanji untuk menyampaikan
Dokumen ini kepada pihak-pihak berwenang,
pemimpin yang berpengaruh, umat beragama
di seluruh dunia, organisasi regional dan internasional yang terkait, organisasi dalam masyarakat sipil, lembaga keagamaan dan para
pemikir terkemuka. Mereka selanjutnya berjanji untuk menyebarluaskan prinsip-prinsip
yang terkandung dalam Deklarasi ini di semua
tingkat regional dan internasional, seraya meminta agar prinsip-prinsip ini diterjemahkan ke
dalam kebijakan, keputusan, teks legislatif,
program studi dan materi yang akan diedarkan.
Al-Azhar dan Gereja Katolik meminta
agar Dokumen ini menjadi objek penelitian dan

Dokumen Abu Dhabi 25
refleksi di semua sekolah, universitas dan lembaga pembinaan, sehingga dengan demikian
membantu mendidik generasi baru untuk
membawa kebaikan dan kedamaian bagi
sesama, dan untuk menjadi pembela hak-hak di
mana pun mereka berada dari mereka yang
tertindas dan yang terkecil dari saudarasaudari kita.
Akhirnya, cita-cita kami adalah:
Deklarasi ini bisa menjadi undangan
untuk rekonsiliasi dan persaudaraan di antara
semua umat beriman, juga di antara umat
beriman dan yang tidak beriman, dan di antara
semua orang yang berkehendak baik;
Deklarasi ini dapat menjadi seruan bagi
setiap hati nurani yang jujur yang menolak
kekerasan dan ekstremisme buta; seruan bagi
mereka yang menghargai nilai-nilai toleransi
dan persaudaraan yang dikembangkan dan
didorong oleh agama-agama;

Dokumen Abu Dhabi 26
Deklarasi ini dapat menjadi saksi keagungan iman kepada Allah yang mempersatukan hati yang terpecah dan mengangkat
jiwa manusia;
Deklarasi ini dapat menjadi tanda
kedekatan antara Timur dan Barat, antara Utara
dan Selatan, dan antara semua yang percaya
bahwa Allah telah menciptakan kita untuk
saling memahami, saling bekerja sama dan
hidup sebagai saudara dan saudari yang saling
mengasihi.
Inilah yang kami harapkan dan ingin
capai dengan tujuan menemukan perdamaian
universal yang dapat dinikmati semua orang
dalam hidup ini.

Abu Dhabi, 4 Februari 2019
Bapa Suci
Paus Fransiskus
Imam Besar A-Azhar
Ahmad Al-Tayyeb

Wednesday, July 2, 2014

Mgr. Agus (Uskup Agung Pontianak) Menerima Pallium dari Paus Fransiskus

Pada Hari Raya St. Petrus dan Paulus, Gereja memiliki tradisi dimana pada hari tersebut para Uskup yang telah dipilih secara langsung oleh Paus Fransiskus menjadi Uskup Agung Metropolitan, menerimakan Pallium di Basilika St. Petrus, Vatikan. Berikut adalah daftar nama yang berjumlah 27 orang, yang terdiri dari 24 Uskup Agung yang menerima Pallium dan tiga orang lainnya tidak menghadiri: 

1. Mgr. Victor Henry THAKUR, Uskup Agung Raipur (India)
2. Mgr. Jos� Rafael Quiros, Uskup Agung San Jos� de Costa Rica (Costa Rica)
3. Mgr. Giuseppe Fiorini Morosini, OM, Uskup Agung dari wilayah Calabria-Bova (Italia)
4. Mgr. Leo W. CUSHLEY, Uskup Agung Saint Andrews dan Edinburgh (Skotlandia)
5. Mgr. Jaime Spengler, OFM, Uskup Agung Porto Alegre (Brazil)
6. Mgr. Jean-Luc BOUILLERET, Uskup Agung Besan�on (Prancis)
7. Mgr. Leonard Paul BLAIR, Uskup Agung Hartford (USA)
8. Mgr. Gabriel 'Leke ABEGUNRIN, Uskup Agung Ibadan (Nigeria)
9. Mgr. Sebastian Francis SHAW, OFM, Uskup Agung Lahore (Pakistan)
10. Mgr. Franz Lackner, OFM, Uskup Agung Salzburg (Austria)
11. Mgr. Thomas Luke MSUSA, SMM, Uskup Agung Blantyre (Malawi)
12. Mgr. Benjamin Marc Balthason Ramaroson, CM, Uskup Agung Antsiranana (Madagaskar)
13. Mgr. Ren� Osvaldo Rebolledo SALINAS, Uskup Agung La Serena (Chile)
14. Mgr. Marlo M. PERALTA, Uskup Agung Nueva Segovia (Filipina)
15. Mgr. Emmanuel OBBO, Uskup Agung Tororo (Uganda)
16. Mgr. Daniel Fernando Sturla BERHOUET, SDB, Uskup Agung Montevideo (Uruguay)
17. Mgr. Marco Arnolfo, Uskup Agung Vercelli (Italia)
18. Mgr. Damian Denis DALLU, Uskup Agung Songea (Tanzania)
19. Mgr. Romulo T. DE LA CRUZ, Uskup Agung Zamboanga (Filipina)
20. Mgr. Malcolm Patrick McMahon, OP, Uskup Agung Liverpool (Inggris)
21. Mgr. Paul bui VN OC, Uskup Agung Thanh-Pho Ho Chi Minh, HoChiMinh Ville (Vietnam)
22. Mgr. Wojciech POLAK, Uskup Agung Gniezno (Polandia)
23. Mgr. Jos� Luiz Majella DELGADO, C.SS.R., Uskup Agung Pouso Alegre (Brazil)
24. Msgr. Agustinus AGUS, Uskup Agung Pontianak (Indonesia)

