Latest News

Showing posts with label Paskah. Show all posts
Showing posts with label Paskah. Show all posts

Tuesday, April 22, 2014

Pesan Paskah 2014 Paus Fransiskus dalam Berkat Urbi et Orbi

Berikut ini adalah teks terjemahan tidak resmi bahasa Indonesia, mengenai pesan Paus Fransiskus dalam berkat "Urbi et Orbi " ( B. Latin untuk 'kota dan dunia') yang dibaca oleh Sri Paus di balkon tengah Basilika Santo Petrus.

"Saudara-saudari yang terkasih, selamat Paskah!

Gereja di seluruh dunia menggemakan pesan malaikat kepada para wanita: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. 28:6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring." (Mat 28:5-6).


Ini adalah puncak dari Injil, ini adalah Kabar Baik yang sempurna: Yesus yang disalibkan bangkit! Peristiwa ini adalah dasar dari iman kita dan harapan kita. Jika Kristus tidak dibangkitkan , Kekristenan akan kehilangan makna terdalamnya; seluruh misi Gereja akan kehilangan dorongan, maka inilah titik dari mana ditetapkan pertama kali dan terus berlanjut. Pesan yang dibawa seorang Kristen ke dunia ini adalah: Yesus, cinta yang menjelma, mati di kayu salib untuk dosa-dosa kita , tetapi Allah Bapa membangkitkan dia dan menjadikannya Allah bagi yang hidup dan mati. Di dalam Yesus, kasih telah menang atas kebencian, pengampunan atas dosa, kebaikan atas kejahatan, kebenaran atas kepalsuan, hidup atas kematian.

Itulah sebabnya kita memberitahu semua orang: "Datanglah dan lihat!" Dalam setiap situasi manusia, yang ditandai dengan kelemahan, dosa dan kematian; Kabar Baik bukanlah sebatas kata-kata, tetapi kesaksian cinta tanpa syarat dan setia, hal ini adalah tentang meninggalkan diri kita di belakang dan menjumpai orang lain, menjadi dekat dengan mereka yang tertimpa masalah hidup, berbagi dengan orang yang membutuhkan, berdiri di sisi orang sakit, orang-orang tua dan yang terbuang. "Mari dan lihatlah !": Cinta itu lebih kuat, cinta memberi kehidupan, cinta membuat harapan menjadi mekar di padang gurun .

Dengan sukacita keyakinan dalam hati kami, hari ini kami beralih kepada Engkau, ya Tuhan yang bangkit!

Tolonglah kami untuk mencari Engkau dan untuk menemukan Engkau, untuk menyadari bahwa kami memiliki Bapa dan tidak sendirian; bahwa kami dapat mencintai dan menyembah Engkau.
                                                                                      
Tolonglah kami untuk mengatasi bencana kelaparan, yang diperburuk oleh konflik dan oleh pemborosan besar yang merupakan tanggung jawab kami.

Mampukan kami untuk melindungi mereka yang rentan, terutama anak-anak, perempuan dan para orang tua, yang kini dieksploitasi dan ditinggalkan.

Mampukan kami untuk merawat saudara-saudara kami yang dikejutkan oleh wabah Ebola di Guinea Conakry, Sierra Leone dan Liberia, dan untuk merawat mereka yang menderita begitu banyak penyakit lain, yang juga menyebar melalui pengabaian dan kemiskinan yang parah.

Hiburlah semua orang yang tidak dapat merayakan Paskah ini dengan orang yang mereka cintai, dikarenakan secara tidak adil mereka dirobek dari kasih sayang terhadap mereka, seperti banyak orang, para imam dan awam, yang diberbagai belahan dunia telah diculik.

Hiburlah mereka yang telah meninggalkan negeri mereka sendiri, untuk bermigrasi ke tempat-tempat yang menawarkan harapan untuk masa depan yang lebih baik, dan kemungkinan hidup bagi kehidupan mereka dalam martabat dan, tak jarang, secara leluasa memeluk iman mereka.

Kami mohon pada-Mu, Tuhan Yesus, untuk mengakhiri semua perang dan setiap konflik , baik besar atau kecil, kuno atau baru .

Kami berdoa secara khusus untuk Suriah, bagi mereka yang mengalami dampak dari konflik, sehingga dapat menerima bantuan kemanusiaan yang mereka perlukan dan tidak ada lagi pihak yang akan menggunakan kekuatan mematikan, terutama terhadap penduduk sipil yang tak berdaya, melainkan berani menegosiasikan perdamaian yang telah lama dinantikan dan tertunda begitu lama!

Kami mohon pada-Mu untuk menghibur para korban tindak kekerasan perang saudara di Irak, dan untuk mempertahankan harapan dimulainya kembali perundingan antara Israel dan Palestina.

Kami mohon untuk mengakhiri konflik di Republik Afrika Tengah dan menghentikan serangan brutal teroris di beberapa bagian Nigeria dan tindak kekerasan di Sudan Selatan .

Kami memohon agar seluruh pihak mewujudkan rekonsiliasi dan kerukunan bersaudara di Venezuela.

Dengan kebangkitan-Mu, yang pada tahun ini kami rayakan bersama-sama dengan Gereja yang mengikuti kalender Julian, kami mohon kepada-Mu untuk mencerahkan dan menginspirasi para inisiator, yang mempromosikan perdamaian di Ukraina sehingga semua pihak terlibat, dengan dukungan dari komunitas internasional, akan membentuk setiap upaya untuk mencegah kekerasan dan didalam semangat persatuan dan dialog, memetakan jalan bagi masa depan Negara.

Tuhan, kami berdoa kepada Engkau untuk semua bangsa di Bumi: Engkau yang telah menaklukkan kematian, anugerahkan hidup-Mu bagi kami, berilah kami damai!

Diterjemahkan oleh Katolisitas Indonesia dari situs resmi Vatikan.

Sunday, April 20, 2014

Tanda-tanda Alam dalam Penyelamatan Umat Manusia

Begitu banyak tanda-tanda alam yang terjadi, dan beberapa diantara kita menginterpretasikan hal tersebut seperti sebuah pertanda akan sesuatu hal yang akan terjadi, entah buruk maupun baik bahkan ada yang menggambarkannya sebagai suatu pertanda dari Tuhan. Tanda-tanda alam yang terjadi seolah-olah membawa manusia kepada suatu bayangan akan peristiwa yang terjadi dikemudian hari. Sehingga setiap orang yang mampu membaca tanda-tanda alam sadar bahwa ia harus berjaga-jaga. Didalam peristiwa penyelamatan, tidak hanya sekali Allah menuntun manusia kepada keselamatan dengan menggunakan tanda-tanda alam.



Dengan penuh belas kasih, Allah menuntun bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan dengan menggunakan begitu banyak perbuatan yang mencengangkan mata orang Israel, untuk membuat mereka percaya bahwa Allah telah memilih bangsa Israel sebagai bangsa pilihan yang amat dikasihi oleh-Nya. Seperti tiang awan dan tiang api yang Allah gunakan untuk membawa bangsa Israel menuju tanah Kanaan (Neh 9:12). Ini menunjukkan bahwa Allah membuat tanda-tanda alam untuk menunjukkan eksitensi diri-Nya.

