Latest News

Showing posts with label Katolik Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Katolik Indonesia. Show all posts

Wednesday, July 2, 2014

Mgr. Agus (Uskup Agung Pontianak) Menerima Pallium dari Paus Fransiskus

Pada Hari Raya St. Petrus dan Paulus, Gereja memiliki tradisi dimana pada hari tersebut para Uskup yang telah dipilih secara langsung oleh Paus Fransiskus menjadi Uskup Agung Metropolitan, menerimakan Pallium di Basilika St. Petrus, Vatikan. Berikut adalah daftar nama yang berjumlah 27 orang, yang terdiri dari 24 Uskup Agung yang menerima Pallium dan tiga orang lainnya tidak menghadiri: 

1. Mgr. Victor Henry THAKUR, Uskup Agung Raipur (India)
2. Mgr. Jos� Rafael Quiros, Uskup Agung San Jos� de Costa Rica (Costa Rica)
3. Mgr. Giuseppe Fiorini Morosini, OM, Uskup Agung dari wilayah Calabria-Bova (Italia)
4. Mgr. Leo W. CUSHLEY, Uskup Agung Saint Andrews dan Edinburgh (Skotlandia)
5. Mgr. Jaime Spengler, OFM, Uskup Agung Porto Alegre (Brazil)
6. Mgr. Jean-Luc BOUILLERET, Uskup Agung Besan�on (Prancis)
7. Mgr. Leonard Paul BLAIR, Uskup Agung Hartford (USA)
8. Mgr. Gabriel 'Leke ABEGUNRIN, Uskup Agung Ibadan (Nigeria)
9. Mgr. Sebastian Francis SHAW, OFM, Uskup Agung Lahore (Pakistan)
10. Mgr. Franz Lackner, OFM, Uskup Agung Salzburg (Austria)
11. Mgr. Thomas Luke MSUSA, SMM, Uskup Agung Blantyre (Malawi)
12. Mgr. Benjamin Marc Balthason Ramaroson, CM, Uskup Agung Antsiranana (Madagaskar)
13. Mgr. Ren� Osvaldo Rebolledo SALINAS, Uskup Agung La Serena (Chile)
14. Mgr. Marlo M. PERALTA, Uskup Agung Nueva Segovia (Filipina)
15. Mgr. Emmanuel OBBO, Uskup Agung Tororo (Uganda)
16. Mgr. Daniel Fernando Sturla BERHOUET, SDB, Uskup Agung Montevideo (Uruguay)
17. Mgr. Marco Arnolfo, Uskup Agung Vercelli (Italia)
18. Mgr. Damian Denis DALLU, Uskup Agung Songea (Tanzania)
19. Mgr. Romulo T. DE LA CRUZ, Uskup Agung Zamboanga (Filipina)
20. Mgr. Malcolm Patrick McMahon, OP, Uskup Agung Liverpool (Inggris)
21. Mgr. Paul bui VN OC, Uskup Agung Thanh-Pho Ho Chi Minh, HoChiMinh Ville (Vietnam)
22. Mgr. Wojciech POLAK, Uskup Agung Gniezno (Polandia)
23. Mgr. Jos� Luiz Majella DELGADO, C.SS.R., Uskup Agung Pouso Alegre (Brazil)
24. Msgr. Agustinus AGUS, Uskup Agung Pontianak (Indonesia)

Uskup Agung yang tidak hadir pada upacara tersebut:
25. Mgr. Tarcisius Gervazio ZIYAYE, Uskup Agung Lilongwe (Malawi)
26. Mgr. Nicholas MANG THANG, Uskup Agung Mandalay (Burma)
27. Mgr. Stephan BURGER, Uskup Agung Freiburg im Breisgau (Jerman)

Salah satu yang menarik dari penerimaan Pallium pada tahun 29 Juni 2014 adalah, Mgr. Agustinus Agus. Pr mendapatkan kesempatan untuk menerima Pallium dari tangan Paus Fransiskus sendiri. Berikut adalah foto dari Mgr. Agustinus Agus. Pr yang menerima Pallium dari Paus Fransiskus:


Catatan:
Pallium adalah busana liturgi yang dipakai diluar kasula dan hanya dipakai oleh Uskup Agung Metropolitan. Pallium terbuat dari bulu domba, yang sesuai tradisi gereja diberkati oleh Paus pada Peringatan Santa Agnes (21 Januari). Kemudian domba ini dicukur bulunya untuk ditenun pada Hari Raya Kamis Putih, yang memiliki makna bahwa Kristus adalah anak domba Allah yang sejati, seorang gembala yang rela memberikan nyawa bagi domba-domba-Nya, yang kepada Petrus-lah Kristus menyerahkan domba - domba-Nya untuk digembalakan.

Silahkan juga baca berita pengangkatan Mgr. Agustinus Agus. Pr menjadi Uskup Agung Pontianak, disini (klik link)

Dominus illuminatio mea!

Wednesday, June 4, 2014

Uskup Baru Keuskupan Agung Pontianak & Keuskupan Bandung


Uskup Baru Keuskupan Agung Pontianak

Pada tanggal 3 Mei 2014 tepat pukul 12:00 waktu Vatikan, 17.00 WIB, Paus Fransiskus telah menerima menerima pengunduran diri Uskup Agung Pontianak Mgr Hieronymus Herculanus Bumbun OFMCap berdasarkan aturan yang terdapat dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) Kanon 401 �1 "Uskup Diosesan yang sudah berusia genap tujuh puluh lima tahun, diminta untuk mengajukan pengunduran diri dari jabatannya kepada Paus, yang akan mengambil keputusan setelah mempertimbangkan segala keadaan." (KHK Kan.401). Pengunduran diri dari Mgr Bumbun, didasari oleh umur beliau yang telah menginjak usia 77 tahun, sejak beliau menerima tahbisan uskup pada 27 Mei 1976 dan telah memimpin Keuskupan Agung Pontianak sejak sejak 26 Februari 1977.

