Latest News

Showing posts with label Tuhan Yesus. Show all posts
Showing posts with label Tuhan Yesus. Show all posts

Monday, September 16, 2019

Mengapa Orang Kristen Percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan?

Yesus Kristus, Allah yang menyatakan diri-Nya kepada manusia.

Setelah kita melihat pembuktian tentang keberadaan Tuhan yang Satu, maka sekarang kita akan meneliti tentang Tuhan, seperti yang diimani oleh agama-agama yang percaya akan satu Tuhan, yaitu: Kristen, Islam, dan agama Yahudi adalah tiga agama yang percaya akan satu Tuhan. Yang paling membedakan antara kedua agama monotheism yang lain dengan Kristen adalah figur “Yesus”. Dapat  dikatakan, bahwa agama Kristen bukanlah agama yang berdasarkan buku, namun berdasarkan sosok Pribadi, yaitu Yesus Kristus.
Untuk menjawab mengapa orang Kristen percaya kepada Yesus Tuhan, kita tidak bisa hanya mendasarkan argumen pada filosofi yang berdasarkan atas pemikiran manusia, sebab pikiran manusia itu terbatas sifatnya. Yesus, Tuhan yang dilahirkan sebagai manusia, tidak dapat diterangkan dengan pemikiran manusia semata, namun harus digabungkan dengan iman. ((Trinitas, inkarnasi, surga, dll., adalah sesuatu di luar kemampuan dan jangkauan manusia. Manusia dapat mengetahui semua ini, karena Tuhan sendiri yang memberikan pengetahuan kepada manusia. Tanpa pemberitahuan Tuhan, tidak mungkin manusia menjangkau hal-hal ini.)) Filosofi dapat membantu untuk menerangkan bahwa iman itu adalah “hal yang sudah selayaknya”. Di sini kita dapat menggunakan “argument of fittingness“, maksudnya adalah untuk menunjukkan bahwa sesuatu yang dinyatakan oleh Tuhan adalah memang sudah seharusnya atau selayaknya terjadi.

Membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan:

Argumen dari prinsip kesempurnaan mahluk berakal budi.

Yesus Kristus hanya dapat dijelaskan dalam hubungan-Nya dengan Allah, yaitu Allah yang mempunyai tiga Pribadi. Allah adalah Pribadi yang Maha sempurna, sedangkan manusia disebut sempurna karena turut mengambil bagian di dalam kesempurnaan Allah. Kesempurnaan manusia  disebabkan karena manusia adalah juga mahluk pribadi atau “personal being,” yang mempunyai kemampuan untuk mengasihi, memberikan dirinya kepada orang lain, dan juga mempunyai kemampuan untuk berkumpul dengan sesama. Kalau hal ini benar untuk manusia di tingkat kodrati, maka di tingkat adikodrati, juga ada kebenaran yang sama di dalam tingkatan yang paling sempurna.  Dengan demikian, Tuhan tidak mungkin adalah Tuhan yang sendirian, namun “keluarga Tuhan”, di mana keberadaan-Nya, kasih-Nya, dan kemampuan-Nya untuk bersekutu dapat terwujud dengan sempurna.

Argumen dari definisi kasih

Kasih tidak mungkin berdiri sendiri, sebab kasih selalu melibatkan dua pihak, yaitu pihak yang mengasihi dan pihak yang dikasihi. Sebagai contoh, kasih suami istri barulah lengkap jika suami-istri “saling” mengasihi.  Karena Tuhan adalah kasih yang paling sempurna, maka tidak mungkin Ia tidak mempunyai seseorang yang dapat menjadi saluran kasih-Nya dan juga dapat membalas kasih-Nya dengan derajat yang sama. Jadi Tuhan itu harus satu, namun Ia bukan Tuhan yang terisolasi sendirian.
Orang mungkin berargumentasi, bahwa Tuhan bisa saja satu dan Ia dapat menyalurkan kasih-Nya dan menerima balasan kasih dari manusia. Namun, hal ini tidaklah mungkin; karena Tuhan tidak mungkin tergantung dari manusia yang kasihnya tidaklah berarti dibandingkan dengan kasih Tuhan. Dengan demikian, sangatlah logis, kalau Tuhan mempunyai “kehidupan di dalam diri-Nya/ interior life,” di mana Ia dapat memberikan cinta-Nya yang sempurna. Di dalam kehidupan di dalam Diri-Nya inilah ada Yesus Kristus, Allah Putera, yang mempunyai derajat kasih yang sama dengan Allah Bapa. Kegiatan dari Allah Bapa dan Allah Putera adalah mengasihi secara kekal, sempurna, dan tak terbatas, dan buah dari kasih timbal balik ini adalah Roh Kudus. ((Roh Kudus adalah buah dari pertukaran kasih antara Allah Bapa dan Allah Putera. Inilah sebabnya, Pentakosta (diutusnya Roh Kudus) terjadi setelah Yesus wafat, bangkit dan naik ke surga. Allah Bapa mengasihi Putera-Nya, dan Putera-Nya menunjukkan kasih-Nya dengan sempurna di kayu salib. Buah dari pertukaran dan kasih yang mengorbankan diri inilah yang menghasilkan Roh Kudus. Dalam syahadat iman yang panjang (Nicene Creed), kita melihat pernyataan “….Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan; Ia berasal dari Bapa dan Putera….“)) Dan dengan kematian Yesus di kayu salib, Allah menunjukkan akan adanya bukti kasih yang sempurna, yaitu pemberian diri kepada orang lain. ((John Paul II, Encyclical Letter on The Redeemer Of Man: Redemptor Hominis (Pauline Books & Media, 1979), no. 10 – Paus Yohanes Paulus II menekankan bahwa kasih yang sempurna adalah kasih yang dapat memberikan diri sendiri kepada orang lain. Dengan demikian, adalah “sesuai atau fitting” bahwa Tuhan, melalui Putera-Nya menjadi contoh yang sempurna tentang bagaimana menerapkan kasih. Hal ini juga membuktikan bahwa Tuhan bukanlah Allah yang sendirian.))

Yesus adalah Tuhan – dibuktikan melalui empat pilihan

Salah satu cara untuk membuktikan ke-Allahan Yesus adalah dengan meninjau empat pilihan pandangan sehingga akhirnya kita dapat menentukan pilihan secara logis. Ketiga pilihan pandangan ini disarikan dari pembuktian menurut C.S. Lewis dalam bukunya “Mere Christianity“, ((C. S. Lewis, Mere Christianity (Harper One: 2001, p.52:  C.S. Lewis mengatakan bahwa tidaklah mungkin bagi seseorang untuk menjadi Kristen dan menerima semua ajaran moral dari Yesus, tanpa mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, sebab dasar kekristenan adalah pengakuan iman akan Yesus Tuhan)). Maksud pembuktian ini adalah untuk memberikan penjelasan kepada orang-orang – termasuk yang bukan Kristen – yang mungkin berkata, “Saya percaya kepada Yesus hanya sebagai nabi, atau orang yang yang baik, atau sebagai guru moral yang besar, namun saya tidak mau mempercayai Yesus sebagai Tuhan.” Padahal, percaya kepada Yesus tidak bisa setengah-setengah. Mari kita lihat penjabaran CS Lewis berikut ini, yang mungkin terjemahannya dalam bahasa Indonesia terdengar kasar, namun penjabaran ini dibuat agar kita dapat memilih pilihan pandangan yang paling logis: bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Tuhan.