Uskup Agung yang tidak hadir pada upacara tersebut:
25. Mgr. Tarcisius Gervazio ZIYAYE, Uskup Agung Lilongwe (Malawi)
26. Mgr. Nicholas MANG THANG, Uskup Agung Mandalay (Burma)
27. Mgr. Stephan BURGER, Uskup Agung Freiburg im Breisgau (Jerman)

Salah satu yang menarik dari penerimaan Pallium pada tahun 29 Juni 2014 adalah, Mgr. Agustinus Agus. Pr mendapatkan kesempatan untuk menerima Pallium dari tangan Paus Fransiskus sendiri. Berikut adalah foto dari Mgr. Agustinus Agus. Pr yang menerima Pallium dari Paus Fransiskus:


Catatan:
Pallium adalah busana liturgi yang dipakai diluar kasula dan hanya dipakai oleh Uskup Agung Metropolitan. Pallium terbuat dari bulu domba, yang sesuai tradisi gereja diberkati oleh Paus pada Peringatan Santa Agnes (21 Januari). Kemudian domba ini dicukur bulunya untuk ditenun pada Hari Raya Kamis Putih, yang memiliki makna bahwa Kristus adalah anak domba Allah yang sejati, seorang gembala yang rela memberikan nyawa bagi domba-domba-Nya, yang kepada Petrus-lah Kristus menyerahkan domba - domba-Nya untuk digembalakan.

Silahkan juga baca berita pengangkatan Mgr. Agustinus Agus. Pr menjadi Uskup Agung Pontianak, disini (klik link)

Dominus illuminatio mea!

Friday, June 6, 2014

Deklarasi Umum Paus Fransiskus dan Patriarkh Ekumenis Bartholomeus I


(Radio Vatikan) Paus Fransiskus dan Patriarkh Ekumenis, Bartholomeus I, pada hari Minggu mengadakan pembicaraan pribadi di Yerusalem, dan menandatangani deklarasi umum dimana mereka berjanji untuk melanjutkan jalan menuju persatuan antara Gereja Katolik dan Ortodoks. Pertemuan mereka menandai ulang tahun ke-50 dari pertemuan bersejarah antara Paus Paulus VI dan Patriarkh Athenagoras tahun 1964 yang lalu. Dalam deklarasi bersama mereka, Paus Fransiskus dan Patriarkh Bartholomeus mengatakan itu adalah tugas mereka untuk bekerja sama, untuk melindungi martabat manusia dan keluarga dan membangun masyarakat manusiawi di mana tidak ada yang merasa dikecualikan. Mereka juga menekankan, perlunya untuk menjaga ciptaan Allah dan hak kebebasan beragama . Kedua pemimpin ini menyatakan, keprihatinan atas situasi yang dihadapi orang-orang Kristen di tengah konflik di Timur Tengah, dan sekaligus juga berbicara tentang urgensi jam yang memaksa mereka untuk mencari rekonsiliasi, dan persatuan umat manusia yang menghormati sepenuhnya perbedaan yang telah ada.

Berikut adalah teks terjemahan bahasa Indonesia tidak resmi, yang diterjemahkan oleh blog Katolisitas Indonesia dari news.va yang berisikan �Deklarasi Umum Paus Fransiskus dan Patriarkh Ekumenis Bartholomeus I":

1. Seperti pendahulu kita yang terhormat, yaitu Paus Paulus VI dan Patriark Ekumenis Athenagoras yang bertemu di sini, di Yerusalem lima puluh tahun yang lalu. Kami juga, Paus Fransiskus dan Patriarkh Ekumenis Bartolomeus, bertekad untuk bertemu di Tanah Suci di mana Penebus kita, Kristus Tuhan kita hidup, mengajar, wafat , bangkit kembali, dan naik ke surga, dimana Ia mengutus Roh Kudus di Gereja bayi" (communiqu� umum Paus Paulus VI dan Patriarkh Athenagoras, diterbitkan setelah pertemuan mereka pada 6 Januari 1964). Pertemuan kami  merupakan salah pertemuan dari Uskup Gereja Roma dan Konstantinopel yang didirikan masing-masing oleh dua saudara, yaitu Rasul Petrus dan Andreas, hal ini jelas merupakan sumber sukacita rohani yang mendalam bagi kita. Ini menghadirkan kesempatan takdir untuk merefleksikan kedalaman dan otentisitas ikatan yang ada pada kami, yang merupakan buah dari sebuah perjalanan penuh rahmat, yang dimana Tuhan telah membimbing kami sejak hari terberkati lima puluh tahun yang lalu.

