Latest News

Showing posts with label Seputar Liturgi. Show all posts
Showing posts with label Seputar Liturgi. Show all posts

Wednesday, April 13, 2011

Kamus Kecil : Seputar Devosi dan Kongres Ekaristi

Ekaristi
Istilah Ekaristi berasal dari kata Yunani eucharistia yang berarti pujian- syukur. Perayaan Ekaristi pertama- tama merupakan perayaan syukur Gereja atas karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus yang berpuncak pada wafat dan kebangkitan Kristus.
Misa
Istilah Misa berasal dari rumus pembubaran dalam bahasa Latin pada bagian Ritus Penutup dari Perayaan Ekaristi yang berbunyi Ite missa est yang biasa diterjemahkan dalam TPE (Tata Perayaan Ekaristi) kita Pergilah, kalian diutus! Dengan demikian kata misa dihubungkan dengan perutusan, yakni kita diutus untuk menghadirkan dan mewujudkan apa yang telah kita rayakan dan alami selama Perayaan Ekaristi dalam perjuangan hidup konkret sehari-hari.

Devosi
Devosi berasal dari kata Latin devotio, (kata kerja devovere), yang berarti: kebaktian, pengorbanan, penyerahan, sumpah, kesalehan, cinta bakti. Dengan demikian devosi menunjuk sikap hati yang mengarahkan dan menyerahkan diri kepada seseorang atau sesuatu yang dijunjung tinggi dan dicintai. Dalam tradisi kristiani, devosi biasa dipahami sebagai bentuk penghayatan dan pengungkapan iman kristiani di luar liturgi resmi.

Bentuk-bentuk devosi
Ada macam-macam bentuk devosi yang populer di tengah umat Katolik, a.l. devosi Ekaristi, devosi kerahiman ilahi, devosi kepada Hati Kudus Yesus, devosi kepada Bunda Maria (doa rosario, novena Tiga Salam Maria, Litani Santa Perawan Maria dst), devosi kepada orang-orang kudus (misalnya: santo Yusuf, santo Antonius, santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus), ziarah, jalan salib, novena.

Devosi Ekaristi
Devosi Ekaristi ialah bentuk devosi atau olah kesalehan kepada Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam Ekaristi Mahakudus. Devosi Ekaristi tidak dapat dipisahkan dari Perayaan Ekaristi dan dipandang sebagai olah kesalehan yang mau memperdalam dan memperpanjang apa yang dirayakan dalam Misa Kudus.

Bentuk-bentuk Devosi Ekaristi
Ada dua macam bentuk devosi Ekaristi:
1. Yang dilaksanakan secara bersama, yang meliputi: adorasi Ekaristi, prosesi atau perarakan Sakramen Mahakudus, dan Kongres Ekaristi. Dalam bentuknya yang bersama ini biasanya diberikan Berkat Sakramen Mahakudus kepada umat.
2. Yang dilaksanakan secara pribadi, seperti doa syukur sesudah komuni saat Misa Kudus, dan visitasi atau kunjungan kepada Sakramen Mahakudus (visitatio sanctissimi).

Patokan devosi Ekaristi yang sehat
Ada tiga patokan dasar:
1. Devosi Ekaristi yang sesuai dengan iman dan tradisi Gereja
2. Devosi Ekaristi yang membawa kepada pengalaman kesatuan dengan Tuhan (pengalaman mistik) dan pada gilirannya juga dengan sesama
3. Devosi Ekaristi yang mendorong pada perwujudan konkret sehari-hari melalui pelayanan kepada sesama dalam masyarakat.

Adorasi Ekaristi
Adorasi Ekaristi merupakan salah satu bentuk devosi Ekaristi yang dilaksanakan bersama. Adorasi berasal dari kata Latin adoratio, yang berasal dari kata kerja adorare yang berarti menyembah, bersembah-sujud. Adorasi Ekaristi dapat disebut juga Pujian kepada Sakramen Mahakudus, Pujian kepada Ekaristi Mahakudus, Kebaktian kepada Sakramen Mahakudus, atau Sembah sujud kepada Sakramen Mahakudus. Istilah Salve atau Astuti juga menunjuk Adorasi Ekaristi ini.

Macam Adorasi Ekaristi
Ada macam-macam kemungkinan adorasi Ekaristi, a.l. Adorasi Ekaristi Abadi yang dilaksanakan selama 24 jam sehari dan selama 7 hari terus menerus, Adorasi Ekaristi Sehari yang dilaksanakan selama 24 jam, atau Adorasi Ekaristi dalam waktu beberapa jam atau satu jam.

Kongres
Kata kongres berasal dari bahasa Latin congressus, yang berarti: berjalan atau melangkah bersama.

Kongres Ekaristi
Kongres Ekaristi merupakan salah satu bentuk devosi Ekaristi yang dilaksanakan dalam kebersamaan. Maka bila dihubungkan dengan asal kata Latin congressus, istilah Kongres Ekaristi memuat makna: kita membuat langkah atau gerakan bersama untuk maju dalam memahami, merayakan dan menghayati Ekaristi.

Kongres Ekaristi Keuskupan (KEK)
KEK merupakan pertemuan umat beriman se Keuskupan yang bersama-sama mendalami, merayakan dan menghayati Ekaristi dan segala bentuk devosinya. Seluruh segi dari Ekaristi, ya segi liturgis, teologis, pastoral, yuridis, ekumenis, spiritual, tetapi juga kultural dan sosialnya mendapat perhatian dalam satu kesatuan tema.