Bapa Suci menerima pengunduran Mgr Bumbun sebagai Uskup Agung Pontianak dan saat itu juga mengumumkan pengangkatan Uskup Sintang Mgr Agustinus Agus sebagai Uskup Agung Pontianak menggantikan Mgr Bumbun. Mgr Agus telah menggembalakan Keuskupan Sintang sejak ditunjuk pada 29 Oktober 1999; dan menerima tahbisan uskup pada 6 Februari 2000.

Berikut adalah biodata dari Mgr Agus:
Tempat dan tanggal lahir: Lintang, Kalimantan Barat, 22 Oktober 1949
Tahbisan Imam: Keuskupan Sanggau, Kalimantan Barat: 6 Juni 1977
Ditunjuk sebagai Uskup Sintang: Kalimantan Barat: 29 Oktober 1999
Tahbisan Uskup Sintang: 6 Februari 2000
Pentahbis Utama: Uskup Agung Jakarta, Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja SJ
Pentahbis Pendamping: Nunsius Apostolik Indonesia XI yang bergelar Uskup Agung Tituler Botriana, Mgr Renzo Fratini dan Uskup Agung Pontianak, Mgr Hieronymus Herculanus Bumbun OFMCap
Diangkat Uskup Agung Pontianak: 3 Juni 2014

Dengan demikian, Mgr Bumbun pun bergelar Uskup Emeritus bagi Keuskupan Agung Pontianak dan Keuskupan Sintang pun lowong alias sede vacante hingga menunggu penunjukkan uskup baru disana.
                                           Uskup Baru Keuskupan Bandung

Setelah empat tahun menanti, akhirnya sukacita telah hadir ditengah-tengah umat Katolik di kota Bandung yang telah memiliki Uskup baru. RP.Dr.Antonius Subianto Bunyamin O.S.C telah ditunjuk oleh Paus Fransiskus untuk menggembalakan umat Katolik di kota Bandung sebagai Uskup Keuskupan Bandung yang baru. Penunjukkan Romo Anton sebagai Uskup Bandung telah mengakhiri masa lowong (sede vacante) Keuskupan Bandung, yang dahulu dipimpin oleh Mgr. Johannes Pujasumarta selama dua tahun (2008-2010), dan setelah Mgr. Johannes Pujasumarta ditingkatkan statusnya menjadi Uskup Agung Semarang oleh Paus Benediktus XVI. Selama takhta lowong, Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo diberi tugas tambahan oleh Takhta Suci sebagai Administrator Apostolik Bandung. Uskup Bandung terpilih ini lahir di Bandung, Jawa Barat, 14 Februari 1968. Ia memulai menggeluati panggilan imamatnya di Seminari Menengah St Petrus Kanisius Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah. Lalu ia bergabung dengan OSC dan menjalani formasi sebagai calon imam Salib Suci. 

Kaul kekal sebagai anggota OSC ia ikrarkan pada 28 Agustus 1994. Selang dua tahun, tepatnya 26 Juni 1996, ia menerima tahbisan imamat. Usai ditahbiskan, Pastor Anton diutus untuk studi Filsafat di Universitas Katolik Louvain, Belgia (1996-1999). Ia berhasil menyabet gelar Lisensiat dan pulang ke tanah air untuk mengajar di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung (1999-2003).

Sang Superior mengutusnya lagi untuk mendalami Ilmu Filsafat di Universitas Kepausan Lateran, Roma (2003-2007). Tahun 2007, Pastor Anton pulang dengan titel Doktor Filsafat dan diincar untuk memperkuat Universitas Katolik Parahyangan. Alhasil, ia kembali ke tanah air dan diserahi tugas sebagai Wakil Provinsial OSC (2007-2010). Meski demikian, ia tetap mengajar di Parahyangan.

Selain itu, Pastor Anton pun mengampu beberapa tanggung jawab penting lainnya, misal: Direktur Eksekutif Yayasan Salib Suci untuk sekolah-sekolah Katolik di Bandung (2008); Ketua Pengurus Yayasan Parahyangan (2009); Sekretaris Yayasan Marga Asah Talenta; dan Ketua Institusi Hukum Universitas Katolik Parahyangan (2009-2010). Di Keuskupan Bandung, ia dipercaya sebagai Sekretaris FORPITU (Forum Pimpinan Tarekat dan UNIO Keuskupan Bandung); anggota Dewan Konsultores dan Dewan Pastoral Keuskupan Bandung (2010); dan anggota dewan di APTIK (Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik) di Indonesia.

Berita pengangkatan dua Uskup baru Indonesia juga dilansir oleh news.va (situs berita resmi Vatikan) dalam dua bahasa yaitu Inggris dan Spanyol:

Uskup Bandung: Vatican City - On June 3 , 2014, the Holy Father appointed Rev. Fr. Antonius Subianto Bunyamin, O.S.C., Prior Provincial of the Order of the Holy Cross in Bandung, as Bishop of Bandung.

Uskup Agung Pontianak: Il Santo Padre Francesco ha accettato la rinuncia al governo pastorale dell�arcidiocesi di Pontianak (Indonesia), presentata da S.E. Mons. Hieronymus Herculanus Bumbun, O.F.M. Cap., in conformit� al can. 401 � 1 del Codice di Diritto Canonico.

Il Papa ha nominato Arcivescovo Metropolita di Pontianak (Indonesia) S.E. Mons. Agustinus Agus, trasferendolo dalla sede episcopale di Sintang (Indonesia).
Dominus illuminatio mea!
Referensi dari berbagai sumber.

