Latest News

Showing posts with label Para Kudus. Show all posts
Showing posts with label Para Kudus. Show all posts

Sunday, October 5, 2014

Kekasih Kita Dalam Perayaan Ekaristi


Kehadiran nyata Yesus dalam tabernakel kita adalah Misteri Ilahi. Dalam Misa Kudus, pada saat konsekrasi, ketika imam mengucapkan Sabda Ilahi Yesus, �Inilah Tubuh-Ku� Inilah piala Darah-Ku� (Mat 26:26-27), roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Yesus. Substansi roti dan anggur tidak ada lagi di sana karena mereka telah berubah-ditransubstansikan-menjadi Tubuh dan Darah Ilahi Yesus. Hanya wujudnya tetap roti dan anggur, untuk menyatakan bahwa mereka sungguh makanan dan minuman, seturut kata-kata Yesus, �Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.� (Yoh 6:55).

Maka, di balik rupa hosti, dan didalam rupa anggur, ada Pribadi Ilahi Yesus dengan tubuh-Nya, darah-Nya, Jiwa dan Keilahian-Nya. Ia memberika diri-Nya kepada siapa saja yang menerima Komuni Kudus. Ia terus-menerus tinggal dalam hosti yang dikonsekrasikan, yang disimpan dalam tabernakel.

Kata-kata Paling Mengagumkan

St. Ambrosius menulis, �Bagaimana perubahan roti menjadi tubuh Kristus terjadi? Lewat konsekrasi! Dengan kata-kata mana konsekrasi dilaksanakan? Dengan kata-kata Yesus? Ketika tiba saatnya terjadi keajaiban kudus ini, imam berhenti berbicara sebagai dirinya sendiri; ia berbicara sebagai pribadi Yesus.

Kata-kata konsekrasi adalah kata-kata yang paling mengagumkan dan mempesona, yang diberikan Allah kepada Gereja. Lewat imam, kata-kata itu memiliki kuasa mengubah roti dan anggur menjadi Allah Yang Tersalib, Yesus! Mereka memperoleh kekuatan yang mengagumkan dan misterius karena kuasa lhur yang mengatasi kuasa seraphim, kuasa yang hanya dimiliki oleh Allah dan dibagikan oleh imam-imam-Nya. Kita tidak usah heran bahwa ada imam-imam kudus yang sangat terbebani ketika harus mengucapkan kata-kata ilahi itu. St. Yosef dari Cupertino dan pada masa kita, Padre Pio dari Pietrelcina, tampakn sangat terbebani oleh penderitaan ketika harus mengucapkan kata-kata konsekrasi. Hanya dengan susah payah dan terbata-bata mereka berusaha menyelesaikan kedua rumus konsekrasi.

Bapa pengasuhnya bertanya mengejek kepada St. Yosef dari Cupertino, �Bagaima mungkin selama seluruh Misa kamu mengucapkan kata-kata dengan begitu baik, tetapi selalu gagap mengucapkan setiap suku kata dari rumus konsekrasi?�

Orang kudus ini menjawab, �Kata-kata palingk kudus dalam konsekrasi menjadi seperti bara api dalam bibirku. Ketika aku mengucapkannya, aku seperti orang yang berusa menelan makanan yang baru diangkat dari air mendidih.� Lewat kata-kata ilahi konsekrasi ini Yesus hadir di altar kita, di tabernakel kita, di dalam hosti. Tetapi, bagaimana semua itu terjadi?

�Bagaimana mungkin,� tanya seorang muslim terpelajar kepada seorang uskup misionaris, �Roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus?�

Uskup itu menjawab, �Pada saat lahir kamu ini kecil. Kamu menjadi besar karena tubuhmu mengubah makanan yang yang kamu menjadi daging dan darah. Kalau tubuh manusia dapat mengubah roti dan anggur menjadi daging dan darah, Allah dapat melakukannya jauh lebih mudah. 

Si orang muslim bertanya lagi, �Bagaimana Yesus hadir sepenuhnya dan seutuhnya dalam sebuah hosti yang kecil itu?�

Uskup menjawab, �Lihat pemandangan di depanmu dan camkanlah betapa jauh lebih kecil matamu dibandingkan dengannya. Meskipun demikian, dalam matamu yang kecil itu ada gambar dari wilayah yang amat luas itu. Tidakkah Allah dapat membuat nyata, dalam Pribadi-Nya, apa yang dibuat-Nya dalam diri kita lewat cara gambaran atau kemiripan?�

Kemudian si muslim bertanya, �Bagaimana mungkin Tubuh yang sama hadir secara serentak dalam semua gerejamu dan dalam semua Hosti yang dikonsekrasikan?�

Uskup menjawab, �Tidak ada hal yang mustahil bagi Allah-dan jawaban ini seharusnya sudah cukup. Tetapi alam juga menunjukkan bagaimana menjawab pertanyaanmu itu. Ambillah sebuah cermin, bantingkanlah ke lantai sehingga pecah berkeping-keping. Setiap keping akan menggandakan gambaran yang sebelumnya ditampilkan oleh satu cermin sebagai satu gambar. Demikian juga, Yesus yang satu dan sama itu. Ia menggandakan diri-Nya dalam setiap Hosti yang dikonsekrasikan, tidak hanya sebagai gambar yang mirip, tetapi sungguh-sungguh sebagai Pribadi. Ia sungguh hadir dalam setiap hosti.

Mereka Menyadari Kehadiran Nyata

Mukjizat Ekaristi terekam dalam hidup St. Rosa dari Lima, Beata Angela dari Foligno, St. Katarina dari Siena, St. Filipus Neri, St. Fransiskus Borgias, St. Yosef dari Cupertino dan banyak orang kudus lain. Dengan peka mereka menangkap kehadiran nyata Yesus dalam tabernakel dan dalam Hosti yang dikonsekrasikan. Mereka melihat Yesus dengan mata mereka sendiri atau menikmati harumnya yang tak terperikan.

Sangat terkenal petikan dalam riwayat hidup St. Antonius dari Padua ketika ia membuktikan kehadiran nyata kepada seorang yang tidak percaya. Orang kudus itu menunukkan kepadanya seekor bagal kelaparan yang lebih memilih berlutut didepan sebuah monstran yang berisi Sakramen Maha Kudus, daripada melahap sekeranjang gandum yang ditempatkan di samping monstran itu.

Marilah kita ingat apa yang terjadi pada St. Katarina dari Siena. Pada suatu hari, St. Katarina dari Siena sedang sakit. Ia minta kepada seorang imam untuk membawa Komuni Kudus kepadanya. Tetapi imam yang tidak percaya akan karunia istimewa orang kudus ini membawa roti yang tidak dikonsekrasikan. Pada saat imam itu masuk, orang kudus ini tidak beranjakk, seperti biasa ia lakukan, untuk menyembah Yesus yang ada dalam Ekaristi. Sebaliknya ia memeloti si imam dan mencela dia secara terang-terangan karena kebohongan yang ia senga untuk menjerumuskan St. Katarina dari Siena ke dalam dosa berhala.