Pilihan 1 – Yesus adalah sungguh Tuhan Allah yang menjelma menjadi manusia

Di dalam sejarah manusia, tidak ada manusia yang pernah mengaku dirinya sebagai Tuhan dan juga mempunyai kemampuan dan kuasa Tuhan. Para nabi dari berbagai agama tidak pernah mengaku bahwa mereka adalah satu (hypostatic union) dengan Tuhan seperti yang dikatakan dan ditunjukkan oleh Yesus sendiri.
Juga dapat dibuktikan bahwa di masa hidupnya, Yesus melakukan sesuatu yang hanya dapat dilakukan oleh Tuhan, sebagai contoh: 1) Yesus mengampuni dosa manusia, seperti yang ditunjukkan dalam cerita penyembuhan orang yang lumpuh (Mat 9:2-8), 2) Yesus menempatkan diri sebagai Pemberi dan Penentu hukum moral, seperti yang ditunjukkan dalam khotbah di bukit (Mat 5:27-28), 3) Yesus juga memberikan peneguhan bahwa Ia dan Allah adalah satu (Yoh 10:30), 4) Yesus juga mengatakan bahwa segala kuasa di bumi dan di surga diberikan kepada-Nya (Mat 28:18); 5) Yesus melakukan banyak mukjizat, dan mukjizat yang terbesar adalah Ia dapat bangkit dari mati (Kis 10:41; 2 Tim 2:8).

Pilihan 2 – Yesus adalah seorang yang tidak dapat menggunakan akal sehat (dalam bukunya, C.S Lewis mengatakan “madman“)

Pilihan ini terdengar ngawur, tetapi C.S Lewis menggunakan istilah demikian untuk menggambarkan keadaan yang bertolak belakang dengan pilihan yang pertama. Kalau yang dikatakan Yesus tidak benar, maka pilihannya adalah Ia tidak waras. Namun di dalam Kitab Suci tidak pernah ada yang mengindikasikan bahwa Yesus adalah seseorang yang tidak dapat menggunakan akal sehat. Adalah sangat tidak mungkin, kalau para rasul, para santa dan santo mau mengorbankan nyawa mereka untuk seseorang yang tidak waras. Jadi pilihan ini sebetulnya sangatlah tidak mungkin.

Pilihan 3 – Yesus adalah seorang yang lebih buruk dari itu (dalam bukunya, C.S Lewis mengatakan “something worse”)

Kalau Dia mengaku bahwa diri-Nya adalah Tuhan – padahal bukan – maka dapat disimpulkan bahwa Dia adalah seseorang yang jahat. Namun untuk mengambil kesimpulan bahwa Yesus adalah seorang yang jahat juga adalah tidak mungkin, karena semua yang dilakukan Kristus adalah hal- hal yang baik, dan ajaran moral yang disampaikan kepada manusia adalah begitu sempurna dan tidak ada duanya dibandingkan dengan ajaran agama manapun.  Mahatma Gandhi-pun begitu mengagumi Yesus, terutama ajaran-Nya tentang khotbah di bukit. Jadi pilihan ini juga tidak mungkin.

Pilihan 4 – Cerita tentang Yesus adalah kebohongan belaka

Ada beberapa pandangan dari agama lain yang mengatakan bahwa Yesus dijadikan Tuhan oleh manusia – yaitu oleh para murid dan pengikut-Nya dan juga pada zaman Konstantinopel, di Konsili Niceae (325). Pandangan ini sesungguhnya merupakan pandangan di abad- abad ini, yang bermaksud memisahkan antara Yesus menurut sejarah (Jesus of History) dan Kristus menurut iman (Christ of faith), seolah keduanya tidak sama. Namun pernyataan ini sangatlah tidak mendasar, sebab tidak sesuai dengan pernyataan para murid Kristus yang menjadi para saksi langsung akan kehidupan Kristus, penderitaan, wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga. Padahal adalah lebih logis jika kita mempercayai kesaksian mereka yang hidup pada zaman Kristus; daripada perkiraan mereka yang hidup berabad- abad sesudah zaman Yesus. Pernyataan para murid, termasuk St. Paulus,  dibuat sekitar beberapa tahun setelah Yesus wafat, sehingga dapatlah diyakini kebenarannya. [Bayangkan kalau misalkan ada banyak tulisan bahwa di Jakarta tidak pernah terjadi banjir. Dan berita ini terus diberitakan di dalam koran, televisi, dll. Tentu saja ini berita yang tidak benar, dan orang-orang yang mengalami kebanjiran akan protes dan membuat surat pernyataan, demo, yang menyatakan bahwa pemberitaan itu tidak benar]. Nyatanya,  pernyataan bahwa Yesus adalah Tuhan, yang disaksikan oleh banyak orang – yang mengalami kehidupan Yesus – tidak mengundang protes atau tulisan yang menyanggahnya pada masa itu. Sejarah tidak menemukan tulisan asli abad awal yang menyanggah tentang kebangkitan Kristus. Jadi, kesimpulannya: Yesus sungguh bangkit; dan kebangkitan-Nya adalah sesuatu yang nyata dan bukan karangan para murid-Nya. Jadi kemungkinan bahwa Yesus adalah kebohongan belaka,  juga sangatlah tidak mungkin.
Kalau pilihan yang ke- 2,3, dan 4 adalah tidak mungkin, maka hanya pilihan yang pertama saja yang mungkin, yaitu “Yesus adalah sungguh Tuhan Allah yang menjelma menjadi manusia.”

Pembuktian indah dari seorang kepala Rabi Yahudi yang menjadi Katolik

Pembuktian yang indah tentang ke-Tuhan-an Yesus ditulis juga di dalam buku autobiografi Eugenio Zolli, kepala rabi Yahudi pada masa Perang Dunia ke-2. Zolli kemudian menjadi Katolik pada tahun 1945. Di Polandia, dia sering mengunjungi rumah teman sekolahnya yang bernama Stanislaus, yang beragama Katolik. Di dinding rumah itu tergantung salib kayu yang sederhana. Eugenio mengatakan dalam bukunya:
“Sering – aku tidak tahu kenapa – aku akan menatap salib itu dan memandang cukup lama pada “seseorang” yang tergantung di salib itu. Sejujurnya, permenungan ini selalu diikuti oleh gejolak di dalam jiwaku.
Mengapa orang ini disalibkan? Aku bertanya kepada diriku sendiri. Apakah dia orang jahat? …. Mengapa banyak orang mengikuti dia, kalau dia jahat dan mengapa temanku dan ibunya yang juga mengikuti dia adalah orang-orang yang baik? Bagaimana bahwa Stanislaus dan ibunya begitu baik dan mereka menyembah dia yang disalibkan ini? Dia tidak mengeluh, dia tidak melawan. Di wajah-nya tidak ada ekspresi kebencian ataupun kemarahan….Tidak. Dia, Yesus, orang itu – sekarang menjadi “Dia” untukku dengan huruf besar “D.” Dia tidak jahat. Dia tidak mungkin jahat…. Satu hal yang kutahu dengan pasti: “Dia sungguh baik“. ((Eugenio Zolli, Before the Dawn (New York: Sheed and Ward, 1954) p.24-25))

Pembuktian Gamaliel, dari Kisah Para Rasul.

Di Kisah Para Rasul (Kis 5:26-42), Gamaliel, seorang ahli taurat yang sangat dihormati, menasehati orang banyak agar mempertimbangkan perbuatan terhadap pengikut Yesus (Petrus dan rasul-rasul lainnya). Sebab, di waktu yang lalu, setelah kematian Teudas yang mengaku sebagai orang yang istimewa, 400 pengikutnya tercerai berai dan kemudian lenyap. Jadi jika perbuatan para murid Kristus hanya berasal dari manusia, mereka pasti akan lenyap dengan sendirinya. Namun jika dari Allah, semua itu tidak dapat dilawan.
Kenyataan bahwa sampai sekarang, setelah 2000 tahun dari kejadian itu, para pengikut Kristus masih bertahan di dalam Gereja Katolik, membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan, dan ajaran-Nya adalah dari Allah.

