Latest News

Showing posts with label EENS. Show all posts
Showing posts with label EENS. Show all posts

Thursday, August 29, 2013

Dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus Dan Konsili Vatikan II

Keselamatan, satu kata yang amat familiar dibicarakan oleh setiap orang, terkhususnya bagi umat Katolik. Begitu mendengar kata �keselamatan�, hati dan pikiran kita langsung tertuju pada Sabda Yesus �Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tiada seorangpun dapat datang kepada Bapa kecuali melalui Aku (Yoh 14:6)�, ini sungguh tepat dan benar. Keselamatan hanya datang melalui Yesus Kristus, sang penyelamat dunia (Kis 14:2). Roh Kudus menyalurkan rahmat keselamatan tersebut, sebagaimana dinyatakan dalam dokumen Konsili Vatikan II, Lumen Gentium no.14, �Berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi, bahwa Gereja yang sedang mengembara ini, perlu untuk keselamatan�. Dan karena hal tersebut, Gereja percaya bahwa Gereja adalah penyalur rahmat keselamatan satu-satunya yang berasal dari Allah.


Didalam Gereja Katolik terdapat sebuah Dogma yang amat kontroversial namun dogma ini adalah dogma kebenaran, dogma yang berasal dari Allah sendiri. Dan dari dogma ini tergambarlah wujud dan realita Gereja sebagai Tubuh Kristus di dunia. Dogma itu ialah �Extra Ecclesiam Nulla Salus�. Begitu banyak orang yang menyalahgunakan bahkan salah tafsir mengenai dogma ini. Sementara pada zaman ini, orang-orang menganggap bahwa keselamatan bisa datang dari mana saja (pluralisme) dan memandang bahwa Dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus/EENS adalah dogma yang ketinggalan zaman dan sudah lenyap setelah Konsili Vatikan II.

Perlu digaris bawahi kata �setelah Konsili Vatikan II�, ada kecenderungan dimana banyak Uskup, Imam dan kaum klerus dan awam menyatakan bahwa dogma EENS telah dihapus oleh Konsili Vatikan II. Mereka menganggap bahwa dogma EENS adalah ajaran Gereja pra-Vatikan II dan paska Konsili Vatikan II dengan menenteng perkataan Paus Yohanes XXIII bahwa Gereja harus bersifat dinamis, EENS telah diubah pengertiannya menjadi �diluar gereja ada keselamatan.� Ini adalah paham yang sangat keliru, perlu diketahui bahwa Gereja pra-Vatikan II dan Gereja paska-Vatikan II adalah pembagian yang ambigu. Pola pikir semacam ini dapat memberi kesan negatif bagi Gereja, bahwa ajaran Gereja terus berubah sepanjang zaman. Ajaran Gereja bersifat tetap dan tak akan pernah berubah, Gereja tidak pernah mengkompromikan ajarannya.

Paus Emeritus Benediktus XVI sekali waktu pernah menyampaikan penolakannya yang tegas akan pemikiran seperti ini kepada para Uskup Chile.
��Memang ada mentalitas pandangan sempit yang mengisolasi Vatikan II dan yang telah memprovokasi pertentangan ini. Ada banyak hal darinya yang memberikan kesan bahwa, sejak Vatikan II dan sesudahnya, semuanya telah berubah, dan apa yang mendahuluinya yaitu Vatikan II tidak mempunyai nilai atau, paling tidak, hanya mempunyai nilai dalam terang Vatikan II. +Paus Emeritus Benediktus XVI+
Sepanjang sejarah Gereja, Kuasa Magisterium telah mengakui bahwa Allah akan mengadili kita dengan melihat hati nurani setiap orang, ketidaktahuan yang tidak disengaja melunakkan keadilan ilahi. Mereka yang memiliki pengetahuan akan kebenaran dan tahu bahwa diluar Gereja Katolik tidak ada keselamatan harus mampu menerima kenyataan bahwa adalah sangat perlu bagi setiap orang untuk bersatu dengan Gereja Katolik demi memperoleh keselamatan. Dalam posisi ini patut dicatat bahwa Paus Bonifasius VIII melalui Bulla Unam Sanctam menyatakan dengan tegas bahwa:
Berdasarkan iman kami berkewajiban untuk percaya dan menegaskan bahwa Gereja adalah satu kudus, katolik, dan apostolik. Kami percaya akan Gereja dengan teguh dan kami mengakui dengan segala kesederhanaan bahwa di luar Gereja tidak ada keselamatan atau pengampunan dosa


��. Kami menyatakan, kami mewartakan, dan kami mendefinisikan bahwa adalah sangat perlu bagi semua orang untuk keselamatan mereka, tunduk kepada kekuasaan Paus Roma. �
Perlu diketahui bahwa ini bukanlah sebuah pernyataan yang menuntut bahwa setiap orang harus mengetahui supremasi Paus untuk dapat diselamatkan tapi disisi lain justru merupakan sebuah klaim yang benar bahwa Paus memiliki otoritas dari Allah sebagai pengganti yang sah dari Santo Petrus, yang kepadanya Allah telah memercayakan Kunci Kerajaan Surga.