Drama penebusan umat manusia oleh Tuhan Yesus Kristus, membawa manusia kepada pertobatan dan kesadaran diri. Sesuatu yang amat kecil dipakai oleh Allah untuk membuat Petrus sadar bahwa Ia telah mengkhianati Allah, berkokoknya ayam menggenapi apa yang telah dikatakan Yesus kepada Petrus; �Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.� (Mat 26:34). �Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali. Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.� (Mat 26:75). Sekali lagi, tanda-tanda alam menghantar manusia kepada proses introspeksi diri.
Petrus menjadi sadar akan perbuatannya dan percaya akan kerahiman Kristus dan ia, sembari menyesal menyadari bahwa hubungan dengan Allah masih bisa diperbaiki. 

Yang ingin saya garisbawahi disini ialah berkokoknya ayam sebagai sebuah tanda alam. Apabila melihat lebih jauh dalam misteri sengsara dan wafat Yesus. Saat Yesus menundukkan kepala-Nya,  �Tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal, bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. � (Mat 27:51-53). Secara besar-besaran, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada manusia melalui kisah wafat Yesus dengan tanda-tanda alam. Tentu ada suatu alasan tertentu mengapa Tuhan menciptakan manusia berdampingan dengan alam. Dengan ini manusia sadar akan hikmat akal budi dan kebijaksanaan yang telah Allah karuniakan kepada manusia, untuk mencari Dia dengan melihat tanda-tanda alam.

Dominus illuminatio mea!

Thursday, April 17, 2014

Tips Mengikuti Misa Tri Hari Suci dengan baik

Berikut Katolisitas Indonesia bagikan beberapa tips bagi saudara/I sekalian yang hendak mengikuti Misa Trihari Suci. Seperti yang diketahui bersama bahwa Tri Hari Suci merupakan puncak dari Liturgi Gereja Katolik. Pada hari tersebut kita mengenangkan Kristus yang merayakan Perjamuan Terakhir bersama para murid-Nya , Kristus yang wafat di kayu Salib dan Kristus yang bangkit pada Hari Paskah. Kendala yang seringkali dihadapi adalah beberapa umat Katolik tidak mempersiapkan diri sebelum menyambut Tri Hari Suci dengan baik. Maka berikut tips-tips yang mungkin dapat direnungkan agar bisa mengikuti Misa Tri Hari Suci dengan baik:

1.  Trihari Suci merupakan sebutan dari kesatuan dari tiga hari perayaan Paskah, yaitu Kamis Putih, Jumat Agung dan Paskah. Kamis Putih dan Paskah adalah Perayaan Ekaristi sedangkan Jumat Agung adalah Ibadat. Hal ini perlu diperhatikan karena pada hari Jumat Agung tidak ada peristiwa Konsekrasi, dan sangatlah baik untuk mengikuti ketiga-tiganya.

2. Bagi Anda yang tinggal di kota besar, mohon perhitungkan kemungkinan macet dan hujan. Pastikan Anda datang lebih awal. Jangan menyusahkan petugas tata tertib dan umat lain dengan sistem �booking/titip tempat duduk�. Gereja adalah rumah Allah, bukan restoran dimana kita bisa seenaknya memesan tempat duduk. Jangan menyisakan bangkut di deret depan, penuhilah bangku-bangku di deret depan terlebih dahulu.

3. Jika Anda membawa anak yang belum menerima komuni (termasuk balita), persiapkan mereka dengan sebaik-baiknya. Karena anak kecil cenderung tidak dapat menahan lapar dan haus. Bawalah makanan kecil dan minuman yang secukupnya untuk dikonsumsi anak Anda.

4. Ingat ketika Misa yang kita temui adalah Kristus sendiri. Kenakanlah pakaian yang pantas dipandang, tidak perlu mencolok dan mahal. Bagi kaum Pria dianjurkan untuk mengenakan kemeja atau jaket yang dianggap pantas hindari memakai kaus/T-shirt, celana jeans (bukan CELANA PENDEK) dan sepatu atau sepatu sandal. Sedangkan bagi wanita, kenakanlah pakaian yang pantas dan sopan, usahakan tidak memakai pakaian yang ketat, lengan terbuka dan rok mini (diatas lutut). Bila anda memiliki mantila (kerudung Misa) anda dapat mengenakannya, tidak perlu malu mendengar perkataan orang; mengenakan mantila adalah untuk Tuhan bukan manusia.

5. Setelah memasuki gedung gereja, usahakan untuk tidak mengobrol dengan sesama. Sadarilah akan Tuhan yang hadir dihadapan kita. Ada baiknya kita mengambil saat hening atau berdoa Rosario.

6. Usahakan sedapat mungkin untuk hadir dalam acara Tuguran Kamis Putih, ini merupakan saat-saat dimana kita menemani Yesus yang sedang berdoa di taman Getsemani.

6. Didalam Misa Malam Paskah terdapat bagian dimana kita memperbaharui janji baptis kita. Ucapkanlah dengan penuh penghayatan dan perlahan-lahan.

7. Umat yang mengambil tempat duduk di luar gedung gereja dan sulit untuk berlutut, dapat menggantikan sikap berlutut dengan berdiri (sebagai tanda hormat), dan bukan duduk.

8. Kita harus sadar bahwa Hosti yang kita terima adalah Tubuh Kristus sendiri dan bukan sekedar lambang. Maka terimalah dengan penuh penghayatan dan kerendahan hati yang amat mendalam. Kita dapat menerima komuni kudus dengan dua cara yaitu:
  • Dengan lidah sambil berlutut, berlutut satu kali lalu menerima dengan lidah atau membungkukkan badan lalu menerima dengan lidah (sangat dianjurkan)
  • Dengan tangan sambil terlebih dahulu membungkukkan badan.

9. Sebelum meninggalkan tempat duduk, pastikan Anda tidak meninggalkan sampah atau teks Misa maupun sampah di sekitar gedung gereja.

10. Bagi Anda yang mengendarai kendaraan pribadi. Jangan sampai keramaian ditempat parkir mengganggu damai yang telah Anda terima setelah Misa Kudus. Ingatlah bahwa Anda telah menyantap komuni kudus. Anda sedang membawa Kristus dalam diri anda.

Silahkan dibagikan! Semoga bermanfaat!

Selamat Paskah! Dominus illuminatio mea!

Monday, April 14, 2014

Kerendahan Hati yang Agung di Minggu Palma

Genderang sukacita teriakan �Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!� menghantar Yesus memasuki kota yang ditangisinya, Yerusalem. Dengan gembira laki-laki dan perempuan, tua, muda dan anak-anak berlari menyongsong Yesus. Mereka melambai-lambaikan tangan mereka, berloncat-loncat dengan gembira bahwa Messias telah datang dan hadir diantara mereka untuk menyelamatkan mereka. Terlihat daun palma yang mereka lambaikan ke arah Yesus, para warga yang dengan sengaja melepaskan pakaian mereka ditanah untuk dilalui oleh Yesus. 


Mereka berteriak �Hosanna� sambil melambaikan daun Palma untuk seseorang yang akan mereka salibkan lima hari kemudian. Yesus yang datang sebagai Raja memasuki kota kemenangan bukan dengan mengendarai sebuah kereta kerajaan dan kuda jantan yang perkasa., tapi seorang keledai betina. Dengan para murid yang menemaninya didalam arak-arakan kemenangan. Bukan dengan mengacungkan sebuah pedang tanda kekuatan seorang raja namun dengan ranting pohon palma. Pekan suci telah berada didepan mata; dengan memasuki Minggu Palma, Gereja telah memasuki masa sengsara Yesus.