Yesus adalah Tuhan – melalui “Motif yang meyakinkan / Motive of credibility”

Motif 1: Nubuat

Motif pertama adalah nubuat. Artinya kedatangan Kristus telah diberitakan sebelumnya yaitu beribu-ribu tahun sebelum kedatangan-Nya, melalui masa persiapan yang panjang. ((Kita bisa melihat bahwa Tuhan mempersiapkan perjanjian yang mengarah kepada Inkarnasi Yesus Kristus. Perjanjian Allah dengan manusia dimulai dari: 1) Adam dan Hawa (tingkatan pribadi), 2) Nabi Nuh (tingkatan keluarga), 3) Abraham (pada tingkatan suku), 4) Israel (pada tingkatan bangsa); 5) dan kemudian mencapai puncaknya dengan kedatangan Yesus yang mengikat perjanjian Allah dengan seluruh bangsa manusia. Jadi, bangsa Yahudi adalah menjadi bukti persiapan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini.)) Adalah sangat logis, kalau kedatangan Yesus untuk misi keselamatan seluruh umat manusia dipersiapkan dengan matang, dan dengan tanda-tanda, sehingga orang tidak sampai salah mengerti. Kita bisa mengambil contoh: Kalau beberapa orang di tingkat direktur pabrik mobil Toyota mengatakan bahwa 20 tahun lagi – semua produk mobil Toyota tidak akan menggunakan bensin, namun menggunakan tenaga surya, dapat bergerak dengan kecepatan 200 km/jam, dan ditambah dengan kemampuan yang lain – maka kita akan percaya, karena yang mengatakan adalah para pembuat mobil tersebut.
Kita dapat menerapkan prinsip ini kepada hal persiapan Yesus datang ke dunia ini, yang sudah diberitakan beribu-ribu tahun sebelumnya. Bahkan kitab Yesaya yang ditulis sekitar 700 tahun sebelum kedatangan Yesus Kristus, dapat secara persis menggambarkan tentang Kristus yang menderita (lih. Yes 53). Nabi Yesaya dapat menggambarkan secara persis apa yang akan dialami oleh Kristus, karena dia mendapatkan pengetahuan dari Tuhan sendiri. Bahwa di dalam sejarah, semua nubuat itu terpenuhi di dalam diri Yesus, menjadi bukti akan kebenaran bahwa yang dinubuatkan adalah benar, yaitu: Yesus sungguh- sungguh datang dari Allah dan Yesus adalah Allah.
Juga, Tuhan ingin memberitahukan kepada manusia tentang Mesias jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga pada saat penggenapannya, manusia dapat mengenali Mesias yang dijanjikan. Inilah yang membedakan antara Yesus dengan tokoh-tokoh dalam agama yang lain. Tokoh-tokoh dalam agama lain tidak pernah dinubuatkan sebelumnya, namun Yesus telah dinubuatkan secara konsisten oleh para nabi dalam kurun waktu lebih dari 1500 tahun.

Motif 2 – Mukjizat

Motif ke-2 adalah mukjizat. Kita dapat melihat di dalam Alkitab, bahwa Yesus melakukan banyak sekali mukjizat, yang membuktikan bahwa Dia adalah sungguh Putera Allah, sekaligus juga yang memberikan konfirmasi akan kebenaran semua ajaran-Nya.  Yesus menyembuhkan orang buta (Mat 9:27-31), orang bisu (Mat 9:32-35), orang tuli (Mk 7:31-37), orang lumpuh (Mat 9:1-8), bahkan membangkitkan orang mati (Yoh 11:1-46).
Yesus juga mengatakan, “ …. tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (Yoh 10:37-38).
Di atas semua itu, mukjizat terpenting adalah kebangkitan Kristus (Mat 28:1-10; Mar 16:1-20; Luk 24:1-53; Yoh 20:1-29, 21:1-19; Kis 1:3; 1 Kor 15:17; 1 Kor 15:5-8). Mungkin ada banyak orang yang dapat melakukan mukjizat dan menyembuhkan penyakit-penyakit. Namun orang tersebut pada akhirnya wafat dan tidak dapat bangkit dengan kekuatan sendiri. Namun Yesus menunjukkan bahwa Ia mempunyai kuasa di atas segalanya, termasuk kematian. Hanya Tuhanlah yang dapat melakukan hal ini.

Motif 3 – Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus

Keberadaan Gereja Katolik, Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri, menjadi bukti akan janji-Nya sebagai Allah untuk melindungi Gereja-Nya sampai akhir jaman (lih. Mat 16:18) di bawah kepemimpinan Rasul Petrus dan juga para penerusnya, yaitu para paus. Sudah begitu banyak percobaan yang dialami oleh Gereja Katolik, baik dari dalam maupun dari luar Gereja. Namun sesuai dengan janji Kristus, Gereja Katolik tetap bertahan dalam mengajarkan kebenaran yang penuh, dan ditandai dengan ciri-ciri: satu, kudus, katolik, dan apostolik. (lihat artikel: Gereja Tonggak Kebenaran dan Tanda Kasih Tuhan – Bagian 1 – silakan klik).

Kesimpulan

Dari semua pembuktian tersebut di atas, secara filosofis – yaitu dengan “argument of fittingness,” kita dapat menyimpulkan bahwa adalah sudah sepantasnya bahwa Yesus menjelma menjadi manusia untuk keselamatan seluruh umat manusia. Pembuktian “empat pilihan” membuat kita melihat bahwa kemungkinan yang paling logis adalah Yesus adalah sungguh Putera Allah. Kisah Eugenio Zolli membuktikan bahwa seseorang yang tadinya tidak mengenal Kristus, akan dapat mengenal dan menjadi pengikut Kristus, kalau ia melihat kesaksian hidup dari para pengikut Kristus, dalam hal ini adalah Stanislaus dan ibunya. Gamaliel semakin memperkuat argumen “motive of credibility“, karena fakta menunjukkan bahwa pengikut Kristus ada dan berkembang terus sampai saat ini, sehingga tidak mungkin Kristus dan ajaran-Nya hanya semata dari manusia. Pembuktian dari “motive of credibility” semakin meyakinkan kita bahwa Yesus adalah Putera Allah yang sudah dijanjikan, yang mampu melakukan mukjizat-mukjizat, dan keberadaan Gereja Katolik selama 2000 tahun menjadi tanda mukjizat yang terbesar setelah mukjizat kebangkitan Tuhan Yesus.
Semoga Tuhan sendiri  menuntun mereka, yang belum mengenal dan percaya kepada Kristus dan yang sedang mencari kebenaran, agar dapat menemukan kebenaran itu sendiri, yaitu Kristus Yesus (lih. Yoh 14:6). Bagi yang sudah mengenal Kristus, mari kita mencontoh kehidupan para kudus, dan juga Stanislaus dan ibunya. Kekudusan akan membuat kita menjadi saksi Kristus yang hidup dan membawa orang untuk mengenal dan mengasihi Kristus.
Dan di dalam proses pencarian kebenaran untuk mengikuti Kristus, silakan membaca artikel: Mengapa kita memilih Gereja Katolik.
https://stand-under.blogspot.com/2019/09/mengapa-orang-kristen-percaya-bahwa.html




Diskusi Tentang Ke-Allah-an Yesus Kristus:

Pertanyaan:

Mengapa tidak bisa diterima akal? Karena berikut…
LOGIKA :
Seorang ayah memiliki seorang anak, kekuasaan sang ayah pasti lebih besar ketimbang kekuasaan sang anak, wajar jika seorang anak meminta tolong kepada ayahnya. Tapi apakah mereka satu?? Ya.. mereka satu, satu DNA, satu GARIS KETURUNAN, satu TEMPAT TINGGAL tetapi mereka berbeda pribadi bukan??
Begitu pula dengan Yesus, Yesus berdoa karena dia tahu hanya dari bapanyalah ada keselamatan.
Yoh. 17:3 = “Inilah hidup sejati dan kekal; supaya orang mengenal Bapa, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang diutus oleh Bapa.” (Perhatikan, Yesus tidak menyebut dirinya, tetapi Bapaknya di surga sebagai ”satu-satunya Allah yang benar”)
2 pribadi :
1. supaya orang mengenal Bapa, satu-satunya Allah yang benar
2. dan mengenal Yesus Kristus yang diutus oleh Bapa
Kalimat YANG DIUTUS mengartikan bahwa ada SANG PENGUTUS yang mengartikan 2 pribadi yang berbeda, kuasa SANG PENGUTUS pasti lebih besar ketimbang YANG DIUTUS. jadi Yesus berdoa kepada yang lebih berkuasa daripada dia.
Mat. 4:10 = Yesus menjawab, ”Pergi kau, hai Penggoda! Dalam Alkitab tertulis: Sembahlah Tuhan, Allahmu, dan layanilah Dia saja!” (Yesus jelas tidak mengatakan bahwa dirinya sendiri harus disembah.)
Yoh. 8:17, 18= Di dalam Hukum Musa tertulis begini: Kesaksian yang benar adalah kesaksian dari dua orang. Yang memberi kesaksian tentang diri-Ku ada dua — Aku dan Bapa yang mengutus Aku.” (Jadi, Yesus dengan tegas mengatakan bahwa ia adalah pribadi yang terpisah dan berbeda dengan sang Bapak.) ADA DUA.
Kol. 1:15, 16 = Kristus adalah gambar yang nyata dari diri Allah yang tidak kelihatan; Kristus adalah anak yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan. Sebab melalui Dialah Allah menciptakan segala sesuatu di surga dan di atas bumi, segala sesuatu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, termasuk juga segala roh yang berkuasa dan yang memerintah. Seluruh alam ini diciptakan melalui Kristus dan untuk Kristus. (Dengan demikian dia diperlihatkan sebagai makhluk ciptaan, bagian dari karya ciptaan Allah.)
Mrk. 13:32 = Meskipun begitu, tidak seorang pun tahu kapan harinya atau kapan jamnya. Malaikat-malaikat di surga tidak dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja yang tahu. (Dan andai kata, seperti dikatakan beberapa orang, Putra tidak tahu karena dibatasi oleh sifat manusiawinya, masih timbul pertanyaan, mengapa Roh Kudus tidak tahu?)
Mat. 20:20-23 = Kemudian istri Zebedeus datang dengan anak-anaknya kepada Yesus. Di hadapan Yesus ia sujud untuk minta sesuatu.
21 ”Ibu mau apa?” tanya Yesus. Ibu itu menjawab, ”Saya ingin kedua anak saya ini duduk di kiri dan kanan Bapak apabila Bapak menjadi Raja nanti.”
22 ”Kalian tidak tahu apa yang kalian minta,” kata Yesus kepada mereka. ”Sanggupkah kalian minum dari piala penderitaan yang harus Aku minum?” ”Sanggup,” jawab mereka.
23 Yesus berkata, ”Memang kalian akan minum juga dari piala-Ku. Tetapi mengenai siapa yang akan duduk di kiri dan kanan-Ku, itu bukan Aku yang berhak menentukan. Tempat-tempat itu adalah untuk orang-orang yang sudah ditentukan oleh Bapa-Ku.”
(Betapa aneh, jika, seperti anggapan orang, Yesus adalah Allah! Apakah di sini Yesus hanya menjawab sesuai dengan ’sifat manusiawinya’? Andai kata, seperti dikatakan, Yesus benar-benar ”Manusia-Allah”—Allah dan juga manusia, bukan salah satu—apakah akan benar-benar konsisten untuk memberikan penjelasan demikian? Bukankah Matius 20:23 menunjukkan bahwa Putra tidak setara dengan Bapak, bahwa Bapak mengkhususkan beberapa hak istimewa hanya untuk diri-Nya?
Kesimpulan yang sederhana bukan?? Menggunakan ayat” dari Alkitab untuk menjawab dan tidak memerlukan istilah” yang rumit sehingga orang menjadi bingung dengan istilah” yang digunakan. bukankah Yesus juga jaman dahulu menggunakan bahasa” yang sederhana untuk mengajar??

Jawaban:

Shalom Senyum,
Terima kasih atas tanggapannya. Berikut ini adalah tanggapan yang dapat saya berikan:

1. Yohanes 17:3

Anda memberikan ayat Yoh 17:3 – yang memang sering dipakai oleh Saksi-saksi Yehuwa – untuk membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan dan satu-satunya Tuhan adalah Allah Bapa. Saksi-saksi Yehuwa bukanlah yang pertama kali menggunakan ayat Yoh 17:3 untuk membuktikan bahwa Yesus bukanlah Tuhan, namun hanya sekedar utusan. Tujuh belas abad, ayat ini juga digunakan oleh Arius yang kemudian berkembang menjadi bidaah Arianisme.
Yohanes 17:3 menuliskan “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”  Dalam ayat ini, memang terlihat bahwa Bapa adalah satu-satunya Allah yang benar. Namun, di satu sisi, kita juga dapat melihatnya bahwa ayat ini ingin menekankan bahwa Allah itu satu dengan membandingkan allah-allah lain (interpretasi yang dikemukakan oleh St. Sirilius dan St. Krisostomus). Ayat ini juga untuk menekankan sebab dan akibat, yaitu ingin mengatakan bahwa sebab dari seseorang mendapatkan kehidupan kekal adalah dia harus mempunyai iman terhadap Allah Bapa dan Yesus Kristus. Bahwa Bapa satu-satunya Allah yang benar tidaklah menutup adanya Pribadi yang lain, yang mempunyai hakekat yang sama dengan Allah Bapa. Menjadi benar bahwa Allah Bapa adalah satu-satunya Allah, kalau tidak ada Pribadi yang lain yang setara. Kesetaraan ini dapat kita lihat pada ayat ini “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” (Yoh 5:19) Bahwa di ayat ini dikatakan Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya memang benar, namun sama benarnya bahwa apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Dan lebih lanjut ditegaskan bahwa semua orang harus menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. (lih. Yoh 5:23) Kalau Yesus hanya sekedar ciptaan dan Bapa adalah Allah, maka bagaimana mungkin Kitab Suci yang sama mengatakan bahwa manusia harus menghormati ciptaan sama seperti manusia menghormati Pencipta? Bukankah ini menjadi berhala?
Kalau anda masih belum menerima hal ini dan tetap berpendapat bahwa dengan struktur kalimat seperti di atas hanya dapat diartikan bahwa Allah Bapa-lah satu-satunya Allah tanpa ada Pribadi yang lain, maka bagaimana anda menafsirkan ayat-ayat berikut ini dengan cara yang sama seperti anda menafsirkan Yohanes 17:3?
Luk 18:19 “Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.” Apakah anda setuju bahwa Yesus adalah baik atau apakah anda setuju bahwa Yesus juga tidak baik karena Yesus bukan Allah menurut anda?
Yudas 1:4 “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.” Apakah dengan cara penafsiran yang sama, maka anda berpendapat bahwa sebenarnya satu-satunya Tuhan adalah Yesus Kristus, yang berarti tidak termasuk Allah Bapa? Bagaimana anda membandingkan ayat ini dengan Yoh 17:3?
Jadi, kembali ke Yoh 17:3, memang yang diutus dan yang mengutus adalah dua pribadi yang berbeda. Dan inilah yang dipercayai oleh Gereja Katolik, bahwa Allah Bapa dan Allah Putera serta Allah Roh Kudus adalah tiga pribadi yang berbeda namun mempunyai hakekat yang sama atau satu substansi dalam tiga pribadi. Bahwa yang mengutus adalah lebih besar dari yang diutus atau Allah Bapa – yang mengutus – adalah lebih besar dari yang diutus – Allah Putera – adalah benar dalam pengertian Allah Bapa lebih besar dari Allah Putera dalam kemanusiaan-Nya. Namun, Kitab Suci yang sama juga menunjukkan bahwa Allah Putera bukan hanya sekedar utusan, namun ditunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan. Untuk lengkapnya, silakan membaca artikel ini – silakan klik.