Paus Pius XI melalui ensiklik Quanto Conficiamur Moerore pun mendukung dogma EENS sebagai dogma yang penting untuk diketahui dan ditaati oleh setiap umat beriman.
�Kita semua tahu bahwa mereka sama sekali tidak tahu mengenai agama suci kita, jika mereka dengan teliti menepati tata hokum kodrat yang telah ditulis oleh Allah dalam hati semua manusia, jika mereka siap untuk menaati Allah dan jika mereka menjalani sebuah hidup yang seleh dan patuh, mereka dapat, melalui kuasa cahaya dan rahmat ilahi, mencapai kehidupan kekal. Karena Allah, yang sungguh mengenai budi dan jiwa, pemikiran dan kebiasaan-kebiasaan setiap manusia, tidak akan mengizinkan, seturut kebaikan dan belaskasihNya yang tanpa batas, siapa pun yang tidak bersalah karena kesalahan yang tidak disadarinya untuk menderita penghukuman abadi�


�Walaupun demikian, juga diketahui dengan baik dalam dogma Katolik bahwa tidak seorang pun dapat diselamatkan diluar Gereja Katolik, dan bahwa mereka yang dengan tegar hati menentang otoritas dari penegasan-penegasan Gereja dan dengan keras kepala tetap terpisah dari kesatuan Gereja dan dari pengganti Petrus, Uskup Roma, yang kepadanya juru selamat telah mempercayakan penjagaan dan perawatan kebun anggurNya, tidak dapat memeroleh keselamatan.�
Dari kedua teks ini dapat disimpulkan jelas bahwa tidak pernah ada yang dapat diselamatkan diluar Gereja Katolik, namun kita harus tahu bahwa didunia terdapat terdapat dua jenis orang. Ada yang mengenal kebenaran (yang didalamnya terdapat Gereja Katolik) dan adapula orang yang tidak mengetahui kebenaran Gereja Katolik oleh karena ketidaktahuannya. Disini adalah wajib

Sekarang bagaimana peran kita sebagai umat Katolik dalam mewartakan dogma EENS?

Kita sebagai umat Katolik tentu telah ada didalam perahu keselamatan, kita adalah kawan sekerja Allah dalam karya keselamatan (1 Kor 3:9). Kristus sendiri telah memberikan mandat agung kepada kita semua �Pergilah dan jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu dan ketahuilah bahwa Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman�, ini merupakan suatu tanggung jawab besar bagi kita sebagai seorang yang telah dibaptis dan telah dicurahi oleh rahmat Roh Kudus untuk mewartakan Kristus sendiri kepada setiap orang yang kita temui. Tidak perlu kita berteriak ditengah jalan �apabila kamu bukan Katolik, kamu akan masuk neraka dan kamu tidak akan selamat�, wartakanlah Injil dan biarkanlah rahmat Allah bekerja. Kasihilah setiap orang dan doakanlah setiap orang yang belum mengenal Kristus. Itulah ciri hidup yang khas seorang Katolik sejati.

Dominus illuminatio mea!

Thursday, May 30, 2013

Kutipan Paus Roma Terhadap Dogma EENS

Berikut adalah kutipan beberapa Paus Roma terhadap Dogma EENS (Extra Ecclesiam Nulla Sallus). Beberapa artikel tentang Dogma EENS bisa dibaca disini (silahkan klik)
Pope Pelagius II (A.D. 578 - 590): "Consider the fact that whoever has not been in the peace and unity of the Church cannot have the Lord. ...Although given over to flames and fires, they burn, or, thrown to wild beasts, they lay down their lives, there will not be (for them) that crown of faith but the punishment of faithlessness. ...Such a one can be slain, he cannot be crowned. ...[If] slain outside the Church, he cannot attain the rewards of the Church." (Denzinger 246-247) "Mempertimbangkan fakta bahwa siapapun yang tidak berada dalam damai dan kesatuan dengan Gereja tidak bisa mendapatkan Tuhan... Meskipun dilemparkan dalam api membara yang membakar mereka, atau dilemparkan ke binatang buas, mereka menyerahkan nyawa [pada binatang buas tersebut], tidak akan ada mahkota Iman (bagi mereka ini), tapi hanya ada penghukuman atas ke-tak-ber-iman-an... Begitu pula seseorang bisa terbantai tapi dia tidak bisa mendapatkan mahkota ... [Bila] dia dibantai diluar Gereja, dia tidak dapat mendapatkan hadiah dari Gereja.  


Pope Saint Gregory the Great (A.D. 590 - 604): "Now the holy Church universal proclaims that God cannot be truly worshipped saving within herself, asserting that all they that are without her shall never be saved." (Moralia) "Sekarang Gereja Kudus universal menyatakan bahwa Allah tidak bisa disembah dengan layak tanpa berada dalam dirinya (nya = Gereja), bahwa mereka yang berada tanpa dia (dia = Gereja) tidak akan pernah selamat  

Pope Innocent III (A.D. 1198 - 1216): "With our hearts we believe and with our lips we confess but one Church, not that of the heretics, but the Holy Roman Catholic and Apostolic Church, outside which we believe that no one is saved." (Denzinger 423) "Dengan hati kita, kita percaya dan dengan bibir kita, kita mengaku akan satu Gereja bukan yang berasal dari penganut ajaran sesat, tapi Gereja Katolik Roma yang Kudus dan Apostolik, yang diluarnya (nya = Gereja) kita percaya bahwa tidak ada satupun yang selamat"  

Pope Innocent III and Lateran Council IV (A.D. 1215): "One indeed is the universal Church of the faithful outside which no one at all is saved..." "Inilah satu-satunya Gereja universal dari semua umat, yang diluarnya tidak ada satupun yang selamat..."  