Kongres Ekaristi Keuskupan I KAS (KEK I KAS)
* KEK I KAS menjadi KEK yang pertama di KAS dan bahkan di Indonesia.
* Tema yang dipilih ialah Ekaristi, Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan.
* Dasar Kitab Suci-nya untuk tema KEK I KAS ialah Injil Yohanes 6:1-15. Dari persembahan seorang anak kecil yang membawa lima roti dan dua ikan, Tuhan Yesus menggandakan makanan untuk ribuan orang. Ini melambangkan peristiwa Ekaristi sendiri!
* Tujuan KEK I KAS a.l. meningkatkan cinta dan penghormatan akan Ekaristi, meningkatkan persaudaraan paguyuban umat beriman yang dijiwai Ekaristi, dan menumbuhkan gerakan solidaritas dalam masyarakat berkat Ekaristi.

Kongres Ekaristi Internasional
Kongres Ekaristi diadakan bisa pada tingkat internasional, nasional, dan lokal atau tingkat Keuskupan. Kongres Ekaristi Internasional yang terakhir, yaitu ke-49, diadakan di Quebec, Kanada, tanggal 15 � 22 Juni 2008 dengan tema Ekaristi, karunia Allah bagi hidup dunia. Sedangkan Kongres Ekaristi pertama kali diadakan di kota Lille, Perancis pada tahun 1881. Sejak pertama kalinya, Kongres Ekaristi didukung dan disetujui oleh Sri Paus.

Sumber : http://kongres-ekaristi.org/kamus.php

Saturday, March 19, 2011

Macam-macam istilah Misa

Pertanyaan:
Pada laman terbaru, ada pembahasan tentang Misa Jumat Pertama, Wah judul yang pas dengan apa yang frans pengen tahu, yakni tentang Misa Jumat pertama.
Terima kasih buat admin, yang sudah memjawab dengan jelas.

Selain Misa Jumat pertama, ada beberapa misa yang ingin frans ketahui lebih banyak.
yakni pemahaman dari
1.Misa hari minggu,
2.Misa salve
3.Misa harian pagi
4.misa sabtu sore

Kiranya admin bisa beri perbedaan di antara Misa di atas, karena berdasarkan obrolan dengan teman2-sobat muda, kadang mereka merasa cukup bila sudah mengikuti misa pada jumat pertama, dan mengindahkan Misa minggu (karena berpendapat misa intinya adalah penerimaan komuni saja, jadi dengan jarak hari yang dekat) ini pula terjadi bila pada sabtu malam di adakan Misa syukur di rumah keluarga.
jadi bisa di bilang penerimaan Komuni jadi alasan dalam Misa Minggu dan lainnya. mohon pemahamannya.

Tentang Misa salve juga mohon di terangkan, karena minggu ini (23/1), pastor paroki kami menunda misa salve sampai batas waktu yang belum pasti di adakan, hal ini karena umat yang hadir sedikit (di gereja pukul 18.00, tiap jumat terakhir bulan berjalan). Menurut frans selain di adakan pada sore hari dan masih pada hari kerja, tapi yang paling mendasar ialah umat belum tanya banyak dengan misa salve. jadi mohon di sarikan di laman ini.

Kiranya mohon di sarikan juga pemahaman tentang Misa Minggu yang di adakan pada sabtu sore. Walaupun di buat dengan alasan agar umat bisa mempunyai alternatif dalam mengikuti misa, namun masih juga ada obrolan tentang ketidaklayaknya, misa sabtu sore. atau memang tak boleh ada misa minggu selain pada hari minggu ?

Bila berkenan, jawaban ini merupakan postingan yang akan frans sarikan di laman blog OMK Paroki yang frans kelola, dimana menjadi sumber alternatif rujukan akan pertanyaan seputar orang muda yang kian kritis tt pemahaman katolik.
Tentunya akan di tampilkan sumber artkel dari katolisitas.org.

salam
frans, di jayapura, papua

Jawaban:

Shalom Frans Benedict,

Berikut ini adalah sekilas keterangan tentang bermacam istilah Misa:

1. Misa hari Minggu
Seperti namanya, maka Misa Hari Minggu adalah Misa/ perayaan Ekaristi yang diadakan pada hari Minggu. Umat Kristiani merayakan hari Tuhan pada hari Minggu, karena mengikuti teladan para rasul yang mengadakan ibadah Hari Tuhan tersebut pada hari Minggu [hari pertama di dalam minggu] untuk memperingati hari kebangkitan Kristus.

Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:

KGK 1166 �Berdasarkan tradisi para Rasul yang berasal mula pada hari kebangkitan Kristus sendiri, Gereja merayakan misteri Paska sekali seminggu, pada hari yang tepat sekali disebut Hari Tuhan atau Hari Minggu� (Sacrosanctum Concilium 106). Hari kebangkitan Tuhan adalah serentak �hari pertama dalam minggu�, mengenangkan hari pertama ciptaan, dan �hari kedelapan� di mana Kristus sesudah �istirahat�-Nya pada Sabtu agung menerbitkan hari �yang Tuhan janjikan�, �hari yang tidak mengenal malam� (Liturgi Bisantin). �Perjamuan Tuhan� adalah sentrumnya, karena di sana seluruh persekutuan umat beriman menemui Tuhan yang telah bangkit, yang mengundang mereka ke pesta pedamuan-Nya (Bdk. Yoh 21:12; Luk 24:9b)�.

KGK 1167 Benarlah bahwa hari Minggu adalah hari, di mana umat beriman berkumpul untuk perayaan liturgi, �untuk mendengarkan Sabda Allah dan ikut serta dalam perayaan Ekaristi, dan dengan demikian mengenangkan sengsara, kebangkitan dan kemuliaan Tuhan Yesus, serta mengucap syukur kepada Allah, yang melahirkan mereka kembali ke dalam pengharapan yang hidup berkat kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati� (Sacrosanctum Concilium 106).