2 . Pertemuan persaudaraan kita hari ini, merupakan langkah baru dan begitu diperlukan pada perjalanan menuju kesatuan, yang hanya Roh Kuduslah dapat memimpin kita, dalam persekutuan keragaman yang sah . Kami menyerukan kedalam benak dengan rasa syukur yang mendalam, langkah-langkah yang Tuhan telah mungkinkan bagi kita untuk dilakukan. Pelukan yang saling bertukar antara Paus Paulus VI dan Patriarkh Athenagoras disini di Yerusalem, setelah berabad-abad membisu, membentangkan sebuah jalan bagi gerakan yang penting, penghapusan dari memori dan dari tengah-tengah Gereja tindakan saling ekskomunikasi pada tahun 1054. Ini diikuti oleh pertukaran kunjungan masing-masing antara Melihat Roma dan Konstantinopel, melalui korespondensi reguler dan, kemudian, dengan keputusan yang diumumkan oleh Paus Yohanes Paulus II dan Patriark Dimitrios, kedua memori terberkati, untuk memulai dialog teologis kebenaran antara Katolik dan Ortodoks. Selama tahun-tahun ini, Allah, sumber segala damai dan kasih, telah mengajarkan kita untuk menganggap satu sama lain sebagai anggota dari keluarga Kristen yang sama, di bawah satu Tuhan dan Juruselamat, Yesus Kristus, dan untuk saling mengasihi satu sama lain, sehingga kita mampu saling mengakui iman kita dalam Injil Kristus yang sama, seperti yang diterima oleh para Rasul dan diekspresikan dan diwariskan kepada kita oleh Dewan Ekumenis dan Bapa Gereja. Sementara dengan sepenuhnya sadar, tidak mencapai tujuan persekutuan penuh, hari ini kami mengkonfirmasi komitmen kami untuk terus berjalan bersama, menuju kesatuan yang Kristus Tuhan kita doakan kepada Bapa sehingga "semuanya menjadi satu" ( Yoh 17:21).

3 . Menyadari bahwa persatuan diwujudkan dalam kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama, kami menantikan antisipasi semangat untuk hari di mana kita akhirnya akan mengambil bagian bersama dalam perjamuan Ekaristi. Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk mempersiapkan diri dalam menerima karunia komuni Ekaristi, sesuai dengan ajaran Santo Irenaeus dari Lyon (Against Heresies, IV, 18, 5, PG 7, 1028), melalui pengakuan dari satu iman, ketekunan doa, pertobatan batin, pembaharuan kehidupan dan dialog persaudaraan. Demi meraih harapan untuk tujuan, kami akan memanifestasi kepada dunia, kasih Allah yang kita diakui sebagai murid-murid Yesus Kristus yang sejati (bdk. Yoh 13:35).

4. Untuk tujuan ini, dialog teologis yang dilakukan oleh Joint International Commission menawarkan kontribusi mendasar untuk menemukan persekutuan penuh antara Katolik dan Ortodoks. Sepanjang waktu berikutnya, Paus Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI, dan Patriarkh Dimitrios, kemajuan pertemuan teologis kami telah substansial. Hari ini, kami menyampaikan penghargaan yang tulus untuk prestasi sampai saat ini, serta untuk usaha saat ini. Ini bukan latihan teoritis belaka, tapi latihan dalam kebenaran dan kasih yang menuntut pengetahuan yang lebih dalam, tradisi masing-masing dalam rangka untuk memahami mereka dan belajar dari mereka. Dengan demikian, kami menegaskan sekali lagi bahwa dialog teologis tidak mencari denominator yang rendah dalam hal teologis, untuk mencapai kompromi, tetapi lebih tentang memperdalam pemahaman seseorang, tentang seluruh kebenaran bahwa Kristus telah diberikan kepada Gereja-Nya, kebenaran yang kita, tidak pernah berhenti memahami dengan lebih baik karena kita mengikuti bisikan Roh Kudus. Oleh karena itu, kami menegaskan bersama bahwa kesetiaan kita kepada Tuhan, menuntut pertemuan persaudaraan dan dialog sejati. Tujuan bersama tidak membawa kita jauh dari kebenaran; agak, melewati pertukaran karunia, melalui bimbingan Roh Kudus, itu akan membawa kita ke dalam seluruh kebenaran (bdk. Yoh 16:13).

5. Namun bahkan, ketika kami melakukan perjalanan ini menuju persekutuan penuh, kita sudah memiliki tugas untuk menawarkan saksi umum, untuk kasih Allah bagi semua orang dengan bekerja bersama-sama dalam pelayanan kemanusiaan, terutama dalam membela martabat pribadi manusia pada setiap tahap hidup dan kesucian keluarga berdasarkan perkawinan, dalam mempromosikan perdamaian dan kebaikan bersama, dan dalam menanggapi penderitaan yang terus menimpa dunia kita. Kita mengakui bahwa kelaparan, kemiskinan, buta huruf, distribusi adil sumber daya; harus terus dibenahi. Merupakan tugas kita untuk membangun bersama-sama masyarakat adil dan manusiawi di mana tidak ada yang merasa dikucilkan atau di emarginasi.