Tuesday, April 29, 2014

Kanonisasi Paus Yohanes XXIII & Paus Yohanes Paulus II bagian II


Allah selalu memanggil manusia didalam kekudusan. �Menjadi kudus bukanlah keistimewaan beberapa orang namun panggilan bagi semua orang� demikianlah yang diungkapkan oleh Paus Fransiskus. Orang-orang yang telah menjaga kekudusan hidupnya dikukuhkan oleh Gereja sebagai saksi bahwa kesucian bukanlah suatu hal yang mustahil untuk di manifestasikan didalam hidup. Para kudus merupakan saksi dari semuanya itu. Bunda Gereja dengan sukacita menyambut dua putra agungnya yang semasa hidupnya telah duduk di Takhta St. Petrus dan kini diangkat menjadi santo: Yohanes XXIII & Yohanes Paulus II. Melihat begitu besarnya peran dua santo ini didalam hidup Gereja, dimana Paus Yohanes XXIII dalam karyanya yaitu Konsili Vatikan II dan Paus Yohanes Paulus II sebagai seorang yang mencoba menyebarkan pesan dari Konsili Vatikan II ditengah-tengah Gereja, dalam menyongsong Millenium III.

Berikut adalah sejarah hidup dari �Lolek� (panggilan sapaan masa kecil St. Yohanes Paulus II).
Karol Josef Wojtyla, beginilah nama asli dari sang santo, yang lahir pada 18 Mei 1920 di Wadowice, sebuah kota di sebelah barat daya Kota Krakow, Polandia. Ia dibaptis oleh Romo Franciszek Zak. Masa kecilnya dipenuhi dengan kedukaan yang mendalam. Ibunya yang bernama Emilia Kaczorowska meninggal saat usianya 8 tahun dan kakak tertuanya, Edmund Wojtyla meninggal pada saat ia berusia 12 tahun. Benih panggilannya mulai tumbuh saat ayahnya meninggal akibat serangan jantung. Waktu itu Lolek masih berusia 20 tahun. Sepeninggal ayahnya, saya semakin sadar akan jalan kebenaran. Saya yakin benar kalau Tuhan memanggil saya� urainya dalam sebuah memoir. Pengalaman unik pada masa kecil Lolek ialah ia pernah bekerja sebagai buruh penggalian batu. 

Hal lainnya yang merupakan memori mendebarkan dalam diri seorang Karol Wojtyla, yakni saat pihak Nazi Jerman mengejar-ngejar dan hendak menangkapnya. Sehingga ia memutuskan untuk mengungsi ke pastoran Keuskupan Agung Krakow hingga perang berakhir, inilah momen yang tepat bagi Wojtyla untuk memurnikan panggilannya.

Imannya sebagai Katolik semakin diuji manakalah kaum Nazi semakin gencarnya menjajah Polandia. Perang yang berkecamuk mengembleng pilihan kepada sebuah pilihan hidup khusus yakni menjadi seorang imam. Di sinilah ia merasakan dan memaknai panggilan hidup yang berasal dari Tuhan sendiri. Pada akhir musim gugur pada tahun 1942, Karol Wojtyla semakin sadar akan panggilan hidupnya untuk menjadi seorang imam, sehingga ia mulai belajar di seminari �bawah tanah� yang dicetus oleh Kardinal Adama Stefan Sapieha di Keuskupan Agung Krakow. Kemudian setelah menamatkan studinya di seminari tersebut, ia kemudia kembali studi teologi di Universitas Jaghellonica, Krakow dan ditahbiskan menjadi imam diosesan pada 1 November 1946 oleh Uskup Agung Krakow.

Kemudian Romo Karol ditahbiskan menjadi menjadi Uskup Agung Krakow oleh Paus Paulus VI. Mgr Karol merupakan salah seorang pemikir yang handal di Konsili Vatikan II sehingga cukup disegani oleh para Uskup yang hadir saat itu, karena keikutsertaannya pada Konsili Vatikan II, ia pun diangkat menjadi Kardinal. Saat Paus Yohanes Paulus I wafat; ia ikut serta dalam konklaf untuk memilih paus baru dan pilihan Tuhan jatuh padanya, sehingga Kardinal Karol menjadi Paus ke- 264 Gereja Katolik dengan nama Yohanes Paulus II.

Ensiklik pertama yang dikeluarkan oleh Paus Yohanes Paulus II adalah Redemptor Hominis pada 15 Maret 1979 dan yang terakhir ialah Ecclesia de Eucharistia pada 17 April 2003 dengan tujuan untuk menghidupkan kembali penyembahan terhadap Sakramen Ekaristi. Selama menjabat sebagai Paus, ia telah mengeluarkan 14 Ensiklik, 15 Nasihat Apostolik, 11 Konstitusi Apostolik, dan 45 Surat Apostolik. Selain itu tercatat, Yohanes Paulus II melakukan 482 kanonisasi dan memimpin 147 beatifikasi dari 1.338 beato-beata yang diangkatnya.

Selama menjadi Paus,  telah terjadi berbagai peristiwa yang menggemparkan dunia, salah satu diantaranya ialah pada tanggal 13 Mei 1981, ia hampir tewas akibat ditembak Mehmet Ali Agca dan memberikan teladan yang mencengangkan, saat ia menjenguk Ali Agca di penjara Rebibbia dan seusai berbincang-bincang dengannya, ia berkata �Ketika berbicara dengannya saya anggap ia adalah seorang saudara yang sudah saya ampuni dan saya percayai sepenuhnya.�

Jejak Paus Yohanes Paulus II di Indonesia
Kebahagiaan besar menyelimuti hati umat Katolik Indonesia, yang 25 tahun lalu menjadi saksi hidup kehadiran Paus Yohanes Paulus II (YP II) di bumi Nusantara ini. Tepatnya 9-14 Oktober 1989. Begitu mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, YP II lansung mencium bumi Nusantara. Inilah tanda cinta, berkat dan penghormatannya kepada Indonesia.