Sukacita �Hosanna� yang ada di Yerusalem seolah-olah sirna begitu saja, ketika mereka berteriak dengan lantang �Salibkan Dia!�. Masuknya Yesus ke dalam Yerusalem menghantar Yesus pada detik-detik penderitaan yang akan dialaminya sebentar lagi. Dengan menunggangi seekor keledai Yesus masuk ke dalam Yerusalem. Dengan memikul sebuah salib beberapa hari kemudian ia menaiki puncak gunung Golgota. Yesus telah disalibkan oleh ciptaan-Nya sendiri. Dengan diiringi sorak sorai terlihatlah sekelebat wajah-wajah yang penuh kebencian dan iri hati dari para ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang diarahkan kepada Yesus. Mereka berpikir seakan-akan bencana telah masuk ke dalam Yerusalem.

Yesus melihat perbuatan rakyat-Nya hanya bisa tersenyum simpul dengan hati yang teriris cambukan, mendengar suara kegembiraan yang segera digantikan dengan teriakan kebencian. Dengan demikian tergenapilah yang dinubuatkan dalam kitab suci �Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda." (Zakharia 9:9). Yesus yang menunggangi seekor keledai melambangkan bahwa Ia datang sebagai Raja Damai. Didalam tradisi timur keledai merupakan lambang binatang yang damai, tidak seperti kuda, yang melambangkan binatang peperangan. Karenanya, seorang raja akan datang menunggangi kuda jika hendak berperang dan naik keledai jika hendak menunjukkan bahwa ia datang dengan damai. Ia membawa sukacita besar ketengah-tengah Yerusalem bahwa penyelamat telah tinggal diantara mereka untuk membawa pembebasan mereka dari dosa. Yesus memilih menggunakan keledai. Selain untuk menggenapkan apa yang dinubuatkan nabi Zakharia, Yesus sebenarnya menyampaikan pesan kepada orang banyak yang menyambutnya. Ia adalah Mesias tetapi Dia bukanlah mesias yang sesuai dengan harapan bangsa Israel. Yesus tidak akan memimpin bangsa itu untuk melakukan peperangan dan mengusir penjajah dari tanah Israel. Ia datang untuk memberikan keselamatan kepada manusia dan mendamaikan manusia dengan Allah. Yesus adalah utusan Bapa supaya barangsiapa yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal. Yesus memasuki Yerusalem dengan kerendahan hati.

Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:6-8) menjelaskan �Walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.� Yesus sebagai Allah telah dengan bebas hadir dalam sengsara manusia, Ia menggabungkan dirinya sendiri didalam sifat lemah kita. Sehingga seolah olah jika tindakan kerendahan hati ini tidaklah cukup, Ia lebih jauh lagi merendahkan diri-Nya sendiri, menerima status sebagai seorang budak. Tindakan-Nya membungkuk untuk mencuci kaki murid-murid-Nya (Yoh 13) adalah perumpamaan dari kehadiran utuh manusia -Nya, atas tindakan ini dianggap sangat tidak bermartabat bahkan budak Israel tidak dipaksa untuk melakukannya.

Tapi bukan hanya itu. Yesus tidak dipaksa untuk melakukannya. Ia secara sukarela merendahkan diri-Nya didalam kelahiran-Nya, didalam karya pelayanan-Nya, di dalam kematian-Nya. Tidak ada seorang pun yang menggambil nyawa-Nya. Ia dengan sukarela menyerahkan nyawa-Nya sendiri (Yoh 10:18). Orang lain tidak mempunyai kesempatan untuk merendahkan diri-Nya; Ia merendahkan dirinya sendiri. Dengan kerendahan hatinya, Yesus telah menjadi Adam kedua. Ia telah memperbaiki sifat angkuh dan sombong dari Adam dan Hawa, yang tidak taat dan dengan angkuhnya ingin menjadi seperti Allah. Yesus mengundang kita untuk menjadi rendah hati seperti-Nya untuk menyadari bahwa hati yang angkuh tak akan meninggikan seseorang sedikit pun.

Dominus illuminatio mea!

Wednesday, May 8, 2013

Kenaikan Kristus Ke Surga

Kenaikan Tuhan ke Surga adalah sebuah bagian essensial nyata dari penyelamatan umat manusia itu sendiri oleh Kristus. Dalam perayaan Kenaikan Tuhan, kita diajak untuk melihat kodrat Allah yang menjelma menjadi manusia, yang terpenuhi didalam Pribadi Kristus secara lebih sempurna lagi. Bahwa dengan kenaikanNya yang mulia, Yesus memenuhi kurban penebusanNya.


Disisi lain yang begitu menarik untuk diperhatikan adalahKenaikan Kristus juga merupakan suatu manifestasiberbeda, dimana Ia masuk ke dalam kemuliaan Surgawi duduk di sebelah kanan Bapa, hidup selama-lamanya untuk �menjadi pengantara kita kepada Allah�. Dimana dengan kenaikanNya ke Surga �Ia menyediakan tempat bagi kita, agar dimana Kristus berada kita pun berada� Kis 14:2-3.


Didalam KKGK 132 dikisahkan secara jelas bahwa �Sesudah empat puluh hari sejak Dia menampakkan diri kepada para Rasul dalam kondisi manusia biasa, yang menutupi kemuliaanNya sebagai Yang Bangkit, Kristus naik ke Surga dan duduk disebelah kanan Bapa. Dialah Tuhan yang memerintah dengan kemanusiaanNya dalam kemualiaan abadi Putra Allah dan tiada hentinya menjadi pengantara bagi kita pada Bapa. Dia mengutus RohNya kepada kita dan member kita harapan untuk pada suatu hari mencapai tempat yang sudah disiapkan bagi kita."

Konsili Vatikan II juga mengatakan: �Karya penebusan umat manusia dan pemuliaan Allah yang sempurna itu telah diawali dengan karya agung Allah di tengah umat Perjanjian Lama. Karya itu diselesaikan oleh Kristus Tuhan, terutama dengan misteri Paska: sengsaraNya yang suci, kebangkitanNya dari alam maut dan kenaikanNya dalam kemuliaan. Dengan misteri itu Kristus �menghancurkan maut kita dengan wafatNya, dan membangun kembali hidup kita dengan kebangkitanNya�.�

Apabila kita telaah didalam Injil Kenaikan Yesus berlangsung sangat sederhana. Tidak ada yang terkesan dramatis dalam hal ini. Namun apabila kita melihat kembali dengan kacamata batin dan Iman kita, kenaikan Yesus mempunyai arti tersendiri yaitu kepercayaan kita kepada Kristus yang wafat, bangkit dan naik ke Surga.

Didalam Markus 16: 19, Luk 24: 50-53 dan Kis. 1: 9-14 sendiri peristiwa kenaikan dihubungkan sebagai penampakan terakhir Kristus yang telah bangkit. Hal ini menandai akhir dari masa kebersamaan Yesus dengan murid-muridNya. Dengan totalitas bahwa para Rasul tidak bisa lagi menjamah Yesus, mendengarkan SabdaNya, makan bersama Dia.

