Latest News

Showing posts with label Misa Tridentina. Show all posts
Showing posts with label Misa Tridentina. Show all posts

Friday, January 24, 2014

Nyanyian Liturgis Umat Dengan Bahasa Latin

Bahasa Latin adalah bahasa asli dari tradisi Liturgi Gereja Katolik Roma.

Walaupun Konsili Vatikan II telah memberi kelonggaran dalam penggunaan bahasa pribumi, namun Gereja Universal mengisyaratkan agar bahasa Latin masih harus tetap diindahkan. Harapan Gereja tersebut dituangkan dalam beberapa kaidah yang berhubungan dengan hal bahasa Latin dalam perayaan Liturgi, sebagai berikut:


(Bahasa Liturgi)
Ayat (1) Penggunaan bahasa Latin hendaknya dipertahankan dalam ritus-ritus lain, meskipun ketentuan-ketentuan hukum khusus tetap berlaku.

(Bahasa Latin dan bahasa pribumi dalam Perayaan Ekaristi)
Sesuai dengan artikel 36 Konstitusi ini, dalam Misa Suci yang dirayakan bersama umat, bahasa pribumi dapat diberi tempat yang sewajarnya, terutama dalam bacaan-bacaan dan �doa umat�, dan sesuai dengan situasi setempat�juga dalam bagian-bagian yang menyangkut umat. Tetapi, hendaknya diusahakan, supaya kaum beriman dapat bersama-sama mengucapkan atau menyanyikan dalam bahasa Latin, juga bagian-bagian Misa yang tetap menyangkut mereka. Namun, bila pemakaian bahasa pribumi yang lebih luas dalam Misa tampaknya cocok, hendaknya ditepati peraturan artikel 40 Konstitusi ini. Dimana bahasa pribumi sudah dipakai dalam Perayaan Ekaristi, para Waligereja setempat hendaknya meemutuskan apakah bermanfaat mempertahankan satu Perayaan Ekaristi atau lebih dalam bahasa Latin khususnya Perayaan Ekaristi dengan nyantian�di gereja-gereja tertentu, terutama di kota-kota besar, dimana banyak orang beriman dari dari berbagai bahasa datang berhimpun.
Bahasa Latin yang digunakan dalam Liturgi dan dalam nyanyian-nyanyian Gregorian, serta juga banyak dipakai dalam nyanyian-nyanyian polifoni gerejawi yang selaras dengan jiwa Liturgi, mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam tradisi Liturgi Gereja Katolik Roma. Namun, dengan suatu �penafsiran� mengenai pemberian kelonggaran dalam penggunaan bahasa masing-masing bangsa atau suku bangsa seperti diuraikan pada pasal-pasal di atas, sangat disayangkan akhir-akhir ini nyanyian-nyanyian Gregorian dan polifoni dengan bahasa Latin sudah semakin memudar dalam Perayaan Ekaristi Gereja Katolik (Indonesia), karena keengganan dan sikap kurang mendukung dari beberapa kalangan Gereja sendiri, dengan alas an �Umat tidak mampu menyanyi, tidak biasa mendengar atau mengucapkan kata-kata atau tidak mengerti bahasa asing (Latin).� (Bandingkan dengan umat dari agama-agama Islam, Buddha, Hindu, dll. yang tetap mempertahankan bahasa asli dan tradisi mereka dalam beribadat dengan nyanyian-nyanyian.)

Bahasa Latin hamper ditinggalkan dengan tidak benar dan seolah-olah akan dihilangkan dari keberadaannya dalam kehidupan Gereja. Misalnya, nyanyian-nyanyian Ordinarium dalam Bahasa Latin seperti Kyrie-Gloria-Sanctus-Agnus Dei; juga Credo (syahadat); Pater Noster (Bapa Kami), hampir dan seolah-olah sudah dianggap tidak diperlukan lagi, malah sering digantikan dengan Ordinarium yang bernuansa bangsa/etnis tertentu yang secara umum dirasakan tidak tepat, dalam Liturgi yang sedang dirayakan bersama umat dari berbagai macam bangsa (bdk. PUMRB, 41).