YP II di Indonesia
Besarnya cinta YP II terhadap Indonesia mulai terbaca, sejak Bapa Suci itu mempersiapkan diri di Vatikan sebelum melawat ke Indonesia. Seorang imam Indonesia, yang saat itu terngah studi di Roma, RD Suratman Gito Wiratma dipanggil secara khusus. Bapa Suci memintannya untuk mengajari bahasa Indonesia yang akan dipakai dalam Liturgi Ekaristi selama di Indonesia. Menurut Romo Suratman, Paus menerimanya di studio Takhta Suci. �Saya mengajar liturgi ekaristi dalam bahasa Indonesia, prefasi, aklamasi, dan lain-lain, selama satu jam perhari. Saya mengajar hanya dua hari.�

Di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin 9 Oktober 1989, YP II disambut dengan upacara kenegaraan setelah turun dari pesawat Korean Airline yang menerbangkannya dari Seoul. Pada kesempatan pertama, YP II disambut oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Yang menarik, Bapa Suci memberikan souvenir berupa kotak kecil berisi Rosario kepada Ny. Tien Soeharto. Spontan Ibu Tien membukanya dan mengalungkan Rosario itu dilehernya selama pertemuan. Dalam pertemuan itu, Bapa Suci mengungkapkan kekagumannya akan falsafah Pancasila. Hal menarik dalam Pancasila menurut dia, adalah nilai toleransi sesama umat beragama.

Setelah itu, YP II memimpin Perayaan Ekaristi di Stadion Utama Senayan, Jakarta yang dihadiri sekitar 120 ribu umat Katolik dari Keuskupan Agung Jakarta, Bogor, Bandung, Lampung, Sumatra Selatan dan Kalimantan. Selama memimpin misa, Paus memakai bahasa Indonesia. Sementara, khotbah dalam bahasa Italia, diterjemahkan langsung oleh konselebran utamanya, Mgr Leo Soekoto SJ, Uskup Agung Jakarta. Dalam khotbahnya, Paus mengingatkan agar umat Katolik Indonesia menjadi putra-putri yang tangguh dan warga Indonesia sejati. �Dia juga menyerukan pentingnya kerukunan antar-umat beragama. (Dikutip dari tulisan Norben Syukur dengan beberapa pengubahan)

Memasuki awal tahun 2005, kesehatan Bapa Suci terus menurun dan pada akhirnya ia menghembuskan nafas yang terakhir 2 April 2005. Dunia merasakan kehilangan yang begitu mendalam, tak henti-hentinya umat Kristen dari seluruh dunia mendoakan Paus Yohanes Paulus II. Lapangan Santo Petrus menjadi penuh dengan pelayat dari penjuru dunia, yang masing-masing memiliki tujuan untuk melihat jasad Paus yang terakhir kalinya. Tak henti-hentinya massa yang berkumpul di lapangan karya Bernini tersebut meneriakkan �Santo subito! Santo subito! Santo subito!� agar sang Paus segera dinyatakan sebagai santo. Misa requiem dipimpin oleh Kardinal Joseph Ratzinger (Paus Emeritus Benediktus XVI). Dihadiri lebih dari 200 delegatus resmi, serta perwakilan dari semua agama besar di dunia. Pemakaman itu dihadiri langsung oleh 250.000 hingga 300.000 orang.


Tanda-tanda kekudusan dari Paus Yohanes Paulus II mulai menyerbak, salah satu diantaranya berkat perantaraan YP II, Sr Maria Pierre Simon sembuh dari penyakit Parkinson. Karena mukjizat ini, Paus Benedktus pun menandatangi dekrit yang diperlukan untuk beatifikasi dan menyebut YP II sebagai Venerabilis. Paus Yohanes Paulus II dinyatakan sebagai Beato pada 1 Mei 2011. Pada 5 Juli 2013, mukjizat terjadi pada Floribeth Mora Diaz dari kota San Jose Costa Rica, yang sembuh dari penyakit aneurisma celebral yang disebabkan oleh pelebaran dinding pembuluh arteri di otak, setelah berdoa lewat perantaraan YP II. Tidak sedikit orang yang menyebut Yohanes Paulus II, sebagai �Kristus� sendiri karena tindakannya yang benar-benar mencerminkan tindakan seorang Kristen, ia mengasihi begitu banyak orang dan bahkan ia mengampuni orang yang hampir membunuhnya. Sehingga melihat Paus Yohanes Paulus dinyatakan sebagai santo pada 27 April 2014, seakan membuat kita tidak perlu bertanya kembali.
Dominus illuminatio mea!

Saturday, February 22, 2014

USKUP BARU BOGOR

Pada tanggal 21 November 2013 lalu, Paus Fransiskus menerima pengunduran diri dari Mgr. Cosmas Michael Angkur OFM karena usia lanjut, berlandaskan dari Kitab Hukum Kanonik  401 � 1. Kemudian pada tanggal 22 November 2013, Paus Fransiskus secara resmi mengangkat Romo Paskalis Bruno Syukur OFM sebagai Uskup baru untuk Keuskupan Bogor menggantikan Mgr. Cosmas Michael Angkur OFM.


Informasi pengangkatan Romo Paskalis Bruno Syukur OFM diberitakan pula oleh situs news.va (situs berita resmi Vatikan) dalam dua versi yaitu bahasa Inggris dan Italia

Il Santo Padre ha accettato la rinuncia al governo pastorale della diocesi di Bogor (Indonesia), presentata da S.E. Mons. Cosmas Michael Angkur, O.F.M., in conformit� al can. 401 � 1 del Codice di Diritto Canonico.



