Latest News

Showing posts with label Hari Peringatan. Show all posts
Showing posts with label Hari Peringatan. Show all posts

Wednesday, November 22, 2017

Kisah Hidup dan Pertobatan Santa Caecilia

Caecilia adalah seorang anak perempuan yang lahir pada zaman kekaisaran Romawi. Orang tuanya merupakan bangsawan Romawi. Maka dari itu, kehidupannya akrab dengan harta yang berlimpah dan gaun-gaun yang indah. Pada mulanya Caecilia dan keluarganya adalah orang-orang kafir. Namun Caecilia akhirnya sadar dan dengan tekad di dalam dirinya, ia pun menjadi Katolik dan percaya pada keselamatan Tuhan. Ia menjadi satu-satunya yang dibaptis di dalam keluarganya. Selain itu, ia juga diizinkan untuk berdoa dan mengikuti perayaan ekaristi.

Dengan masuk sebagai anggota Gereja Katolik, hidupnya kini berubah. Ia lebih memilih untuk menggubakan baju-baju kasar daripada gaun-gaun indah yang banyak digunakan anak bangsawan pada umumnya. Hampir setiap hari pula Caecilia membawa Kitab Suci yang disembunyikan di bawah bajunya karena memang bertentangan dengan aturan yang ada pada zaman tersebut. Bahkan Caecilia telah memilih dan mempersembahkan hidupnya kepada Yesus. Ia bertekad untuk tidak menikah dengan siapapun karena ia memilih Yesus sebagai pengantin seumur hidupnya.

Pada suatu ketika ayah Caecilia menjodohkannya dengan seorang pemuda yang baik, yaitu Valerianus. Caecilia amat mengagumi sosok pemuda tersebut, tetapi sayangnya Valerianus adalah seorang kafir atau penyembah berhala yang tidak mempercayai adanya Tuhan. Hal ini menjadi sebuah tantangan besar dalam hidup Caecilia untuk tetap terus mempertahankan tekadnya.

Akhirnya pesta pernikahan pun dilangsungkan. Semua tamu undangan dan keluarga Caecilia bersuka ria dalam acara tersebut. Namun berbeda dengan Caecilia yang hanya duduk seorang diri. Ia melambungkan mazmur kepada Tuhan dan berdoa untuk meminta pertolongan serta kekuatan dalam menghadapi tantangan ini. Ia tidak mau mengingkari tekad dan janjinya untuk terus mengabdi seumur hidupnya kepada Yesus Kristus.

Pada malam pernikahannya, tinggallah mereka berdua sendiri, Caecilia dan Valerianus. Cecilia ingin terus memegang janjinya untuk hidup suci dan murni bagi Tuhan. Ia berkata kepada Valerianus, �Temanku, aku memiliki suatu rahasia yang ingin aku katakan padamu. Namun engkau harus berjanji bahwa engkau tak akan menyampaikannya kepada siapapun.�

Valerian pun tertarik untuk mendengarkan dan secara hikmat berjanji bahwa ia akan menjaga rahasia tersebut. �Ketahuilah bahwa aku memiliki seorang malaikat Allah yang menjagaku. Jika kamu menyentuh aku di dalam perkawinan ini karena terdorong oleh nafsu semata, malaikatku akan marah dan kamu akan menderita. Namun sebaliknya, bila engkau mencintai aku dengan cinta yang murni serta mempertahankan keperawananku, maka ia juga akan mencintai engkau sebagaimana engkau mencintai aku, serta melimpahkan ke atasmu apa yang baik yang engkau kehendaki.�

Meskipun Valerianus adalah seorang kafir, tetapi hatinya sangatlah lembut dan peka. Mendengar perkataan istrinya itu, ia pun berkata, �Tunjukkanlah kepadaku malaikatmu. Jika ia datang dari Tuhan, aku akan mengabulkan permintaanmu.� Kemudian Caecilia menjawab, �Jika engkau percaya kepada Allah yang satu serta menerima air pembaptisan, maka engkau akan melihat dan bertemu dengan malaikat penjagaku itu.�

Mendengar perkataan istrinya, Valerianus menjadi sangat terkesan oleh iman kekristenan yang telah dimiliki Caecilia. Segera ia pergi untuk menemui Uskup Urbanus. Urbanus menerimanya dengan tangan terbuka dan sangat gembira. Ia membantu Valerianus untuk memahami ajaran Kristus. Bahkan doa Urbanus yang panjang dan indah dapat menyentuh batin Valerianus secara amat mendalam. Valerianus pun akhirnya meminta untuk dibaptis olehnya. Setelah Valerianus mengucapkan pengakuan iman Kristiani, ia pun kemudian pulang ke rumah untuk kembali menemui Caecilia. Sesampainya di rumah, Valerian dapat melihat malaikat yang menakjubkan di samping istrinya yang sedang berdoa.