Namun Kenaikan Kristus diartikan para Rasul bukanlah sebagai tanda perpisahan. Santo Agustinus pernah berkata "Ia tidak meninggalkan Surga, ketika Ia turun dari Surga kepada kita; dan Ia tidak meninggalkan kita ketika Ia naik lagi ke Surga." Karena itu mereka kembali ke Yerusalem dengan sukacita. Setelah tiba di sana, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Kis 1:13. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa wanita serta Maria, Ibu Yesus dan dengan saudara-saudara Yesus. Sehati sesuara menantikan kedatangan Roh Kudus. Dengan Peristiwa ini, Iman dari para Rasul sungguh diteguhkan. Agar sebelum para Rasul mewartakan kabar sukacita keselamatan ke seluruh dunia, Mereka harus diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49).

Dengan kenaikan Kristus pula, era kehidupan Iman yang baru telah dimulai yaitu era Gereja, era persekutuan umat Allah. Dalam era kini, kita umat beriman hidup dalam pengharapan akan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Dengan peristiwa ini kita diajak untuk menjadi saksi Allah, untuk mewartakan Injil dan kasih Allah kepada setiap orang yang membutuhkannya. Sabda Allah pada hari Kenaikan Kristus ini mau menunjukkan kepada kita, bahwa Sabda Allah tidak akan menjadi apa-apa apabila tidak dilakukan dengan perbuatan nyata. 

Kita, umat beriman adalah saksi nyata dari wafat, bangkit dan kenaikan Kristus. Maka kita telah diberikan karunia oleh Kristus untuk memberitakan berita pengampunan dan pertobatan yang harus disampaikan kepada setiap orang. Dan tugas untuk mewartakan kabar sukacita ini tidak hanya diberikan kepada kaum Klerus namun diberikan kepada siapapun yang telah dibaptis dan mau percaya sepenuhnya kepada janji Tuhan.
"Ketika Engkau naik didalam kemuliaan, ya Kristus Tuhan kami dan telah menyukakan hati para murid-Mu dengan janji dari Sang Roh Kudus dan mereka diteguhkan dengan berkat bahwa Engkaulah Sang Putera Allah dan Penebus dunia."~ Troparion Katolik Timur kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke Surga
Dominus illuminatio mea! 

Friday, April 5, 2013

Respon Terhadap Surat Edaran Paskah Gereja Yesus Sejati Bagian II


Artikel ini adalah lanjutan dari artikel pertama, dituliskan khusus untuk menanggapi pernyataan dari surat edaran Paskah gereja Yesus sejati, mengenai penolakan terhadap Perayaan Paskah.
3. Asal-usul kata EASTER : 
1. Kata ini berasal dari nama dewi musim semi suku kuno Anglo Saxon (Inggris) yang bernama Eostre atau Ostara atau Ishtar

2. Funk & Wagnall�s Stand. Ref. encyclopedia mencatat: �Meskipun Paskah adalah perayaan Kristen namun�nama aslinya hilang di masa lalu yang suram. Beberapa sarjana percaya bahwa kata ini mungkin, bersumber dari Eastre, dewi musim semi dan dewi kesuburan suku Anglo Saxon, � Perayaan ini dilakukan pada �Titik Musim Semi Matahari� (The vernal equinox) � di sini tradisi digabung dengan perayaan � kelinci paskah adalah lambang kesuburan, sedangkan telur paskah yang dilukis menggambarkan sinar matahari pada musim semi. 

3. The Layman�s Bible encyclopedia (th. 1964) mencatat: Ostara/ Eostra (Easter) adalah sebuah perayaan penyembahan berhala pada musim semi yang jatuh pada � the vernal equinox � **, Adapun lambang dari perayaan ini adalah kebangkitan alam setelah musim dingin � kelinci � dan telur yang diwarnai yang melambangkan munculnya kembali matahari � Nama-nama yang berhubungan: Easter = Eostre = Isthar = Astarte (The queen of heaven) = Ashtoreth (Ibrani) = Asyera (1Raj 18:19). 
Respon: Ini keliru, Gereja Kristus yang Katolik telah mengarungi bahtera zaman dalam rentang waktu 2000 tahun lebih. Dan sekarang komunitas ini malah menyebut Perayaan Paskah yang dipelihara hampir ribuan tahun oleh Gereja Katolik lalu tiba-tiba lenyap sendiri, apakah hal itu masuk di akal? Tidak bisakah Kristus yang merupakan sumber dari Perayaan Paskah itu menjaga perayaan umatNya yang ditujukan kepada KebangkitanNya? Bukankah Yesus sendiri berkata "dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:20). Apabila komunitas ini berpendapat seperti ini maka yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah siapa meneruskan ajaran- ajaran sejati dari para Rasul? 

Memang kini banyak sekali orang yang menduga bahwa Easter berasal dari nama dewi Isthar atau dewi Eostre/Ostara. Memang sekilas bunyinya mirip, seperti halnya juga, bahwa besar kemungkinan kata �Easter� berakar dari kata �Eostur�, yang berarti �musim kebangkitan� (season of rising) yang mengacu kepada musim semi. Maka kata �Easter� digunakan di Inggris, �Eastur� di bahasa Jerman kuno, sebagai kata lain musim semi. Sedang di negara- negara lain, digunakan istilah yang berbeda: �Pascha� (bagi Latin dan Yunani), � Pasqua� (Italia), �Pascua� (Spanyol), �Paschen� (Belanda), �dst yang semua berasal dari kata Ibrani (�Pesach�) yang artinya �Passover�. 

Namun jika kita melihat kepada bahasa Jerman, kata Ostern (yang artinya Easter) berasal dari kata Ost (east atau terbitnya matahari), dan berasal dari bentuk kata Teutonik yaitu erster (artinya yang pertama/ first) dan stehen (artinya berdiri/ stand) yang kemudian menjadi �erstehen� (bentuk kuno dari kata kebangkitan/ resurrection), yang kemudian menjadi �auferstehen� (kata kebangkitan dalam bahasa Jerman sekarang). 

Jadi kata Ester/Eostur dalam bahasa Inggris yang berubah menjadi Easter, adalah setara dengan kata Oster dalam bahasa Jerman yang kemudian menjadi Ostern. Maka jika ada kemiripan bunyi Easter dengan Isthar itu hanya kebetulan, dan tidak dapat dipaksakan bahwa bahwa keduanya berhubungan. Ini serupa dengan memaksakan kata �belum� dalam bahasa Indonesia, yang dianggap mengacu kepada kata �bloom� (artinya berkembang) dalam bahasa Inggris, yang bunyinya mirip tapi tidak ada hubungan sama sekali, karena artinya pun lain. Jadi bukan berarti karena sebutan Easter mirip dengan Isthar atau Eostre, maka ucapan �Happy Easter� berkaitan dengan penyembahan berhala. Sebab bagi umat Kristen, perayaan Easter/ Pascha/ Paska itu bersumber dari penggenapan nubuat Perjanjian Lama di dalam kurban Salib Kristus yang memberikan buah Kebangkitan.