Pope Boniface VIII in his Papal Bull Unam Sanctam(A.D. 1302): "We declare, say, define, and pronounce that it is absolutely necessary for the salvation of every human creature to be subject to the Roman Pontiff." "Kami mendeklarasikan, mengatakan, mendefinisikan dan mengumumkan bahwa sangatlah perlu sekali bagi keselamatan seluruh umat manusia untuk menjadi subyek dari Paus Roma."  

Pope Eugene IV and the Council of Florence (A.D. 1438 - 1445): "[The Holy Roman Church] firmly believes, professes, and proclaims that those not living within the Catholic Church, not only pagans, but also Jews and heretics and schismatics cannot become participants in eternal life, but will depart `into everlasting fire which was prepared for the devil and his angels' (Matt. 25:41), unless before the end of life the same have been added to the flock; and that the unity of the ecclesiastical body is so strong that only to those remaining in it are the sacraments of the Church of benefit for salvation, and do fastings, almsgiving, and other functions of piety and exercises of Christian service produce eternal reward, and that no one, whatever almsgiving he has practiced, even if he has shed blood for the name of Christ, can be saved, unless he has remained in the bosom and unity of the Catholic Church." "Gereja Roma yang Kudus benar-benar mempercayai, meyakini dan menyatakan bahwa mereka yang tidak hidup dalam Gereja Katolik, tidak hanya Kafir, tapi juga penganut Yudaisme, bidat dan skismatik tidak bisa menjadi pengikut serta dalam kehidupan kekal, tapi akan pergi 'ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya' (Mat 25:41), kecuali sebelum akhir hidupnya mereka ditambahkan ke kumpulan domba; dan kesatuan dari tubuh Gereja begitu kuatnya sehingga hanya kepada mereka yang berada didalam kesatuan tersebut sakramen Gereja berdaya untuk keselamatan. Dan [hanya didalam Gerejalah] puasa, kemurahan dan fungsi kebaikan kristen lain bisa memberikan hadiah, dan bahwa tidak seorangpun, apapun kemurahan yang dia lakukan, bahkan bila dia telah menumpahkan darah untuk nama Kristus, bisa diselamatkan, kecuali dia berada didalam pelukan dan kesatuan dari Gereja Katolik."  

Pope Leo XII (A.D. 1823 - 1829): "We profess that there is no salvation outside the Church. ...For the Church is the pillar and ground of the truth. With reference to those words Augustine says: `If any man be outside the Church he will be excluded from the number of sons, and will not have God for Father since he has not the Church for mother.'" (Encyclical, Ubi Primum) "Kita meyakini bahwa tidak ada keselamatan diluar Gereja. ... Karena Gereja adalah tiang penopang dan dasar kebenaran. Dengan merujuk ke kata-kata tersebut Agustinus berkata: 'Jika seorang berada diluar Gereja dia akan dikucilkan dari para putra, dan tidak akan mempunyai Allah sebagai Bapa karena dia tidak mempunyai Gereja sebagai ibu  

Pope Gregory XVI (A.D. 1831 - 1846): "It is not possible to worship God truly except in Her; all who are outside Her will not be saved." (Encyclical, Summo Jugiter) "Tidaklah mungkin untuk menyembah Tuhan secara benar kecuali didalamnya (nya = Gereja); semua yang berada di luarnya (nya = Gereja) tidak akan selamat."  

Pope Pius IX (A.D. 1846 - 1878): "It must be held by faith that outside the Apostolic Roman Church, no one can be saved; that this is the only ark of salvation; that he who shall not have entered therein will perish in the flood." (Denzinger 1647) "Ini haruslah diyakini sebagi Iman bahwa diluar Gereja Roma yang Apostolik, tidak ada yang bisa selamat; [Gereja] ini adalah satu-satunya bahtera keselamatan; dia yang tidak masuk didalamnya (nya = bahtera = gereja) akan musnah dalam banjir."  

Pope Leo XIII (A.D. 1878 - 1903): "This is our last lesson to you; receive it, engrave it in your minds, all of you: by God's commandment salvation is to be found nowhere but in the Church." (Encyclical, Annum Ingressi Sumus) "Ini adalah ajaran terakhir kami bagi kamu; terimalah, torehkanlah di pikiran kamu, kamu semuanya; Berdasarkan perintah Allah, keselamatan tidak bisa ditemukan dimanapun kecuali didalam Gereja."  