Malaikat itu berbicara kepadanya, �Aku mempunyai suatu mahkota bunga untuk kalian masing-masing yang dikirim dari surga. Jika kalian tetap setia kepada Tuhan, aku akan memberikan mahkota penghargaan ini dengan wangi yang semerbak dan surga abadi yang kekal.� Kemudian malaikat itu memahkotai Caecilia dengan bunga mawar dan Valerianus dengan suatu rangkaian bunga bakung berbentuk lingkaran. Keharuman aroma bunga yang semerbak mengisi keseluruhan rumah mereka. Mawar menjadi simbol darah yang akan mereka tumpahkan, suatu lambang rahmat kemartiran yang akan mereka peroleh, sedangkan bunga bakung adalah lambang keperawanan. Kejadian yang menakjubkan tersebut disaksikan juga oleh Tiburtius, saudara Valerianus, yang pada saat itu tinggal satu rumah bersama mereka. Malaikat itu menawarkan pula keselamatan kepada Tiburtius apabila ia mau meninggalkan segala bentuk pemujaan palsu yang dianutnya. Akhirnya Tiburtius pun tergerak dan mulai untuk belajar iman Kristiani dari Caecilia. Cecilia mengisahkan hidup Yesus dengan baik dan begitu indahnya sehingga tidak lama kemudian Tiburtius pun dibaptis.

Pada zaman itu, kekristenan masih dilarang di Roma, tetapi kedua kakak beradik ini, Valerianus dan Tiburtius, banyak melakukan perbuatan baik yang mencerminkan sikap kekristenan. Dengan segala kekayaan yang dimiliki, mereka berjuang membantu para pengikut Kristus yang dianiaya di masa sulit tersebut, serta membantu menguburkan para martir yang telah dibunuh. Akibat kepercayaan barunya kepada Kristus ini, mereka pun ditangkap dan disiksa oleh seorang bernama Almachius, seseorang yang memerintah pada saat itu. Namun, mereka tidak gentar sedikit pun ketika hukuman mati akan diberikan kepada mereka.

Valerianus dan Tiburtius tetap memilih iman kepada Kristus meskipun Almachius menawarkan akan membebaskan mereka jika mereka kembali menyembah kepada dewa-dewa seperti dulu. Dengan yakin, mereka menolak dan pada akhirnya diserahkan untuk dicambuk. Pada akhirnya, mereka dihukum pancung sekitar empat mil jauhnya dari Roma oleh Pagus Triopius.

Caecilia menyaksikan kematian kedua orang terdekatnya itu. Dia menyaksikan kematian orang-orang yang dikasihinya dan ia pun berkata, �Hari ini aku menyambut engkau, saudaraku, karena cinta Tuhan telah membuat engkau menolak berhala.� Setelah kejadian itu, Cecilia mengubah rumah yang ia tempati saat itu menjadi tempat beribadat bagi semua orang. Banyak orang-orang kafir yang akhirnya menjadi murid Kristus karena tergerak oleh perkataan dan cara hidup dari Caecilia. Ketika Paus Urbanus berkunjung ke rumahnya, ia membaptis 400 orang yang pada mulanya adalah orang-orang kafir.

Karena hal inilah, Caecilia harus berhadapan dengan Almachius. Cecilia menerima penyiksaan di dalam rumahnya sendiri. Ia dihukum dan dibakar dalam kobaran api. Namun ajaibnya api itu tidak menghanguskannya sama sekali. Pada akhirnya seorang algojo ditugaskan untuk memenggal kepalanya. Ia menebaskan pedangnya tiga kali ke leher Caecilia. Seketika itu juga Caecilia jatuh ke tanah, tetapi ajaibnya lagi ia tidak meninggal.

Selama tiga hari, ia tergeletak di lantai rumahnya sendiri dan tidak mampu bergerak sama sekali. Para algojo menemukan Cecilia terkapar sambil tersenyum di lantai menerima mahkota kemartirannya. Ia menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 177 dan dalam posisi mengacungkan tiga jari dengan tangannya yang satu dan satu jari di tangannya yang lain. Hal ini dapat dikatakan bahwa di saat kematiannya, Cecilia masih menyatakan imannya kepada Allah sebagai Tritunggal Mahakudus. Paus Urbanus memberkati jenazah Caecilia. Ketika kuburnya dibuka lagi di tahun 1599, ditemukan bahwa tubuhnya masih amat segar dan utuh. Oleh karena cintanya pada Yesus, Gereja Katolik pun memperingati Santa Caecilia setiap tanggal 22 November.

Menurut cerita, tubuh dari Santa Caecilia dikuburkan dalam Katakombe St. Callistus. Sekitar tahun 757, tubuhnya dipindahkan dari Katakombe St. Callistus ke Katakombe Praetextatus oleh Lombard. Di tempat ini juga telah dikubur Valerianus dan Tiburtius. Pemindahan dilakukan untuk menghindari pencurian tubuh dari Santa Caecilia. Pada tahun 817�824, Paus St. Paschal I memindahkan tubuh St. Caecilia beserta Valerianus dan Tiburtius serta seluruh barang peninggalannya ke Gereja Trastevere Roma dan diletakkan pada sebuah altar di dalam gereja tersebut. Gereja ini terkenal dengan nama Gereja St. Caecilia, Trastevere.

Walaupun tidak mempunyai bukti yang cukup akurat, Santa Caecilia pantas dihormati dan diakui sebagai martir karena teladan imannya yang mempersembahkan hidupnya kepada Yesus dan juga tidak segan-segan bersedia untuk mati demi menjadi saksi Kristus. Nilai-nilai yang dapat diteladani dari Santa Caecilia adalah sebagai berikut.
Ia lebih memilih hidup bersama Kristus daripada hidup mewah sebagai bangsawan.
Ia mempersembahkan hidup dan keperawanannya hanya kepada Tuhan.
Berkat teladannya, banyak orang kafir atau penyembah berhala yang menjadi percaya pada Tuhan dan dibaptis, termasuk suami dan adik iparnya.
Meskipun menghadapi tantangan dalam hidupnya, ia tetap memuji Allah dengan bermazmur.
Di hari-hari penyiksaan yang dialaminya, ia tetap bergantung sepenuhnya kepada perlindungan Tuhan sampai menjelang hari kematiannya.