KGK 1193 Hari Minggu, �hari Tuhan� adalah hari perayaan Ekaristi yang utama, karena ia adalah hari kebangkitan. Ia adalah hari perhimpunan liturgi, hari keluarga Kristen, hari kegembiraan dan hari senggang. Ia adalail �inti dan dasar seluruh tahun liturgi� (SC 106).

KGK 2175 Hari Minggu jelas berbeda dari hari Sabat, sebagai gantinya ia � dalam memenuhi perintah hari Sabat � dirayakan oleh orang Kristen setiap minggu pada hari sesudah hari Sabat. Dalam Paska Kristus, hari Minggu memenuhi arti rohani dari hari Sabat Yahudi dan memberitakan istirahat manusia abadi di dalam Allah. Tatanan hukum mempersiapkan misteri Kristus dan ritus-ritusnya menunjukkan lebih dahulu kehidupan Kristus (Bdk. 1Kor 10:11)�.

KGK 2177 Perayaan hari Minggu yakni hari Tuhan dan Ekaristi-Nya merupakan pusat kehidupan Gereja. �Hari Minggu di mana dirayakan misteri Paska dari tradisi apostolik, harus dipertahankan sebagai hari pesta wajib yang paling pertama di seluruh Gereja� (CIC, can. 1246, 1)�.

KGK 2042 Perintah pertama (�Engkau harus mengikuti misa kudus dengan khidmat pada hari Minggu dan hari raya�) menuntut umat beriman supaya mengambil bagian dalam Ekaristi, manakala persekutuan Kristen berkumpul pada hari peringatan kebangkitan Tuhan (Bdk. CIC, cann. 1246-1248; CCEO, can. 881, 1.2.4)

Maka mengikuti Misa Kudus dengan khidmat pada hari Minggu merupakan perintah pertama Gereja, yang mengambil dasar dari perintah Allah yang utama, yaitu agar kita menyembah dan mengasihi Tuhan Allah kita dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita (lih Kel 20:3-5). Sebagai ungkapan kasih ini, kita diberi perintah oleh Allah untuk menguduskan hari Tuhan (lih. Kel 20:8-11); seperti yang telah dicontohkan oleh para rasul dan jemaat Kristen awal merayakan hari Tuhan pada hari Minggu (Kis 20:7; 1 Kor 16:2). Selanjutnya, maka perayaan hari Tuhan bagi umat Kristen adalah hari Minggu yang dikatakan sebagai hari pertama di dalam minggu, dan bukan hari terakhir dalam minggu (bukan Sabat, karena Rasul Paulus mengatakan bahwa hari Sabat tidak mengikat umat Kristen (Kol 2:16; lih. Gal 4:9-10; Rom 14:5). Dengan kebangkitan Kristus, maka hari Tuhan tidak semata dihayati sebagai hari Tuhan beristirahat, namun lebih kepada hari penciptaan baru, di mana manusia yang telah mengimani Kristus diubah oleh Allah menjadi manusia baru. Selanjutnya tentang hal ini sudah pernah dibahas di artikel ini, silakan klik.

�Menghadiri Misa Kudus pada hari Minggu dan pada hari- hari perayaan dan beristirahat dari pekerjaan yang berat� adalah perintah pertama dari kelima perintah Gereja. Pada hari Minggu diadakan perjamuan Ekaristi yang utama, karena diadakan bertepatan dengan hari kebangkitan Kristus.

2. Misa Sabtu Sore
Misa Sabtu Sore umum sering diartikan sebagai �Anticipated Mass�, atau Misa Antisipasi perayaan Misa pada hari Minggu. Namun sebenarnya, menurut General Norms of the Liturgical Year and the Calendar, dikatakan demikian:

#3. �The liturgical day runs from midnight to midnight, but the observance of Sunday and solemnities begins with the evening of the preceding day.�

(terjemahannya)

#3. �Hari liturgis dihitung dari tengah malam ke tengah malam, tetapi pemenuhan kewajiban pada Minggu dan Hari Raya dimulai dari sore hari sebelum hari tersebut.�

Paus Benediktus http://www.adoremus.org/SacramentumCaritatis.html mengatakan, �� mengenali Sabtu sore, dimulai dari doa Vespers yang pertama, adalah sudah merupakan bagian dari Minggu, dan waktu di mana kewajiban hari Minggu dapat dilakukan��

Maka kebijaksanaan Gereja Katolik untuk mengadakan Misa Sabtu Sore untuk pemenuhan kewajiban menguduskan hari Tuhan adalah untuk memberi kesempatan kepada umat yang karena alasan tertentu/ genting tidak dapat memenuhi kewajiban untuk mengikuti Misa pada hari Minggu. Namun jangan sampai kemudahan ini dijadikan alasan, bahwa �karena malas bangun pagi pada hari Minggu, maka saya memilih untuk ikut misa Sabtu sore�; padahal pada hari Minggu-nya ia tidak mempunyai halangan yang mendesak. Jika ini motivasinya, maka sesungguhnya orang tersebut memiliki sikap batin yang keliru untuk memenuhi perintah Allah dalam menguduskan hari Tuhan. Sebab dalam menguduskan hari Tuhan, sudah selayaknya kita mempersembahkan dan mengorbankan waktu dan diri kita seutuhnya kepada Tuhan dalam kesatuan dengan Gereja-Nya dalam perayaan Ekaristi.

3. Misa Harian
Misa harian tetap merupakan perayaan Ekaristi yang mempunyai efek yang sama dengan Misa yang dilakukan pada hari Minggu ataupun hari- hari lainnya, karena kurban yang dihadirkan adalah sama, yaitu kurban Kristus. Namun demikian, mengikuti misa harian tidak dapat menggantikan kewajiban mengikuti Misa pada hari Minggu, karena hari Minggu adalah hari Tuhan, di mana semua orang Kristen diajak untuk menguduskan hari itu dengan merenungkan pengorbanan Kristus dan kebangkitan-Nya yang menebus dosa- dosa umat manusia.