Pope Saint Pius X (A.D. 1903 - 1914): "It is our duty to recall to everyone great and small, as the Holy Pontiff Gregory did in ages past, the absolute necessity which is ours, to have recourse to this Church to effect our eternal salvation." (Encyclical, Jucunda Sane) "Adalah tugas kita untuk mengingatkan pada semua orang, besar dan kecil, seperti yang dilakukan Paus suci Gregory di jaman terdahulu, kepentingan absolut yang ada pada kita, untuk memasrahkan pada Gereja ini, keselamatan abadi kita."  

Pope Benedict XV (A.D. 1914 - 1922): "Such is the nature of the Catholic faith that it does not admit of more or less, but must be held as a whole, or as a whole rejected: This is the Catholic faith, which unless a man believe faithfully and firmly, he cannot be saved." (Encyclical, Ad Beatissimi Apostolorum) "Begitulah sifat dari iman Katolik bahwa [iman ini] tidak hanya mengakui lebih atau kurang, tapi harus diyakini secara penuh atau secara penuh ditolak: Ini adalah iman Katolik, yang kalau seseorang tidak mempercayai dengan iman dan tegas, dia tidak bisa diselamatkan."  

Pope Pius XI (A.D. 1922 - 1939): "The Catholic Church alone is keeping the true worship. This is the font of truth, this is the house of faith, this is the temple of God; if any man enter not here, or if any man go forth from it, he is a stranger to the hope of life and salvation. ...Furthermore, in this one Church of Christ, no man can be or remain who does not accept, recognize and obey the authority and supremacy of Peter and his legitimate successors." (Encyclical, Mortalium Animos) "Hanya Gereja Katoliklah yang mempunyai penyembahan yang sejati. Inilah wadah kebenaran, inilah rumah iman, inilah kuil Allah; Bila ada orang yang masuk tidak disini, atau bila ada orang yang keluar darinya, dia akan menjadi asing terhadap hidup dan keselamatan. ... Lebih lanjut, didalam satu-satunya Gereja Kristus ini, tidak ada orang yang bisa berada didalamnya tanpa menerima, mengakui dan mematuhi otoritas dan supremasi dari Petrus dan penerusnya yang sah."  

Pope Pius XII (A.D. 1939 - 1958): "By divine mandate the interpreter and guardian of the Scriptures, and the depository of Sacred Tradition living within her, the Church alone is the entrance to salvation: She alone, by herself, and under the protection and guidance of the Holy Spirit, is the source of truth." (Allocution to the Gregorian, October 17, 1953) "Atas mandat Ilahi penafsir dan penjaga Kitab Suci, dan penyimpan Tradisi Suci yang hidup didalamnya (nya = Gereja), hanya Gerejalah pintu masuk keselamatan: Hanya dialah (dia = Gereja), oleh dirinya (nya = Gereja) sendiri, dan dibawah perlindungan dan tuntunan Roh Kudus, adalah sumber kebenaran."  

Pope John XXIII (A.D. 1958 - 1963) "How beautiful is the Church of Christ, the 'fold of the sheep!' Into this fold of Jesus Christ no man may enter unless he be led by the Sovereign Pontiff, and only if they be united to him can men be saved." "Sebagaimana indahnyakah Gereja Kristus, 'sarang para domba!' Kedalam sarang dari Yesus Kristus ini tidak seorangpun bisa masuk kecuali kalau dia dipimpin oleh Paus Utama, dan hanya jika mereka disatukan dengan dia (Gereja) manusia bisa diselamatkan." "Outside the true Catholic Faith no one can be saved, so help me God!" "Diluar Iman Katolik yang sejati tidak ada seorangpun yang bisa selamat, tolonglah aku tuhan!" 



Pope Paul VI (A.D. 1963 - 1978) [color=darkred]"The means of salvation and sanctification are known by all men, and are necessary to everyone who wishes to be saved." "Alat untuk keselamatan dan pengudusan sudah diketahui oleh manusia, dan sangat penting bagi mereka yang ingin selamat."  

Pope John Paul I (A.D. 1978) St Paul asked: "Who are you, Lord?" �"I am that Jesus whom you are persecuting". A light, a flash, crossed his mind. I do not persecute Jesus, I don't even know him: I persecute the Christians. It is clear that Jesus and the Christians, Jesus and the Church are the same thing: indissoluble, inseparable. Read St Paul: "Corpus Christi quod est Ecclesia". Christ and the Church are only one thing. Christ is the Head, we, the Church, are his limbs. It is not possible to have faith and to say, "I believe in Jesus, I accept Jesus but I do not accept the Church." We must accept the Church, as she is. (General Audience, September 13,1978) St. Paulus bertanya: "Siapakah engkau Tuhan?" � "Aku adalah Yesus yang kau aniaya". Sebuah kilasan, sebercik sinar, menerjang pikirannya. Aku tidak menganiaya Yesus, aku bahkan tidak kenal dia: Aku menganiaya umat Kristen. Jelaslah disini bahwa Yesus dan umat Kristen, Yesus dan Gereja adalah satu hal yang sama: tidak terberaikan, tidak terpisahkan. Baca St. Paulus: "Corpus Christi quod est Ecclesia". Kristus dan Gereja adalah satu. Kristus adalah Kepala, kita, Gereja, adalah organ-organnya. Tidaklah mungkin untuk mempunyai iman dan berkata, "Aku mempercayai Yesus, aku menerima Yesus tapi aku tidak menerima Gereja." Kita harus menerima Gereja sebagai apa adanya. "The ship of the Church is guided by Christ and by His Vicar... It alone carries the disciples and receives Christ. Yes, it is tossed on the sea, but outside one would perish immediately. Salvation is only in the Church; outside it one perishes." (First Allocution, August 27, 1978, L'Osservatore Romano, August 28,29, 1978.) "Perahu Gereja dituntun oleh Kristus dan wakilNya... Hanya inilah yang membawa para murid dan menerima Kristus. Betul bahwa perahu ini dilemparkan ke laut, tapi diluarnya seseorang akan lenyap dengan seketika. Keselamatan hanya ada di Gereja; diluarnya siapapun lenyap."  