6. Ini adalah keyakinan yang mendalam bagi kita, bahwa masa depan umat manusia juga tergantung pada bagaimana kita menjaga � dengan hati-hati dan penuh kasih, dengan keadilan dan kejujuran - karunia penciptaan bahwa Pencipta kita telah mempercayakan kepada kita . Oleh karena itu, kita mengakui dalam pertobatan, penganiayaan yang salah kepada planet kita, yang sama saja dengan dosa di hadapan mata Allah. Kami menegaskan kembali tanggung jawab dan kewajiban, untuk menumbuhkan rasa kerendahan hati dan moderasi, sehingga semua mungkin merasa perlu untuk menghormati dan untuk menjaga ciptaan dengan hati-hati. Bersama-sama, kami menjanjikan komitmen kami untuk meningkatkan kesadaran tentang penatalayanan penciptaan; kami menghimbau kepada semua orang niat baik untuk mempertimbangkan cara-cara hidup yang mengurangi pemborosan dan lebih sederhana, mewujudkan pengurangan keserakahan dan lebih murah hati untuk melindungi dunia milik Allah dan kepentingan umat-Nya.

7. Ada juga kebutuhan mendesak untuk keefektifan dan komitmen kerja sama Kristiani, dalam rangka untuk menjaga di manapun, hak untuk mengekspresikan iman publik seseorang dan diperlakukan secara adil ketika mempromosikan apa yang Kekristenan terus tawarkan kepada masyarakat kontemporer dan budaya. Dalam hal ini, kami mengundang semua orang Kristen untuk mempromosikan dialog otentik dengan Yudaisme, Islam dan agama-agama lain. Ketidakpedulian dan saling ketidaktahuan, hanya dapat menyebabkan ketidakpercayaan dan sayangnya bahkan konflik.

8. Dari kota suci ini Yerusalem, kami mengungkapkan keprihatinan yang mendalam bagi kita bersama untuk situasi umat Kristiani di Timur Tengah dan hak mereka untuk tetap menjadi warga penuh tanah air mereka. Dalam kepercayaan, kita beralih kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan penuh belas kasihan dalam doa bagi perdamaian di Tanah Suci dan di Timur Tengah pada umumnya. Kami terutama berdoa bagi Gereja-gereja di Mesir, Suriah, dan Irak, yang telah menderita paling menyedihkan karena peristiwa baru-baru ini. Kami mendorong semua pihak terlepas dari keyakinan agama mereka, untuk terus bekerja bagi rekonsiliasi dan untuk hanya pengakuan hak-hak masyarakat. Kami yakin bahwa itu bukan senjata, tapi dialog, pengampunan dan rekonsiliasi adalah satu-satunya cara yang mungkin untuk mencapai perdamaian.

9. Dalam konteks sejarah yang ditandai oleh kekerasan, ketidakpedulian dan egoisme, banyak pria dan wanita saat ini merasa bahwa mereka telah kehilangan arah mereka. Justru melalui kesaksian bersama kabar baik dari Injil, bahwa kita mungkin dapat membantu orang-orang waktu kita untuk menemukan kembali cara yang mengarah pada kebenaran, keadilan dan perdamaian. Persatuan dalam intensi kita, dan mengingat contoh, lima puluh tahun yang lalu di sini di Yerusalem, Paus Paulus VI dan Patriarkh Athenagoras, kami menyerukan kepada semua orang Kristen, bersama-sama dengan orang percaya dari setiap tradisi agama dan semua orang yang berkehendak baik , untuk mengakui urgensi jam yang memaksa kita untuk mencari rekonsiliasi dan persatuan umat manusia, sementara sepenuhnya menghormati perbedaan yang sah, untuk kebaikan seluruh umat manusia dan generasi mendatang.

10. Dalam melakukan ziarah berbagi ke situs, di mana kita satu sama Tuhan Yesus Kristus disalibkan, dimakamkan dan bangkit kembali, kita dengan rendah hati memuji dengan perantaraan orang kudus dan Maria yang selalu perawan dalam langkah masa depan kita di jalan menuju kepenuhan kesatuan, mempercayakan kepada kasih Tuhan yang tak terbatas kepada seluruh umat manusia.

"TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; 6:26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera! " (Bil 6:25-26).


Yerusalem, 25 Mei 2014

Wednesday, June 4, 2014

Uskup Baru Keuskupan Agung Pontianak & Keuskupan Bandung


Uskup Baru Keuskupan Agung Pontianak

Pada tanggal 3 Mei 2014 tepat pukul 12:00 waktu Vatikan, 17.00 WIB, Paus Fransiskus telah menerima menerima pengunduran diri Uskup Agung Pontianak Mgr Hieronymus Herculanus Bumbun OFMCap berdasarkan aturan yang terdapat dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) Kanon 401 �1 "Uskup Diosesan yang sudah berusia genap tujuh puluh lima tahun, diminta untuk mengajukan pengunduran diri dari jabatannya kepada Paus, yang akan mengambil keputusan setelah mempertimbangkan segala keadaan." (KHK Kan.401). Pengunduran diri dari Mgr Bumbun, didasari oleh umur beliau yang telah menginjak usia 77 tahun, sejak beliau menerima tahbisan uskup pada 27 Mei 1976 dan telah memimpin Keuskupan Agung Pontianak sejak sejak 26 Februari 1977.