Kalau di daerah-daerah terpencil/misi, memang merayakan Perayaan Ekaristi dengan nyanyian menggunakan bahasa Latin agak sulit penerapannya. Oleh karena itu, masih perlu pengenalan dan pembelajaran lebih lanjut.

Marilah kita perhatikan hal berikut yang dinyatakan dalam Instruksi tentang musik didalam Liturgi-MUSICAM SACRAM bahwa,

Para gembala jiwa, sambil mempertimbangkan daya guna pastoral dan ciri khas bahasa mereka sendiri, hendaknya meneliti apakah bagian-bagian dari warisan musik ibadatyang ditulis dalam abad-abad yang silam untuk teks Latin, cocok juga digunakan bukan hanya dalam perayaan-perayaan liturgis dalam bahasa Latin, tetapi juga dalam bahasa pribumi. Sama sekali tidak dilarang bahwa bagian-bagian dalam satu Misa yang sama dinyanyikan  dan bahasa yang berbeda.
Sebenarnya, kalau kita membaca pasal-pasal di atas dengan teliti, Konstitusi tentang Liturgi Suci masih mengharapkan dan menganjurkan agar Misa Kudus dengan bahasa Latin masih bisa dan boleh dilaksanakan, walaupun harus diadakan penyesuaian dengan penggunaan bahasa Indonesia/daerah sesuai dengan Konstitusi tentang Liturgi Suci (KL) pasal 36 (2).

Hal-hal mengenai keberadaan bahasa Latin dalam Ritus Romawi, mari kita perhatikan harapan Paus Benediktus XVI dalam Anjuran Apostolik Pasca Sinode SACRAMENTUM CARITATIS, 22 Februari 2007, no.62,
� Untuk mengungkap lebihjelas kesatuan dan universalitas Gereja, saya ingin mendukung usulan yang dibuat oleh Sinode Para Uskup, selaras dengan arahan-arahan dari Konsili Ekumenis Vatikan II bahwa, dengan kekecualian pada bacaaan-bacaan homi dan doa umat, Liturgi-liturgi seperti itu dapat dirayakan dalam bahasa Latin.


Demikian juga, doa-doa yang cukup dikenal dalam tradisi Gereja hendaknya didaras dalam bahasa Latin dan kalau mungkin, hendaknya dilagukan beberapa nyanyian Gregorian terpilih. Berbicara secara lebih umum, saya minta agar imam-imam yang akan datang, sejak masa pendidikan mereka di seminari, memperoleh persiapan yang diperlukan untuk memahami dan merayakan Misa dalam bahasa Latin, dan juga untuk menggunakan teks-teks Latin serta melaksanakan nyanyian Gregorian; hendaknya mereka tidak lupa bahwa kaum beriman dapat diajar untuk mendaras doa-doa Latin dapat diajar untuk mendaras doa-doa Latin yang cukup lazim, dan juga melagukan bagian-bagian Liturgi dengan lagu Gregorian.
Hal ini bisa dipahami, karena bahasa tradisi Gereja ini telah digunakan dan diresmikan penggunaannya dalam Misa Kudus sejak Konsili Trente pada abad ke-16, yang dikenal dengan sebutan Misa Tridentine.

Layak untuk selalu disadari bahwa bahasa Latin adalah bahasa asli ibadat Grejea yang memiliki nilai tradisi sejarah Gereja dan nilai spiritual yang tinggi.

Vivit Dominus in cuius conspectus sto.

Karya Ambrosius Andi Kosasi yang dipublikasikan di Katolisitas Indonesia.