Dengan demikian bukan berarti karena sebutan Easter mirip dengan Isthar atau Eostre, maka ucapan �Happy Easter� berkaitan dengan penyembahan berhala. Sebab bagi umat Kristen, perayaan Easter/ Pascha/ Paska itu bersumber dari penggenapan nubuat Perjanjian Lama di dalam kurban Salib Kristus yang memberikan buah Kebangkitan. Jangan lupa bahwa sedikit banyak nama hari- hari dalam bahasa Inggris semua dapat dihubungkan dengan asal- usul pagan. Sebab Sunday, berkaitan dengan matahari (Sun), Monday, dengan bulan (moon), Tuesday dengan dewa Tiu, Wednesday dengan dewa Woden, Thursday dengan dewa Thor, Friday dengan Freya, Saturday dengan Saturnus. Dan saya yakin bahwa komunitas gerejawi Yesus sejati yang berdomisili di Negara Inggris pasti menggunakan kata-kata ini jadi jika mau konsisten, sebaiknya mereka yang menolak menyebut Easter, juga menolak semua nama hari dalam bahasa Inggris yang kedengarannya juga berbau pagan.

Mungkin menarik untuk diketahui bahwa William Tyndale (1494-1536), seorang tokoh pemimpin Protestan, ahli dan penerjemah Kitab Suci yang terkenal, adalah yang pertama kali memasukkan kata �Easter� di dalam Kitab Suci terjemahan bahasa Inggris, dan bersamaan dengan itu ia juga menyebutkan kata Passover. Jadi penggunaan kata �Easter� itu bukan �penemuan� Gereja Katolik. Menurut St Beda (wafat tahun 735), seorang sejarahwan besar Abad Pertengahan, istilah Easter (yang berarti Paskah) tampaknya bermula di Inggris sekitar abad kedelapan. Kata �Easter� berasal dari kata �Eoster�, nama dewi Teutonic, dewi terbitnya terang hari dan musim semi dan kurban-kurban tahunan sehubungan dengannya. Jika inilah asal kata Easter, maka Gereja �membaptis� nama tersebut, dan mempergunakannya untuk menunjuk pada pagi hari Minggu Paskah pertama ketika Kristus, Terang kita, bangkit dari makam dan ketika para perempuan mendapati makam kosong sementara fajar mulai menyingsing. 

Meski akar kata Easter secara etimologis ada hubungannya dengan nama seorang dewi kafir ataupun upacara-upacara kafir, namun makna perayaan yang dikandung dalam kata ini tak diragukan lagi sungguh Kristiani. Dengan demikian, tidak perlulah kita risau jika menggunakan kata �Easter�, karena bagi kita umat Kristiani kata itu tidak mengacu kepada Isthar, tetapi kepada �Eostur�, �erster- stehen/ erstehen� yang artinya mengacu kepada kebangkitan, yaitu Kebangkitan Kristus. Tidak seperti Hari Raya Natal yang ditetapkan pada tanggal 25 Desember dan �membaptis� perayaan matahari oleh bangsa kafir Romawi sebelumnya, Easter atau Paskah sungguh merupakan suatu perayaan yang unik.

Tentang telur Paskah: Jika kita membaca sejarah, kebiasaan orang menghubungkan musim semi dengan telur itu sudah ada sejak zaman dahulu kala, yaitu zaman Persia dan Mesir kuno, yang memulai tahun baru mereka pada musim semi. Telur dimaknai sebagai simbol kelahiran/ kehidupan baru. Maka mereka umumnya merayakan datangnya musim semi dengan saling menghadiahkan telur di antara mereka. Kebiasaan ini juga sudah dirayakan pada masyarakat Eropa. Ketika agama Kristen masuk, perayaan telur itu diberi makna yang rohani. Selain juga bahwa perayaan Paskah yang jatuh pada musim semi, maka telur juga diberi makna sehubungan dengan perayaan Paskah. Dalam Masa Paskah kita merayakan ataupun memperingati Pembaptisan kita yang maknanya adalah bahwa kita telah mati terhadap dosa, untuk hidup baru bersama Kristus. 

Demikian tertulis dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma:�Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru�. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.� (Rom 6:4,11)

Dengan demikian, Kekristenan mengangkat dan menguduskan suatu perayaan yang telah ada dalam sejarah kehidupan manusia. Salah satu prinsipnya adalah �Grace perfects nature�/ Rahmat Tuhan menyempurnakan kodrat, artinya Tuhan tidak serta merta meniadakan apa yang telah terjadi secara kodrati/ alamiah. Sejak dahulu kala, manusia menghargai kehidupan dan datangnya musim semi yang menjadi pertanda permulaan kehidupan baru, setelah berbulan-bulan lamanya melalui musim dingin di mana alam seolah- olah telah mati. Perayaan kehidupan baru ini memiliki makna yang religius dengan adanya perayaan Misteri Paskah, yang olehnya kitapun dipersatukan dengan Kristus dalam kematian-Nya untuk dibangkitkan bersama-Nya. Melalui masa Prapaskah kita melewati masa pertobatan, yang mengingatkan kita agar mati terhadap dosa, untuk menyongsong kebangkitan Kristus, di mana kita juga akan dibangkitkan bersama-Nya untuk memperoleh hidup baru di dalam Dia.

Bahwa sekarang di internet kita lebih banyak mendapatkan informasi tentang telur Paskah daripada makna Paskah itu sendiri kemungkinan berkaitan dengan fakta bahwa makna telur sebagai simbol kehidupan baru dapat diterima setiap orang dari segala bangsa dan agama; sedangkan makna Paskah sebagai perayaan Kristus yang bangkit untuk memberi kehidupan baru dan kekal, itu hanya diterima oleh mereka yang percaya kepada Kristus. Namun sebaiknya ini tidak menyurutkan semangat kita untuk mewartakan Kristus, sebab Ia memberikan makna kehidupan baru yang lebih sejati daripada simbolisme sebutir telur.
3. Hasil Konsili Nicea (TH. 325) Gereja Katolik Roma :
1. Paskah/Easter harus dirayakan pada minggu pertama setelah bulan Purnama Paskah atau setelah �Titik Musim Semi Matahari� pada musim semi. (the vernal equinox).

2. Hari Paskah/Easter Day ditetapkan pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama, setelah �the vernal equinox�, karena Juruselamat kita bangkit dari kematian pada hari Minggu.

Simbol-simbol Paskah
Telur paskah: 
1. Lambang kesucian Babel. Mereka percaya bahwa sebuah telur berukuran luar biasa telah jatuh dari langit di sungai efrat dan dari telur ini lahir Dewi Astarte (Easter/Paskah masa kini).

2. Bangsa Yunani mempunyai Telur suci Heliopolis dan Telur Thyphon.3. Gereja Katolik Roma mempunyai sebuah kantor perwakilan Ishtar - Bunda Kudus, yang di atasnya terdapat telur suci Heliopolis dengan telur Thypon pada kakinya.

Kelinci Paskah:
1. Menurut ensiklopedi Britanika:Kelinci Paskah telah memasuki kekristenan sejak zaman purbakala dan merupakan lambang kesuburan dan hidup baru (dari Mesir). 