Il Papa ha nominato Vescovo della diocesi di Bogor (Indonesia) il Rev.do P. Paskalis Bruno Syukur, O.F.M., Definitore Generale dell�Ordine Francescano dei Frati Minori a Roma.

Romo Paskalis Bruno Syukur OFM lahir  pada tanggal 17 Mei 1962 di Ranggu, Keuskupan Ruteng di Pulau Flores, NTT, Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM menyelesaikan pendidikanya di Seminari Menengah St. Pius di Kisol. Begitu selesai, Mgr. Paskalis lalu melanjutkan studi mengarah ke panggilan imamatnya dengan masuk menjadi anggota Ordo Saudara Hina Dina (Ordo Fratrum Minorum/OFM) di Papringan, Yogyakarta tahun 1981.

Bersama Pastur Dr. Peter Aman OFM, Pastur Robby Wowor OFM, Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM mulai belajar filsafat dan sedikit mencicipi teologi di STF Driyarkara Jakarta pada tahun 1983 dan lulus sarjana muda (BA) filsafat tahun 1987 bersama sejumlah rekan mahasiswa dari kalangan Jesuit seperti Romo AM Roni Nurhayanto SJ, Romo Dr Baskara Tulus Wardaya SJ, Romo Eduard Ratu Dopo SJ, Romo Herman Tjahja SJ, dan beberapa frater diosisan (praja) dari KAJ lainnya.

Beberapa tahun kemudian usai menjalani tahun-tahun orientasi pastoral, Mgr. Paskalis melanjutkan studi teologinya di Fakultas Teologi Wedhabakti Universitas Sanata Dharma di Kampus Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan, Yogyakarta. Mengucapkan kaul kekalnya sebagai anggota OFM pada tanggal 22 Juni 1989 dan menerima tahbisan imamatnya pada tanggal 2 Februari 1991.


Sebagai imam muda, Mgr. Paskalis menjalani tugas pastoral di kawasan Moanemani, Keuskupan Agung Jayapura di Papua tahun 1991-1993 dan kemudian ditugaskan   belajar spiritualitas di Roma kurun waktu tahun 1993-1996. OFM Provinsi Indonesia kemudian menugasi Mgr. Paskalis sebagai magister novis untuk para frater calon OFM di Novisiat OFM di Depok, Kabupaten Bogor kurun waktu 1996-2001. Berikutnya dia menjadi semacam pastur pendamping frater-frater di komunitas OFM sekaligus menjadi anggota Dewan Provinsi OFM Indonesia dan berikutnya menjadi Provinsial OFM Provinsi Indonesia kurun waktu 2001-2009. Selepas dari jabatannya sebagai Provinsial OFM di Indonesia, Mgr. Paskalis dipanggil tugas ke Roma untuk menduduki pos penting sebagai definitore generale di �markas besar OFM� di Roma untuk urusan wilayah Asia dan Oceania.

Dominus illuminatio mea!

Tuesday, December 24, 2013

Khotbah MGR. W. J. Demarteau pada Perayaan Natal

Kristus telah lahir di sebuah tempat yang tenang dan penuh dengan kedamaian, sehingga Pesta Natal dapat diartikan sebagai pesta damai. Seharusnya kita merasa malu merayakan pesta ini. Pesta damai apa yang kita rayakan? Sesungguhnya kita hidup dalam dunia yang penuh kekerasan, perkosaan hak, peperangan, pembunuhan bahkan pembantaian seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu di lapangan terbang Roma.

Saya teringat sebuah gambar dalam sebuah surat kabar edisi Natal yang terbit pada waktu Perang Dunia kedua. Dalam gambar itu nampak beberapa malaikat terbang di atas medan perang Eropa dan Asia. Mata mereka tertutup dengan kain dan mereka tidak berani menyanyikan lagu damai di bumi kepada manusia tercinta.

Apa sebabnya hanya ada sedikit kedamaian di dunia ini?
Apa sebabnya damai yang baru bertunas acap kali dipotong orang?
Apa sebabnya manuia lebih suka menghirup udara peperangan yang kotor daripada menghirup udara damai yang jernih?


Sebabnya:
Kedamaian adalah lebih dari gencatan senjata
Kedamaian bukan sekedar tidak membunuh lagi.
Kedamaian bukan sekedar tidak menjatuhkan bom lagi.
Kedamaian bukan sekedar tidak berperang lagi.
Kedamaian bukan sekedar tidak berkelahi lagi.
Kedamaian bukan sekedar mengulurkan tangan.

Kedamaian adalah suatu cara hidup.

Kedamaian itu bersumber dari hati yang baik dan lahir di dalam hati yang tak terbagi.
Kedamaian berasal dari hati yang bebas dari egoisme dan nafsu hormat serta nafsu milik dalam bentuk apapun.

Damai tidak begitu saja timbul dan menjadi milik kita. Damai adalah hasi dari suatu kehidupan yang murni. Damai adalah hasil dari suatu keterbukaan, kesederhanaan dan kejujuran. Damai yang sejati harus dimulai dari diri kita sendiri.

Seorang bijak mengatakan: �Kita harus membawa damai dengan menjadi damai: to bring peace by being peace.�

Semoga kita mempunyai kemauan yang baik ini, yaitu membawa damai kepada sesama dan kedalam dunia kita dengan menjadi damai.
Banjarmasin. 19 Desember 1973

+ (Alm) MGR. W. J. Demarteau MSF (Uskup Pertama Keuskupan Banjarmasin) +

Saturday, September 7, 2013

MGR. Joannes Groen MSF - Sang Vikaris Apostolik Banjarmasin

"Menuju Terwujudnya Gereja Lokal"
Pada tahun 1949, tidak ada perayaan ulang tahun kesebelas bagi Prefektur Apostolik Banjarmasin. Pada tahun itu, tepatnya 10 Maret 1949, Prefektur Apostolik Banjarmasin diangkat menjadi Vikariat Apostolik. Pada hari yang sama, Pater Joannes Groen MSF, diangkat menjadi Vikaris Apostolik yang pertama dengan motto tahbisan, "Lux In Tenebris" (=Cahaya Dalam Kebenaran " Yoh 1:5).