Mengikuti Misa Harian dan menerima Ekaristi setiap hari merupakan hal yang sangat indah yang dapat dilakukan oleh setiap umat Katolik. Mengapa? Karena dengan menerima Kristus sendiri setiap hari kita akan dipimpin olehNya untuk bertumbuh di dalam iman, pengharapan dan kasih. Jadi jika seseorang ingin bertumbuh secara rohani, selain ia perlu berdoa dan merenungkan Sabda Tuhan, ia dapat menimba kekuatan dari Kristus sendiri, yang hadir dalam Ekaristi Kudus.

Katekismus mengajarkan:

KGK 1389 Gereja mewajibkan umat beriman, �menghadiri ibadat ilahi pada hari Minggu dan hari raya� (OE 15) dan sesudah mempersiapkan diri melalui Sakramen Pengakuan, sekurang-kurangnya satu kali setahun menerima komuni suci, sedapat mungkin dalam masa Paska (bdk. CIC, can. 920). Tetapi Gereja menganjurkan dengan tegas kepada umat beriman, supaya menerima komuni suci pada hari Minggu dan hari raya atau lebih sering lagi, malahan setiap hari.

4. Misa Salve
Terus terang saya kurang memahami istilah ini. Apakah ini Misa didahului/ dilanjutkan dengan doa Salve Regina, ataukah Misa dilanjutkan dengan Benediction/ Adorasi Sakramen Mahakudus?

Sementara kita menunggu jawaban dari Romo Boli, inilah jawaban yang dapat kami berikan:

Jika maksudnya Misa diikuti doa Salve Regina, silakan anda membaca tanya jawab di link ini, silakan klik. Jika maksudnya Misa yang diikuti oleh Benediction/ Adorasi sakramen Maha Kudus: Sebenarnya setelah menerima Komuni kudus, kita selayaknya meresapkan kehadiran Tuhan Yesus sendiri di dalam tubuh kita, sehingga dalam konteks ini, kita pertama- tama harus menyembah Kristus yang telah kita sambut dan menyatu dalam tubuh kita. Katekismus mengajarkan kehadiran Kristus dalam Ekaristi dimulai pada saat konsekrasi dan bertahan sampai wujud Ekaristi masih ada di dalam tubuh kita (lihat KGK 1377). Maka diperkirakan kehadiran Yesus dalam rupa Ekaristi di dalam tubuh kita bertahan selama sekitar 10 menit. Pada saat itu, sebaiknya kita menyembah Tuhan Yesus yang sungguh hadir dalam diri kita.

Dengan demikian, Benediction/ penyembahan dan berkat sakramen Mahakudus di altar dapat dilakukan setelah Misa Kudus, namun tidak langsung setelah Komuni, karena saat setelah Komuni seharusnya diberikan untuk tiap- tiap orang secara pribadi untuk menyembah Tuhan Yesus yang hadir secara khusus dalam rupa Ekaristi di dalam tubuhnya.

Demikian sekilas pengertian tentang bermacam istilah Misa, semoga berguna. Silakan anda mengutip tulisan ini untuk diedarkan di kalangan OMK paroki anda, dengan menyebutkan sumbernya, yaitu www.katolisitas.org. Sampaikan salam hangat kami kepada saudara/saudari seiman di Papua.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

Dikutip dari : http://katolisitas.org/2011/02/15/macam-macam-istilah-misa/

Thursday, February 10, 2011

Liturgi: Perlu Persiapan, Pelaksanaan & Buah yang Baik

Oleh: C. Dwi Atmadi
Untuk acara apa pun, persiapan yang baik biasanya menghasilkan pelaksanaan yang baik pula. Dan pelaksanaan yang baik diharapkan menghasilkan buah yang baik juga. Begitu juga dengan perayaan liturgi.

Banyak umat merasa liturgi di Gereja terasa begitu kering dan tidak menarik. Salah satu penyebabnya adalah masa persiapan yang kurang atau bahkan tidak memadai. Ada aneka persiapan yang penting dilakukan.

Persiapan Batin

Diharapkan ada perkembangan disposisi dari �kewajiban� bertumbuh ke �kebutuhan�; dan dari �kebutuhan� berkembang ke �kerinduan�. Hal ini meyangkut urusan pribadi (personal). Seperti yang tertulis dalam Sacrosannctum Concilium (SC): �Akan tetapi supaya hasil guna itu diperoleh sepenuhnya, umat beriman perlu datang menghadiri liturgi suci dengan sikap batin yang serasi. Hendaklah mereka menyesuaikan hati dengan apa yang mereka ucapkan, serta bekerja sama dengan rahmat surgawi, supaya mereka jangan sia-sia saja menerimanya� (SC 11).

Salah satu contoh kecil, tetapi penting dalam persiapan batin adalah doa pribadi (dengan keheningan batin dan waktu teduh). Doa bersama (dengan segala semangat kesatuan dan pelayanan) sebelum perayaan liturgi dimulai.

Persiapan Perayaan Liturgi

Persiapan ini mulai dari persiapan para petugas liturgi, tata perayaan liturgi sampai ruang dan sarana liturgi. Hal ini menyangkut urusan bersama (komunal). Walaupun umat datang dengan kerinduan yang meluap, tetapi kalau liturginya dirayakan tanpa persiapan yang memadai, umat bisa kecewa dan mengalami keke-ringan lagi.