Pertobatan

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia bertindak sesuai dengan akal budi yang diberikan oleh Tuhan. Setiap tindakannya mengandung makna dan tujuan tertentu yang berbeda satu dengan yang lainnya. Namun sayangnya tindakan yang dilakukan oleh manusia belum tentu merupakan tindakan yang baik dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Kadangkala manusia melakukan tindakan buruk yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya sehingga tidak sesuai dengan hakikatnya sebagai citra Allah.

Untuk memperbaiki hidupnya dan kembali dalam hidup yang benar serta sesuai kehendak-Nya, manusia memerlukan rasa tobat. Tobat dimaknai sebagai pengubahan hati, pikiran, niat, sikap batin, dan sikap lahiriah manusia. Dalam pertobatan tersebut ada renovatie vitae yang sangat penting. Dengan pertobatan tersebut, dosa manusia, yang merupakan tindakan melanggar, menolak, atau bahkan ingin menyamai Allah, akan dihapuskan.

Kitab Suci merupakan sumber inspirasi bagi manusia dalam menjalankan kehidupan imannya. Bahkan Kitab Suci dianggap sebagai inspired dan inspiring words dalam sakramen rekonsiliasi. Inspired words berarti diilhami oleh Allah sendiri, sedangkan inspiring words berarti dapat menginspirasi atau memberikan informasi kepada umat yang membacanya. Oleh karena itu, manusia yang ingin bertobat sangat dianjurkan untuk membaca dan lebih memaknai isi dari Kitab Suci supaya pertobatannya semakin nyata.

Dalam Perjanjian Lama dijelaskan bahwa manusia ingin bertobat supaya hidupnya selamat dan kembali pada Allah. Pertobatan juga dimaknai sebagai usaha untuk memperbaiki relasi secara vertikal, dengan Allah, dan horisontal, dengan sesama manusia. Sedangkan menurut Perjanjian Baru, orang yang bertobat berarti ia mulai percaya kembali kepada Yesus sebagai penyelamat.

Pertobatan memiliki 3 dimensi yang penting, yaitu dimensi fisik, moral, dan juga iman. Pertobatan dimensi fisik dapat diartikan sikap tobat yang terlihat dari segi fisik, berhubungan dengan tubuh dari manusia. Sedangkan untuk dimensi moral merupakan perubahan moral dari dalam diri para pentobat yang dapat terlihat dalam sikap dan tindakan sehari-hari yang dilakukannya untuk orang lain. Lain halnya dengan pertobatan dimensi iman. Pertobatan ini merupakan pemulihan relasi atau hubungan vertikal, dengan Tuhan. Dapat terlihat dari bertumbuhnya iman serta perwujudan sikap iman Katolik dalam kehidupan sehari-hari.

Pertobatan yang dialami Santa Caecilia dalam hidupnya merupakan pertobatan yang mencakup 3 dimensi tersebut. Pada mulanya Caecilia dan keluarganya hidup dalam kemewahan di tengah penderitaan dari masyarakat lain. Namun akhirnya ia sadar dan memilih untuk meninggalkan kehidupan mewahnya sebagai anak bangsawan Romawi. Gaun-gaun indah dan gemerlap yang dipakai di keluarganya tidak dipilih olehnya, ia lebih memilih menggunakan baju-baju kasar yang dapat melukai tubuhnya. Dari sini dapat terlihat bahwa Caecilia melakukan pertobatan dalam dimensi fisik.

Untuk pertobatan dimensi moral, dapat terlihat dari usaha Caecilia untuk membuat suaminya, yaitu Valerianus, menjadi percaya akan Tuhan dan menceritakan kisah hidup Yesus kepada Tiburtius, adik Valerianus, yang ingin menjadi seorang Katolik. Selain itu, ia juga berusaha menyebarkan ajaran Katolik kepada orang-orang di sekitarnya dan mengubah tempat tinggalnya menjadi rumah ibadat bagi semua orang. Berkat usahanya tersebut, banyak orang kafir atau penyembah berhala yang akhirnya memilih untuk dibaptis dan menjadi pengikut Yesus Kristus.

Santa Caecilia juga melakukan pertobatan dimensi iman. Banyak sekali perubahan iman yang dialaminya semenjak dibaptis dan menjadi seorang Katolik. Iman akan Kristus tumbuh dengan subur di dalam hati, pikiran, dan hidupnya. Ia sering membawa dan membaca Kitab Suci, padahal hal tersebut dilarang oleh kekaisaran pada saati itu. Ia juga telah bertekad atau berjanji untuk menyerahkan hidupnya kepada Tuhan dan memilih Yesus sebagai pengantin ilahi seumur hidupnya. Meskipun ayahnya menjodohkan dan menikahkannya dengan Valerianus, Caecilia tetap kuat untuk tidak mengingkari janji tersebut. Ia berdoa kepada Tuhan dengan bermazmur untuk meminta pertolongan dan kekuatan dalam menghadapi tantangan tersebut. Pada akhirnya Caecilia pun berhasil mempertahankan tekadnya berkat iman Katolik yang tumbuh kuat di dalam dirinya.