2. Sebagai lambang kesuburan karena kelinci berkembang-biak sangat cepat. Dalam seni tradisional Kristen, kelinci menggambarkan �nafsu�; lukisan kadang menunjukkan seekor kelinci pada kaki bunda suci Maria, yang menandakan kemenangan atas godaan jasmani.
Respon: Pada awalnya, hari Paskah yang memperingati kebangkitan Kristus dirayakan 14 hari setelah �full moon of the vernal equinox� yang berdasarkan pada perhitungan perayaan Passover (Paskah) Yahudi. Pada awalnya, perayaan Paskah bukan selalu jatuh hari Minggu, namun selalu jatuh 14 hari setelah full moon. Kemudian pada Konsili Niceae (tahun 325), hari Paskah ditetapkan pada hari Minggu pertama setelah full moon, dengan dasar yang paling utama adalah karena Kebangkitan Kristus jatuh pada hari Minggu. Karena hari Minggu menjadi suatu keputusan konsili untuk merayakan Paskah, maka hari Paskah tidak lagi terlalu persis 14 hari dari full moon. Oleh karena itu, perayaan Paskah bervariasi dari tanggal 22 Maret sampai 25 April. Walaupun tanggalnya bervariasi, yang terpenting adalah umat Allah merayakan hari Paskah, hari yang paling penting bagi umat Allah. (Tentang telur Paskah sudah dijawab diatas)

Kesalahan lain dari kutipan diatas adalah frase "Hasil Konsili Nicea (th.325) Gereja Roma Katolik", dengan frase ini, komunitas ini seolah-olah mengganggap bahwa Gereja Katolik hanya terdiri dari Gereja Katolik Roma saja. Padahal didalam Gereja Katolik masih ada 22 Gereja Katolik Timur yang merupakan sebuah Gereja sui iuris dan bukan hanya sekedar sebuah ritus saja. Konsili ini sendiri dipimpin oleh Uskup Hosius dari Cordoba sebagai utusan Paus St. Silvester bersama dengan dua orang Imam utusan Paus St. Silvester yaitu, Pater Vitus dan Pater Vinsensius. Hosius sendiri adalah orang yang pertama menandatangani seluruh dekrit Konsili Nicea. Ia menandatanganinya dalam nama, �Gereja Roma dan Gereja-gereja seluruh Italia, Spanyol dan seluruh Barat�.

Anda penasaran terhadap komunitas gerejawi Yesus sejati ini? 
Setelah browsing di Google beberapa hari yang lalu saya menemukan di biografi dari komunitas ini (silahkan klik ini). Ada beberapa kejanggalan bahkan tidak masuk diakal dalam biografi komunitas gerejawi ini. Contohnya saja ketika pendiri komunitas ini (Barnabas Zhang) mengganggap, bahwa ia telah bertemu dengan Yesus di dalam hutan. Kita pikir secara logis saja, Kristus itu mendirikan Gereja hanya 1, tidak pernah ia menyuruh seseorang untuk mendirikan gereja lain selain GerejaNya yang Katolik. Dan kita tahu, kita hidup didunia ini tidak sendirian, ada yang namanya iblis, kita tahu bahwa iblis itu tidak cerdas sekaligus ia juga tidak bodoh, ia bisa saja menyamar jadi Yesus atau Bunda Maria sekalipun�Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka� (2 Korintus 11 :14-15).

Contohnya pada peristiwa iblis yang menyamar menjadi Yesus dan Maria di Naju, Korea Selatan. Betapa banyak umat yang percaya bahwa Kristus telah menampakan diri, saya sendiri terkejut mengapa Gereja Katolik menolak peristiwa tersebut namun setelah saya lihat lebih lanjut ternyata si Yulia Kim yang mengalami peristiwa tersebut sombong. Ia hendak mendirikan Basilika di Bukit Naju dan menolak mengikuti deklarasi ordinaris dan petunjuk pastoralMengapa iblis sampai-sampai melakukan tindakan bodoh seperti ini? Karena Ia membenci kesatuan Gereja Kristus yang selama 2012 tahun kurang, dihantam oleh berbagai bidaah, persoalan, peperangan, berbagai macam isme namun terbukti hingga sekarang Gereja Katolik tetap utuh sepenuhnya.

Di biografi ini pula, komunitas ini mengaku-ngaku sebagai gereja non-denominasi. Saya rasa ini hanyalah topeng belaka, yang dijadikan sebagai pembeda dari gereja-gereja lainnya. Jika mau jujur pengajaran komunitas ini, 90 persen hampir mirip dengan saudara-i kita yang telah memisahkan diri yaitu Protestan. Kanon Alkitabnya pun sama (membuang 7 Kitab Perjanjian Lama), tidak ada penghormatan terhadap Bunda Maria dan kepada para Kudus lainnya. Perbedaan yang jelas terlihat antara komunitas gerejawi Yesus sejati ini dengan komunitas gerejawi Protestan adalah komunitas ini betul-betul menolak Perayaan Natal dan Paskah.

Gereja Katolik selalu mengingat janji Kristus bahwa Roh Kudus akan membimbing Gereja ke dalam seluruh kebenaran (Yohanes 16:13), maka teladan para rasul akan pengajaran iman itu juga dirumuskan dengan yang disebut suara Segenap Gereja yang adalah Suara Roh Kudus itu sendiri. Lalu Gereja bermusyawarah dalam merumuskan pengajaran iman dan hukum Gerejawi (Kis 15 : 22). Konsili Gereja ini dilaksanakan untuk memberikan jawab kepada pertentangan-pertentangan ajaran dalam tubuh jemaat (Kis 15 : 1 - 2),dan inilah Ketetapan Iman yang harus menjadi dasar yang diyakini agar seluruh jemaat menurutinya (Kis 16 : 4).

Karena suara segenap Gereja yang diperoleh melalui Musyawarah / Konsili ini disebut sebagai suara Roh Kudus sendiri, oleh karena itu suara Konsili inilah yang disebut tidak dapat salah (Infallibility). Dan komunitas ini menolak salah satu dari hasil keputusan Konsili Nikea yang merupakan Konsili Ekumenis pertama dalam Gereja Purba dengan mengganggap bahwa Paskah itu adalah hari raya Pagan/ penyembahan berhala, dan secara langsung komunitas ini sungguh-sungguh sudah melecehkan suara Roh Kudus dan menghina kerja keras dari Bapa Gereja. 

Kesimpulannya adalah bukan Gereja Katolik yang salah terhadap Perayaan Paskah namun penafsiran dan sekaligus kemampuan untuk membaca Kitab Suci komunitas inilah yang salah. Masih banyak lagi hal-hal yang tidak logis berkaitan dengan komunitas gerejawi ini, namun saya rasa cukup sampai disini saja. Semoga kita semakin hati-hati dalam mempercayai sesuatu. Apabila sesuatu hal, membuat kita semakin mencintai Kristus dan GerejaNya, maka sudah pantas kita menerimanya namun apabila itu menyesatkan, lebih baik kita tidak usah mendekat bahkan sebaiknya lari dari pada Iman kita diracuni. 

Katolisitas Indonesia, orang muda dan awam Katolik dari Keuskupan Banjarmasin.
Dominus illuminatio mea!

Respon Terhadap Surat Edaran Paskah Gereja Yesus Sejati Bagian I

Tampak sampul depan
Pertama-tama sebelum anda beranjak untuk melihat respon saya, terhadap surat edaran dari gereja Yesus sejati (kita sebagai umat Katolik lebih tepat apabila memanggil gereja saudara-saudari kita yang beragama Protestan, dengan sebutan komunitas gerejawi dan tidak tepat apabila kita menyebut mereka sebagai gereja). Maka terlebih dahulu saya akan mengajak anda sekalian untuk melihat bagaimana dan apa itu hari raya Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus.