Dalam hal ini peranan Tim Kerja Liturgi Paroki sangatlah penting dalam mengkoordinasikan berbagai persiapan dengan imam/pemimpin ibadat dan seluruh petugas liturgi (serta panitia perayaan, jika ada), sehingga liturgi dapat berjalan dengan baik, indah dan bermakna.

Pelaksana

Dari hakikatnya liturgi menuntut partisipasi umat secara sadar dan aktif. Secara eksplisit Konsili Vatikan II menegaskan: �Bunda Gereja sangat menginginkan, supaya semua orang beriman dibimbing ke arah keikutsertaan yang sepenuhnya, sadar dan aktif dalam perayaan-perayaan liturgi sendiri, dan berdasarkan baptis hal itu merupakan hak serta kewajiban umat kristiani sebagai �bangsa terpilih�, imamat rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri� (SC 14).

Dalam pelaksanaan perayaan liturgi, umat bukanlah penonton, tetapi pelaku liturgi. Umat bukan obyek, tetapi termasuk subyek yang berliturgi. Jadi, istilah �aktif� menunjuk pada keterlibatan umat yang total dalam liturgi. Partisipasi secara sadar menunjuk pada suatu peran serta yang dilakukan dengan penuh pengertian dan pemahaman. Dengan kata lain, orang tahu dan paham betul tentang apa yang sedang dilakukan. Misalnya: membuat tanda salib, bernyanyi, berdoa, menjawab ajakan pe-mimpin / petugas liturgi, duduk, berlutut, berdiri, membungkuk, menebah dada, memandang dengan khidmat, beraklamasi, mendengarkan dan lain-lain. Jika seluruh tindak liturgi ini dipahami, maka pelaku liturgi (termasuk imam sebagai pemimpin ibadat) akan dengan gembira dan penuh penghayatan melaksanakannya.

Persiapan Perayaan Liturgi

Spiritualitas (dari bahasa Latin: Spiritus = Roh) berarti hidup menurut Roh Kudus. Gereja yang hidup menurut Roh Kudus merupakan gerak hidup yang selalu membawa orang kepada kepenuhan kebersamaan dengan Allah. Kalau liturgi merupakan pengungkapan dan pelaksa-naan kebersamaan dengan Allah, maka spiritualitas Kristiani akan mendapat sumber makanan dan inspirasinya dari liturgi. Sebab Roh Kudus yang menjadi api utama spiritualitas Kristiani hadir dan dirayakan dalam liturgi, Roh Kudus itu menghadirkan Yesus Kristus yang adalah gambaran Allah Bapa. Dan Yesus Kristus hadir melalui Roh-Nya dalam liturgi (bdk. SC 7). �Sebab bagi kaum beriman, liturgi merupakan sumber utama yang tidak tergantikan untuk menimba semangat Kristiani yang sejati� (SC 14).

Liturgi sebagai sumber dan puncak kehidupan Kristiani juga dapat bertolak dari paham liturgi sebagai medan perjumpaan Allah dan manusia. Dalam hidup sehari-hari, kita selalu berjumpa dengan Allah. Kebersamaan dengan Allah yang kita hayati setiap saat dalam hidup sehari-hari itu dirayakan, disadari diakui, dinyatakan dan disyukuri serta dimohon dalam perayaan liturgi. Dalam arti ini, perayaan liturgi adalah perayaan kehidupan. Umat beriman (dengan semangat �up and down�-nya) dalam hidup harian tetap mengarahkan hati pada Allah dan mengharapkan agar berbuah banyak dalam kehidupan yang berkenan kepada-Nya.

Akhirnya liturgi yang dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik, diharapkan menghasilkan buah Roh Kudus yang baik pula dalam hidup sehari-hari, seperti dikatakan Santo Paulus kepada jemaat di Galatia: ��kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kestiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri� (Gal 5: 22-23). Semoga Tuhan memberkati.***

Sunday, February 6, 2011

Liturgi Sebagai Pusat Kehidupan Gereja

1. Apa itu Liturgi?
Liturgi, dari asal katanya, leitourgia (bhs Yunani), dari akar kata ergon, yang berarti karya, dan leitos, yang merupakan kata sifat untuk kata benda laos (=bangsa). Maka, kata liturgi memiliki kata dasar leitos + ergon (karya yang dibaktikan untuk kepentingan bangsa). Leitourgia berarti sebagai kerja bakti atau kerja pelayanan tanpa dibayar. Leitourgia dalam arti kultis (keagamaan), yaitu perayaan misteri karya keselamatan Allah dalam Kristus, yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus, Sang Imam Agung, bersama Gereja-Nya di dalam ikatan Roh Kudus.

Dari akar kata tersebut jelas dimaksudkan, bahwa liturgi merupakan sebuah perayaan bersama. Secara vertical, merupakan perayaan Gereja bersama Kristus; secara horizontal, perayaan iman Gereja. Perayaan bersama ini merupakan salah satu ciri pokok dalam liturgi. Dan dalam liturgi, Gereja dibangun dan diwujudkan sebab Gereja adalah persekutuan umat (manusia-manusia) yang dipanggil Allah untuk memuliakan Dia.

2. Apa saja yang termasuk dalam Liturgi?
Ada tiga macam liturgi Gereja, yaitu liturgi Sakramen, liturgi Sabda, dan liturgi Harian.

2.1. Liturgi Sakramen.
Kata "sakramen" berasal dari bahasa latin "sacramentum", terjemahan dari kata Yunani: mysterion, yang dalam Perjanjian Lama hendak menunjuk pada Allah yang mewahyukan diri-Nya dalam sejarah. Mysterion (dalam Perjanjian Baru) menunjuk pada rencana keselamatan Allah yang terlaksana dalam Yesus Kristus (bdk Ef 1:9; Kol 1:26; Rm 16:25).