2. Mat 4:10

Dituliskan: “Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Memang Yesus tidak mengatakan bahwa diri-Nya sendiri yang harus disembah. Namun, jangan lupa juga bahwa Yesus tidak menolak ketika rasul Tomas mengatakan “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh 20:28). Menurut anda, mengapa Yesus menerima perkataan Tomas dan tidak mengkoreksi Tomas? Kalau Yesus bukan Tuhan, maka sungguh tidak layak dia menerima penghormatan dan pengakuan iman ke-Allahan-Nya dari rasul yang dipilihnya? Mengapa kaum Farisi mengatakan “Ia menghujat Allah.” (Mat 9:3)? Karena Yesus mengatakan di ayat sebelumnya “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” (Mat 9:2). Mengapa Yesus tidak menjelaskan kepada kaum Farisi bahwa Diri-Nya bukan Allah kalau memang Yesus bukan Allah? Kalau Yesus bukan Allah, mengapa Dia dapat mengampuni dosa?

3. Yoh 8:17-18

Tertulis: “17 Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; 18  Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku.” Saya terus terang tidak tahu pengertian anda tentang Trinitas, karena anda menyajikan ayat-ayat yang mendukung bahwa antara Allah Bapa dan Allah Putera adalah dua pribadi yang berbeda. Dan ini yang memang sebenarnya dipercayai oleh Gereja Katolik, bahwa Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus adalah tiga pribadi yang berbeda, namun mempunyai substansi atau hakekat (substance) yang sama. Jadi, dalam ayat yang anda berikan ini tidak ada pertentangan apapun.

4. Kol 1:15-16

15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 16  karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” (Kol 1:15-16) Dari ayat ini anda beranggapan bahwa Kristus hanyalah makhluk ciptaan Allah dan merupakan bagian dari karya ciptaan.
Ayat ini juga digunakan oleh Arianisme. Kita dapat menjelaskan bahwa ayat-ayat ini berbicara tentang kesetaraan Allah Putera dengan Allah Bapa, di mana Allah Putera merupakan gambar Allah (Bapa). St. Thomas Aquinas mengatakan bahwa sesuatu disebut “gambar” adalah dalam dua cara. (lih. St. Thomas Aquinas, ST, I, q.35, a.2) Cara yang pertama adalah sesuatu menjadi “gambar” karena dia mempunyai kodrat yang sama, seperti gambar seorang raja ditemukan dalam diri anaknya. Cara yang kedua adalah, sesuatu menjadi “gambar” untuk menggambarkan ketidaksempurnaan, sama seperti manusia diciptakan menurut gambar Allah (lih. Kej 1:26), di mana manusia mempunyai karakter tertentu dari Allah, namun tidaklah sempurna. Inilah sebabnya dalam Kej 1:26 tidak digunakan kata “gambar” namun “menurut gambar”. Sedangkan kalau kita lihat, di ayat Kol 1:15 dikatakan bahwa Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Dengan demikian, gambar di sini adalah dalam pengertian yang pertama, yang mempunyai kodrat yang sama dengan yang digambarkan. Hal ini juga didukung dengan apa yang dikatakan di dalam Kol 1:16, yang mengatakan bahwa segala sesuatu, baik yang di Sorga maupun yang di bumi, yang kelihatan maupun yang tak kelihatan, baik singasana, kerajaan, pemerintahan diciptakan oleh (by), di dalam (in), untuk (for). Siapakah yang dapat melakukan ini kalau bukan Tuhan? Bagaimana anda mengartikan Kol 1:17 “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.“? Siapakah yang lebih dari segala sesuatu dan bagaimana menjelaskan bahwa segala sesuatu ada di dalam Dia?

5. Mrk 13:32

Tentang Mrk 13:32, anda dapat melihatnya dalam diskusi ini – silakan klik. Di ayat tersebut tidak disebutkan bahwa Roh Kudus tidak tahu. Kalau kita memberikan argumentasi bahwa Allah Putera tahu dari kodrat ke-Allahan-Nya, maka apakah yang menghalangi kita untuk mempercayai bahwa Roh Kudus, yang sungguh Allah atau pribadi ke-tiga dalam Trinitas juga tahu tentang hari dan saatnya? Alasan mengapa Roh Kudus tidak disebutkan di ayat tersebut, karena memang manifestasi Roh Kudus belum saatnya dinyatakan. Manifestasi Roh Kudus dinyatakan setelah pengorbanan Kristus telah selesai. Dan hal ini dinyatakan secara jelas, ketika Kristus sendiri memberikan amanat agung, yaitu “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat 28:19). Sungguh menjadi sesuatu yang tidak masuk akal, kalau baptisan diberikan dalam nama yang tidak sejajar. Kristus memerintahkan bahwa baptisan harus dilaksanakan dalam tiga nama, yaitu Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus, karena memang ketiganya adalah tiga Pribadi yang berbeda namun mempunyai hakekat yang satu. Dan karena ketiga Pribadi ini adalah setara, satu hakekat, maka dapat disejajarkan. Menurut anda, apakah alasan Matius memberikan formula baptisan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus? Apakah mungkin baptisan diberikan dalam Allah dan kemudian disandingkan dengna nama ciptaan?

6. Mat 20:20-23

Dikatakan “20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 21 Kata Yesus: “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” 22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya: “Kami dapat.” 23 Yesus berkata kepada mereka: “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.”
Kembali ini juga ayat yang digunakan oleh Arianisme, yang mencoba untuk membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah. Ayat tersebut tidak mempertentangkan bahwa apa yang dapat dilakukan Bapa tidak dapat dilakukan oleh Kristus – dalam ke-Allahan-Nya. Kita juga mengingat ayat yang lain “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” (Mat 28:18). Mengapa segala kuasa telah diberikan kepada Yesus? Karena Kristus “6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Fil 2:6-8) Karena Kristus adalah sungguh Allah, maka Dia memberikan perintah di ayat berikutnya, yaitu untuk membaptis dalam nama Allah, yaitu Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. (lih. Mat 28:29)