Banyak sekali nilai keteladanan hidup yang dimiliki Santa Caecilia setelah ia bertobat dan dibaptis menjadi seorang pengikut Kristus. Pertobatan yang dilakukannya tidak sekedar diucapkan, tetapi juga dilakukan dalam kehidupannya sehari-hari. Fisik, moral, dan iman dari Caecilia berubah menjadi lebih baik. Iman Katolik yang dimiliki Caecilia tidak hanya berguna untuk hidupnya saja, tetapi juga untuk membantu orang lain di sekitarnya. Ia mampu menghadapi semua tantangan yang ada di hadapannya dengan tetap berpegang erat pada cinta kasih dari Tuhan Yesus Kristus.

Sumber:
www.carmelia.net
www.pondokrenungan.com

Sunday, August 20, 2017

Peringatan Wajib Santo Pius X, 21 Agustus

Santo Pius lahir dengan nama Guiseppe (Yosef) Sarto di desa kecil yang bernama Riese (Venesia, Italia bagian utara) pada tanggal 2 Juni 1835. Orangtuanya bukanlah orang penting atau ternama di mata masyarakat, namun mereka adalah orang-orang Katolik yang saleh. Mereka mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka yang sepuluh orang itu dalam suatu zaman �susah�.

Pastor paroki sangat tertarik pada diri Guiseppe, sang pemimpin para putera altar yang berperilaku baik itu. Dia membantu Guiseppe dalam pendidikannya. Pada tahun 1858 Guiseppe ditahbiskan sebagai seorang imam praja. Sembilan tahun lamanya dia bertugas sebagai imam tentara di Tombolo. Tombolo terletak di provinsi Padua di kawasan Veneto, 45 km sebelah barat laut Venesia dan sekitar 25 km sebelah utara kota Padua.

Romo Guiseppe mempunyai seorang Fransiskan besar sebagai �idola�-nya, yaitu Santo Leonardus dari Port Maurice (1676-1751). Santo Leonardus ini adalah model bagi Romo Guiseppe dalam hidupnya dan juga pada mimbar ketika berkhotbah. Kesalehan Romo Guiseppe juga patut diteladani. Pada jam 4 pagi, dia sudah kelihatan berlutut di depan tabernakel.

Sembilan tahun lamanya Romo Guiseppe berkarya sebagai pastor paroki di Salzano (sekitar 15 km dari kota Venesia). Pada waktu ditugaskan si Salzano inilah Romo Guiseppe bergabung dengan Ordo Ketiga Santo Fransiskus (sekular) dan kemudian mendirikan dua persaudaraan Ordo Ketiga Sekular.[2] Sejak saat itu Romo Guiseppe berupaya serius agar kata-kata yang diucapkannya serta tulisan-tulisannya diwarnai dengan kesederhanaan dan keugaharian standar-standar kehidupan Fransiskan, semuanya demi pencapaian cita-cita dari Bapak Serafik.

Seusai penugasan di Salzano � untuk kurun waktu sembilan tahun lamanya � Romo Guiseppe diangkat menjadi Vikjen, kanon dan wali-pengawas seminari di keuskupan Treviso (di kawasan Veneta, dekat Venesia). Banyak orang mengatakan, bahwa Romo Guiseppe tidak akan mati di Treviso. Ternyata memang demikianlah, karena kemudian Romo Guiseppe diangkat menjadi uskup Mantua , sebuah kota di Lombardy, untuk sembilan tahun lamanya. Sebagai seorang uskup, tidak ada perubahan yang terjadi dalam kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Uskup Guiseppe tetap tidak menunjukkan toleransi samasekali terhadap pesta-pesta perjamuan yang mewah. Baginya kegiatan kerasulan dalam bidang pers sangatlah penting karena merupakan mimbar zaman modern. Oleh karena itu Uskup Guiseppe mendedikasikan dirinya pada kegiatan kerasulan pers ini. Sementara itu orang-orang miskin adalah favorit-favoritnya.

Uskup Guiseppe kemudian diangkat menjadi seorang kardinal dan Patriark/batrik Venesia, juga untuk sembilan tahun lamanya. Meskipun berada begitu dekat dengan pucuk pimpinan Gereja, Kardinal Guiseppe tetap menjadi anak-rohani yang setia dari bapak-rohaninya, Fransiskus � si kecil miskin dari Assisi.

Kematian Paus Leo XIII pada tahun 1903 membawa Kardinal Guiseppe ke Roma/Vatikan untuk mengikuti pemilihan paus. Siapakah yang akan terpilih? Kardinal Guiseppe Sarto menjawab: �Leo XIII, yang mencerahkan dunia dengan hikmat-kebijaksanaannya akan digantikan oleh seorang paus yang akan membuat dunia terkesan dengan kesucian hidupnya.� �Nubuat� ini digenapi: ternyata dalam konklaf Kardinal Guiseppe Sarto terpilih sebagai paus yang baru dengan nama Pius X.