Hal yang sama terjadi pada Beata Anna Maria Taigi yang ketika menerima Komuni Kudus, sengaja diberi hosti yang tidak dikonsekrasikan. Wanita kudus ini serta merta menyadari kebohongan ini dan tenggelam dalam kesedihan yang tiada berakhir yang ia ungkapkan kepada bapa pengakuannya.

Demikian pula pantas disimak kejadian dalam St. Alfonsus Maria de Liguori ketika ia menerima Komuni Kudus di tempat tidur karena sakit. Suatu pagi, segera setelah menerima hosti, ia mengeluh keras dengan mencucurkan air mata, �Apa yang telah kamu perbuat? Kamu membawaku kepadaku hosti tanpa Yesus-hosti yang tidak dikonsekrasikan!� maka dilaksanakanlah suatu penyelidikan dan ternyata bahwa imam yang telah merayakan Misa pagi itu begitu terganggu sehingga ia melompati bagian kanon romawi (Doa Syukur Agung I) mulai dari memento untuk orang yang masih hidup sampai memento  untuk orang yang sudah meninggal; jadi ia menghilangkan sama sekali konsekrasi roti dan anggur. Dan St. Alfonsus Maria de Liguori mendapati ketidakhadiran Tuhan kita dari hosti yang tidak dikonsekrasikan!

Banyak kisah lain dari riwayat hidup para kudus dapat disebut. Misalnya, kasus-kasus pengusiran setan di mana orang-orang yang kerasukan dibebaskan dari roh jahat berkat Ekaristi. Demikian juga, sederetan panjang kesaksian iman dan cinta terkenal yang ditunjukkan oleh kejadian-kejadian yang mengherankan dari masa lalu; semuanya meneguhkan kehadiran nyata, misalnya kongres-kongres Ekaristi (misalnya Turin, Lanciano, Siena, Orvieto, dan tempat ziarah dari St. Petrus dari Patierno), tempat ziarah yang sampai sekarang menyimpan kesaksian-kesaksian tentang kejadian-kejadia mengherankan dari masa lalu yang meneguhkan kehadiran nyata.

Khususnya, tempat ziarah Lanciano (di Abruzzi, Italia). Lancianoo adalah tempat yang unik di antara tempat-tempat ziarah Ekaristi di dunia, yang menjadi makin terkenal di seluruh dnia. Di sana dapat disaksikan hosti yang berubah menjadi daging segar dan disimpan dalam keadaan demikian sampai berabad-abad. Ini adalah mukjizat yang dapat dilihat, yang mengherankan dan mengharukan. 

Vivit Dominus in cuius Conspectu sto. 

Disalin dari: Buku Jesus Our Eucharistic Love yang diterjemahkan oleh Ernest Mariyanto

Sunday, August 24, 2014

Santo Petrus - Tokoh Jatuh-Bangun dalam Beriman


Dengan begitu indahnya kutipan ayat Matius 16:18 dalam bahasa Latin terlukiskan di Basilika Santo Petrus. �TV ES PETRVS ET SVPER HANC PETRAM AEDIFICABO ECCLESIAM MEAM ET PORTAE INFERI NON PRAEVALEBVNT ADVERSVS EAM�. Dalam ayat tersebut, Yesus memanggil Petrus sebagai batu karang. Bila memikirkan tentang batu karang, pikiran kita selalu menggambarkan batu karang sebagai sesuatu yang kokoh dan raksasa. Batu karang yang terdapat dipesisir pantai tetap kokoh meskipun diterpa oleh ombak sekian kali.

Petrus yang dipanggil oleh Yesus sebagai batu karang, apakah benar-benar bersifat batu karang sejati? Apakah iman Petrus sekokoh batu karang? Dalam Kitab Suci begitu banyak terdapat dialog antara Yesus dengan Petrus, dimana terdapat beberapa adegan Yesus yang sedang memarahi Petrus, adapula adegan ketika Yesus memuji Petrus dan dari sekian banyak adegan tersebut, realita menunjukkan kisah persahabatan antara Yesus dengan Petrus tidak berakhir dengan manis, hal itu ditunjukkan ketika Petrus menyatakan bahwa ia tidak akan meninggalkan Yesus dalam keadaan sengsaranya, ia bersikap munafik dan mengkhianati Yesus, pada pagi hari ketika Yesus ditangkap. Berikut empat adegan yang menarik antara Yesus dengan Petrus:

1. Petrus menghalang-halangi Yesus dalam perjalanan-Nya menuju Salib.
Mrk 8:33: �Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. 8:32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. 8:33Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Batu karang
2. Petrus tenggelam dan ditolong oleh Yesus
Matius 14:28-31: �Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." 14:29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. 14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" 14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang ?".

3. Yesus memuji Petrus dan menganugerahkan kepadanya kunci Kerajaan Surga (Petrus dipilih oleh Yesus sebagai Paus pertama Gereja Katolik)
Matius 16:13-18: �Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 16:14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 16:15Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 16:16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

4. Yesus menegur Petrus dan menunjukkan sebagai orang yang meneguhkan saudara-saudaranya dalam iman
Lukas 22:31-32: �Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum. 22:32 tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.

Dari keempat adegan tersebut, kita menyaksikan bagaimana Yesus mengolah iman Petrus sedemikian rupa. Petrus yang adalah salah seorang yang mengikuti Yesus dan percaya kepada-Nya, juga pernah mengalami pengalaman jatuh-bangun dalam iman. Dalam Matius 14:28-31, kita melihat sendiri saat iman Petrus goyah dan akhirnya ia hampir tenggelam, namun Yesus segera menolongnya, dan berseru �Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?�. Hidup iman kita sama seperti roda, yang terus bergulir seiring bertambahnya umur. Iman kita tidak selalu kokoh seakan-akan batu karang, kita juga pernah mengalami pengalaman jatuh dalam iman yang serupa dialami oleh Petrus, ketika ia hanya memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia dan tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah.

Gereja dalam perjalanan imannya yang hingga saat ini telah dipimpin oleh 267 orang paus. Gereja mengakui bahwa gereja tidak selalu dipimpin oleh kudus seperti Santo Fabianus, Santo Yohanes XXIII, Santo Yohanes Paulus II, dll. Gereja juga pernah dipimpin oleh paus berperilaku buruk seperti Alexander VI. Tugas Petrus ketika ia ditunjuk oleh Kristus untuk meneguhkan saudara-saudaranya dalam iman (Lukas 22:32), diemban pula oleh Paus sebagai suksesor dari Rasul Petrus untuk meneguhkan umat beriman dalam iman. Sekalipun seseorang menerima jabatan sebagai paus tidak berarti ia bebas dari kesalahan dalam perbuatan seperti halnya Petrus yang pernah berbuat salah kecuali dalam hal mengajarkan tentang iman yang tidak akan pernah bisa salah.

Kita percaya sebagai orang beriman, bahwa perjalanan dalam mencapai persatuan dengan Kristus tidaklah mudah. Kita akan selalu mengalami jatuh-bangun dalam beriman kepada Kristus namun teruslah bangkit dan tetaplah berjalan.

Dominus illuminatio mea!