Pope John Paul II (A.D. 1978 - 2005) "The mystery of salvation is revealed to us and is continued and accomplished in the Church, and from this genuine and single source, like 'humble, useful, precious and chaste' water it reaches the whole world. Dear young people and members of the Faithful, like Brother Francis we have to be conscious of and absorb this fundamental and revealed truth contained in the phrase consecrated by tradition: there is no salvation outside the Church. From Her alone there flows surely and fully the life giving force destined in Christ and in His Spirit, to renew the whole of humanity, and therefore directing every human being to become a part of the Mystical Body of Christ." (Pope John Paul II, Radio Message for Franciscan Vigil in St. Peter's and Assisi, October 3, 1981, L'Osservatore Romano, October 12, 1981.) "Misteri keselamatan dinyatakan kepada kita dan diteruskan dan tercapai didalam Gereja, dan dari sumber yang asli dan satu-satunya ini, bagaikan air yang 'rendah hati, berguna, berharga, dan murni' misteri ini mencapai dunia. Para muda dan umat tercinta, seperti Brother Francis kita harus sadar akan dan menyerap kebenaran fundamental yang diwahyukan ini, yang terkandung didalam kata-kata yang di sucikan oleh tradisi: Tidak ada keselamatan diluar Gereja. Hanya dari dia-lah (Gereja) kuasa hidup menuju Kristus dan RohNya mengalir secara pasti dan secara penuh, untuk memperbaharui seluruh kemanusiaan, dan karenanya mengarahkan setiap manusia untuk menjadi bagian dari Tubuh Mistik Kristus." "We are the guardians of something given, and given to the Church universal, something which is not the result of reflection, however competent, on cultural and social questions of the day, and is not merely the best path among many, but the one and only path to salvation." (John Paul II, "I Confirm You to Truth," Address to Joint Assembly of the U. S. Archbishops and the Department Heads of the Roman Curia, March 11, 1989, The Pope Speaks, 34 (September/October, 1989), pp. 254-55.) "Kita adalah penjaga dari sesuatu yang diserahkan, dan diserahkan ke Gereja universal; sesuatu yang bukan dihasilkan dari refleksi, bagaimanapun kompetennya, atas pertanyaan kultural dan sosial akhir-akhir ini, dan bukan hanya jalan terbaik diantara banyak jalan, tapi satu-satunya jalan keselamatan."
ekaristi.org 

Saturday, November 3, 2012

Respon Santo Siprianus Dari Kartago Terhadap Dogma EENS


Dalam Audiensi Umum tanggal 6 Juni 2007, Paus Benediktus XVI berbicara mengenai  seorang Bapa Gereja dari abad ke-3 yang terkenal akan kesetiaannya pada Gereja Katolik. Bapa Gereja itu adalah Santo Siprianus dari Kartago. St. Siprianus lahir di Kartago disebuah keluarga yang kaya namun beraliran Paganisme. Dia menjadi seorang Katolik ketika dia menginjak umur 35 tahun. Ia adalah Uskup Afrika pertama yang mendapatkan mati demi imannya kepada Kristus dan Gereja Katolik. 

Disini Katolisitas Indonesia akan menampilkan beberapa kutipan dari Santo Siprianus terutama yang berbicara mengenai dogma "Extra Ecclesiam Nulla Salus" yang dinyatakan oleh Paus Benediktus XVI. Kalimat ini memang sudah dikenal sejak lama dan Santo Siprianus-lah yang pertama kali mengucapkannya namun masih secara eksplisit. 
Sungguh, Gereja Katolik adalah subyek pembicaraan yang paling St. Siprianus sukai. Ia selalu membedakan bahwa Gereja Katolik itu ada yang tampak (hierarkis) dan ada juga yang tidak tampak (mistik). Tetapi ia menegaskan bahwa hanya ada satu Gereja, yaitu Gereja yang didirikan diatas Santo Petrus.


Dia tidak kenal lelah untuk memberitahukan semua orang bahwa �Orang yang memisahkan diri dari Tahkta Santo Petrus, yang di atasnya Gereja telah dibangun, apakah dia masih berpikir bahwa dia masih didalam Gereja? � [On the unity of the Catholic Church],4).