7. Kesimpulan dan pertanyaan-pertanyaan lain

Saya telah mencoba menjawab ayat-ayat yang anda gunakan, yang juga digunakan oleh Arianisme yang mencoba membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan. Semua ayat-ayat yang anda berikan tentu saja benar dan saya mempercayainya. Namun, perbedaan di antara kita adalah cara menginterpretasikannya. Dengan demikian tidaklah semudah yang anda katakan “Kesimpulan yang sederhana bukan?? Menggunakan ayat” dari Alkitab untuk menjawab dan tidak memerlukan istilah” yang rumit sehingga orang menjadi bingung dengan istilah” yang digunakan. bukankah Yesus juga jaman dahulu menggunakan bahasa” yang sederhana untuk mengajar??” Di Kitab Suci yang sama, juga dikatakan “Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.” (2Pet 3:16)
Terlalu menyederhanakan ayat-ayat tersebut tanpa memperhatikan ayat-ayat yang lain dapat menghasilkan interpretasi yang salah dan menyimpang. Ayat-ayat yang anda berikan sering digunakan oleh Arius dan juga diikuti oleh Saksi-Saksi Yehuwa untuk membuktikan bahwa Yesus bukanlah Tuhan. Ayat-ayat yang anda berikan memang dapat menunjukkan bahwa Yesus mempunyai kodrat manusia. Dalam beberapa ayat yang anda berikan memang terlihat bahwa Allah Bapa seolah-olah lebih tinggi dari Yesus. Hal ini disebabkan karena Kristus “6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” (Phil 2:6-7) Fakta bahwa Yesus masuk dalam sejarah manusia dan mengambil rupa manusia, sama seperti manusia kecuali dalam hal dosa, telah membuktikan bahwa Kristus adalah sungguh manusia. Dan Yesus yang sungguh manusia ini juga diakui oleh Gereja Katolik. Gereja Katolik tidak berhenti pada ayat-ayat yang anda berikan, namun, juga melihat ayat-ayat yang lain, yang juga menunjukkan ke-Allahan Kristus, seperti yang dapat kita lihat sebagai berikut:
a) Pertama-tama, ketika berusia 12 tahun dan Ia diketemukan di Bait Allah, Yesus mengatakan bahwa bait Allah adalah Rumah Bapa-Nya (lih. Luk 2:49). Dengan demikian, Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Putera Allah.
b) Pernyataan ini ditegaskan kembali oleh Allah Bapa pada saat Pembaptisan Yesus, saat terdengar suara dari langit, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.”(Luk 3:22).
c) Pada saat Yesus memulai pengajaranNya, terutama dalam Khotbah di Bukit (Delapan Sabda Bahagia), Ia berbicara di dalam nama-Nya sendiri, untuk menyatakan otoritas yang dimiliki-Nya (Mat 5:1-dst). Ini membuktikan bahwa Ia lebih tinggi dari Musa dan para nabi, sebab Musa berbicara dalam nama Tuhan (lih. Kel 19:7) ketika Ia memberikan hukum Sepuluh Perintah Allah; tetapi Yesus memberikan hukum dalam nama-Nya sendiri, “Aku berkata kepadamu….” Hal ini tertera sedikitnya 12 kali di dalam pengajaran Yesus di Mat 5 dan 6, dan dengan demikian Ia menegaskan DiriNya sebagai Pemberi Hukum Ilahi (the Divine Legislator) itu sendiri, yaitu Allah. Demikian pula dengan perkataan “Amen, amen…”, pada awal ajaranNya, Yesus menegaskan segala yang akan diucapkan-Nya sebagai perintah; bukan seperti orang biasa yang mengatakan ‘amen’ diakhir doanya sebagai tanda ‘setuju’.
d) Jadi dengan demikian Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Taurat Allah yang hidup, suatu peran yang sangat tinggi dan ilahi, sehingga menjadi batu sandungan bagi orang-orang Yahudi untuk mempercayai Yesus sebagai Sang Mesias. Hal ini dipegang oleh banyak orang Yahudi yang diceriterakan dengan begitu indah dalam buku Jesus of Nazareth, yaitu dalam percakapan imajiner seorang Rabi Yahudi dengan Rabi Neusner, mengenai bagaimana mencapai kesempurnaan hidup. Kesempurnaan inilah yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia berbicara dengan orang muda yang kaya, “Jika engkau mau sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan bagikanlah kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (Mat 19:21). “Aku” di sini hanya mungkin berarti Tuhan sendiri.
e) Yesus menyatakan DiriNya sebagai Seorang yang dinantikan oleh para Nabi sepanjang abad (lih. Mat 13:17). Ia juga berkata,“…supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, … sampai Zakharia… semuanya ini akan ditanggungkan pada angkatan ini!” (Mat 23:34-36). Secara tidak langsung Ia mengatakan bahwa darah-Nya yang akan tertumpah dalam beberapa hari berikutnya merupakan rangkuman dari penumpahan darah orang yang tidak bersalah sepanjang segala abad.
f) Yesus sebagai Tuhan juga terlihat dengan jelas dari segala mukjizat yang dilakukan dalam nama-Nya sendiri, yang menunjukkan bahwa kebesaran-Nya mengatasi segala sesuatu. Yesus menghentikan badai (Mat 8: 26; Mrk 4:39-41) menyembuhkan penyakit (Mat 8:1-16), mengusir setan (Mat 8:28-34), mengampuni dosa (Luk5:24; 7:48), dan membangkitkan orang mati (Luk 7:14; Yoh 11:39-44). Di atas semuanya itu, mukjizat-Nya yang terbesar adalah: Kebangkitan-Nya sendiri dari mati (Mat 28:9-10; Luk 24:5-7,34,36; Mrk 16:9; Yoh 20:11-29; 21:1-19).
g) Pada saat Ia menyembuhkan orang yang lumpuh, Yesus menyatakan bahwa Ia memiliki kuasa untuk mengampuni dosa (Mat 9:2-8; Luk5:24), sehingga dengan demikian Ia menyatakan DiriNya sebagai Tuhan sebab hanya Tuhan yang dapat mengampuni dosa.
h) Pada beberapa kesempatan, Yesus menyembuhkan para orang sakit pada hari Sabat, yang menimbulkan kedengkian orang-orang Yahudi. Namun dengan demikian, Yesus bermaksud untuk menyatakan bahwa Ia adalah lebih tinggi daripada hari Sabat (lih. Mat 12:8; Mrk 3:1-6).
i) Yesus juga menyatakan Diri-Nya lebih tinggi dari nabi Yunus, Raja Salomo dan Bait Allah (lih. Mt 12:41-42; 12:6). Ini hanya dapat berarti bahwa Yesus adalah Allah, kepada siapa hari Sabat diadakan, dan untuk siapa Bait Allah dibangun.
j) Yesus menyatakan Diri-Nya sebagai Tuhan, dengan berkata “Aku adalah… (I am)” yang mengacu pada perkataan Allah kepada nabi Musa pada semak yang berapi, “Aku adalah AkuI am who I am” (lih. Kel 3:14):
Pada Injil Yohanes, Yesus mengatakan “Aku adalah….” sebanyak tujuh kali: Yesus menyatakan Dirinya sebagai Roti Hidup yang turun dari Surga (Yoh 6:35), Terang Dunia (Yoh 8:12), Pintu yang melaluinya orang diselamatkan (Yoh 10:9), Gembala yang Baik yang menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (Yoh 10:10), Kebangkitan dan Hidup (Yoh 11:25), Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh 14:6), Pokok Anggur yang benar (Yoh 15:1).
Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber air hidup yang akan menjadi mata air di dalam diri manusia, yang terus memancar sampai ke hidup yang kekal (Yoh 4:14). Dengan demikian Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber rahmat; hal ini tidak mungkin jika Yesus bukan Tuhan, sebab manusia biasa tidak mungkin dapat menyatakan diri sebagai sumber rahmat bagi semua orang.
Yesus menyatakan, “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6); dan dengan demikian Ia menempatkan diri sebagai Pengantara yang mutlak bagi seseorang untuk sampai kepada Allah Bapa.
Ia menyatakan bahwa “… kamu akan mati dalam dosamu… jika kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia” (Yoh 8:24) yang datang dari Bapa di surga (lih. Yoh 21-29).
Yesus mengatakan, “Aku ini (It is I)…”, pada saat Ia berjalan di atas air (Yoh 6:20) dan meredakan badai.
Yesus mengatakan, “Akulah Dia,” pada saat Ia ditangkap di Getsemani.
Ketika Yesus diadili di hadapan orang Farisi, dan mereka mempertanyakan apakah Ia adalah Mesias Putera Allah, Yesus mengatakan, “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.”
Mungkin yang paling jelas adalah pada saat Yesus menyatakan keberadaan DiriNya sebelum Abraham, “…sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yoh 8:58)
Dengan demikian, Yesus menyatakan DiriNya sudah ada sebelum segala sesuatunya dijadikan. Dan ini hanya mungkin jika Yesus sungguh-sungguh Tuhan. Mengenai keberadaan Yesus sejak awal mula dunia dinyatakan oleh Yesus sendiri di dalam doa-Nya sebelum sengsara-Nya, “Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” (Yoh 17:5)
k) Dengan keberadaan Yesus yang mengatasi segala sesuatu, dan atas semua manusia, maka Ia mensyaratkan kesetiaan agar diberikan kepadaNya dari semua orang. “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Mat 10:37). Ia kemudian berkata bahwa apa yang kita lakukan terhadap saudara kita yang paling hina, itu kita lakukan terhadap Dia (lih. 25:40). Ini hanya dapat terjadi kalau Yesus adalah Tuhan yang mengatasi semua orang, sehingga Dia dapat hadir di dalam diri setiap orang, dan Ia layak dihormati di atas semua orang, bahkan di atas orang tua kita sendiri.
l) Yesus menghendaki kita percaya kepada-Nya seperti kita percaya kepada Allah (lih. Yoh 14:1), dan Ia menjanjikan tempat di surga bagi kita yang percaya. Dengan demikian Ia menyatakan diriNya sebagai yang setara dengan Allah Bapa, “Siapa yang melihat Aku, melihat Bapa, (Yoh 14:9), Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa (Yoh 10:38). Tidak ada seorangpun yang mengenal Anak selain Bapa, dan mengenal Bapa selain Anak (lih. Mat 11:27). Yesus juga menyatakan DiriNya di dalam kesatuan dengan Allah Bapa saat mendoakan para muridNya dan semua orang percaya, ”… agar mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau…” (Yoh 17:21). Ini hanya mungkin jika Ia sungguh-sungguh Tuhan. Pernyataan Yesus ini berbeda dengan para pemimpin agama lain, seperti Muhammad dan Buddha, sebab mereka tidak pernah menyatakan diri mereka sendiri sebagai Tuhan.
m) Ketika Yesus menampakkan diri kepada para murid setelah kebangkitan-Nya, Thomas, Rasul yang awalnya tidak percaya menyaksikan sendiri bahwa Yesus sungguh hidup dan ia berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku”. Mendengar hal ini, Yesus tidak menyanggahnya (ini menunjukkan bahwa Ia sungguh Allah), melainkan Ia menegaskan pernyataan ini dengan seruanNya agar kita percaya kepadaNya meskipun kita tidak melihat Dia (Yoh 20: 28-29).
n) Yesus menyatakan Diri sebagai Tuhan, dengan menyatakan diriNya sebagai Anak Manusia, yang akan menghakimi semua manusia pada akhir jaman (lih. Mat 24:30-31), sebab segala kuasa di Surga dan di dunia telah diberikan kepada-Nya, seperti yang dikatakanNya sebelum Ia naik ke surga, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus…” (Mat 28:18). Dengan demikian, Yesus menyatakan diriNya sebagai Pribadi Kedua di dalam Allah Tritunggal Maha Kudus, dan dengan kuasaNya sebagai Allah ini maka ia akan menghakimi semua manusia di akhir dunia nanti, seperti yang dinubuatkan oleh nabi Daniel (Dan 7:13-14). Yesus tidak mungkin membuat pernyataan sedemikian, jika Ia bukan sungguh-sungguh Tuhan.
Jadi, saya mengundang anda untuk memberikan jawaban dari beberapa pertanyaan yang saya beri warna (merah) dan silakan memberikan penjelasan terhadap ayat-ayat di atas di point 7 (kesimpulan). Saya hanya berharap bahwa anda juga dapat melihat bahwa di samping ayat-ayat yang membuktikan kemanusiaan Yesus, ada juga ayat-ayat di dalam Alkitab yang membuktikan ke-Allahan Yesus. Kita seharusnya mengambil semua ayat-ayat tersebut sebagai satu paket, sehingga kita dapat mempercayai Kristus yang sungguh manusia dan sungguh Allah. Dan satu hal yang harus direnungkan, kalau anda memang anggota saksi-saksi Yehuwa, apakah anda mempercayai semua yang diajarkan oleh Saksi Yehuwa? Silakan membaca artikel tentang Saksi Yehuwa di atas – silakan klik dan kalau anda tidak setuju akan artikel yang saya berikan, silakan memberikan argumentasi. Saya juga pernah memberikan tulisan yang menyanggah apa yang ditulis oleh traktat dari Saksi Yehuwa tentang Trinitas di sini – silakan klik. Kembali, saya mengundang anda untuk membaca dua link tersebut dan kemudian anda dapat memberikan tanggapan. Semoga diskusi ini dapat berguna bagi kita dan pembaca katolisitas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Source:katolisitas.org