Bapa Suci menerima pengunduran Mgr Bumbun sebagai Uskup Agung Pontianak dan saat itu juga mengumumkan pengangkatan Uskup Sintang Mgr Agustinus Agus sebagai Uskup Agung Pontianak menggantikan Mgr Bumbun. Mgr Agus telah menggembalakan Keuskupan Sintang sejak ditunjuk pada 29 Oktober 1999; dan menerima tahbisan uskup pada 6 Februari 2000.

Berikut adalah biodata dari Mgr Agus:
Tempat dan tanggal lahir: Lintang, Kalimantan Barat, 22 Oktober 1949
Tahbisan Imam: Keuskupan Sanggau, Kalimantan Barat: 6 Juni 1977
Ditunjuk sebagai Uskup Sintang: Kalimantan Barat: 29 Oktober 1999
Tahbisan Uskup Sintang: 6 Februari 2000
Pentahbis Utama: Uskup Agung Jakarta, Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja SJ
Pentahbis Pendamping: Nunsius Apostolik Indonesia XI yang bergelar Uskup Agung Tituler Botriana, Mgr Renzo Fratini dan Uskup Agung Pontianak, Mgr Hieronymus Herculanus Bumbun OFMCap
Diangkat Uskup Agung Pontianak: 3 Juni 2014

Dengan demikian, Mgr Bumbun pun bergelar Uskup Emeritus bagi Keuskupan Agung Pontianak dan Keuskupan Sintang pun lowong alias sede vacante hingga menunggu penunjukkan uskup baru disana.
                                           Uskup Baru Keuskupan Bandung

Setelah empat tahun menanti, akhirnya sukacita telah hadir ditengah-tengah umat Katolik di kota Bandung yang telah memiliki Uskup baru. RP.Dr.Antonius Subianto Bunyamin O.S.C telah ditunjuk oleh Paus Fransiskus untuk menggembalakan umat Katolik di kota Bandung sebagai Uskup Keuskupan Bandung yang baru. Penunjukkan Romo Anton sebagai Uskup Bandung telah mengakhiri masa lowong (sede vacante) Keuskupan Bandung, yang dahulu dipimpin oleh Mgr. Johannes Pujasumarta selama dua tahun (2008-2010), dan setelah Mgr. Johannes Pujasumarta ditingkatkan statusnya menjadi Uskup Agung Semarang oleh Paus Benediktus XVI. Selama takhta lowong, Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo diberi tugas tambahan oleh Takhta Suci sebagai Administrator Apostolik Bandung. Uskup Bandung terpilih ini lahir di Bandung, Jawa Barat, 14 Februari 1968. Ia memulai menggeluati panggilan imamatnya di Seminari Menengah St Petrus Kanisius Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah. Lalu ia bergabung dengan OSC dan menjalani formasi sebagai calon imam Salib Suci. 

Kaul kekal sebagai anggota OSC ia ikrarkan pada 28 Agustus 1994. Selang dua tahun, tepatnya 26 Juni 1996, ia menerima tahbisan imamat. Usai ditahbiskan, Pastor Anton diutus untuk studi Filsafat di Universitas Katolik Louvain, Belgia (1996-1999). Ia berhasil menyabet gelar Lisensiat dan pulang ke tanah air untuk mengajar di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung (1999-2003).

Sang Superior mengutusnya lagi untuk mendalami Ilmu Filsafat di Universitas Kepausan Lateran, Roma (2003-2007). Tahun 2007, Pastor Anton pulang dengan titel Doktor Filsafat dan diincar untuk memperkuat Universitas Katolik Parahyangan. Alhasil, ia kembali ke tanah air dan diserahi tugas sebagai Wakil Provinsial OSC (2007-2010). Meski demikian, ia tetap mengajar di Parahyangan.

Selain itu, Pastor Anton pun mengampu beberapa tanggung jawab penting lainnya, misal: Direktur Eksekutif Yayasan Salib Suci untuk sekolah-sekolah Katolik di Bandung (2008); Ketua Pengurus Yayasan Parahyangan (2009); Sekretaris Yayasan Marga Asah Talenta; dan Ketua Institusi Hukum Universitas Katolik Parahyangan (2009-2010). Di Keuskupan Bandung, ia dipercaya sebagai Sekretaris FORPITU (Forum Pimpinan Tarekat dan UNIO Keuskupan Bandung); anggota Dewan Konsultores dan Dewan Pastoral Keuskupan Bandung (2010); dan anggota dewan di APTIK (Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik) di Indonesia.

Berita pengangkatan dua Uskup baru Indonesia juga dilansir oleh news.va (situs berita resmi Vatikan) dalam dua bahasa yaitu Inggris dan Spanyol:

Uskup Bandung: Vatican City - On June 3 , 2014, the Holy Father appointed Rev. Fr. Antonius Subianto Bunyamin, O.S.C., Prior Provincial of the Order of the Holy Cross in Bandung, as Bishop of Bandung.

Uskup Agung Pontianak: Il Santo Padre Francesco ha accettato la rinuncia al governo pastorale dell�arcidiocesi di Pontianak (Indonesia), presentata da S.E. Mons. Hieronymus Herculanus Bumbun, O.F.M. Cap., in conformit� al can. 401 � 1 del Codice di Diritto Canonico.