Tidak lama setelah dipilih menjadi pemimpin tertinggi Gereja, Paus Pius X mengumumkan program kerjanya, yaitu �memperbaharui semua hal dalam Kristus�. Pius X melakukan banyak hal dalam hal kebangunan-rohani Gereja, misalnya mendorong penyambutan komuni sejak usia muda dan juga komuni harian. Ia menetapkan pokok-pokok yang diperlukan dalam rangka pencapaian kesucian hidup para klerus. Ia mendorong perkembangan Ordo Ketiga. Yang paling penting, lewat kesucian hidupnya, Paus Pius X membuat dirinya sendiri menjadi contoh bagi orang-orang untuk melakukan pembaharuan hidup rohani mereka.

Paus Pius X terkadang dijuluki �Paus Ekaristi�. Beliau tercatat pernah mengucapkan kata-kata sebagai berikut: �Komuni Kudus adalah jalan yang paling singkat dan paling aman untuk menuju surga. Memang ada jalan-jalan lain: keadaan tidak bersalah (innnocence), namun hal ini diperuntukkan bagi anak-anak kecil; pertobatan, namun hal ini menakutkan kita; memikul banyak pencobaan-pencobaan hidup, namun begitu pencobaan-pencobaan itu tiba kita menangis dan mohon dikecualikan/diselamatkan. Jalan yang paling pasti, paling mudah, paling singkat, adalah Ekaristi.� Ucapan beliau ini tentunya mendukung pemberian gelar/ julukan sebagai �Paus Ekaristi�.

Meskipun paus, namun ia tetap romo paroki yang penuh pengertian dan cintakasih. Setiap Minggu ia berkhotbah secara sederhana menjelaskan Injil yang dibacakannya kepada hadirin di halaman Vatikan. Kebaikan hati dan kesederhanaannya sangat menonjol.

Kemudian pecah perang dunia yang pertama. Ketika menderita sakit, dari atas pembaringannya Paus Pius X berkata: �Saya ingin menderita. Saya ingin mati bagi para serdadu di medan tempur.� Pada tanggal 20 Agustus 1914 � enam belas hari setelah pecah Perang Dunia I � Paus Pius X dengan penuh kedamaian menghembuskan nafasnya yang terakhir. Wasiatnya mencerminkan jiwa Fransiskannya: �Saya dilahirkan miskin, saya telah hidup miskin, dan saya ingin mati secara miskin pula.�

Semasa hidupnya, Paus Pius X beberapa kali menyembuhkan secara ajaib orang-orang yang sakit jasmani maupun rohani. Setelah kematiannya, banyak terjadi mukjizat pada kuburannya. Proses beatifikasinya dimulai pada tahun 1923. Beatifikasinya dilakukan pada tahun 1951 dan kanonisasinya dilakukan pada tahun 1954.

Sumber : http://www.mirifica.net/2014/08/20/peringatan-wajib-santo-pius-x-21-agustus/

Tuesday, August 8, 2017

Tentang St. Dominikus

Dominikus lahir pada tahun 1170 di Caleruega, Spanyol, dalam keluarga bangsawan terhormat. Ia dikirim belajar ke Universitas Palencia pada usia 14 tahun. Di Palencia ia tinggal selama 10 tahun untuk menempuh studi dengan penuh semangat dan ketekunan yang membuatnya dianggap sebagai mahasiswa teladan.

Suasana kota pelajar Palencia yang semarak tidak mempengaruhi Dominikus; ia setia menjaga dengan ketat hidup jasmani dan rohaninya. Ia bahkan sering bermatiraga dengan tidur di lantai yang keras. Dominikus juga memiliki hati yang lembut dan mudah tersentuh oleh penderitaan sesama: satu kali ia menjual buku-bukunya yang mahal dan uang hasil penjualannya dibagikan kepada kaum miskin Palencia yang kelaparan.

Dominikus muda terus bertumbuh dalam kebajikan, dan namanya mulai dikenal oleh uskup di Osma. Sang uskup memanggil Dominikus dan menjadikannya imam kanon reguler. Di bawah pimpinan Diego de Acebo, Dominikus pun mendalami kehidupan religius dan kontemplatif. Setelah Diego diangkat menjadi uskup Osma yang baru, ia mengundang Dominikus untuk ikut bepergian bersamanya menyebarkan Injil. Pada tahun 1206, mereka berdua bersama-sama menawarkan diri kepada Paus Innocentius III untuk pelayanan menyelamatkan jiwa-jiwa. Sri Paus mengutus mereka ke Languedoc, Prancis selatan, untuk menginjili kaum sesat Albigensian.

Pada waktu itu, biarawan-biarawan Cistercian sudah berkarya di tengah kaum Albigensian. Akan tetapi, gaya hidup mereka yang penuh foya-foya membuat mereka dan Gereja Katolik pada umumnya dicemooh oleh orang-orang Albigens. Dominikus melihat bahwa gaya hidup yang demikian membuat pewartaan menjadi gagal, maka ia dan Diego pun berkeliling desa-desa di Languedoc dengan berjalan kaki sambil mengemis. Karya mereka pun mulai menampakkan buah-buahnya: satu persatu orang-orang Albigens bertobat kembali kepada iman Katolik.

Setelah Diego meninggal, Dominikus masih melanjutkan pewartaan, kali ini dengan dibantu komunitas wanita ex-Albigens yang melarikan diri dari daerah tempat tinggal mereka dan menetap di Prouilles. Di bawah bimbingan Dominikus, wanita-wanita tersebut pun menjadi komunitas biarawati Dominikan pertama yang berciri kontemplatif tertutup. Pada waktu itu, nama Dominikus mulai populer di kalangan awam maupun klerus; beberapa kali ia ditawari jabatan sebagai uskup, namun ia selalu menolak karena tetap ingin melanjutkan karyanya berkeliling mewartakan Injil.