Monday, May 27, 2019

Bunda Maria Di Belakang Yesus



Jika gambar ini di zoom.... akan terlihat ratusan gambar Bunda Maria .....sebuah karya seni yg mengagumkan🙏👆

XXIII. GELAR BUNDA MARIA

Bunda Maria sangat dihormati oleh Gereja, sehingga sangat banyak gelar dan sebutan yang diberikan kepadanya untuk menghormati peranannya dalam Gereja. Dalam tulisan ini hanya gelar utama saja yang akan diulas.

Gelar Bunda Maria berdasarkan sifat gelarnya dikelompokkan:

1.Gelar yang bersifat doktrinal adalah gelar Maria yang secara dogmatis penting bagi Gereja, misalnya Maria Bunda Allah, Maria Perawan yang Terberkati, Maria yang Dikandung Tanpa dosa atau Bunda Gereja.

2.Gelar yang bersifat devosi. Banyak gelar ini berasal dari Kitab Suci, misalnya Tabut Perjanjian, Menara Gading, Benteng Daud, Bintang Timur, Bintang Samudera, Cermin Keadilan, Takhta Kebijaksanaan, Pintu Surga, Mawar yang Gaib, Ratu Damai.

3.Gelar karena penampakan atau karena geografis, misalnya Bunda Maria Lourdes, Bunda Maria Fatima, Bunda Maria La Salete, Bunda Maria Sendangsono, dan lain-lain.

Arti gelar-gelar tersebut:

Benteng Daud: adalah benteng yang berdiri menyolok dan kokoh di puncak tertinggi pegunungan yang mengelilingi Yerusalem. Benteng ini berperan sebagai sarana pertahanan kota. Bunda Maria dibandingkan dengan Benteng Daud karena kesuciannya, karena dikenal sebagai penuh rahmat, dan karena ia dikandung tanpa dosa. Dengan doa-doa dan teladannya, Maria merupakan bagian dari “sarana pertahanan” Tuhan dengan mana Kerajaan Allah akan berdiri tegak tak terkalahkan dan dosa akan senantiasa dikalahkan.

Gelar Tabut Perjanjian” mengangkat peran keibuan Maria. Dalam Perjanjian Lama, Tabut Perjanjian adalah rumah bagi Sepuluh Perintah Allah, Hukum Tuhan. Perkataan malaikat Gabriel kepada Maria, “Roh Kudus  akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau” (Luk 1:35) menyatakan gagasan yang sama. Karena itu Maria yang memberi “rumah” Yesus dalam rahimnya. Karena itu, Maria juga disebut Rumah Kencana, karena Maria yang mengandung Kristus, maka ia digelari Takhta Kebijaksanaan.

Bagi orang Katolik, Bunda Maria juga melambangkan pengharapan yang besar. Konsili Vatikan II mengajarkan: “Sementara itu Bunda Yesus telah dimuliakan di surga dengan badan dan jiwanya, dan menjadi citra serta awal Gereja yang terus mencapai kepenuhannya di masa yang akan datang. Begitu pula di dunia ini ia menyinari Umat Allah yang sedang mengembara sebagai tanda harapan yang pasti dan penghiburan, sampai tibalah hari Tuhan” (Lumen Gentium no 68). Karena alasan ini Bunda Maria digelari Bintang Timur, karena melambangkan orang-orang Kristen yang menang, yaitu mereka yang bertekun dalam iman dan beroleh bagian dalam kuasa Mesianis Kristus dan menang atas kuasa kegelapan yaitu dosa dan maut (Why 2:26-28). Maria juga disebut Pintu Surga, karena ia merupakan sarana yang dipergunakan Kristus untuk datang dari surga demi membebaskan manusia dari dosa. Maria ajuga disebut Bintang Samudera. Bunda Maria bagaikan bintang samudera membimbing para nahkoda mengarungi lautan berbadai menuju pelabuhan yang aman. Ia digelari Mawar yang Gaib (Rosa Mystica). Mawar dianggap sebagai bunga yang terindah. Bunda Maria memiliki kekudusan dan keutamaan yang manis.