Sebelas tahun sebelumnya, saat prefektur Apostolik Banjarmasin didirikan, bnayak orang menyangka bahwa beliaulah yang diangkat menjadi Prefek Apostolik. Namun yang terjadi tidak demikian. Justur seorang pater muda berusai 33 tahun bernama J. Kusters MSF yang diangkat menjadi Prefek Apostolik.keadaan ini berbalik saat pengangkatan Vikaris Apostolik. Saat banyak orang menyangka MGR. J. Kusters MSF yang akan diangkat menjadi Vikaris Apostolik, justru Pater Joannes Groen MSF yang saat itu dianggap terlalu tua (58 tahun) diangkat menjadi Vikaris Apostolik.

Lahir pada 15 Desember 1891, Joannes Groen, masuk seminari MSF di Grave pada usia 19 tahun. Setelah ditahbiskan menjadi imam, beliau berkarya sebagai pengajar bahasa Perancis dan Latin di seminari MSF di Kaatsheuvel, Belanda. Setelah 8 tahun mengajar, Pater Groen MSF diutus ke Kalimanta sebagai superior misi dan menetap di Banjarmasin agar lebih muda mengadakan kontak dengan pemerintah.

Pada tahun 1939, Pater Groen MSF cuti ke Belanda dan baru bisa kembali ke Indonesia pada tahun 1946. Keberadaan Pater Groen di Belanda selama beberapa tahun itu telah membawa dampat positif berupa membaiknya hubungan beliau dengan Dewan Jenderal MSF yang sebelumnya kurang mulus, bahkan beliau sempat diijinkan member retret untuk Dewan Jenderal MSF di Grave.

Groen berangkat ke Belanda dan ditahbiskan pada tangga 16 Juni 1949 di Kaatsheuvel oleh Uskup Hertogenbosch " MGR Mutsaers bersama MGR. J. Huibers dari Keuskupan Haarlem dan MGR. Tarc. Van Valenberg OFMCap " Vikaris Apostolik Pontiana. Sebagai Ordinarius Banjarmasin, beberapa karya penting telah dilakukan MGR. Groen. Tanggal 12 Juli 1950 dibuka Seminari Menengah di Banjarmasin. Pater L. Bussemakers diangkat menjadi Direktur Seminari. Pater G. Slot, Pater G. Borst, Pater A. Kruize, Pater Prawirosoeyono dan MGR. Husin MSF (alm " Uskup Keuskupan Palangkaraya) adalah alumn dari seminari yang berada di pastoran Kelayan (salah satu nama lain dari Paroki St. Perawan Maria Yang Dikandung Tanpa Dosa) tersebut. Pembukaan Seminari di Banjarmasin merupakan langkah penting terwujudnya gereja local. Karya-karya lainnya adalah pembukaan sekolah guru agama di Tenggarong, pendidikan untuk calon suster dan bruder di Tering.

MGR. Groen sangat memperhatikan pelayanan pastoral di daerah-daerah yang penduduknya masih hidup menurut kepercayaan dan adat yang lama. Sejah tahun 1950 diadakan beberapa kali kunjungan ke Kalimantan Tengah dan membuka stasi di Sampit dan Kuala Kapuas. Pada tangga 1 April 1951, beliau mentahbiskan imam pribumi yang pertama di Kalimantan, Pastor Hendrik Timang MSF.

MGR. Groen sendiri tidak dapat menyaksikan perkembangan karya-karya yang telah dirintisnya. Sejak awal tahun 1953, kesehatan MGR. Groen makin menurun. Beliau dianjurkan untuk berobat di Rumah Sakit RKZ Surabaya. Tanggal 18 April 1953, beliau meninggal dunia karena komplikasi emboli yang diketahui saat operasi tumor di usus besar. Sesaat sebelum meninggal, dalam keadaan sadar, MGR. Groen menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit yang diberikan oleh Pater Gloudemans yang menemaninya dari Balikpapan. Hari berikutnya jenazah MGR. Groen dimakamkan di kuburan "Kembang Kuning" Surabaya.

Enam puluh tahun kemudian, menandai peringatan 75 tahun Keuskupan Banjarmasin, tepatnya 2 Juli 2013, sebagai penghormatan atas karya-karya monsinyur yang telah dimenorehkan sejarah di Keuskupan Banjarmasin, maka kerangka jenazah MGR. Groen dipindahkan dari "Kembang Kuning" ke kuburan St. Yosef di Landasan Ulin.

Dominus illuminatio mea!
Disadur dari Majalah Ventimiglia milik Keuskupan Banjarmasin no. 19 edisi Juli-Agustus 2013.

Thursday, December 6, 2012

Selamat Jalan MGR.W.J Demarteau. MSF


(Banjarmasin 05/12/2012) Gereja Katedral "Keluarga Kudus" Banjarmasin menjadi saksi bisu berbagai peristiwa bersejarah dalam hidup dan karya MGR W.J. Demarteau, MSF. Pun yang terjadi siang itu, Rabu, 5 Desember 2012, sejak pukul 11.00 Wita jenasah MGR. Demarteau, MSF disemayamkan di depan altar ruangan gereja. Pagi harinya pada pukul 07.10 Wita MGR. Demarteau menghembuskan nafas terakhir di ruang Dominikus 6 RS Suaka Insan Banjarmasin setelah menjalani perawatan kesehatan karena usia lanjut. Pemakaman akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Desember 2012 di Komplek Gereja Bunda Maria Banjarbaru diawali dengan Misa Requiem yang dimulai pada pukul 10.00 Wita.