Tahun 1215, Dominikus berangkat ke Toulouse ditemani beberapa pengikutnya yang telah terkumpul. Pierre Seilan, seorang kaya warga Toulouse yang menjadikan Dominikus pembimbing rohaninya, memberikan salah satu rumahnya sebagai tempat kediaman mereka: di situlah biara Ordo Pewarta yang pertama didirikan, pada tanggal 25 April 1215. Ordo Pewarta kemudian mengadopsi regula St. Agustinus dan Dominikus mempresentasikannya kepada Sri Paus demi memperoleh pengakuan kanonik. Tanggal 22 Desember 1216, Paus Honorius III menerbitkan Bulla peneguhan Ordo Pewarta; tanggal tersebut kini diperingati sebagai hari lahirnya Ordo.

Tahun 1217, Dominikus memutuskan untuk menyebar para biarawannya berdua-dua ke seluruh penjuru negeri. Biarawan-biarawan yang paling cemerlang dikirimnya ke kota-kota universitas terbesar, yaitu Paris dan Bologna. Dominikus sendiri melanjutkan bepergian keliling Spanyol dan Roma untuk makin memantapkan keberadaan Ordonya. Tahun 1220, para perwakilan biarawan Dominikan, yang kini telah berlipat ganda jumlahnya, berkumpul di Bologna untuk menetapkan konstitusi Ordo yang pertama.

Dominikus meninggal di Bologna tahun 1221 dan dikanonisasi oleh Paus Gregorius IX tanggal 13 Juli 1234.

Sumber: https://dominikanawambogor.wordpress.com/tentang-st-dominikus/

Monday, September 14, 2015

Santa Perawan Maria Berdukacita

oleh: P. William P. Saunders

Pada bulan September kita memperingati Santa Perawan Maria Berdukacita. Dapatkah dijelaskan makna dan asal-mula peringatan ini?
~ seorang pembaca di Fairfax

Gelar �Bunda Dukacita� diberikan kepada Bunda Maria dengan menitikberatkan pada sengsara dan dukacitanya yang luar biasa selama sengsara dan wafat Kristus. Menurut tradisi, sengsara Bunda Maria ini tidak terbatas hanya pada peristiwa-peristiwa sengsara dan wafat Kristus; melainkan meliputi �tujuh dukacita� Maria, seperti yang dinubuatkan Nabi Simeon yang memaklumkannya kepada Maria, �Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan - dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.� (Lukas 2:34-35). Tujuh Dukacita Bunda Maria meliputi Nubuat Simeon, Pengungsian Keluarga Kudus ke Mesir; Kanak-kanak Yesus Hilang dan Diketemukan di Bait Allah; Bunda Maria Berjumpa dengan Yesus dalam Perjalanan-Nya ke Kalvari; Bunda Maria berdiri di kaki Salib ketika Yesus Disalibkan; Bunda Maria Memangku Jenasah Yesus setelah Ia Diturunkan dari Salib; dan kemudian Yesus Dimakamkan.

Secara keseluruhan, nubuat Simeon bahwa sebilah pedang akan menembus hati Bunda Maria digenapi dalam peristiwa-peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, Bunda Maria terkadang dilukiskan dengan hatinya terbuka dengan tujuh pedang menembusinya. Dan yang terpenting ialah bahwa setiap dukacita diterima Bunda Maria dengan gagah berani, dengan penuh kasih, dan dengan penuh kepercayaan, seperti digemakan dalam Fiat-nya, �jadilah padaku menurut perkataan Tuhan,� yang diucapkannya pertama kali dalam peristiwa Kabar Sukacita.

Peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita mulai populer pada abad keduabelas, meskipun dalam berbagai gelar yang berbeda. Beberapa tulisan didapati berasal dari abad kesebelas, teristimewa di kalangan para biarawan Benediktin. Pada abad keempatbelas dan kelimabelas, peringatan dan devosi ini telah tersebar luas di kalangan Gereja.

Yang menarik, pada tahun 1482, peringatan ini secara resmi dimasukkan dalam Misale Romawi dengan gelar �Santa Perawan Maria Bunda Berbelas Kasihan,� (Our Lady of Compassion) dengan menekankan besarnya cinta kasih Bunda Maria yang diperlihatkannya dalam sengsara bersama Putranya. Kata `compassion' berasal dari kata Latin `cum' dan `patior' yang artinya �menderita bersama�. Dukacita Bunda Maria melampaui dukacita siapa pun oleh sebab ia adalah Bunda Yesus, yang bukan hanya Putranya, melainkan juga Tuhan dan Juruselamatnya; Bunda Maria sungguh menderita bersama Putranya. Pada tahun 1727, Paus Benediktus XIII memasukkan Peringatan Santa Perawan Maria Bunda Berbelas Kasihan dalam Penanggalan Romawi, yang jatuh pada hari Jumat sebelum Hari Minggu Palma. Peringatan ini kemudian ditiadakan dengan revisi penanggalan yang diterbitkan dalam Misale Romawi tahun 1969.