Thursday, August 21, 2014

Paus St. Pius X - Paus Ekaristi Kudus

Saudara-saudari yang dikasihi Kristus,

Pax et Bonum!

Hari ini, tanggal 21 Agustus,kita memperingati Santo Pius X (1835-1914), seorang Pemimpin Gereja yang besar. Orang kudus ini lahir dengan nama Guiseppe (Yosef) Sarto di desa kecil yang bernama Riese (Venesia, Italia bagian utara). Orangtuanya bukanlah orang penting atau ternama di mata masyarakat, namun mereka adalah orang-orang Katolik yang saleh. Mereka mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka yang sepuluh orang itu dalam suatu zaman �susah�.



Pastor paroki sangat tertarik pada diri Guiseppe, sang pemimpin para putera altar yang berperilaku baik itu. Dia membantu Guiseppe dalam pendidikannya. Pada tahun 1858 Guiseppe ditahbiskan sebagai seorang imam praja. Sembilan tahun lamanya dia bertugas sebagai imam tentara di Tombolo. Tombolo terletak di provinsi Padua di kawasan Veneto, 45 km sebelah barat laut Venesia dan sekitar 25 km sebelah utara kota Padua. Atasannya menulis tentang imam muda ini: �Saya yakin bahwa pada suatu hari dia akan mengenakan mitra,[1] setelah itu siapa tahu?� Wah, semacam teka-teki atau nubuat?

Romo Guiseppe mempunyai seorang Fransiskan besar sebagai �idola�-nya, yaitu Santo Leonardus dari Port Maurice (1676-1751). Santo Leonardus ini adalah model bagi Romo Guiseppe dalam hidupnya dan juga pada mimbar ketika berkhotbah. Kesalehan Romo Guiseppe juga patut diteladani. Pada jam 4 pagi, dia sudah kelihatan berlutut di depan tabernakel.

Sembilan tahun lamanya Romo Guiseppe berkarya sebagai pastor paroki di Salzano (sekitar 15 km dari kota Venesia). Pada waktu ditugaskan si Salzano inilah Romo Guiseppe bergabung dengan Ordo Ketiga Santo Fransiskus (sekular) dan kemudian mendirikan dua persaudaraan Ordo Ketiga Sekular.[2] Sejak saat itu Romo Guiseppe berupaya serius agar kata-kata yang diucapkannya serta tulisan-tulisannya diwarnai dengan kesederhanaan dan keugaharian standar-standar kehidupan Fransiskan, semuanya demi pencapaian cita-cita dari Bapak Serafik.

Seusai penugasan di Salzano � untuk kurun waktu sembilan tahun lamanya � Romo Guiseppe diangkat menjadi Vikjen, kanon dan wali-pengawas seminari di keuskupan Treviso (di kawasan Veneta, dekat Venesia). Banyak orang mengatakan, bahwa Romo Guiseppe tidak akan mati di Treviso. Ternyata memang demikianlah, karena kemudian Romo Guiseppe diangkat menjadi uskup Mantua , sebuah kota di Lombardy, untuk sembilan tahun lamanya. Sebagai seorang uskup, tidak ada perubahan yang terjadi dalam kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Uskup Guiseppe tetap tidak menunjukkan toleransi samasekali terhadap pesta-pesta perjamuan yang mewah. Baginya kegiatan kerasulan dalam bidang pers sangatlah penting karena merupakan mimbar zaman modern. Oleh karena itu Uskup Guiseppe mendedikasikan dirinya pada kegiatan kerasulan pers ini. Sementara itu orang-orang miskin adalah favorit-favoritnya.

Uskup Guiseppe kemudian diangkat menjadi seorang kardinal dan Patriark/batrik Venesia, juga untuk sembilan tahun lamanya. Meskipun berada begitu dekat dengan pucuk pimpinan Gereja, Kardinal Guiseppe tetap menjadi anak-rohani yang setia dari bapak-rohaninya, Fransiskus � si kecil miskin dari Assisi.

Kematian Paus Leo XIII pada tahun 1903 membawa Kardinal Guiseppe ke Roma/Vatikan untuk mengikuti pemilihan paus. Siapakah yang akan terpilih? Kardinal Guiseppe Sarto menjawab: �Leo XIII, yang mencerahkan dunia dengan hikmat-kebijaksanaannya akan digantikan oleh seorang paus yang akan membuat dunia terkesan dengan kesucian hidupnya.�  �Nubuat� ini digenapi: ternyata dalam konklaf Kardinal Guiseppe Sarto terpilih sebagai paus yang baru dengan nama Pius X.

Tidak lama setelah dipilih menjadi pemimpin tertinggi Gereja, Paus Pius X mengumumkan program kerjanya, yaitu �memperbaharui semua hal dalam Kristus�. Pius X melakukan banyak hal dalam hal kebangunan-rohani Gereja, misalnya mendorong penyambutan komuni sejak usia muda dan juga komuni harian. Ia menetapkan pokok-pokok yang diperlukan dalam rangka pencapaian kesucian hidup para klerus. Ia mendorong perkembangan Ordo Ketiga. Yang paling penting: Lewat kesucian hidupnya, Paus Pius X membuat dirinya sendiri menjadi contoh bagi orang-orang untuk melakukan pembaharuan hidup rohani mereka. Leaderhip by example! Banyak lagi yang dilakukan oleh Paus ini, namun tidak dapat diceritakan di sini karena waktu dan ruang yang terbatas.

Paus Pius X terkadang dijuluki �Paus Ekaristi�. Beliau tercatat pernah mengucapkan kata-kata sebagai berikut: �Komuni Kudus adalah jalan yang paling singkat dan paling aman untuk menuju surga. Memang ada jalan-jalan lain: keadaan tidak bersalah (innnocence), namun hal ini diperuntukkan bagi anak-anak kecil; pertobatan, namun hal ini menakutkan kita; memikul banyak pencobaan-pencobaan hidup, namun begitu pencobaan-pencobaan itu tiba kita menangis dan mohon dikecualikan/diselamatkan. Jalan yang paling pasti, paling mudah, paling singkat, adalah Ekaristi.� Ucapan beliau ini tentunya mendukung pemberian gelar/ julukan sebagai �Paus Ekaristi�.

Kecintaan Paus Pius X pada Mazmur dalam Ibadat Harian juga mengagumkan, karena baginya Mazmur adalah mengenai Yesus sendiri, dalam Mazmur dia bertemu dengan Yesus. Pada bacaan kedua Ibadat Bacaan (versi Inggris) hari ini, kita dapat membaca tulisannya tentang Mazmur ini. Saya petik sebagian kecil saja:

 �Siapa yang dapat tetap tidak tergerak hatinya kalau melihat banyak bagian dalam Mazmur di mana keagungan Allah yang besar sekali, kemahakuasaan-Nya, kekudusan-Nya yang tak-tereskpresikan dengan kata-kata, kebaikan-Nya, kerahiman-Nya, kesempurnaan-kesempurnaan-Nya yang tak terbatas lainnya, diproklamasikan dengan begitu agung dan indah? Siapa pula yang tak tergerak hatinya oleh tindakan-tindakan penuh syukur atas berkat-berkat dari Allah, oleh doa-doa penuh kerendahan-hati dan rasa percaya yang dimohonkan kepada Tuhan untuk hal-hal yang sangat didambakan, oleh seruan-seruan pertobatan jiwa-jiwa berdosa? Siapa yang tidak terbakar dengan cinta oleh gambar Kristus sang Penebus yang setia, yang suara-Nya didengar oleh Santo Augustinus dalam semua mazmur, Dia bernyanyi, Dia meratap, Dia bersukacita dalam harapan, Dia berkeluh-kesah dalam keadaan sulit?� (A Reading from the Apostolic Constitution of Pope Pius X on the Psalter in the Divine Office, The Divine Office III).