Siprianus sangat tahu bahwa �di luar Gereja tidak ada keselamatan� dan mengungkapkannya dengan tegas.(Epistles 4, 4 and 73, 21). Dan Ia juga tahu bahwa�tak seorang pun dapat mempunyai Allah sebagai Bapa kalau tidak mempunyai Gereja sebagai Ibu�. (De unit., 6). Karakteristik yang tidak terpisahkan dari Gereja adalah kesatuan yang dilambangkan oleh Jubah Kristus yang tidak berjahit. (ibid., 7). Siprianus berkata bahwa kesatuan itu didirikan diatas Santo Petrus dan disempurnakan dalamperayaanEkaristi. (Epistle 63, 13).

Dia tidak kenal lelah untuk memberitahukan semua orang bahwa �Orang yang memisahkan diri dari Tahkta Santo Petrus, yang di atasnya Gereja telah dibangun, apakah dia masih berpikir bahwa dia masih didalam Gereja? � [On the unity of the Catholic Church],4).

�Allah itu adalah satu, dan Kristus itu satu dan iman juga adalah satu. (De unit., 23).
Dominus illuminatio mea! 
diterjemahkan dari situs vatican.va

Friday, July 13, 2012

Extra Ecclesiam Nulla Salus; Di Luar Gereja Tidak Ada Keselamatan

Extra Ecclesiam Nulla Salus; Di Luar Gereja Tidak Ada Keselamatan. Pengertian yang terdengar sempit namun memiliki arti yang sangat dalam, namun kebanyakan orang awam Katolik dan para Imam berhaluan liberal sering menafsirkan doktrin ini sudah dianulir dan tak sesuai perkembangan jaman. Pandangan ini yang justru harus diluruskan, sebab Gereja TIDAK PERNAH menganulir doktrinnya. Pemahaman lebih lanjut bisa dibaca di KGK 846.

"Berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi, konsili mengajarkan, bahwa Gereja yang sedang mengembara ini perlu untuk keselamatan. Sebab hanya satulah Pengantara dan jalan keselamatan, yakni Kristus. Ia hadir bagi kita dalam Tubuh-Nya, yakni Gereja. Dengan jelas-jelas menegaskan perlunya iman dan baptis, Kristus sekaligus menegaskan perlunya Gereja, yang dimasuki orang melalui baptis bagaikan pintunya. Maka dari itu ANDAIKATA ADA ORANG YANG BENAR-BENAR TAHU, bahwa Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan" (LG 14)
Dan berbagai dokumen KV II seperti Lumen Gentium, Nostra Aetate dan Dignitatis Humanae memberikan penjelasan akan doktrin tersebut tanpa melenceng dari arti asal doktrin tersebut.


Perlu pula dipahami KGK 1260 yang berbunyi sebagai berikut; 
"Sebab karena Kristus telah wafat bagi semua orang, dan panggilan terakhir manusia benar-benar hanya satu, yakni bersifat ilahi, kita harus berpegang teguh, bahwa Roh Kudus membuka kemungkinan bagi semua orang, untuk bergabung dengan cara yang diketahui oleh Allah dengan misteri Paska itu" (GS 22) Bdk. LG... See More 16; AG 7.. Setiap manusia yang tidak mengenal Injil Kristus dan Gereja-Nya, tetapi mencari kebenaran dan melakukan kehendak Allah sesuai dengan pemahamannya akan hal itu, dapat diselamatkan. Orang dapat mengandaikan bahwa orang-orang semacam itu memang menginginkan Pembaptisan, seandainya mereka sadar akan peranannya demi keselamatan."
Dua bagian di atas menunjukkan keselamatan semua orang selalu terhubung dengan Gereja walaupun caranya berbeda (ada yang de facto menjadi anggota, ada yang dihubungkan secara misterius dengannya), dan karenanya tidak mungkin ada keselamatan tanpa hubungannya dengan Kristus dan Gereja (inilah arti sebenarnya dari ungkapan Extra Ecclesiam Nulla Salus). 

Seringkali muncul di benak kita semua sebuah pernyataan berikut: [Saya kurang sepakat karena ada banyak agama di dunia ini di Indonesia saja ada enam agama, yang berkembang dan mereka juga berbuat kebaikan bagi sesama yg akhirnya akan membawa umatnya ke yang benar sehingga dapat masuk surga. Hanya katoliknya yang the best.]

Nah, menarik bukan untuk didiskusikan? sebelumnya ada prinsip yang harus dipegang dalam mengartikan dokumen-dokumen KV II dalam kaitannya dengan doktrin EENS tersebut. Yaitu KEBENARAN "BERBEDA" dengan "KESELAMATAN". Kebenaran ada di luar Gereja sebab manusia memiliki kodrat luhur yaitu suatu kerinduan yang mendalam untuk bersatu kembali dengan Allah penciptanya, kita bisa membuktikan ini bahwa di suku-suku terpencil pun yang jauh dari peradaban manusia modern masih memiliki kepercayaan akan sebuah "kekuatan yang tak terlihat", dalam antropologi hal ini disebut dengan animisme dan dinamisme. Maka Gereja pun mengajarkan bahwa "manusia adalah mahluk religius". Dalam diri Allah terdapat kebenaran sejati. Maka dalam setiap usaha mereka manusia dalam mencari Allah, sudah tentu terdapat nilai-nilai kebenaran.