Wednesday, July 18, 2012

Kenangan Dari Misa Latin Tradisional


Disebut Misa Latin Tradisional karena ada hubungannya dengan Konsili Trente pada abad-16. Ini menunjukkan kepada Misa Latin yang dirayakan menurut ritus yang ditulis dalam Missale dari Paus Pius V tahun 1570. Misa Latin Tradisional ini masih tetap berlaku namun ada sedikit perubahan dan variasi-variasi, sampai pembaruan Liturgi yang dilakukan oleh Konsili Vatikan II yang dikodifikasikan dalam Missale dari Paus Paulus VI yang masih dipakai hingga saat ini. 

Namun sekitar tahun 1984, sebagai jawaban atas banyaknya permintaan dari orang-orang Katolik yang lebih memilih Misa Latin Tradisional ketimbang Misa Paulus VI atau Misa Ordinaria, Beato Paus Yohanes Paulus II mengizinkan perayaan Misa Latin Tradisional dengan kondisi yang sangat diawasi. 

Kondisi-kondisi ini, yang dirincikan dalam surat dari Kongregasi Sakramen dan Ibadat Ilahi meliputi hal berikut:

1. Tidak boleh ada hubungan apapun juga antara imam dan umat yang meminta penggunaan Misa Latin Tradisional dan �mereka yang meragukan sah dan benarnya ajaran Misa Romanum yang diumumkan pada tahun 1970 oleh Paus Paulus VI�.  

2.Perayaan Misa Latin Tradisional harus bertempat di sebuah Gereja atau Kapel yang ditunjuk oleh Uskup lokal, tetapi tidak dalam Gereja Paroki, kecuali dalam keadaan luar biasa Uskup mengizinkannya. Perayaan harus mengikuti Missale Romanum 1962 dengan tepat. 

3.Harus bahasa Latin dan tidak ada campuran ritus atau teks dari kedua missale.

Keputusan Paus ini pada waktu itu sangat kontroversial, banyak yang menentangnya berdasarkan alasan bahwa permintaan akan Misa Latin Tradisional tidak didorong oleh perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pengalaman ibadat bersama yang penuh arti, melainkan penolakan terhadap seluruh proyek liturgis Konsili Vatikan II. Yang lainnya mengatakan bahwa hal itu hanya akan membingungkan umat beriman dan memberi kepada banyak orang Katolik kesan salah bahwa beberapa pembaruan dari Konsili Vatikan II dapat dihalang-halangi oleh sebuah protes yang diorganisir, yang dapat menarik perhatian dari Pejabat Vatikan yang simpati.

Sebenarnya, Misa Latin Tradisional tidak memberi akibat banyak, sejak disetujui penggunaannya pada tahun 1984. Misa itu dirayakan dalam beberapa tempat oleh orang Katolik yang relatif sedikit. Mayoritas umat Katolik tidak mengetahui bahwa itu dirayakan dimana saja. Jika mereka mengetahuinya, mereka tidak begitu tertarik untuk menghadirinya. Berbagai penyelidikan menunjukkan, bahwa umat Katolik senang dengan pembaruan Liturgi dari Konsili Vatikan II dan tidak ingin kembali kepada Misa Latin yang sama. Maka dalam pengertian tersebut, Misa Latin Tradisional akan menjadi sebuah untaian kenangan.

Friday, July 13, 2012

Seruan untuk Tradisi Misa Latin Tradisional



Berikut adalah sebuah artikel menarik tentang pertumbuhan Misa Latin Dari Washington Times :

Gereja Katolik Roma  bergegas untuk mengakomodasi lonjakan permintaan untuk Misa Latin tradisional, yang merupakan gambar kerumunan baru yang mengejutkan orang-orang muda 
Sejak Juli, ketika sebuah dekrit dari Paus Benediktus XVI mengangkat puluhan tahun pembatasan merayakan Misa Latin Tradisional, tujuh gereja di daerah metropolitan didaerah Washington telah menambahkan liturgi untuk jadwal mingguan mereka Minggu.

"Saya menyukai Misa Latin Tradisional" kata Audrey Kunkel, seorang Katolik yang berusia 20 tahun, dari Cincinnati. Itu menakjubkan untuk berpikir bahwa saya menghadiri Misa yang sama yang telah terbentuk selama berabad-abad orang-orang kudus." 