Meskipun paus, namun ia tetap romo paroki yang penuh pengertian dan cintakasih. Setiap Minggu ia berkhotbah secara sederhana menjelaskan Injil yang dibacakannya kepada hadirin di halaman Vatikan. Kebaikan hati dan kesederhanaannya sangat menonjol.

Kemudian pecah perang dunia yang pertama. Ketika menderita sakit, dari atas pembaringannya Paus Pius X berkata: �Saya  ingin menderita. Saya ingin mati bagi para serdadu di medan tempur.�  Pada tanggal 20 Agustus 1914 � enam belas hari setelah pecah Perang Dunia I � Paus Pius X dengan penuh kedamaian menghembuskan nafasnya yang terakhir. Wasiatnya mencerminkan jiwa Fransiskannya: �Saya dilahirkan miskin, saya telah hidup miskin, dan saya ingin mati secara miskin pula.�

Semasa hidupnya, Paus Pius X beberapa kali menyembuhkan secara ajaib orang-orang yang sakit jasmani maupun rohani. Setelah kematiannya, banyak terjadi mukjizat pada kuburannya. Proses beatifikasinya dimulai pada tahun 1923. Beatifikasinya dilakukan pada tahun 1951 dan kanonisasinya  dilakukan pada tahun 1954.

Santo Pius X adalah seorang imam sejati, seorang pastor/gembala umat yang patut dicontoh perikehidupannya, baik oleh para klerus maupun umat kebanyakan. Baiklah kita juga selalu berdoa mohon pengantaraannya, terutama untuk kebaikan para imam kita. Santo Pius X, doakanlah kami!

Sumber tulisan tentang Paus Pius X: (1) Marion Habig OFM, THE FRANCISCAN BOOK OF SAINTS; (2) A. Heuken  SJ dan Staf Yayasan CLC, ENSIKLOPEDI ORANG KUDUS; (3) Ronda de Sola Chervin: QUOTABLE SAINTS; (4) THE DIVINE OFFIE � THE LITURGY OF THE HOURS ACCORDING TO THE ROMAN RITE III � WEEKS OF THE YEAR 6-34.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Saudara-saudari sekalian. Tuhan memberkati.
Salam persaudaraan,

Frans Indrapradja OFS

Vivit Dominus in cuius conspectu sto.

Thursday, July 10, 2014

Para Kudus dan Minuman Bir


Ada ratusan riwayat hidup para kudus didalam Gereja Katolik yang memiliki kisah menarik, para kudus begitu istimewa didalam kehidupan gereja. Apa yang membuat santo-santa begitu istimewa? Mereka manusia seperti kita juga: hidup, berjuang, berbuat kesalahan dan sifat-sifat manusiawi lainnya. Yang membedakan mereka dari manusia kebanyakan adalah: mereka selalu mengejar kesempurnaan dalam hidup kekudusan dan selalu memancarkan kasih Allah dengan mencintai orang-orang disekitar mereka. Dari sekian banyak, riwayat hidup para Kudus beberapa dari mereka ada yang begitu dekat dengan minuman Beer. Bagaimana bisa seorang santo dekat dengan minuman Bir yang dapat memabukkan orang? Ada kebiasaan pada abad pertengahan dalam masa Prapaskah, bagi para biarawan dan kanon reguler untuk menenggak minuman Bir, hal ini dikarenakan pada masa itu kebiasaan berpuasa sangatlah ketat, sehingga mereka mulai mencari minuman fortifikasi sebagai salah satu santapan mereka setelah matahari terbenam. Berikut adalah artikel terjemahan dari situs catholicgentleman.net, di artikel ini pun akan disertai doa pemberkatan minuman Bir dalam bahasa Indonesia (tidak resmi) dan bahasa Latin yang diambil dari Rituale Romamum. Rituale Romanum dalam bahasa Latin berbentuk file pdf bisa download disini(silahkan klik), dan dibuka pada halaman 359.

"Dari keringat manusia dan kasih Allah, bir datang ke dunia." - Santo Arnulf dari Metz

Ah, bir. Buatan yang diberkati Ini adalah salah satu kesenangan besar dalam kehidupan dan tanda tak terbantahkan dari kasih Allah yang besar bagi kita.

Diseduh oleh biarawan selama berabad-abad, bir selalu memiliki hubungan yang dekat dengan Katolisisme. Bahkan, Gereja Bunda Suci telah membuktikan cintanya pada minuman ini dengan mengabadikan pemberkatan resmi Bir dalam teks-teks Ritual Romawi.

Hari ini, saya ingin membagikan 5 orang kudus yang memiliki kehormatan bernamakan santo pelindung seni mulia pembuatan Bir.

1. Santo Arnold dari Metz - Mungkin yang paling terkenal dari para pelindung pembuat bir adalah Santo Arnulf dari Metz. Santo Arnulf adalah seorang uskup dan penasihat Raja Theudebert II dari Austrasia. Setelah kematiannya di biara Remiremont, umat dari mantan keuskupannya dari Metz, yang telah menghormati dia sebagai orang kudus, pergi untuk mendapati tubuhnya. Perjalanannya merupakan saat terpanas tahun itu, dan umat paroki siap pingsan kehausan. Salah seorang jemaat, yang bernama Duc Notto, berseru, "Dengan perantaan yang penuh dari Arnold yang terberkati akan membawa kita pada apa yang tidak kita miliki." Dengan ajaibnya, pasokan bir terisi ulang dan bertahan hingga mereka kembali pulang.

2. Santo Gambrinus - Pertama-tama, Santo Gambrinus sebenarnya bukanlah seorang santo. Bahkan, tidak jelas apakah dia adalah orang yang nyata atau hanya sebuah mitos berdasarkan tokoh nyata. Namun demikian, Santo Gambrinus mewujudkan kenikmatan gembira alkohol, dan bahkan telah dikreditkan oleh beberapa orang menjadi penemu bir. Beberapa orang mengatakan, ia belajar seni pembuatan bir dari para dewa, dan yang lain mengatakan ia hanya seorang pria yang bisa turun dalam jumlah epik bir. Terlepas dari itu, dia terkenal dalam cerita rakyat Eropa yang melambangkan kegembiraan yang dibawa oleh minuman terberkati.