Il Papa ha nominato Arcivescovo Metropolita di Pontianak (Indonesia) S.E. Mons. Agustinus Agus, trasferendolo dalla sede episcopale di Sintang (Indonesia).
Dominus illuminatio mea!
Referensi dari berbagai sumber.

Thursday, May 15, 2014

Doa Sembilan Hari Kunjungan Paus Fransiskus Ke Yerusalem 2014



Mengenai ziarah Paus Fransiskus yang sudah dekat, muncullah inisiatif untuk mengusulkan memulai doa sembilan hari untuk bersiap sebelum kedatangan Paus.

Dari tanggal 14-22 Mei 2014, Gereja-gereja Kristen dan masyarakat Yerusalem akan mempersiapkan dan mendukung ziarah rohani serta pertemuan Paus Fransiskus dan Patriarkh Bartholomeus di Kota Suci pada tanggal 25 dan 26 Mei 2014 dengan sembilan hari berdoa. Pertemuan ini terbentuk lima puluh tahun setelah pertemuan bersejarah antara Paus Paulus VI dan Patriarkh Athenagoras di Yerusalem , yang menandai awal yang baru dan positif dalam hubungan antara Ortodoks dan Gereja Katolik .

Sembilan hari persiapan terdiri dari doa individual dan doa komunitas di lokasi suci, puasa, ibadah dan amal baik. Doa komunitas akan diselenggarakan pada gilirannya oleh Gereja-gereja yang berbeda di Kota Suci, dengan segenap komunitas Kristen lainnya diundang untuk bergabung.

Berikut adalah program doa persiapan selama sembilan hari yang dilakukan oleh masyarakat dan komunitas Kristen di Yerusalem (Tambahan dari Katolisitas Indonesia):

Rabu, 14 Mei, 2014
Hari didedikasikan untuk puasa
15.00 Doa penghormatan Salib Suci (doa individual (di Kapel Ortodoks Yunani di Golgota)
16.00 Doa Malam di Kapel Santo Mikael Orthodoks Ethiopia

Kamis, 15 Mei, 2014
Hari didedikasikan untuk adorasi Sakramen Mahakudus
15.00 Adorasi di gereja-gereja di mana Sakramen Mahakudus disimpan
18.00 Jalan Salib diikuti dengan adorasi di Patriarkat Katolik Armenia, stasiun salib nomor 4

Jumat, 16 Mei, 2014
Hari didedikasikan untuk doa komunitas Kristen demi persatuan.
Kunjungan ke anggota keluarga atau teman, bagi orang sakit yang membutuhkan
17.00 Doa Ekstraordinaria untuk persatuan di gereja Lutheran Sang Penebus

Sabtu, 17 Mei, 2014
Hari didedikasikan untuk puasa
15.00 Penghormatan Salib di Gereja Ortodoks Koptik Santa Elena di stasiun salib nomor 9
17.00 Doa Rosario yang disertai Misa di Gereja Katolik Suriah Santo Thomas.

Minggu, 18 Mei, 2014
Hari didedikasikan untuk adorasi Tubuh dan Darah Kudus Tuhan kita
15.00 Adorasi di Gereja Our Lady of the Kejang, stasiun salib nomor 4
18,45 Ibadat Vesper diikuti oleh Adorasi di Gereja Katolik Latin Juruselamat.

Senin, 19 Mei, 2014
Hari didedikasikan untuk doa komunitas Kristen demi persatuan
Kunjungan ke anggota keluarga atau teman, untuk orang sakit yang membutuhkan
18.00 Doa Ekstraordinaria untuk persatuan di Gereja Ortodoks Suriah Santo Markus

Selasa, 20 Mei, 2014
Hari didedikasikan untuk puasa
15.00 Ibadat Vesper di Katedral Armenia Santo Yakobus
18.00 Ibadat Vesper di Gereja Ortodoks Koptik Santo Antonius

Rabu, 21 Mei, 2014
Hari didedikasikan untuk adoras Tubuh dan Darah kudus Tuhan kita
15.00 Solemn Adorasi di Biara Gereja Maronit
18.00 Doa Malam dan Jalan Salib di katedral Anglikan Santo Georgius

Kamis, 22 Mei, 2014
Hari didedikasikan untuk doa komunitas Kristen demi persatuan.
17.00 Doa Ekstraordinaria untuk persatuan dan Rosario di Co-Katedral Patriarkat Latin
18.00 Misa di Patriarkat Katolik Yunani

Diterjemahkan dari situs resmi Paus Fransiskus di Tanah Suci 2014

Marilah kita juga turut berdoa bersama umat Kristiani di Yerusalem supaya pertemuan ini semakin menumbuhkan tunas-tunas muda yang menghantar kita pada Persatuan Gereja Universal. Amin.

�Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga ada di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

Ya Bapa, Aku mau supaya di mana pun Aku berada mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, yakni mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka, dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.�
~ Yohanes 17: 20-26 

Ut Omnes Unum Sint! (Semoga mereka semua menjadi satu!)
Vivit Dominus in cuius conspectu sto (Allah hidup dan dihadirat-Nya aku berdiri)

Tuesday, April 29, 2014

Kanonisasi Paus Yohanes XXIII & Paus Yohanes Paulus II bagian II


Allah selalu memanggil manusia didalam kekudusan. �Menjadi kudus bukanlah keistimewaan beberapa orang namun panggilan bagi semua orang� demikianlah yang diungkapkan oleh Paus Fransiskus. Orang-orang yang telah menjaga kekudusan hidupnya dikukuhkan oleh Gereja sebagai saksi bahwa kesucian bukanlah suatu hal yang mustahil untuk di manifestasikan didalam hidup. Para kudus merupakan saksi dari semuanya itu. Bunda Gereja dengan sukacita menyambut dua putra agungnya yang semasa hidupnya telah duduk di Takhta St. Petrus dan kini diangkat menjadi santo: Yohanes XXIII & Yohanes Paulus II. Melihat begitu besarnya peran dua santo ini didalam hidup Gereja, dimana Paus Yohanes XXIII dalam karyanya yaitu Konsili Vatikan II dan Paus Yohanes Paulus II sebagai seorang yang mencoba menyebarkan pesan dari Konsili Vatikan II ditengah-tengah Gereja, dalam menyongsong Millenium III.

Berikut adalah sejarah hidup dari �Lolek� (panggilan sapaan masa kecil St. Yohanes Paulus II).
Karol Josef Wojtyla, beginilah nama asli dari sang santo, yang lahir pada 18 Mei 1920 di Wadowice, sebuah kota di sebelah barat daya Kota Krakow, Polandia. Ia dibaptis oleh Romo Franciszek Zak. Masa kecilnya dipenuhi dengan kedukaan yang mendalam. Ibunya yang bernama Emilia Kaczorowska meninggal saat usianya 8 tahun dan kakak tertuanya, Edmund Wojtyla meninggal pada saat ia berusia 12 tahun. Benih panggilannya mulai tumbuh saat ayahnya meninggal akibat serangan jantung. Waktu itu Lolek masih berusia 20 tahun. Sepeninggal ayahnya, saya semakin sadar akan jalan kebenaran. Saya yakin benar kalau Tuhan memanggil saya� urainya dalam sebuah memoir. Pengalaman unik pada masa kecil Lolek ialah ia pernah bekerja sebagai buruh penggalian batu. 

Hal lainnya yang merupakan memori mendebarkan dalam diri seorang Karol Wojtyla, yakni saat pihak Nazi Jerman mengejar-ngejar dan hendak menangkapnya. Sehingga ia memutuskan untuk mengungsi ke pastoran Keuskupan Agung Krakow hingga perang berakhir, inilah momen yang tepat bagi Wojtyla untuk memurnikan panggilannya.

Imannya sebagai Katolik semakin diuji manakalah kaum Nazi semakin gencarnya menjajah Polandia. Perang yang berkecamuk mengembleng pilihan kepada sebuah pilihan hidup khusus yakni menjadi seorang imam. Di sinilah ia merasakan dan memaknai panggilan hidup yang berasal dari Tuhan sendiri. Pada akhir musim gugur pada tahun 1942, Karol Wojtyla semakin sadar akan panggilan hidupnya untuk menjadi seorang imam, sehingga ia mulai belajar di seminari �bawah tanah� yang dicetus oleh Kardinal Adama Stefan Sapieha di Keuskupan Agung Krakow. Kemudian setelah menamatkan studinya di seminari tersebut, ia kemudia kembali studi teologi di Universitas Jaghellonica, Krakow dan ditahbiskan menjadi imam diosesan pada 1 November 1946 oleh Uskup Agung Krakow.

Kemudian Romo Karol ditahbiskan menjadi menjadi Uskup Agung Krakow oleh Paus Paulus VI. Mgr Karol merupakan salah seorang pemikir yang handal di Konsili Vatikan II sehingga cukup disegani oleh para Uskup yang hadir saat itu, karena keikutsertaannya pada Konsili Vatikan II, ia pun diangkat menjadi Kardinal. Saat Paus Yohanes Paulus I wafat; ia ikut serta dalam konklaf untuk memilih paus baru dan pilihan Tuhan jatuh padanya, sehingga Kardinal Karol menjadi Paus ke- 264 Gereja Katolik dengan nama Yohanes Paulus II.

Ensiklik pertama yang dikeluarkan oleh Paus Yohanes Paulus II adalah Redemptor Hominis pada 15 Maret 1979 dan yang terakhir ialah Ecclesia de Eucharistia pada 17 April 2003 dengan tujuan untuk menghidupkan kembali penyembahan terhadap Sakramen Ekaristi. Selama menjabat sebagai Paus, ia telah mengeluarkan 14 Ensiklik, 15 Nasihat Apostolik, 11 Konstitusi Apostolik, dan 45 Surat Apostolik. Selain itu tercatat, Yohanes Paulus II melakukan 482 kanonisasi dan memimpin 147 beatifikasi dari 1.338 beato-beata yang diangkatnya.