Tetapi keselamatan datangnya hanya dari Allah, dan manusia dituntut untuk kerjasamanya secara aktif bersama Allah untuk mencapai keselamatan tersebut. Jika kita memperhatikan kisah-kisah Perjanjian Lama (PL), kita bisa melihat bahwasanya Allah telah menjanjikan keselamatan itu kepada manusia sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa (Kej 3:15). Namun sifat Allah yang maha segalanya, dan keterpisahan antara manusia dengan Allah akibat dosa telah menjauhkan dariNya. Maka Allah mewahyukan diri secara bertahap melalui para Nabi PL dan para nabi PL terus menubuatkan kepenuhan sabda Allah dalam diri Mesias.

Dalam diri Yesus Kristus lah, sang Sabda telah menjadi daging dan tinggal diantara kita, suatu pewahyuan yang sempurna dan terakhir, dan wahyu tersebut hidup abadi dalam tubuh MistikNya di dunia yaitu Gereja. Dan Gereja yang didirikan oleh Kristus adalah Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik (Mat 16:18-19), Gereja tersebut adalah Gereja Katolik. Sang kebenaran sejati telah mewahyukan diriNya kepada manusia dan mempercayakan perintah-perintahNya yang hidup dalam Gereja, dan Gereja telah diberikan suatu kuasa dan rahmat sehingga Gereja tak akan dapat jatuh ke dalam alam maut, maka Gereja tak pernah mengajarkan suatu kesesatan.

Bagaikan bahtera Nuh, Allah yang telah mengirimkan air bah dan memusnahkan seluruh kehidupan di muka Bumi yang penuh dosa, seperti halnya air pembaptisan yang telah membersihkan diri dari segala dosa yang memisahkan Allah dan manusia. Gereja bagaikan pula bahtera Nuh di tengah air bah, di luarnya, tak ada keselamatan melainkan kebinasaan.

Jadi, Gereja mengakui adanya kebenaran di luar Gereja, tetapi kebenaran tersebut hanyalah partial atau sebagian, mari kita telaah kembali yang tertulis dalam Lumen Gentium art 16;

"....Tetapi sering orang-orang, karena ditipu oleh si Jahat, jatuh ke dalam pikiran-pikiran yang sesat, yang mengubah kebenaran Allah menjadi dusta, dengan lebih mengabdi kepada ciptaan daripada Sang Pencipta......" (LG 16)
Memang sulit mengartikan keseluruhan doktrin ini jika masih terpatri dalam benak kita kalau kebenaran = keselamatan. Namun keselamatan sendiri datangnya dari Allah, segala macam usaha manusia TANPA rahmat Allah untuk mencapai keselamatan hanyalah sia-sia belaka. Pada tulisan sebelumnya di atas, bisa kita lihat, bagaimana Allah yang begitu cintanya kepada manusia memberikan RAHMAT tersebut kepada manusia dengan berbagai tahapan-tahapannya. Sedikit memberikan gambaran saja, "jika SELURUH manusia di muka Bumi ini masuk ke dalam neraka, kemuliaan ALLAH tak berkurang secuil apa pun""Kemuliaan ALLAH sama sekali tak bergantung kepada manusia", jadi, lihatlah, betapa kerdilnya kita manusia dihadapan Allah, dan hanya ada satu kurban yang mampu menyenangkan hati Allah, tak lain adalah kurban putraNya yang tunggal Yesus Kristus di kayu salib, karya penebusan dosa, yang hanya dapat kita terima kembali, penghadiran kembali (bukan pengulangan) secara utuh dalam perayaan Ekaristi Kudus, dan ini hanya kita dapatkan dalam Gereja Katolik.

"....Maka dari itu andaikata ada orang, yang benar-benar tahu, bahwa Gereja katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan...." (LG 14)
Didalamnya memang terkandung "BENAR-BENAR TIDAK TAHU", siapa yang mengetahui akan hal ini? tentunya hanya Allah yang tahu kedalaman hati nurani manusia, apakah benar ia benar-benar tidak tahu, atau malas mencari tahu, atau bahkan menolak untuk mencari tahu. Kita tidak bisa berandai-andaii dalam hal ini dan berspekulasi, namun satu hal yang pasti, adalah untuk kita yang sudah menjadi anggota GerejaNya untuk TERUS mencari tahu, menghayati dan menjalankan ajaran-ajaran Kristus yang tertuang baik dalam ajaran-ajaran Magisterium (Tradisi Suci) dan Kitab Suci. Serta terus turut serta mewartakan kabar keselamatan ini dalam bersikap dan berbuat dan terus pula berdoa kepada mereka yang masih belum tergabung dalam GerejaNya yang kepada mereka tidak ada JAMINAN keselamatan kekal.

Lalu: 
[apa bedanya "kebenaran" dan "kebenaran sesungguhnya" ?]
Baik, "kebenaran" memang ada di luar Gereja, agama-agama di luar Gereja mengandung nilai-nilai kebenaran, namun kebenaran yang diwartakan tidak mencapai kepenuhannya, Gereja memandangnya sebagai "pantulan sinar kebenaran", seperti cahaya bulan yang hanya pantulan dari sinar Matahari. 