3. Santo Agustinus � Doktor Rahmat ini adalah santo pelindung bagi banyak hal, tidak sedikit diantaranya adalah orang-orang yang berlatih dalam seni pembuatan bir. Meskipun tidak jelas bagaimana ia mencapai kehormatan ini, kemungkinan melalui konversi yang mendalam di mana ia berubah dari jiwa yang liar, mabuk, dan hilang menjadi seorang uskup yang kudus dan sederhana.

4. Santo Lukas Penginjil - Ya, ini adalah Santo Lukas yang menulis Injil Lukas. Orang kudus ini adalah pelindung segala sesuatu dari tukang emas lalu pembuat renda hingga pematung - dan ia juga santo pelindung lain dari Bir. Kalau ada yang bisa menjelaskan kepada saya hubungan antara Santo Lukas dan pembuatan bir, saya akan sangat berterima kasih!

5. Santo Wenceslaus - Dikenal karena sedekah heroik dan kasih sayangnya bagi orang buangan, Santo Wenceslaus dihormati segera setelah kemartirannya pada tahun 935 M. Anda mungkin pernah mendengar tentang raja yang baik ini sebelumnya, karena kehidupannya yang kudus yang dirayakan dalam lagu, tetapi Anda mungkin tidak tahu dia juga merupakan santo pelindung bir. Sekarang Anda lakukan.

Doa pemberkatan Bir

Bahasa Indonesia
I:  Pertolongan kita dalam nama Tuhan.
U: Yang menjadikan langit dan bumi.
I: Tuhan bersamamu.
U: Dan bersama rohmu.

Marilah berdoa:
Berkatilah, + Ya Tuhan, bir yang dibuat ini, yang kepadanya Engkau berkenan untuk dihasilkan dari lemak biji-bijian: yang akan menjadig obat yang bermanfaat bagi umat manusia, dan menganugerahkan seruan pada nama-Mu yang kudus, yang barangsiapa meminumnya, dapat memperoleh kesehatan tubuh dan ketenangan dalam jiwa. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bahasa Latin
V. Adjutorium nostrum in nomine Domini.
R. Qui fecit caelum et terram.
V. Dominus vobiscum.
R. Et cum spiritu tuo.

Oremus:
Bene+dic, Domine, creaturam istam cerevisae, quam ex adipe frumenti producere dignatus es: ut sit remedium salutare humano generi: et praesta per invocationem nominis tui sancti, ut, quicumque ex ea biberint, sanitatem corporis, et animae tutelam percipiant. Per Christum Dominum nostrum. Amen.

KESIMPULAN
Pembuatan bir selalu dihormati sebagai seni yang mulia dan terhormat, dan selama berabad-abad, banyak para ahli pembuat bir menyerukan kepada para pelindung ini untuk membantu mereka dalam kerajinan mereka. Apakah Anda sedang mengambil rumah pembuatan bir atau hanya menikmati bir, Anda tidak salah dengan memohon perantaraan orang kudus. Cheers!

Dominus illuminatio mea!

Monday, March 24, 2014

Doa, Puasa dan Belas Kasih - St. Petrus Krisologus


Salah satu pengkotbah terbesar dari Gereja Perdana menjelaskan kunci praktek pertobatan dari doa pra-paskah, berpuasa dan beramal atau berbelas kasih. Santo Petrus Krisologus  menyatakan bahwa doa mengetuk pintu, puasa mendapatkan, belas kasih menerima. Dia menunjukkan bagaimana doa, belas kasih dan puasa adalah satu, dan mereka memberikan hidup satu sama lain. Bacaan ini digunakan oleh Gereja Katolik Roma untuk bacaan hari Selasa pada dari minggu ke tiga pra-paskah dan mengutip dari Homili 43: PL 52, 320, 322. St. Petrus Krisologus adalah seorang Uskup dari Ravenna, Italia di pertengahan abad ke lima. Homilinya sangat menginspirasi sehingga dia diberi gelar �Chrysologus� (bhs. Yunani artinya perkataan emas) dan juga dideklarasikan sebagai �Doktor Gereja.�

Ada tiga hal, saudaraku, dimana iman teguh berdiri, devosi tetap konstan, dan kebajikan bertahan. Mereka adalah doa, puasa dan belas kasih. Doa mengetuk pintu, puasa mendapatkan, belas kasih menerima. Doa, belas kasih dan puasa: tiga hal ini adalah satu, dan mereka memberikan hidup satu sama lain.

Puasa adalah jiwa dari doa, belas kasih adalah sumber hidup dari puasa. Jangan ada satu orang pun mencoba untuk memisahkan mereka; mereka tidak dapat dipisahkan. Jika anda hanya memiliki satu dari mereka atau tidak semuanya bersamaan, anda tidak memiliki apa-apa. Jadi bila anda berdoa, berpuasa; jika anda berpuasa, tunjukkan belas kasih; jika anda ingin permohonan anda didengar, dengarlah permohonan orang lain. Jika anda tidak menutup telinga anda kepada orang lain, anda membuka telinga Tuhan kepada diri anda sendiri.

Ketika anda berpuasa, tengoklah puasa orang lain. Bila anda ingin Tuhan mengetahui bahwa anda lapar, ketahuilah bahwa orang lain juga lapar. Bila anda mengharapkan belas kasihan, tunjukkan belas kasihan. Jika anda mencari kebaikan, tunjukkan kebaikan. Bila anda ingin menerima, berilah. Jika anda bertanya pada diri sendiri apa yang anda tolak pada orang lain, pertanyaan anda adalah suatu ejekan.

Jadikanlah ini pola untuk setiap orang ketika mereka mempraktekan belas kasih: tunjukkan belas kasih kepada orang lain dengan cara yang sama, dengan kemurahan hati yang sama, dengan ketepatan yang sama, seperti halnya ada berkeinginan orang lain menunjukkan belas kasihan kepada anda.

Oleh karena itu, biarlah doa, belas kasih dan puasa menjadi salah satu permohonan tunggal kepada Tuhan atas nama kita, satu berbicara sebagai pembela kita. Doa tiga kali lipat bersatu dalam kebaikan kita.

Marilah kita menggunakan puasa untuk menebus apa yang telah kita hilangkan dengan memandang rendah orang lain. Mari kita tawarkan jiwa kita didalam pengorbanan dengan berpuasa. Tidak ada hal lain yang lebih menyenangkan yang dapat kita tawarkan kepada Tuhan, seperti pemazmur ucapkan dalam nubuatan: Pengorbanan kepada Tuhan adalah jiwa yang hancur; Tuhan tidak memandang rendah, hati yang remuk redam.

Tawarkan jiwa anda kepada Tuhan, buatlah puasamu sebagai persembahan kepada Tuhan, sehingga jiwa anda dapat menjadi tawaran yang murni, pengorbanan yang kudus, korban yang hidup, menyisakan dirimu sendiri dan pada saat yang sama diciptakan untuk Tuhan. Barang siapa yang gagal untuk memberikan ini kepada Tuhan tidak akan dimaafkan, untuk itu jika anda memberi diri anda sendiri kepada-Nya, pemberian anda tidak akan terasa sia-sia.