Pada tahun 1668, peringatan guna menghormati Tujuh Dukacita Maria ditetapkan pada hari Minggu setelah tanggal 14 September, yaitu Pesta Salib Suci. Peringatan ini kemudian disisipkan dalam penanggalan Romawi pada tahun 1814, dan Paus Pius X menetapkan tanggal yang permanen, yaitu tanggal 15 September sebagai Peringatan Tujuh Duka Santa Perawan Maria (yang sekarang disederhanakan menjadi Peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita). Penekanan utamanya di sini adalah Bunda Maria yang berdiri dengan setia di kaki salib di mana Putranya meregang nyawa; seperti dicatat dalam Injil St. Yohanes, �Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: `Ibu, inilah, anakmu!' Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: `Inilah ibumu!'� (Yohanes 19:26-27). Konsili Vatikan Kedua dalam Konstitusi Dogmatis Tentang Gereja menulis, ��ia sesuai dengan rencana Allah berdiri di dekatnya. Di situlah ia menanggung penderitaan yang dahsyat bersama dengan Putranya yang tunggal. Dengan hati keibuannya ia menggabungkan diri dengan korban-Nya, yang penuh kasih menyetujui persembahan korban yang dilahirkannya.� (#58).

St. Bernardus (wafat tahun 1153) menulis, �Sungguh, ya Bunda Maria, sebilah pedang telah menembus hatimu�. Ia wafat secara jasmani oleh karena kasih yang jauh lebih besar daripada yang dapat dipahami manusia. Bunda-Nya wafat secara rohani oleh karena kasih seperti yang tak dapat dibandingkan selain dengan kasih-Nya.� (De duodecim praerogatativs BVM).

Dengan menekankan belas kasihan Bunda Maria, Bapa Suci kita, Paus Yohanes Paulus II, mengingatkan umat beriman, �Bunda Maria yang Tersuci senantiasa menjadi penghibur yang penuh kasih bagi mereka yang mengalami berbagai penderitaan, baik fisik maupun moral, yang menyengsarakan serta menyiksa umat manusia. Ia memahami segala sengsara dan derita kita, sebab ia sendiri juga menderita, dari Betlehem hingga Kalvari. 'Dan jiwa mereka pula akan ditembusi sebilah pedang.' Bunda Maria adalah Bunda Rohani kita, dan seorang ibunda senantiasa memahami anak-anaknya serta menghibur dalam penderitaan mereka. Dengan demikian, Bunda Maria mengemban suatu misi istimewa untuk mencintai kita, misi yang diterimanya dari Yesus yang tergantung di Salib, untuk mencintai kita selalu dan senantiasa, dan untuk menyelamatkan kita! Lebih dari segalanya, Bunda Maria menghibur kita dengan menunjuk pada Dia Yang Tersalib dan Firdaus!� (1980).

Oleh sebab itu, sementara kita menghormati Bunda Maria, Bunda Dukacita, kita juga menghormatinya sebagai murid yang setia dan teladan kaum beriman. Marilah kita berdoa seperti yang didaraskan dalam doa pembukaan Misa merayakan peringatan ini: �Bapa, sementara PutraMu ditinggikan di atas salib, Bunda-Nya Maria berdiri di bawah kaki salib-Nya, menanggung sengsara bersama-Nya. Semoga Gereja-Mu dipersatukan dengan Kristus dalam Sengsara dan Wafat-Nya, sehingga beroleh bagian dalam kebangkitan-Nya menuju hidup baru.� Dengan meneladani Bunda Maria, semoga kita pun dapat mempersatukan segala penderitaan kita dengan sengsara Kristus, serta menghadapinya dengan gagah berani, penuh kasih dan kepercayaan.

sumber : �Straight Answers: Mother of Sorrows� by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright �2003 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.�

Sunday, November 10, 2013

Pemberkatan Gereja-Gereja Basilika St. Petrus dan Paulus

Dalam kalender liturgi gereja Katolik, tanggal 18 November 2013 adalah peringatan Pemberkatan Gereja-gereja Basilika St. Petrus dan Paulus. Berikut sedikit ulasan tentang Basilika Santo Petrus dan Basilika Santo Paulus Roma. Postingan kesempatan ini dimaksudkan sebagai penambah pengetahuan demi memperkokoh iman kita yang bernaung di bawah panji Gereja Katolik, yang mana kedua Rasul besar ini, St. Petrus dan St. Paulus tetap mendapatkan tempat istimewa.

Basilika SANTO PETRUS

Basilika Santo Petrus (Bahasa Italia San Pietro in Vaticano) adalah sebuah basilika utama Katolik di Kota Vatikan, dikelilingi oleh Roma. Bangunan ini digambarkan sebagai gereja terbesar yang pernah dibangun (dia meliputi area 23.000 m� dan memiliki kapasitas lebih dari 60.000) dan salah satu situs tersuci dalam Kekristenan. Konstruksi basilika ini dimulai pada 1506 dan rampung pada 1626.

Basilika Santo Petrus dibangun atas perintah Kaisar Kristen pertama Konstantin I, pada tahun 326 di tempat Santo Petrus menjadi martir. Seribu tiga ratus tahun kemudian bangunan ini mulai runtuh perlahan-lahan, dan oleh karena itu Paus Nikolas V memerintahkan agar dibangun sebuah basilika yang baru. Tetapi pembangunannya baru dimulai pada tahun 1506 pada masa jabatan Paus Julius II. Pembangunan basilika ini memakan waktu 120 tahun. Michelangelo diminta sumbangan karyanya dengan pieta-nya yang sangat terkenal itu. Waktu itu ia telah berusia 72 tahun. Basilika ini merupakan basilika terbesar di dunia dengan panjang 193 meter dan tinggi 132 meter.