Lima puluh delapan tahun silam, MGR. Demarteau juga menerima tahbisan sebagai Uskup Keuskupan Banjarmasin dalam usia yang relatif masih muda, yaitu 37 tahun di Gereja Katedral Banjarmasin. Pada masa itu jarang sekali ada uskup yang ditahbiskan dalam usia muda; dan pada jamannya peristiwa tersebut menunjukkan suatu kepercayaan besar Takhta Suci Vatikan kepada beliau.

Bila dihitung secara matematis, Uskup yang tetap sehat dan tampak bersemangat semasa hidupnya ini pada 24 Juli 2011 silam genap merayakan pesta syukur 70 tahun sebagai imam dan hampir 30 tahun lamanya beliau sebagai uskup aktif. Sejak pensiun sebagai Uskup Keuskupan Banjarmasin pada tanggal 23 Oktober 1983, beliau menjadi pastor rekan di Paroki Bunda Maria Banjarbaru, mendampingi tugas Pastor Johannes Wieggers, MSF. 

Pada tanggal 7 Januari 1988, Pastor Wieggers meninggal dunia karena sebuah kecelakaan sepeda motor di Banjarmasin, dan akhirnya MGR. Demarteau menjadi pastor paroki Bunda Maria Banjarbaru.

Pada tanggal 2 Juli 1995 Br. Pius Geroda Issohone, MSF ditahbiskan sebagai imam MSF oleh MGR.F.X. Prajasuta, MSF dan langsung ditugaskan sebagai pastor paroki Banjarbaru. Selanjutnya MGR. Demarteau lebih fokus dalam tugasnya untuk membantu urusan arsip dan kronik Keuskupan Banjarmasin.

Pada tahun 1999, MGR. Demarteau cuti ke negeri Belanda selama + 3 bulan. Sepulang dari Belanda, MGR. Demarteau menghuni "Wisma Simeon" hingga sekarang. Dua orang pastor yang pernah tinggal bersamanya di Wisma Simeon adalah Pastor Stanis Wrzesniewski, MSF yang telah kembali ke Polandia, dan almarhum Pastor Gerardus Hendrikus Borst yang wafat pada tanggal 17 Mei 2007.

MGR. Demarteau diangkat sebagai Vikaris Apostolik pada tanggal 6 Januari 1954, yang mana selanjutnya pada tanggal 5 Mei 1954 beliau ditahbiskan menjadi Uskup Keuskupan Banjarmasin di Gereja Katedral "Keluarga Kudus" Banjarmasin dengan motto tahbisan: "Apostolus Jesu Christi" (Rasul Yesus Kristus). Tugas pertama yang beliau lakukan adalah memisahkan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur yang telah dijadikan Vikariat Apostolik. Pemisahan ini membawa dampak terjadinya kekurangan tenaga, karena hanya ada 7 orang imam dan 8 orang bruder MSF, serta 8 orang suster SFD. Padahal pada masa itu sedang terjadi perkembangan yang pesat di daerah Barito.

Realitas ini kemudian mendorong MGR. Demarteau mencari tenaga misionaris dari Jerman, Polandia dan Philipina. Perjuangan dan usaha gigih beliau membuahkan hasil nyata dengan hadirnya tenaga misionaris imam dan bruder MSF dari Jerman dan Polandia, imam Maryknoll dari Amerika, suster-suster SPC dari Philipina dan bruder MTB.

MGR. Demarteau dilahirkan pada tanggal 24 Januari 1917 pagi hari, pukul 10.00 waktu setempat, di sebuah desa kecil di Belanda Selatan yang bernama Horn. Beliau lahir dari pasangan Sebastianus Hubertus Demarteau dan Yohanna Moors. Sore harinya, dalam cuaca yang sangat dingin (150C di bawah nol) ditengah berkecamuknya Perang Dunia Pertama, beliau dibaptis dengan nama Wilhelmus. Maka selanjutnya beliau dipanggil "Wim" sebagai nama panggilan akrabnya.

Tidak ada penghargaan dan ucapan syukur kepada MGR. Demarteau yang lebih indah daripada menjadikan motto beliau "Apostolus Jesu Christi," menjadi motto kita bersama. Selamat jalan MGR. Demarteau, semoga teladan dan benih-benih iman yang selama ini Monsinyur taburkan, dapat tumbuh subur dan menjadi berkat bagi kita semua.

Situs Katolisitas Indonesia turut berbela sungkawa atas berpulangnya MGR.W.J Demarteau. MSF semoga jiwa beliau diterima disisi Bapa disurga.