Paskah dalam berbagai bahasa memekai kata yang sama untuk menyebut Paskah Yahudi dan Paskah Kristiani yakni Pascha, Pasqua, Pesach, dll. Sedangkan didalam bahasa Inggris istilah untuk Paskah ialah Easter dan inilah kata kunci yang sering digunakan oleh orang yang tidak mengerti sejarah dan saking hebatnya kata �Easter� ini hingga membuat komunitas gerejawi Yesus sejati sampai tidak merayakan Paskah!

Asal muasal hari raya Paskah berasal dari perintah Allah sendiri (Im 23:4-5) untuk mengenang keluarnya Bangsa Israel dari tanah Mesir. Perayaan Paskah Kristiani memang banyak �berasal dari perayaan Paskah Yahudi�, oleh karena itu tidak bisa dikatakan, bahwa Paskah Yahudi dan Paskah Kristiani tidak ada hubungannya. Unsur pokok dari Perayaan Paskah itu sendiri yakni anak domba Paskah namun didalam Kekristenan hal itu ditiadakan karena kini Kristuslah yang menjadi domba Paskahnya (Yoh 1:29). Perjamuan domba Paskah dalam Gereja Katolik kini dirayakan dalam Misa Kamis Putih, secara nyata Kristus betul-betul hadir diantara umat beriman untuk mengenang Perjamuan Paskah, sekaligus sebagai tanda pengurbanan sendiri Tubuh dan DarahNya dan juga saat-saat terakhir dimana Ia bersantap dengan 12 Rasul yang begitu dikasihiNya (Mat 26:17). Inilah tanda dimana kita sebagai umat beriman dibebaskan dari perbudakan dosa dan dirubah menjadi manusia baru.

Dalam kegenapan waktu, Yesus datang sebagai �Anak Domba Allah� (Yoh 1:29). Ia adalah �Kristus, anak domba Paskah kita,� yang �sudah dikurbankan� (1Kor 5:7). Karena itu Santo Paulus berkata �marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, yakni ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran� (1Kor 5:8).

Sekarang, setelah kita mengetahui bagaimana dan apa itu hari raya Paskah maka saya akan memaparkan disini respon saya terhadap �surat edaran� yang dikeluarkan oleh komunitas gerejawi Yesus sejati. Perlu anda ketahui bahwa disini saya hanya akan merespon hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik namun hal itu dirujukan kepada Gereja Katolik. Tulisan dari edaran tersebut saya cantumkan berwarna biru sedangkan respon saya berwarna hitam.

Surat edaran dari komunitas gerejawi Yesus sejati ini bisa anda download disini (meskipun gaya penulisannya agak berbeda namun esensi dari edaran ini tidak jauh beda dengan yang punya saya).

1. Edaran ini mencantumkan kutipan dari Efesus 12:14-15 dan Kolose 2:14-17

Respon: Untuk merespon hal ini saya akan mencantumkan sebuah artikel dari Katolisitas.orgBanyak orang yang bingung tentang apakah Yesus membatalkan atau menggenapi Hukum Taurat. Didalam Matius 5:17 tertulis �Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.� Sedangkan didalam Efesus 2:15 tertuliskan �sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera.� 

1.  Moral Law atau hukum moral: Hukum moral adalah bagian dari hukum kodrati, hukum yang menjadi bagian dari kodrat manusia, sehingga Rasul Paulus mengatakan �Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela� (Rom 2:15). Contoh dari hukum ini adalah yang tertulis di 10 perintah Allah, dimana terdiri dari dua loh batu, yang mencerminkan kasih kepada Allah (perintah 1-3) dan juga kasih kepada sesama (perintah 4-10). Hukum kodrati ini adalah hukum yang tetap mengikat(bahkan sampai sekarang) dan digenapi dengan kedatangan Kristus, karena hukum kodrati ini adalah merupakan partisipasi di dalam hukum Tuhan. 
Dalam pengertian inilah maka memang Tuhan Yesus tidak mengubah satu titikpun, sebab segala yang tertulis dalam hukum moral ini (sepuluh perintah Allah) masih berlaku sampai sekarang. Dengan prinsip ini kita melihat bahwa menguduskan hari Sabat dan memberikan persembahan perpuluhan, sesungguhnya adalah bagian dari hukum moral/ kodrat, di mana umat mempersembahkan waktu khusus (Sabat) dan hasil jerih payah (perpuluhan) kepada Allah.

2. Ceremonial law atau hukum seremonial: sebagai suatu ekpresi untuk memisahkan sesuatu yang sakral dari yang duniawi yang juga berdasarkan prinsip hukum kodrat, seperti: hukum persembahan termasuk sunat (Kel 17:10, Im 12:3), perpuluhan (Mal 3:6-12), tentang kesakralan, proses penyucian untuk persembahan, tentang makanan, pakaian, sikap, dll. Hukum ini tidak lagi berlaku lagi dengan kedatangan Kristus, karena Kristus sendiri adalah persembahan yang sempurna, Kristus menjadi Anak Domba yang dikurbankan. Maka persembahan yang paling berkenan kepada Allah adalah kurban kita yang dipersatukan dengan korban Kristus dalam Ekaristi kudus. Itulah sebabnya di Gereja Katolik sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Yesus dan juga para rasul (Petrus dan Paulus) juga tidak mempermasalahkan makanan-makanan persembahan, karena bukan yang masuk yang najis, namun yang keluar. Ulasan ini dapat melihat di jawaban ini (silakan klik ini, dan juga klik ini). Kalau kita mau terus menjalankan hukum seremonial secara konsisten, maka kita harus juga menjalankan peraturan tentang makanan yang lain, seperti larangan untuk makan babi hutan, jenis binatang di air yang tidak bersisik (ikan lele), katak, dll. (Lih Im 11). 

3. Judicial law atau hukum yudisial: Ini adalah merupakan suatu peraturan yang menetapkan hukuman/ sangsi sehingga peraturan dapat dijalankan dengan baik. Oleh karena itu, maka peraturan ini sangat rinci, terutama untuk mengatur hubungan dengan sesama, seperti: peraturan untuk penguasa, bagaimana memperlakukan orang asing, dll. Contoh dari hukum yudisial: kalau mencuri domba harus dikembalikan empat kali lipat (Kel 22:1); hukum cambuk tidak boleh lebih dari empat puluh kali (Ul 25:3); mata ganti mata, gigi ganti gigi (Kel 21:24, Im 24:20, Ul 19:21); sangsi jika hukum perpuluhan dilanggar (lih. Bil 18:26,32). Setelah kedatangan Kristus, maka judicial law ini tidak berlaku lagi. Kalau kita mau konsisten, kita juga harus menjalankan hukuman rajam, hukum cambuk, dll. Di masa sekarang, hukum yudisial ditetapkan oleh penguasa/ pemerintah negara yang bersangkutan sebagai perwakilan dari Tuhan, sehingga hukum dapat ditegakkan untuk kepentingan bersama. Menarik bahwa Yesus tidak mengajarkan hukum yudisial, karena hal itu telah diserahkan kepada kewenangan otoritas pada saat itu. Dan kewenangan disiplin di dalam kawanan Kristus diserahkan kepada Gereja, di mana disiplin ini dapat berubah sejalan dengan perkembangan waktu dan keadaan. Ini juga yang mendasari perubahan Kitab Hukum Gereja 1917 ke 1983.