Seperti yang sudah kuuraikan di atas, Allah menyapa manusia, dan manusia wajib menanggapinya. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, terpisah hubungan mesranya dengan Allah, dan manusia tak lagi bisa menatap Allah. Ini berlaku untuk SEMUA manusia. Di dalam keselamatan, terdapat "kebenaran yang sesungguhnya" atau "kebenaran sejati", yaitu kebenaran yang membawa kepada keselamatan, yaitu persatuan kembali secara sempurna dengan Allah. Allah tahu, bahwa manusia dengan segala keterbatasannya tidak dapat mencapai diriNya secara sempurna, dan sejak jatuhnya manusia ke dalam dosa, manusia terus cenderung berbuat dosa yang senantiasa menggiringnya kepada maut. Maka Allah menggenapi janji keselamatan kepada manusia (Kej 3:15) dengan mewartakan dirinya secara bertahap kepada para nabi PL, dan mencapai kesempurnaannya pada diri Yesus Kristus, dan Yesus menyerahkan kunci kerajaan sorga kepada Petrus dan para penggantinya, dan mendirikan GerejaNya (Mat 16: 18-19). Dalam Allah terdapat "kebenaran sejati" yang membawa seluruh manusia kepada diriNya, dan Allah telah menyatakannya secara sempurna kepada Yesus, dan Yesus menyerahkannya kepada Gereja agar janjiNya akan keselamatan tergenapi hingga Akhir Jaman. Inilah "kebenaran yang sesungguhnya".

Kebenaran pada agama lain adalah kebenaran partial karena didasarkan pada usaha manusia semata yang memang tidak pernah sempurna dan berdosa, kecuali Yesus Kristus, sungguh Allah dan sungguh manusia, sang Sabda yang Hidup.

Bisa dibayangkan, bagaimana sungguh besar kasih Allah kepada manusia, bahkan sejak manusia jatuh ke dalam dosa pun, Allah begitu menyayangi manusia dengan memberikan janji keselamatan. Mulai dari para nabi PL, hingga Yesus Kristus. Namun manusia masih terus saja berdosa, tetapi Allah tak ada henti-hentinya menyapa manusia untuk kembali menuju jalan yang telah Ia siapkan untuk keselamatan diri manusia, yaitu Sakramen Tobat dan Ekaristi, yang mana mereka hanya dapat menerima ini semua melalui Sakramen Pembaptisan. Ada tiga bentuk pembaptisan; 
 Baptis air, Baptis darah, Baptis rindu.


Mereka yang tidak mengalami satu dari pembaptisan ini TIDAK akan diselamatkan dan akan masuk neraka dengan siksa abadi yang kekal. Kejam? TIDAK, sebab sejak awal manusia jatuh ke dalam dosa, hakikatnya adalah NERAKA, jika seluruh manusia masuk ke dalam neraka, kemuliaan Allah TIDAK berkurang secuil pun. Justru begitu besar kasih Allah kepada manusia, maka Ia tetap terus menyapa dan memanggil manusia menuju diriNya melalui sarana yang dianugerahkanNya, tak lain adalah Gereja, dan Gereja itu adalah Gereja Katolik. Bukan Orthodox maupun Protestan.

Mereka (umat non-Katolik), sekalipun terkait oleh Kristus dan InjilNya, namun mengingkari GerejaNya yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik, dan menolak untuk masuk di dalamnya sekalipun telah mengetahui bahwa Gereja Katolik adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan, mereka tidak dapat diselamatkan.

Pernahkah terpikir oleh kita? bayi yang lahir belum terbaptis, namun karena berbagai sebab, ia mati. Kemanakah jiwanya akan pergi? Surga? Api Penyucian? atau Neraka? Kita seringkali berpikir bahwa bayi, yang belum sempat melakukan dosa apa pun, tentunya pintu surga terbuka lebar baginya. Namun Gereja tidak mengajarkan demikian, Gereja hanya menyerahkan jiwa bayi itu kepada belas kasih Allah. Bisa kita bayangkan? bayi yang tidak sempat melakukan dosa, belum dibaptis, belum tentu memperoleh keselamatan, apalagi mereka manusia, yang ada di luar Gereja, telah melakukan dosa, tidak mencari Allah dengan ketulusan dan kerendahan hati, dapat beroleh bagi mereka keselamatan? masihkah kita memandang mereka berpeluang untuk diselamatkan? bagaimana agar mereka berpeluang untuk diselamatkan? yaitu adalah agar dengan tulus dan rendah hati, terus mencari Allah, menghindari segala perbuatan dosa dan tidak mati dalam keadaan berdosa berat (ini berlaku untuk orang Katolik juga), serta benar-benar tidak tahu akan adanya Gereja Katolik yang menyelamatkan. Maka, dengan cara yang misterius, Allah akan mempersatukan mereka ke dalam GerejaNya dan diselamatkan, inilah Baptis kerinduan.

Extra Ecclesiam Nulla Salus; Di Luar Gereja Tidak Ada Keselamatan. Sebuah dogma Gereja yang tidak dapat salah dan WAJIB diimani oleh seluruh anggotanya, tanpa terkecuali. 

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)