Untuk membuat ini bisa diterima, belas kasih harus ditambahkan. Puasa tidak menghasilkan buah kecuali diairi oleh belas kasih. Puasa menjadi kering ketika belas kasih menjadi kering. Belas kasih untuk puasa sama seperti hujan untuk bumi. Bagaimanapun banyaknya anda mengolah hatimu, menyiapkan tanah untuk kodratmu, membasmi sifat buruk, menabur kebajikan, jika anda tidak melepaskan mata air belas kasihan, puasamu tidak akan menghasilkan buah.

Ketika anda berpuasa, jika belas kasihanmu tipis hasil panenmu akan tipis; ketika anda berpuasa, apa yang anda curahkan didalam belas kasih mengalir kedalam lumbungmu. Maka dari itu, tidak hilang dengan menyimpan, tapi dikumpulkan dalam jumlah kecil. Berikan kepada yang miskin, dan anda beri kepada diri anda sendiri. Anda tidak akan diijinkan untuk menyimpan apa yang telah anda tolak untuk diberikan kepada orang lain.

Vivit Dominus in cuius conspectu sto!

Monday, January 6, 2014

Doa Penyerahan Dunia kepada Kerahiman Ilahi

Oleh Paus Yohanes Paulus II
Allah Bapa yang Maharahim, yang dalam diri Putera-Mu, Yesus Kristus telah menyatakan kasih-Mu dan telah mencurahkan kepada  kami dalam Roh Kudus, Sang Penghibur, hari ini, kepada-Mu kami percayakan nasib dunia dan setiap manusia.

Sudilah membungkuk ke arah kami yang berdosa, sembuhkanlah kelemahan dan dosa kami, kalahkanlah segala jenis kejahatan, izinkanlah semua penduduk bumi mengalami kerahiman-Mu, supaya dalam diri-Mu, ya Allah Tritunggal, mereka selalu menemukan sumber pengharapan.

Bapa yang kekal, demi sengsara dan kebangkitan Putera-Mu, tunjukkanlah belas kasihan-Mu kepada kami dan seluruh dunia. Amin.

Dominus illuminatio mea!
Vivit Dominus in cuius conspectu sto (Allah hidup dan di hadirat-Nya aku berdiri)

Thursday, October 31, 2013

Penggelaran Kudus

Tradisi Gereja Katolik berdevosi pada para kudus sudah berlangsung sejak Gereja Perdana. Pada awalnya, penghormatan dilakukan bagia para martir, orang yang wafat demi iman akan Kristus. Sejak abad ke IV, kultus devosi itu berkembang. Gereja tak hanya menghormati para martir, melainkan juga orang yang selama hidupnya menghayati keutamaan iman kristiani secara total dan menjadi teladan umat beriman (pengaku iman).

St. Ulrich
Pengakuan kekudusan seseorang ini pada mulanya hanya membutuhkan persetujuan Uskup setempat, dan diprioritaskan bagi martir. Uskup setempat membentuk komisi khusus untuk mengumpulkan data dan menelitui dalam proses penggelaran kudus. Usai prose situ, Uskup merestui dan mengumumkan penghormatan secara resmi dan umum pada umat. Dalam perkembangannya. Penggelaran kudus akhirnya menjadi hak Takhta Suci. Secara resmi kanonisasi pertama dalam sejarah terjadi pada zaman Paus Yohanes XV (985-996) dalam Sinode Lateran 31 Januari 993. Kala itu, Uskup Agung Augsburg Jerman, Mgr Ulrich (890-973) dinobatkan sebagai Santo dengan Bullayang dipromulgasikan pada 3 Februari 993.


Hak penggelaran kudus Takhta Suci itu dilanjutkan oleh Paus Urbanus II (1088-1099), Calixtus II (1119-1124), dan Eugenius III ( 1145-1153). Meski demikian, masih banyak para Uskup yang melakukan proses penggelaran kudus. Hingga tahun 1171, Paus Alexander III (1159-1181) menetapkan hak prerogative Takhta Suci dalam penggelaran kudus dan menegor para Uskup yang masih memperaktikannya. Tahun 1200, keputusan Alexander III ini disempurnakan Paus Innosensius III (1198-1216). Pada 22 Januari 1588, Paus Sixtus V (1585-1590) mendirikan 15 kongregasi Kuria Roma dengan Bulla Immensa Aeterni Dei. Salah satunya ialah Kongregasi untuk Ritus dan Perayaan yang menangani tentang ritus, Liturgi, perayaan Sakramen, dan juga proses beatifikasi dan kanonisasi. Tak pelak, banyak Uskup masih melakukan proses beatifikasi.

Akhirnya, Paus Urbanus VIII (1623-1644) mempromulgasikan Bulla pada 1634, yang mengatur hak istimewa untuk penggelaran kudus. Semua Uskup, kecuali Uskup Roma, dilarang melakukan beatifikasi dan kanosasi. Aturan tentang proses beatifikasi dan kanonisasi sudah mendekati seperti sekarang pada awal abad XX, masa kepausan Pius X (1903-1914) dan Benediktus XV (1914-1922). Melalui Konstitusi Apostolik Sacra Rituum Congregatio pada 8 Mei 1969, Paus Paulus VI (1963-1978) membagi Kongregasi untuk Ritus dan Perayaan menjadi dua Kongregasi, yakni: Kongregasi Liturgi Suci dan Disiplin Sakramen dengan Kongregasi Penggelaran Kudus. Kongregasi Penggelaran Kudus pun berdiri sendiri dengan merevisi struktur warisan Paus Pius XI (1922-1939) sejak 6 Februari 1930. Reformasi besar-besaran tentanng proses beatifikasi dan kanonisasi baru terjadi pada zaman Paus Yohanes Paulus II (1978-2005). Ia mempromulgasikan Konstitusi Apostolik Divinus Perfectionis Magister pada 25 Januari 1983. Atas restu Bapa Suci, Prefek Kongregasi Penggelaran Kudus menerbitkan Norma Dasar bagi para Uskup tentang Proses Penggelaran Kudus (Normae servandae in inquisitionibus ab episcopius faciendis in causi sanctorum) pada 7 Februari 1983.

Kardinal Angelo Amato 
Dokumen terakhir yang secara signifikan menjadi rujukan untuk Proses Penggelaran Kudus ialah Sanctorum Mater, instruksi tentang prosedur dan tata cara penggelaran kudus. Dokumen ini diterbitkan oleh Kongregasi Penggelaran Kudus pasca direstui Benediktus XVI pada 23 Februari 2007. Mulai saat itu, perayaan beatifikasi tidak harus digelar di Basilika St. Petrus Vatikan, tapi bisa dirayakan di daerah asal yang dibeatifikasi. Kini Prefek Kongregasi Penggelaran kudus diampu oleh Kardinal Angelo Amato SDB, dengan Sekretaris Pastor Marcello Bartolucci dan Sekretaris Ekesekutif Mgr Boguslaw Turek, yang dibantu 23 staf. Anggota Kongregasi ini berjumlah 34 orang (kardinal dan uskup) dan seorang Teolog Prelatus, dilengkapi dengan lima relator dan 83 konsultar dari pelbagai disiplin ilmu - disadur oleh Katolisitas Indonesia dari Majalah Hidup edisi 34.