2.2.1. Perayaan Liturgi Sakramen.
Perayaan liturgi sakramen menunjuk pada perayaan-perayaan ketujuh sakramen Gereja, dengan tingkatan-tingkatan yang berbeda. Perayaan Sakramen ini dibagi dalam dua kelompok yaitu, sacramenta maiora (Sakramen Ekaristi dan Sakramen Baptis) dan sacramenta minora (Sakramen Krisma, Sakramen Tobat, Sakramen Pengurapan Orang Sakit, Sakramen Tahbisan dan Sakramen Perkawinan).

a. Sakramen Ekaristi.
Sakramen ini merupakan puncak dan pusat seluruh perayaan sakramen dan seluruh liturgi Gereja, bahkan menjadi sumber dan puncak seluruh hidup kristiani (Lumen Gentium art.11).

b. Sakramen Baptis.
Sakramen ini merupakan jalan masuk atau sakramen pertama yang harus diterima seseorang untuk penerimaan sakramen-sakramen yang lain. Melalui baptis, seseorang dimasukkan ke dalam Gereja dan dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah.

c. Sakramen Krisma atau Penguatan.
Sakramen ini menguatkan orang beriman dengan kurnia Roh Kudus untuk menjadi saksi Kristus dan orang kristiani dewasa.

Ketiga sakramen tersebut (Ekaristi, Baptis dan Krisma), biasa disebut sakramen inisiasi. Melalui ketiganya, seseorang telah menjadi umat beriman dan warga Gereja yang penuh, serta berhak merayakan Ekaristi secara aktif.

d. Sakramen Tobat atau Rekonsiliasi atau Pengampunan.
Sakramen ini mengembalikan umat beriman yang jatuh ke dalam dosa (sakit rohani); mendamaikan kembali mereka dengan Allah dan Gereja; serta menganugerahkan pengampunan dosa. Dengan sakramen ini, memungkinkan umat beriman merayakan Ekaristi dengan pantas.

e. Sakramen Pengurapan Orang Sakit atau Perminyakan Suci.
Umat beriman yang sakit fisik dikuatkan dengan sakramen ini, yang menganugerahkan kekuatan hidup iman dan pengampunan dosa kepada yang sakit. Melalui sakramen ini, orang sakit diserahkan kepada Tuhan yang bersengsara dan mulia agar Dia menyembuhkan dan menyelamatkannya.

f. Sakramen Tahbisan dan Sakramen Perkawinan.
Kedua sakramen ini disebut juga sakramen sosial Gereja karena hendak mengungkapkan dimensi dan fungsi sosial Gereja. Melalui sakramen tahbisan, terlaksanalah pengudusan atas orang-orang yang mendapat tugas dan jabatan dalam kepemimpinan, pengudusan dan pengajaran bagi umat Allah. Melalui sakramen perkawinan, memungkinkan berdirinya dasar dan pengudusan keluarga yang merupakan sel terkecil dan pembangun umat Allah dari masa ke masa.

Ketiga sakramen ini, yaitu Baptis, Penguatan dan Tahbisan, merupakan sakramen kekal tak terhapuskan, apabila sudah diterima oleh seseorang. So, ketiganya hanya diterimakan sekali seumur hidup.

2.1.2. Liturgi Sakramentali.
Sakramentali ialah �tanda-tanda suci, yang memiliki kemiripan dengan sakramen-sakramen. Sakramentali menandakan kurnia-kurnia, yang bersifat rohani dan yang diperoleh berkat doa permohonan Gereja.� (Sacrosanctum Concilium art.60). Termasuk sakramentali antara lain: pemberkatan air suci, berkat bathuk, berkat roti, buah atau doa sebelum sesudah makan, doa orang sakit, upacara pertunangan, upacara tobat, aneka ibadat berkat, pengusiran setan, dan aneka doa.

2.2. Liturgi Sabda.
Pusat dan pokok dari liturgi sabda adalah Kitab Suci. Konsili Vatikan II mengajarkan dengan jelas bahwa, �supaya tampak dengan jelas bahwa dalam liturgi, upacara dan sabda berhubungan erat, maka: (1) dalam perayaan-perayaan suci hendaknya dimasukkan bacaan Kitab Suci yang lebih banyak, lebih bervariasi, dan lebih sesuai; (2) dalam rubrik-rubrik hendaknya dicatat juga, sejauh tata upacara mengizinkan, saat yang lebih tepat untuk kotbah, sebagai bagikan perayaan liturgi. Dan pelayanan pewartaan hendaknya dilaksanakan dengan amat tekun dan seksama. Bahannya terutama hendaknya bersumber pada Kitab Suci dan Liturgi, sebab kotbah merupakan pewartaan keajaiban-keajaiban Allah dalam sejarah keselamatan dan misteri Kristus, yang selalu hadir dan berkarya di tengah kita, teristimewa dalam perayaan-perayaan liturgi� (SC 35,1 dan 2).

2.2.1. Susunan Pokok Liturgi Sabda.
Bacaan I
Mazmur Tanggapan
Bacaan II
Bait Pengantar Injil: Alleluia
Bacaan Injil
Homili/Kotbah
Credo
Doa Umat

2.3. Liturgi Harian
Liturgi ini merupakan ibadat harian atau ofisi yang mengungkapkan dimensi pokok �Gereja yang berdoa� (ecclesia orans) �bdk Kis 1;14; 2:42. Tekanan liturgi harian adalah pengudusan hari dan waktu. Hal ini ditegaskan oleh Konsili Vatikan II, �Berdasarkan tradisi kuno, Ibadat Harian disusun sedemikian rupa, sehingga seluruh kurun hari dan malam disucikan dengan pujian kepada Allah� (SC art.84).