Dengan adanya penjelasan dari St. Thomas ini, maka, kita mengetahui bahwa memang Kristus merupakan penggenapan Hukum Taurat Musa. Dan dengan peranNya sebagai penggenapan, maka Kristus tidak mengubah hukum moral, namun hukum seremonial dan yudisial yang dulu tidak berlaku lagi, karena hukum- hukum tersebut hanya merupakan �persiapan� yang disyaratkan Allah agar umat-Nya dapat menerima dan menghargai kesempurnaan yang diberikan oleh Kristus. Maka dalam PB, sunat, tidak lagi sunat jasmani, tetapi sunat rohani (Rom 2:29). 

Penekanan kerohanian ini juga nampak dalam pengaturan persembahan; sebab persembahan perpuluhan PL disempurnakan oleh perintah untuk memberi persembahan kepada Allah dengan suka cita sesuai dengan kerelaan hati (lih. 2 Kor 9:7). Dengan demikian, maka Allah tidak lagi memberikan patokan tertentu; dan pada orang-orang tertentu, �kerelaan hati dan sukacita� ini malah melebihi dari sepuluh persen. Kita ketahui dari kisah hidup para kudus, dan juga pada para imam dan biarawan dan biarawati, yang sungguh mempersembahkan segala yang mereka miliki untuk Tuhan.  Dengan demikian mereka mengikuti teladan hidup Kristus yang memberikan Diri-Nya secara total kepada Allah Bapa dan manusia. Di sinilah arti bagaimana penggenapan Hukum Taurat memberikan kepada kita hukum kasih yang baru. Yesus tidak membatalkan hukum Taurat, sebab dengan mengenal hukum Taurat, kita akan dapat lebih memahami Hukum Kasih yang diberikan oleh Kristus. 

Kristus yang telah bangkit
Demikian juga dalam hal hukum yudisial/ judicial law. Penggenapan PL oleh Kristus mengakibatkan dikenalnya nilai-nilai Injil secara universal di seluruh dunia. Maka prinsip martabat hak-hak azasi manusia ditegakkan secara umum di negara manapun, oleh pihak otoritas pemerintahan setempat. Atau, di dalam kalangan umat Allah, penetapan hukum yudisial ini diberikan Yesus kepada Gereja, seperti yang tertera dalam Kitab Hukum Kanonik. Gereja yang menjadi umat pilihan Allah yang baru mendapat kuasa untuk mengatur anggota-anggota-nya (lih. Mat 18:18) dan segala ketentuan hukum yudisial ini adalah berdasarkan ajaran Kristus. Dengan Kristus sebagai penggenapan Hukum Taurat, maka tidak lagi dikenal prinsip denda, �mata ganti mata dan gigi ganti gigi� (Kel 21:24, Mat 5:58) namun kembali ke pengajaran asal mula �kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri� (Mat 22:39), yang disempurnakan Kristus menjadi, �kasihilah musuhmu� (Mat 5:44). 

Pemahaman kita akan perintah kasih yang diajarkan oleh Yesus ini akan dapat lebih kita hayati setelah pertama- tama mengetahui bahwa kita harus melakukan prinsip keadilan seperti yang sangat ditekankan di dalam PL. Baru setelah kita menerapkan prinsip keadilan, kita mengetahui bahwa ajaran Kasih Kristus di PB  ternyata jauh melampaui prinsip keadilan itu. Dengan pengertian ini maka Yesus memang tidak menginginkan seorangpun untuk menghilangkan satu titikpun dari hukum Taurat (lih. Mat 5:17-19), sebab Ia ingin agar kita dapat melihat secara utuh penggenapan dan penyempurnaan hukum Taurat itu dalam diri-Nya. 
2. Arti perayaan Paskah di kalangan kristen sekarang ini telah bergeser dari arti paskah yang sesungguhnya. Paskah sekarang ini dipakai untuk memperingati kebangkitan Yesus, padahal Tuhan Yesus tidak pernah memerintahkan umat-nya untuk memperingati kelahiran dan kebangkitan-nya. Dia hanya memerintahkan kita untuk memperingati kematian-nya, yaitu dalam Perjamuan Kudus (1Kor 11:23-26).
ResponKesimpulan yang terlalu jauh. Dari dulu hingga sekarang, Paskah merupakan Perayaan berkesinambungan Gereja Purba yang tetap dipelihara oleh Gereja Katolik, Paskah merupakan sebuah puncak dan perayaan terbesar dalam Gereja Perdana. Kematian Kristus itu akan menjadi sia-sia apabila Ia tidak bangkit. Kita pikir dengan akal sehat saja, apakah pernah Yesus menjatuhkan Alkitab dari Surga lalu berkata �Ambilah Kitab ini, percayalah kepada Buku ini karena inilah satu-satuNya sumber Iman yang sejati yang berasal dari padaKu?� Tapi mengapa banyak sekali orang yang hanya melandaskan Imannya pada Alkitab? Benda itu tidak pernah menyuruh kita untuk hanya percaya padanya.

Kita sebagai seorang Katolik, tidak hanya melandaskan Iman kita hanya kepada Alkitab saja. Namun pada 3 sumber Iman, Alkitab, Tradisi Apostolik dan Magisterium Gereja. Gereja Katolik selalu percaya bahwa Alkitab adalah tiang Iman yang derajatNya paling tinggi dari 3 sumber Iman (regula Fidei) namun tidak pernah mengganggap Alkitab sebagai satu-satunya sumber iman! Secara aktual Gereja Katolik mengakui Kitab Suci dan Tradisi Apostolik sebagai the supreme rule of faith (Regula Fidei Tertinggi). Kitab Suci dan Tradisi Suci adalah wahyu Ilahi, sementara Magisterium Gereja melayaninya. Berikut ini salah satu kutipan Dokumen Resmi Gereja Katolik: �Indeed, the word of God is given to us in sacred Scripture as an inspired testimony to revelation; togetherwith the Church�s living Tradition, it constitutes the supreme rule of faith.� (Paus Emeritus Benediktus XVI, Seruan Apostolik Verbum Domini, 30 September 2010).

Mereka sia-sia berkata tentang Kematian Kristus dan Perjamuan Kudus karena keduanya sangat erat berhubungan dengan Perayaan Paskah, sementara mereka sendiri mengganggap Paskah merupakan perayaan Pagan, tentu yang namanya Kematian Kristus dan Perjamuan Kudus sudah putus total dari komunitas gerejawi ini. Karena ketika kita merayakan Perayaan Ekaristi/Perjamuan Kudus/ Perjamuan Paskah kita seperti masuk ke dalam mesin waktu dimana kita umat Allah dihantar kembali, pada misteri Iman ke masa-masa dimana Kristus melakukan Perjamuan Paskah sekaligus tempat dimana Kristus merayakan Perjamuan untuk terakhir kalinya bersama ke 12 MuridNya. Perjamuan Paskah inilah yang menyelamatkan kita.

Kita dapat mempelajari apa yang dikatakan oleh Bapa Gereja perdana tentang Ekaristi dan silahkan bandingkan apa yang dikatakan oleh Bapa Gereja yang merupakan suara dari Roh Kudus dengan pengajaran komunitas ini. Apabila kita menelusuri jejak Gereja para Rasul maka kita akan berpikir sebelum Kitab Suci diterjemahkan oleh Santo Hieronimus dan dikanonkan oleh Paus Damasus I, apa yang menjadi landasan iman bagi umat beriman Gereja Perdana pada saat itu? 

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)