Tuesday, August 27, 2013

Paus Sebagai Penentu Ajaran Gereja Katolik

Gereja Katolik dalam sejarah hidupnya, yang mencapai rentang waktu lebih dari 2000 tahun, memiliki begitu banyak nilai-nilai sejarah dan masalah-masalah yang dihadapi oleh Gereja. Tidak sedikit ajaran-ajaran sesat (bidaah) yang menghantam Gereja Katolik, seperti halnya bidaah Arianisme, sebuah pandangan yang dianut oleh pengikut Arius (seorang Imam eks-Katolik dari Alexandria) yang menolak keilahian Yesus Kristus dan Tritunggal Mahakudus. Bidaah ini sendiri dipandang sebagai bidaah terbesaryang pernah dihadapi oleh Gereja Katolik pada abad ke-4.

Lambang Kepausan, Paus Fransiskus
Adapula bidaah Nestorianisme (ditolak oleh Konsili Kalsedon (451) yang dipimpin oleh Paus St. Leo Agung) yang mengajarkan bahwa, Pribadi manusia Yesus dan Pribadi Allah Putera adalah dua pribadi yang berbeda yang bersatu di dalam Yesus Kristus. Dengan kata lain, bidaah ini mengajarkan bahwa Yesus memiliki dua Pribadi dengan dua kodrat. Sedangkan Gereja Katolik mengajarkan bahwa Yesus Kristus  adalah satu Pribadi dengan dua kodrat, Allah dan Manusia. Bidaah ini juga menolak gelar Bunda Allah terhadap Bunda Maria.

Dalam kasus ini, Gereja membutuhkan tolak ukur dan penentu dari setiap ajaran iman dan moral yang ada, disini dibutuhkan pula kuasa dalam hal mengajarkan suatu dokrin yang tidak dapat salah (infallible). Dan penentu dari setiap ajaran doktrin ini ialah pribadi Petrus dan para penerusnya yaitu Paus Roma. Hal ini dapat berakibat fatal apabila tidak ada penentu dari setiap ajaran iman yang ada, dengan demikian maka setiap orang akan berpegang pada opini pribadi untuk membenarkan apa yang dia yakini dan hal ini tentu tidak akan menjadi tanda kesatuan ajaran Kristen.

Sifat ajaran Gereja Katolik adalah tetap dan tak akan pernah berubah, kedua ciri khas ini menggambarkan pula pribadi Kristus sebagai Pendirinya yang konsisten. Disinilah peran penting Pribadi Paus ikut serta dalam menentukan dan menetapkan suatu ajaran. Dalam tahun-tahun permulaan berdirinya Gereja, yaitu 5 abad pertama. Para Paus dipandang sebagai seorang yang mempunyai wibawa yang memimpin dan mengajarkan iman dan moral.

Seperti halnya, St. Petrus (33-67), memimpin sinode pertama Gereja di Yerusalem. Ia menyatakan bahwa orang-orang non-Yahudi dapat diterima ke dalam Gereja tanpa perlu disunat.

Paus ke-2, St. Linus (67-76), dikenal sebagai orang yang berperan dalam pengembangan kaum klerus dan pembagian tugas dan fungsi mereka.

Paus ke-10, St. Pius I (140-155), ia menolak dengan tegas bidaah agnotisisme (yang mengingkari adanya kebenaran) dan menetapkan proses penentuan tanggal Paskah.

Paus ke-11, St. Anisetus (155-166), menekankan Perayaan Paskah sebagai perayaan yang utama dalam Kekristenan.

Paus ke 20, St. Fabianus (236-50), berperan penting dalam pembagian kota Roma, ia mengutus tujuh diakon ke berbagai tempat untuk memberitakan Injil disana, Kekristenan pun dalam masa kepemimpinannya mengalami periode yang relatif aman dari penganiayaan Kaisar Diokletianus.

Paus ke-26, St. Feliks I (269-274), menegaskan ajaran bahwa Kristus adalah sungguh Allah sungguh manusia, memiliki dua kodrat dalam satu pribadi.

Paus ke-33, St. Silvester (314-35), mengutus Uskup Hosius dari Cordoba untuk memimpin Konsili Nicea untuk menghadapi ajaran sesat yang dipimpin oleh Arius. Beserta Pater Vitus dan Pater Vinsensius yang menandatangani dekrit Konsili Nicea dalam nama �Gereja Roma dan Gereja-gereja seluruh Italia, Spanyol dan seluruh Barat�.

Paus ke-35, St. Julius I (337-352), menetapkan bahwa Natal dirayakan pada tanggal 25 Desember.

Paus ke-37, St. Damasus I (366-384), menentukan kitab-kitab yang dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci dan menolak beberapa kitab untuk dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci (contohnya �injil� Thomas, �injil� Maria Magdalena, �injilPetrus, Wahyu kepada Paulus, Apokrifa Yakobus, Apokrifa Yohanes, Kisah Petrus dan Kedua Belas Rasul, dll). Ia memerintahkan St. Hieronimus untuk menerjemahkan Kitab Suci berbahasa Yunani ke dalam Bahasa Latin dengan nama Vulgata. Kitab-kitab yang ditentukan oleh Paus St. Damasus ke dalam Kanon Kitab Suci adalah Kitab Suci Katolik dengan Deuterokanonika yang merupakan Kitab Suci yang rasuliah, yang berasal dari zaman para rasul.

Dari nama beberapa Paus diatas, terlihat bahwa Para Paus memiliki peran penting dalam hal menetapkan atau menolak ajaran-ajaran yang ada, dalam konteks ini Paus dapat melakukan seluruh hal tersebut karena Paus memiliki Kuasa Tidak Dapat Salahdalam hal mengajar iman dan moral. Ini sudah pernah dibahas, silahkan klik link ini.  Disini sungguh terbukti janji Kristus kepada GerejaNya, �Dan engkau Petrus diatas batu karang ini, Aku mendirikan GerejaKu dan alam maut tak akan menguasainya (Mat 16:18)�. 

Daftar Paus Gereja Katolik dapat dilihat disini.
Dominus illuminatio mea!

Wednesday, August 7, 2013

Riwayat Singkat Hidup Teresa Neumann Dalam Ekaristi

Teresa Neumann lahir pada tanggal 8 April 1898 di Konnersreuth, Jerman dari sebuah keluarga Katolik yang terbilang miskin. Suatu ketika, saat umurnya menginjak 20 tahun, ia melihat kebakaran hebat yang melanda sebuah pabrik didekat rumahnya dan bermaksud untuk menolong warga setempat yang berusaha untuk memadamkan api. Namun, malah ia yang menjadi korban, yang mengakibatkan cedera yang parah pada syaraf tulang belakangnya sehingga ia harus merelakan kedua kakinya lumpuh dan matanya mengalami buta total. Teresa kemudian melewati hari-harinya dengan berdoa dan bermeditasi. Di kemudian hari, ia juga bergabung di Ordo Ketiga Fransiskan.