2.3.1. Macam Ibadat Harian.
Pembukaan ibadat harian (Invitatorium)
Ibadat Bacaan (Matutinum)
Ibadat Pagi (Laudes)
Ibadat Siang
Ibadat Sore (Vesper)
Ibadat Penutup (Kompletorium)

3. Bagaimana Merayakan Liturgi?
Pada prinsipnya, merayakan liturgi berarti merayakan iman bersama akan Kristus, Wahyu Allah, dan Penyelamat dalam persekutuan Roh Kudus. Merayakan liturgi adalah �kerja bakti� memuliakan Allah. Namanya saja kerja bakti, tentu di dalamnya unsur �gotong royong� yang menjadi ciri khas budaya bangsa kita, bukanlah sesuatu yang asing dan sulit untuk kita lakukan. Hanya bedanya, ke�gotong-royong�an itu kita tempatkan dalam kerangka perayaan keagamaan yaitu perayaan iman.

Gotong royong, atau kerja bakti tentu modal utamanya adalah kehendak dan kemauan untuk terlibat serta kesadaran bahwa saya adalah bagian dari warga, yang sadar hak serta kewajiban untuk terlibat di dalamnya dengan sukahati dan kerelaan. Oleh karena itu, jelas pula bahwa perayaan liturgi juga menganut semangat yang sama dengan gotong royong / kerja bakti itu.

4. Target Sasaran Konkrit �Merayakan Liturgi�?
Perayaan liturgi yang baik akan mendukung terwujudnya �terlibat-berbagi-berkat�, dimana masing-masing warga Gereja ikut serta ambil bagian untuk �kerja bakti� dalam liturgi, sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing. Dengan kata lain, perayaan liturgi itu sendiri mewujudkan Gereja.

4.1. Merayakan Liturgi Lingkungan.
Sejak tahun 2008, lingkungan-lingkungan di Paroki Santa Maria ini sudah mulai diberdayakan baik dari segi kegiatan-kegiatan lingkungan, kemandirian lingkungan, maupun juga pelayanan liturgi. Ekaristi Lingkungan sudah dijadwalkan secara rutin, Ekaristi Ujub juga mulai dikembangkan dan sungguh berkembang dengan baik, kor lingkungan juga mulai diberdayakan (2009), devosi-devosi mulai berkembang, tim-tim kerja dan pengurus harian lingkungan mulai dibentuk dan diberdayakan. Kiranya hal-hal itu, antara lain, menjadi potensi yang sangat besar untuk semakin mengembangkan lingkungan sebagai Gereja konkrit di tengah masyarakat.

Oleh karena itu, supaya potensi-potensi di lingkungan semakin bertumbuh dan berkembang efektif, kiranya pada tahun 2010 ini perlu target konkrit agar apa yang hendak kita capai, selaras dengan visi-misi Gereja kita, dapat terwujud nyata. Salah satu yang hendak saya usulkan adalah dalam bidang liturgi, khususnya adalah Pemberdayaan Tim Kerja Liturgi Lingkungan.

Tim Kerja liturgi lingkungan mencakup tugas-tugas yang berkaitan dengan perayaan liturgi di lingkungan seperti ekaristi, ibadat, doa dan devosi, pendalaman iman dan kitab suci, kor, dan paramenta. Perayaan ini tentu saja adalah perayaan bersama seluruh umat lingkungan. Oleh karena itu, tim kerja liturgi lingkungan sangat berperan untuk mendukung terciptanya Gereja Lingkungan yang mandiri.

4.1.1. Dalam Hal Persiapan Perayaan Liturgi.
Tim liturgi lingkungan hendaknya melakukan koordinasi untuk mempersiapan perayaan liturgi lingkungan dengan sebaik-baiknya, seperti mempersiapkan peralatan liturgi seperti peralatan misa/ibadat/doa, buku-buku dan panduan, kor, petugas, tema-tema liturgi yang dirayakan, pelatihan-pelatihan liturgi (kerjasama dengan tim liturgi paroki) dan lain-lainnya.

4.1.2. Dalam Hal Pelaksanaan Perayaan Liturgi.
Tim liturgi lingkungan hendaknya mengkoordinasi pelaksanaan perayaan liturgi lingkungan misalnya memimpin doa persiapan, pengecekan peralatan, buku dan panduan, petugas, dan lain sejenisnya.

4.1.3. Dalam Hal Evaluasi Pelaksanaan Perayaan Liturgi.
Tim liturgi lingkungan hendaknya perlu untuk mengevaluasi setiap kegiatan liturgi lingkungan agar dapat dikembangkan lebih baik lagi untuk semakin mengarah pada sasaran dan tujuan perayana liturgi tersebut, yaitu tercapainya keterlibatan seluruh umat dan tercapainya iman yang mendalam.

Sumber : http://blencong-laskargusti.blogspot.com

Friday, August 6, 2010

Serba-serbi Liturgi

oleh: Romo William P. Saunders *
Berikut ini beberapa pertanyaan singkat yang disampaikan kepada Straight Answers. Semua kutipan yang ada dalam jawaban diambil dari Pedoman Umum Misale Romawi, kecuali jika dinyatakan sebaliknya.

Mengapa imam mencium altar?
Altar melambangkan Kristus, yang seperti kita doakan dalam Prefasi Paskah V �menyatakan Diri sebagai imam, altar, dan anak domba yang dikurbankan.� Di samping itu, seturut tradisi, relikui orang kudus ditempatkan di altar, yang menjadikan altar layak mendapat penghormat-an yang demikian. (catatan, �Hendaknya dipertahankan tradisi Gereja untuk memasang relikui orang kudus, yang juga bukan martir, di dalam atau di bawah altar yang akan didedikasikan� no. 322).