Tradisi mengatakan bahwa tempat bangunan ini merupakan tempat Santo Petrus, salah satu rasul Yesus dan dianggap sebagai Paus pertama, disalibkan dan dikuburkan. Gereja ini merupakan tempat penguburan St Petrus di bawah altar utama. Paus lainnya juga dikubur di basilika ini.

BASILIKA SANTO PAULUS ROMA

Di Roma terdapat empat basilika agung: Basilika St. Petrus, St. Yohanes Lateran, Maria Maggiore dan Basilika Santo Paulus. Yang terakhir ini biasa disebut dengan nama resmi: Basilica di San Paolo fuori le Mura (Basilika Santo Paulus di luar tembok). Disebut demikian karena terletak di luar tembok kota Roma.

Menurut ceritera, Santo Paulus dieksekusi dengan cara dipenggal kepalanya di Roma. Hal itu terjadi saat kaisar Nero berkuasa. Para pengikut Paulus menguburkan jenasahnya serta membuat suatu peringatan di atas makamnya, cella memoriae. Orang-orang kristiani purba kerap berjiarah ke makam rasul besar ini.

Di atas makam inilah Kaisar Konstantinus mendirikan gereja Santo Paulus yang pertama (Nopember 324). Pada tahun 386, Kaisar Theodosius membangun basilika yang lebih besar, setelah sebelumnya meruntuhkan gereja pertama. Menurut catatan yang tertulis dalam tiang utama, basilika ini diberkati pada tahun 390 namun pembangunannya sendiri baru selesai tahun 395 pada masa Kaisar Honorius memerintah.

Gereja megah ini dalam perjalanan sejarah, mengalami beberapa kali renovasi. Gereja ini juga beberapa kali mengalami kerusakan. Pada abad ke-sembilan, saat terjadi penyerbuan Saracen, basilika mengalami kerusakan berat. Namun, kerusakan paling parah terjadi pada tanggal 15 Juli 1823. Saat itu basilika nyaris musnah dilahap si jago merah. Hal ini disebabkan kelalaian seorang pekerja yang sedang memperbaiki atap gereja. Selain gereja, turut juga terbakar barang-barang bersejarah yang telah tersimpan selama 1.435 tahun di dalamnya.

Paus Leo XII menunjuk sebuah komisi untuk membangun kembali basilika dengan ukuran yang sama dengan sebelumnya. Seluruh dunia bahu membahu mendirikan kembali basilika bersejarah ini. Viceroy dari Mesir mengirim pilar-pilar batu pualam, Kaisar Rusia menyumbang barang-barang berharga untuk tabernakel sementara bagian utama diselesaikan atas bantuan pemerintah Italia.

Basilika Santo Paulus dibuka kembali pada tahun 1840. Kendati demikian, pemberkatan serta peresmiannya baru dilakukan limabelas tahun kemudian oleh Paus Pius IX. Saat itu hadir sekurangnya lima puluh kardinal.

Patut dicatat, bersebelahan dengan basilika dibangun sebuah beranda oleh keluarga Vassalletti (1208-1235). Sebuah puisi tertulis dalam beranda tersebut yang menggambarkan kehidupan para rahib. Para rahib memang tinggal di biara sekaligus menjadi penjaga basilika.

Sebagai daya tarik pengunjung, di kompleks basilika, terdapat juga museum serta toko souvenir. Bila sekedar ingin membeli barang-barang religius seperti rosario atau salib, tidak disarankan membeli di tempat ini.

Basilika Santo Paulus di luar tembok merupakan gereja terbesar kedua sesudah basilika Santo Petrus di Vatikan. Basilika St. Paulus memiliki panjang 131.66 meter, lebar 65 dan tinggi nyaris 30 meter. Dengan 80 tiang-tiang besar yang terdapat di bagian depan gereja, basilika ini terasa megah. Di bagian depan kanan basilika, terdapat pintu suci yang hanya dibuka pada tahun-tahun jubileum saja atau setiap 25 tahun sekali. Sementara di sayap pintu utama terdapat patung St. Petrus dan Paulus hasil karya Gregorio Zappala (abad 19).

Ada yang unik dalam gedung basilika ini. Di sekeliling basilika, bagian atas, terdapat lukisan mosaik setiap Paus. Sejak Paus pertama, yaitu Santo Petrus, hingga Paus yang kini bertahta, Benediktus XVI terdapat gambarnya. Dengan demikian, sudah ada 265 gambar Paus terdapat di dalam tempat khusus tersebut. Kalau kita perhatikan, hanya tinggal beberapa tempat saja yang tersisa. Konon, bila semua tempat telah terisi, maka duniapun akan kiamat�.

Paulus adalah rasul besar yang amat berjasa menyebarkan ajaran Kristus. Basilika megah yang kokoh berdiri adalah bukti penghormatan nyata atas jasa-jasa Paulus. Berjiarah ke tempat ini mengingatkan kita akan perjuangan serta pengorbanan Paulus yang luar biasa demi gereja, demi kita semua.

Sumber dari internet

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)