Namun secara ajaib, ia mengalami kesembuhan. Ketika waktu itu ia bersama dengan Pater Naber (salah seorang Pastor di tempat tinggalnya), menurut sang Pastor, "ketika itu Teresa menggambarkan kepadanya sebuah penglihatan, dimana ia (Teresa) melihat sebuah cahaya terang yang berbicara kepadanya apakah ia mau disembuhkan namun Teresa berkata kepada cahaya tersebut bahwa hasilnya akan sama saja apabila dia disembuhkan, tetap sama seperti itu atau bahkan meninggal dunia. Saat itu pula, cahaya tersebut membalas bahwa ia akan menerima sebuah sukacita kecil berupa penyembuhan yang berasal dari Allah namun setelah itu akan tetap menerima banyak penderitaan di masa yang akan datang."

Setelah peristiwa tersebut, hidup Teresa berubah drastis. Kira-kira setahun kemudian dia menerima stigmata di bagian jantung dan kedua telapak tangannya dan mulai saat itu, ia berpuasa penuh selama 36 tahun hingga ajalnya, sehingga makanan satu-satunya hanyalah Tubuh Kristus. 

Setiap hari sepanjang hidup Teresa dengan setia, Pater Naber membawakan baginya Komuni. Pater Naber pun kagum akan spiritualitas dan semangatnya untuk berpuasa sehingga ia pun menulis: �Di dalam diri Teresa, janji Allah tergenapi: �Daging-Ku adalah benar-benar makanan dan Darah-Ku benar-benar minuman.� Dan karena hal ini pihak Nazi yang berkuasa di Konnersreuth pun, menarik jatah makannya dan memberikan kepadanya jatah untuk sabun, dua kali lipat untuk mencuci pakaiannya dan berbagai keperluan lainnya seperti handuk, karena setiap hari Kamis menjelang Jumat saat sengsara Yesus dimulai hingga pada hari Minggu, Teresa akan mengalami keadaan ekstasi yang mengakibatkan tubuhnya bersimbah darah. Melihat fenomena ini, pemimpin Nazi yaitu Adolf Hitler terkesan segan kepada Teresa. 

Teresa secara keseluruhan mempersembahkan sendiri dirinya dan penderitaannya karena dengan penderitaan ini, Allah menurunkan tangan bagi para pendosa yang ingin bertobat. Setiap kali dia dipanggil untuk mendampingi seseorang yang sedang sekarat, dia akan menjadi saksi dalam pengadilan jiwa orang tersebut dan itu selalu terjadi saat orang tersebut meninggal dunia. 

Gereja setempat pun dengan tekun mempelajari apa makna dibalik puasa yang dilakukan oleh Teresa dan dengan petunjuk dan arahan dari Uskup Keuskupan Ratisbonne dapat disimpulkan bahwa �makna dari puasa Teresa adalah untuk menunjukkan kepada seluruh dunia, nilai yang begitu berharga dari Ekaristi Kudus, untuk membuat dunia mengerti bahwa Kristus sungguh-sungguh hadi dalam roti Ekaristi dan bahwa hidup manusia nyatanya dapat bertahan dengan Ekaristi Kudus.� Dia pun akhirnya wafat pada tanggal 18 September 1962.

Teresa dalam keadaan Ektasi dan menerima stigmata
Berikut sepenggal kisah dari Teresa Neumann dalam hubungan eratnya dengan Ekaristi, semoga menguatkan Iman pembaca sekalian. Dominus illuminatio mea!

Tuesday, July 30, 2013

Lima Cara Pertobatan Sejati

Apakah engkau ingin aku menyebutkan juga cara-cara tobat sejati? Ada banyak cara dan variasi, dan semuanya menghantarmu ke surga.

Cara tobat pertama adalah menggugat dosa-dosamu sendiri: Jadilah yang pertama mengakui dosa-dosamu, maka engkau akan dibenarkan. Karena alasan ini juga, pemazmur menulis: �aku berkata: `Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,' dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.� Sebab itu, engkau juga patut mengakui dosa-dosamu sendiri; hal itu akan menjadikan cukup alasan bagi Tuhan untuk mengampunimu, sebab orang yang menggugat dosa-dosanya sendiri lebih lambat dalam melakukan dosa-dosa itu lagi. Bangkitkanlah nuranimu untuk menggugatmu dalam rumahmu sendiri, agar ia tidak menjadi pendakwamu di hadapan tahta pengadilan Tuhan.
St. Yohanes Krisostomus

Jadi, itu adalah suatu cara tobat yang sangat baik. Cara tobat yang lain, yang tak kalah pentingnya, adalah mengenyahkan dari benak kita rasa sakit yang diakibatkan oleh para musuh kita, agar kita dapat menguasai amarah kita, dan agar kita dapat mengampuni kesalahan sesama hamba dosa terhadap kita. Maka, dosa-dosa kita terhadap Tuhan juga akan diampuni. Dengan demikian, engkau mendapatkan suatu cara untuk menebus dosa-dosamu: Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.


Apakah engkau ingin tahu cara yang ketiga? Cara yang ketiga menyangkut doa yang tekun, sungguh dan keluar dari dalam lubuk hati.

Jika engkau ingin mendengar yang keempat, aku akan menyebutkan amal kasih, yang sungguh besar kuasanya dan luas jangkauannya.

Jika, terlebih lagi, orang hidup bersahaja dan rendah hati, tak kurang dari hal-hal yang telah aku sebutkan di atas, maka dosa-dosa diampuni. Bukti akan hal ini adalah pemungut cukai yang tak ada perbuatan baiknya yang pantas disebutkan, tetapi ia justru mempersembahkan kerendahan hatinya dan dibebaskan dari beban dosa yang berat.

Demikianlah, telah aku tunjukkan kepadamu lima cara tobat sejati: menggugat dosa-dosamu sendiri, mengampuni kesalahan sesama yang bersalah kepada kita, doa, amal kasih dan kerendahan hati.

Jadi, janganlah engkau berpangku tangan, melainkan berjalanlah setiap hari di kelima jalan di atas; kelima cara tersebut mudah dilakukan dan kalian tak dapat berdalih kalian tak mampu. Sebab, meskipun engkau hidup berkekurangan, engkau senantiasa dapat memadamkan amarahmu, rendah hati, berdoa dengan tekun dan menggugat dosa-dosamu sendiri; kemiskinan bukanlah halangan. Kemiskinan bukanlah suatu rintangan dalam melaksanakan perintah Tuhan, meskipun ketika hal itu sampai pada cara tobat yang berhubungan dengan memberikan uang (amal kasih, maksudku). Janda miskin itu membuktikannya ketika ia memasukkan dua pesernya ke dalam kotak!

Sekarang, setelah kita tahu bagaimana menyembuhkan luka-luka kita ini, marilah kita menggunakan obatnya. Lalu, ketika kita telah memperoleh kembali kesehatan kita yang sempurna, kita dapat datang ke meja perjamuan yang kudus dengan penuh keyakinan, pergi dengan gemilang menghadap Kristus, raja kemuliaan, dan memperoleh berkat-berkat abadi melalui rahmat, belas kasihan dan kebaikan hati Yesus Kristus, Tuhan kita.

+Dominus illuminatio mea et salus mea!+

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)