Bilamanakah imam mempergunakan pedupaan?
Imam dapat mendupai salib dan altar sesudah melakukan peng-hormatan pada awal Misa (no. 49, no. 123), Kitab Injil sebelum diwarta-kan (no. 134), roti dan anggur yang telah dicampur dengan air setelah doa persembahan dan salib serta altar (no. 75, 144); imam sendiri karena pelayanan kudus yang ia sandang, dan umat karena martabat luhur yang mereka peroleh lewat pembaptisan dapat juga didupai oleh diakon atau pelayan lain (no. 75).

Dalam Masa Paskah, lilin paskah dapat juga didupai. Sejak jaman Perjanjian Lama, dupa telah dipergunakan untuk menyucikan kurban dan altar, serta mengusir segala bentuk kuasa jahat. Lagipula, seperti diwartakan dalam Mazmur, dupa melambangkan doa-doa kita yang membubung ke surga.

Apakah imam wajib menggunakan kain penutup piala?
Sesuai tradisi, piala dan patena ditutup dengan kain penutup piala (= palla) sebelum perayaan Misa dimulai. Pedoman Umum menyatakan, �Sangat dianjurkan agar piala ditutup dengan kain; warnanya dapat putih atau sesuai dengan warna liturgi hari yang bersangkutan� (no. 118). Kain penutup ini dilepaskan pada saat persembahan. Setelah dibersihkan sesudah Komuni, piala dan patena ditutup dengan kain penutup kembali. Namun demikian, penggunaan kain penutup piala ini merupakan tradisi, bukan wajib.

Apakah imam wajib membasuh tangannya saat persembahan?
Ya. Imam, setelah doa-doa persembahan atas roti dan anggur yang telah dicampur dengan air, membasuh tangannya dengan mengatakan, �Tuhan, basuhlah aku dari dosa-dosaku dan cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku.� Ritus ini melambangkan bahwa imam menginginkan hati yang bersih sementara ia mempersembahkan Kurban Kudus Misa. (no. 76)

Mengapa imam menuangkan sedikit air ke dalam anggur dalam piala?
Sementara imam (atau diakon) menuangkan sedikit air ke dalam anggur dalam piala, ia berdoa, �Dengan misteri air dan anggur ini, semoga kita beroleh bagian dalam keilahian Kristus, yang menghambakan Diri untuk ambil bagian dalam kemanusiaan kita.� Oleh sebab itu, tindakan ini melambangkan persekutuan hypostatic antara keilahian Kristus dan kemanusian kita.

Dalam misteri inkarnasi, Yesus Kristus, sungguh Allah, menjadi sungguh manusia. Ingat juga bahwa dalam peristiwa salib, prajurit Romawi menikamkan tombaknya ke lambung Yesus, menembus Hati Kudus-Nya, dan dari luka-Nya mengalirlah Darah dan Air (bdk Yoh 19:34). Karena itu, rahmat keselamatan dari inkarnasi, sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan Kristus menyentuh hidup umat beriman dan secara istimewa dianugerahkan melalui Ekariti Kudus. Melalui Ekaristi Kudus, umat beriman beroleh bagian dalam hidup ilahi dan kasih Kristus yang menjadi manusia demi keselamatan kita.

St. Siprianus juga mengatakan bahwa air melambangkan Gereja (umat beriman) yang ditarik ke dalam kehidupan Kristus. Seperti Yesus mempersembahkan kurban-Nya demi dosa-dosa kita dengan mencurah-kan Darah-Nya, demikian juga kita dipersatukan dengan Dia dalam kurban-Nya secara tak terpisahkan bagai air dan anggur.

Mengapa imam memasukkan secuil Hosti Kudus ke dalam piala pada saat Anak Domba Allah?
Sementara imam memasukkan potongan Hosti kudus ke dalam piala, imam berdoa, �Semoga percampuran Tubuh dan Darah Tuhan kita Yesus Kristus memberi kita kehidupan kekal.� Jadi, gerakan ini melambangkan kesatuan Sakramen: Tubuh, Darah, Jiwa dan KeAllahan Yesus sungguh benar dan sepenuhnya hadir, baik dalam Darah Mahasuci dalam piala maupun dalam Hosti Kudus di patena.

Apakah imam wajib mengenakan kasula?
�Busana khusus bagi imam selebran dalam Misa ialah �kasula� atau planeta. Begitu pula dalam perayaan liturgi lainnya yang langsung berhubungan dengan Misa, kecuali kalau ada peraturan lain. Kasula dipakai di atas alba dan stola� (no. 337).

Bilamanakah lonceng altar dibunyikan?
Sesudah imam mengucapkan kata-kata konsekrasi, lonceng altar dapat dibunyikan sementara imam mengunjukkan Hosti Kudus dan dibunyikan lagi saat imam mengunjukkan piala Darah Mahasuci. Lonceng altar dapat juga dibunyikan �sesaat sebelum konsekrasi,� biasanya pada saat epiklesis (No. 150).

* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls
and a professor of catechetics and theology
at Notre Dame Graduate School in Alexandria.

sumber : �Straight Answers: A Liturgical Potpouri�
by Fr. William P. Saunders;
Arlington Catholic Herald, Inc;
Copyright �2003 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com

Disesuaikan dengan buku �Pedoman Umum Misale Romawi�,
diterjemahkan oleh Komisi Liturgi KWI
dari Institutio Generalis Missalis Romani, editio typica tertia 2000,
diberi approbatio oleh Konferensi Waligereja Indonesia,
dalam sidang 23-26 April 2002.

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas
dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya
atas ijin The Arlington Catholic Herald.�

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)