Selama menjadi Paus,  telah terjadi berbagai peristiwa yang menggemparkan dunia, salah satu diantaranya ialah pada tanggal 13 Mei 1981, ia hampir tewas akibat ditembak Mehmet Ali Agca dan memberikan teladan yang mencengangkan, saat ia menjenguk Ali Agca di penjara Rebibbia dan seusai berbincang-bincang dengannya, ia berkata �Ketika berbicara dengannya saya anggap ia adalah seorang saudara yang sudah saya ampuni dan saya percayai sepenuhnya.�

Jejak Paus Yohanes Paulus II di Indonesia
Kebahagiaan besar menyelimuti hati umat Katolik Indonesia, yang 25 tahun lalu menjadi saksi hidup kehadiran Paus Yohanes Paulus II (YP II) di bumi Nusantara ini. Tepatnya 9-14 Oktober 1989. Begitu mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, YP II lansung mencium bumi Nusantara. Inilah tanda cinta, berkat dan penghormatannya kepada Indonesia.

YP II di Indonesia
Besarnya cinta YP II terhadap Indonesia mulai terbaca, sejak Bapa Suci itu mempersiapkan diri di Vatikan sebelum melawat ke Indonesia. Seorang imam Indonesia, yang saat itu terngah studi di Roma, RD Suratman Gito Wiratma dipanggil secara khusus. Bapa Suci memintannya untuk mengajari bahasa Indonesia yang akan dipakai dalam Liturgi Ekaristi selama di Indonesia. Menurut Romo Suratman, Paus menerimanya di studio Takhta Suci. �Saya mengajar liturgi ekaristi dalam bahasa Indonesia, prefasi, aklamasi, dan lain-lain, selama satu jam perhari. Saya mengajar hanya dua hari.�

Di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin 9 Oktober 1989, YP II disambut dengan upacara kenegaraan setelah turun dari pesawat Korean Airline yang menerbangkannya dari Seoul. Pada kesempatan pertama, YP II disambut oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Yang menarik, Bapa Suci memberikan souvenir berupa kotak kecil berisi Rosario kepada Ny. Tien Soeharto. Spontan Ibu Tien membukanya dan mengalungkan Rosario itu dilehernya selama pertemuan. Dalam pertemuan itu, Bapa Suci mengungkapkan kekagumannya akan falsafah Pancasila. Hal menarik dalam Pancasila menurut dia, adalah nilai toleransi sesama umat beragama.

Setelah itu, YP II memimpin Perayaan Ekaristi di Stadion Utama Senayan, Jakarta yang dihadiri sekitar 120 ribu umat Katolik dari Keuskupan Agung Jakarta, Bogor, Bandung, Lampung, Sumatra Selatan dan Kalimantan. Selama memimpin misa, Paus memakai bahasa Indonesia. Sementara, khotbah dalam bahasa Italia, diterjemahkan langsung oleh konselebran utamanya, Mgr Leo Soekoto SJ, Uskup Agung Jakarta. Dalam khotbahnya, Paus mengingatkan agar umat Katolik Indonesia menjadi putra-putri yang tangguh dan warga Indonesia sejati. �Dia juga menyerukan pentingnya kerukunan antar-umat beragama. (Dikutip dari tulisan Norben Syukur dengan beberapa pengubahan)

Memasuki awal tahun 2005, kesehatan Bapa Suci terus menurun dan pada akhirnya ia menghembuskan nafas yang terakhir 2 April 2005. Dunia merasakan kehilangan yang begitu mendalam, tak henti-hentinya umat Kristen dari seluruh dunia mendoakan Paus Yohanes Paulus II. Lapangan Santo Petrus menjadi penuh dengan pelayat dari penjuru dunia, yang masing-masing memiliki tujuan untuk melihat jasad Paus yang terakhir kalinya. Tak henti-hentinya massa yang berkumpul di lapangan karya Bernini tersebut meneriakkan �Santo subito! Santo subito! Santo subito!� agar sang Paus segera dinyatakan sebagai santo. Misa requiem dipimpin oleh Kardinal Joseph Ratzinger (Paus Emeritus Benediktus XVI). Dihadiri lebih dari 200 delegatus resmi, serta perwakilan dari semua agama besar di dunia. Pemakaman itu dihadiri langsung oleh 250.000 hingga 300.000 orang.


Tanda-tanda kekudusan dari Paus Yohanes Paulus II mulai menyerbak, salah satu diantaranya berkat perantaraan YP II, Sr Maria Pierre Simon sembuh dari penyakit Parkinson. Karena mukjizat ini, Paus Benedktus pun menandatangi dekrit yang diperlukan untuk beatifikasi dan menyebut YP II sebagai Venerabilis. Paus Yohanes Paulus II dinyatakan sebagai Beato pada 1 Mei 2011. Pada 5 Juli 2013, mukjizat terjadi pada Floribeth Mora Diaz dari kota San Jose Costa Rica, yang sembuh dari penyakit aneurisma celebral yang disebabkan oleh pelebaran dinding pembuluh arteri di otak, setelah berdoa lewat perantaraan YP II. Tidak sedikit orang yang menyebut Yohanes Paulus II, sebagai �Kristus� sendiri karena tindakannya yang benar-benar mencerminkan tindakan seorang Kristen, ia mengasihi begitu banyak orang dan bahkan ia mengampuni orang yang hampir membunuhnya. Sehingga melihat Paus Yohanes Paulus dinyatakan sebagai santo pada 27 April 2014, seakan membuat kita tidak perlu bertanya kembali.
Dominus illuminatio mea!

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)