Berbeda dengan Misa novus ordo atau yang lebih dikenal dengan Misa paulus IV, yang telah digunakan sejak Konsili Vatikan II pada tahun 1969 dan biasanya dirayakan dalam bahasa- bahasa seperti bahasa Inggris, Misa Latin Tradisional adalah "kontemplatif, misterius, sakral, transenden, dan orang-orang muda sangat tertarik untuk hal itu"ujar Romo Franklin McAfee.

" Orang yang tidak pernah tumbuh dengan Misa tradisional menemukan itu sendiri dan jatuh cinta dengan itu "

�Misa Latin Tradisional membantu orang berusia 20-an dan 30-an yang tumbuh dalam budaya yang tidak memiliki stabilitas dan ortodoksi melihat sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri kemuliaan Allah�, kata Geoffrey Coleman dari Persaudaraan Imam St Petrus Seminari Our Lady of Guadalupe di Denton Neb.

 �Misa Latin Tradisional melepaskan aku dari dunia dan mengangkat pikiran saya, hati dan jiwa untuk hal-hal surgawi,"kata Michael Malain, dari Houston. 

Seorang pemuda yang bernama Kirk Kaya, dari Oberlin, Ohio, ingat pertama kali dia menghadiri Misa Latin Tradisional dan berpikir bahwa sebuah agama baru telah ditemukan.

Perbedaan terbesar antara dua bentuk dari Misa paulus IV dan Misa Latin Tradisional selalu dirayakan dalam bahasa Latin, kecuali untuk homili. Imam juga memimpin umat menghadap ke timur, arah tradisional doa . Misa novus ordo atau yang lebih dikenal dengan Misa Paulus IV dapat dirayakan dalam bahasa Latin, tetapi biasanya tidak ada juga perbedaan di beberapa, himne doa dan jubah. Akibatnya, nuansa keseluruhan Misa Latin Tradisional lebih khidmat dan serius. 

" Tidak seorang pun dapat mengatakan, dengan wajah lurus, bahwa liturgi pasca-Vatikan II dan sakramen-sakramen yang lebih indah daripada yang digunakan untuk ratusan dan ratusan tahun ". Seperti Gereja sekarang menuntut perayaan Misa Latin Tradisional, para imam belajar ritual biasanya lebih muda juga. 

Society of St Pius X (SSPX) kereta imam dalam liturgi Misa Latin Tradisional dan telah menerima sebanyak 25 permintaan seminggu untuk instruksi sejak Juli. "Telepon berdering tanpa henti, dan aku mendapat e-mail setelah e-mail, 'kata Mr Tofari. "Tanggapan itu benar-benar luar biasa, sebagian besar orang yang menyebut berada di bawah usia 30." 

Persaudaraan Imam-imam St Petrus telah berkolaborasi dengan Una Voce Amerika untuk menjadi tuan rumah lokakarya bagi para klerus di Denton, Neb Una Voce Amerika, yang mempromosikan perayaan Misa Latin Tradisional, biasanya mengajarkan ritus untuk 12 siswa sesi. Tetapi pada bulan September, jumlah itu meningkat menjadi 22 yang untuk memenuhi meningkatnya permintaan untuk pelatihan. 

Banyak imam berpikir perubahan yang disetujui oleh Paus akan melakukan lebih dari membawa orang muda ke gereja. Mereka berpikir perayaan Misa Latin Tradisional akan meningkatkan iman banyak pengikut. 

Romo Paulus Scalia, telah merayakan Misa Latin Tradisional di Gereja St Rita di Alexandria. Dia mengatakan peningkatan kehadiran pemuda adalah bukti bahwa Misa adalah sesuatu yang hidup dan memberi hidup. 


"Keindahan adalah luar biasa, karena menarik kita kepada Allah, yang adalah keindahan sendiri," kata Pastor Scalia. 

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)