Wednesday, July 18, 2012

Sejarah Singkat Keuskupan Banjarmasin

Coat of arms Keuskupan Banjarmasin
1. 2 Februari 1688,Diawali dengan kedatangan Pater Antonio Ventimiglia dari Ordo Theatin.27 Mei 1688, Beliau kemudian terpaksa meninggalkan Banjarmasin untuk kembali ke Macao, karena dilarang pergi kepedalaman oleh Sultan Banjar yang sedang berperang dengan suku Dayak Ngaju. 
2. 30 Januari 1689, Pater Antonio kembali ke Banjarmasin.
3. 25 Juni 1689, Pater berhasil masuk kepedalaman dan membaptis sekitar 1800 orang di 15 kampung.
4. 19 Januari 1692, Paus Innocentius XII mengumumkan berdirinya Vikariat Apostolik Borneo dan Pater Antonio Ventimiglia diangkat menjadi Vikaris Apostoliknya. 
5. 19 April 1907, datang 2 pater Kapusin dan Bruder Kapusin di Banjarmasin dalam perjalanannya untuk membuka stasi Laham di Kaltim. 
6. 27 Februari 1926, Pater Vosen MSF dilantik menjadi pastor pertama yang menetap di Banjarmasin (resmi sebagai stasi tahun 1931 dengan pastor Groen MSF sebagai Pastor stasi). 
7. 19 April 1936, Gedung Gereja Katedral �Keluarga Kudus�diberkati.
8. 21 Mei 1938,Prefektur Apostolik Banjarmasin didirikan.
9. 19 Oktober 1938,Pastor Yakobus Kusters MSF dilantik menjadi Prefek Apostoliknya.
10. 10 Maret 1949,ditingkatkan statusnya menjadi Vikariat Apostolik dan Pastor Yohanes Groen MSF dilantik menjadi Vikaris Apostoliknya.
11. 18 April 1953, beliau meninggal dan digantikan oleh Mgr.W.J.Demarteau, MSF.3 Januari 1961, ditingkatkan statusnya menjadi Keuskupan Banjarmasin dan Mgr.W.J. Demarteau MSF, menjadi Uskup yang pertama.
12.23 Oktober 1983 Mgr.W.J. Demarteau mentahbiskan Mgr.F.X. Prasajuta MSF sebagai Uskup kedua Keuskupan Banjarmasin. 
13.26 Oktober 2008, Mgr.F.X. Prasajuta MSF, mentahbiskan Mgr.DR. Petrus Boddeng Timang, Pr sebagai Uskup Keuskupan Banjarmasin yang ketiga sampai saat ini.

    1. Dominus Illuminatio Mea 

    Friday, July 13, 2012

    Pelanggaran Liturgi Misa Valentine Paroki St. Antonius Purbayan


    Misa valentine yang diselenggarakan pada tanggal 14 februari 2012, tepatnya di Paroki Santo Antonius Purbayan Solo telah membuat banyak beberapa umat prihatin atas penyelewengan yang terjadi. Misa Valentine (silahkan klik) yang diselenggarakan di paroki ini menunjukkan, beberapa pelanggaran Liturgi yang serius

    1. Hal ini melanggar aturan Gereja mengenai Ekaristi dalam dokumen Redemptionis Sacramentum 104: �Umat yang menyambut, tidak boleh diberi izin untuk sendiri mencelupkan Hosti ke dalam Piala; tidak boleh juga ia menerima Hosti yang sudah dicelupkan itu pada tangannya. Hosti yang dipergunakan untuk pencelupan itu harus dikerjakan dari bahan sah dan harus sudah dikonsekrir; untuk itu dilarang memakai roti yang belum dikonsekrir atau yang terbuat dari bahan lain. 

    2. Imam yang memimpin Misa tidak menggunakan Busana Liturgi yang lengkap. Dalam berbagai foto, di album tersebut Imam yang memimpin Misa hanya menggunakan stola. Hal ini sudah melanggar aturan Gereja mengenai Ekaristi dalam dokumen Redemptionis Sacramentum: �Tidak dapat disetujui bahwa para petugas suci merayakan Misa Kudus atau cara-cara liturgi lain tanpa busana suci atau dengan hanya stola di atas busana rahib atau biara atau di atas pakaian biasa. Hal ini berlawanan dengan apa yang ditentukan dalam buku-buku liturgi. Hal ini berlaku juga bila satu pelayan mengabil bagian. Demi memperbaiki penyewengan-penyelewengan itu secepat mungkin, para ordinasi hendaknya memperhatikan agar di semua gereja dan kapela yang berada di bawah yurisdiksi mereka, tersedialah busana liturgis yang secukupnya coraknya sesuai dengan norma-norma". [126]
    Album ini pun langsung menjadi medan perang, dan disini akan saya tuliskan apa yang menjadi respon saya terhadap pelanggaran Liturgi ini:

    TANGGAPAN: Perayaan Ekaristi adalah tempat pertemuan Allah dengan manusia, dimana Surga dan bumi menjadi satu didalam Perayaan Ekaristi. Liturgi untuk merayakan Kurban Kudus Misa adalah anugerah dari Allah yang diberikan kepada Gereja-Nya yang satu, kudus, Katolik dan apostolik. Misa yang buruk yang diselenggarakan "menurut selera kaum muda" perlahan-lahan semakin membuat beberapa kaum muda merasa bahwa Misa-lah yang harus memenuhi selera hidup mereka. Padahal dalam Misa, seluruh kehendak kita haruslah kita tanggalkan. Dalam Misa semuanya berpusat kepada Allah, untuk menyenangkan hati Allah, bukan memenuhi selera umat. Ketika kaum muda merasa Misa tidak memenuhi selera mereka, maka mereka akan memilih jalan lain, dan lama kelamaan murtad dari Gereja Katolik. Setelah Perayaan Ekaristi tersebut, memang mereka tidak langsung murtad dan meninggalkan Gereja. Tetapi, seperti dikatakan oleh Kardinal Burke dan Kardinal Canizares bahwa, "Misa yang buruk melemahkan iman." Benih-benih kemurtadan akan muncul dan akan bertumbuh dan terus bertumbuh, maka dari itu kita harus tahu dimana misa yang benar dan misa yang salah. 

    Apa yang kita tanam, Kita kelak akan menuai segala yang sudah kita tanam seperti keburukan yang terlalu sering membiasakan Perayaan Ekaristi yang diutak-atik untuk memenuhi selera umat.

    Nah, Misa yang buruk ini juga akan membuat kaum muda lain yang lebih taat dalam Liturgi Gereja, akan meninggalkan Gereja Kristus yang katolik. Sehingga kesimpulannya adalah: Misa yang buruk akan melemahkan iman, baik yang taat maupun yang tidak taat.

    Tags

    Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)