Segala gelar ini mengingatkan kita akan pentingnya peran Bunda Maria dalam spiritualitas Katolik, sebagai teladan keutamaan dan kekudusan, dan sebagai tanda akan kehidupan yang akan datang.


“Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorangpun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” 
(Yoh 14:6)

Lectio
Kid 13:26-33; 
Mzm 2:6-7, 8-9,10-11; 
Yoh 14:1-6

Agus baru saja mendapat kos di tempat yang agak belakang sesuai dengan kemampuannya. Yang menarik perhatiannya adalah adanya sebuah klinik yang selalu penuh di dekat sana. 
“Itu tempat apa ya Mas?” tanya Agus ke driver Ojol. 
“Oh itu klinik Aborsi Mas!” jawabnya. 
Kagetlah Agus mendengar itu lalu terdiam.
Tiga hari kemudian, sekitar 100 meter sebelum klinik itu, Agus berdiri dekat pos Satpam yang kosong. 
Ketika seorang wanita melewatinya, Agus berkata : ”Mba selamat ya sudah mendapatkan berkat Tuhan.” 
Namun wanita itu hanya memandang Agus dengan sinis. 
Lalu lewatlah wanita kedua. Setelah Agus berkata yang sama, wanita itu menjawab : ”Eh Mas, emangnya lu Tuhan!” 
Dan ketika wanita ketiga melewatinya dan mendengar perkataan Agus yang sama, menangislah ia terisak-isak. 
Lalu Agus berkata dengan lembut : ”Mba, bertahanlah. Kasihilah bayi ini!” 
Jawab Wanita itu : ”Bagaimana saya bisa kuat Mas? Lelaki itu sudah pergi!” 
Jawab Agus : ”Ketika kita mengasihi KEHIDUPAN, maka Tuhan akan mengasihi kita. Saya bersedia membesarkannya. Saya tinggal di dekat sini.” 
Lalu wanita itu pun segera pergi dan tidak jadi menggugurkan kandungannya. Lalu Agus pun membuat tanda salib sambil berkata : ”Terima kasih Tuhan Yesus..”

JALAN, KEBENARAN dan KEHIDUPAN ada bersama Yesus Kristus.

Oratio
Ya Tuhanku dan Allahku. Amin

Missio
Marilah kita mewartakan Kristus yang menjadi jalan, kebenaran dan hidup. 





Saturday, January 26, 2019

Yesus adalah Tuhan -1- Menghapus dosa


Silakan cari di seluruh Kitab Suci, tidak ada satu pun ayat di mana Yesus dengan gamblang berkata bahwa “Akulah Tuhan dan sembahlah Aku!”. Artikel ini adalah sekuel dari bukan pengemisDari mana kita dapat menarik kesimpulan bahwa Yesus adalah Tuhan bila Yesus sendiri tidak pernah mengatakan hal demikian?

Mari kita lihat Luk 5:17-26. Ini perikop yang akrab di mana karena terlalu banyak orang yang mengerumuni Yesus dalam sebuah rumah, seorang lumpuh tidak dapat dibawa masuk. Akhirnya teman-teman si lumpuh membongkar atap dan menurunkan si lumpuh tepat di depan Yesus. Si lumpuh tentunya ingin berjalan. Tetapi respon awal Yesus berbeda. Pada ayat 20, Yesus mengampuni dosa si lumpuh. Karena hanya Allah yang berkuasa menghapuskan dosa, perkataan Yesus ini mengejutkan setidaknya dalam hati para ahli Taurat dan orang Farisi langsung bertanya siapakah Yesus ini sehingga Ia dapat menghapus dosa si lumpuh? Alternatif jawaban dari pertanyaan ini ada 2. Kemungkinan pertama Yesus bukan Allah sehingga perkataannya yang barusan adalah hujatan. Kemungkinan lain adalah Yesus adalah Allah sehingga Ia memang mampu menghapus dosa. Hanya satu dari dua pilihan ini yang betul.

Jawabannya disediakan oleh Yesus sendiri. Ia bertanya manakah yang lebih mudah berkata bahwa dosa si lumpuh telah diampuni atau si lumpuh sudah sembuh sehingga dapat berjalan sekarang juga? (lih ayat 22-23).  Menurut saya, yang lebih sulit adalah menyatakan kesembuhan si lumpuh karena dengan segera pernyataan sembuh ini akan menuntut bukti yaitu si lumpuh harus berjalan. Kalau menyangkut pernyataan pengampunan dosa, kita lebih mudah berkelit dan memang buktinya akan abstrak. Tetapi tentang kesembuhan, buktinya akan dinantikan saat itu juga. Tidak ada waktu tunggu.

Christ heals the paralytic

Yesus kemudian menyuruh si lumpuh berdiri dan Lukas mencatat seketika itu juga si lumpuh berdiri (ayat 25). Yesus membuktikan bahwa Ia dapat melakukan sesuatu yang lebih sulit. Tentunya Ia juga mampu melakukan sesuatu yang lebih mudah yaitu menghapuskan dosa manusia dan itu ternyata memang tujuanNya (ayat 24). Oleh karena itu jawaban untuk pertanyaan para ahli Taurat dan orang Farisi pada ayat 21 adalah Yesus Kristus adalah sungguh Allah.

Yang menarik berikutnya adalah ayat penutup dari perikop ini yang menyatakan bahwa hal ini sangat mengherankan. Pertanyaan untuk kita semua: hal apa yang mengherankan? Yesus menyembuhkan orang lumpuh atau Yesus menghapus dosa orang lumpuh sehingga dengan demikian menyatakan DiriNya sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa? Cobalah pikirkan. 

Yesus adalah Tuhan -3- Duduklah di sebelah kananKu

Setelah mengerti bahwa Allah, YHWH dan Tuhan adalah sinonim (dapat dilihat di ), sekarang saya tergelitik untuk mencari penjelasan tentang Luk 20:42. Di ayat ini, Yesus mengutip perkataan Daud (Mzm 110:1) yaitu: “Tuhan telah berfirman pada Tuanku: duduklah disebelah kananKu.”

Banyak pertanyaan muncul dalam diriku mengenai ayat ini. Dalam Mzm 110:1, tertulis “TUHAN telah berfirman pada tuanku: duduklah di sebelah kananKu.” Apakah Lukas ingin memelintir ayat Kitab Suci? Adakah perbedaan di sini? Tidak. Kata TUHAN dalam Mzm 110:1 merupakan terjemahan dari YHWH. YHWH sendiri hanya boleh ditulis tapi tidak boleh diucapkan karena dipandang terlalu sakral (bdk Perintah III). Bila menjumpai YHWH sewaktu membacakan Kitab Suci, kita harus mengucapkan Adonai yang bearti Tuhan, sebagaimana yang ditulis oleh Lukas. Jadi jelas dari bagian pertama, TUHAN vs Tuhan, tidak ada masalah. Sekarang bagian kedua, Tuanku dan tuanku. Inipun sebenarnya tidak ada masalah. Karena kedua versi merujuk ke mesias, hanya saja ada yang merasa mesias yang dijanjikan adalah seorang manusia yang diberi kekuatan super, ada yang merasa mesias itu Pemilik Sejati Kekuatan Super (Tuhan sendiri). Orang Yahudi merasa bahwa mesias yang dijanjikan adalah mesias politik. Orang Yahudi memandang mesias bersifat lahiriah yang akan membawa mereka keluar dari penjajahan bangsa asing dan mendirikan Bait Suci. Pada zaman Yesus sebagai manusia, bangsa asing ini adalah Romawi. Orang Romawi tidak pernah berpikir bahwa mesias yang dijanjikan adalah Tuhan Allah sendiri yang akan membawa umatNya keluar dari kuasa dosa dan bait Suci adalah Tubuh Yesus sendiri (lih Yoh 2:21). Oleh karena itu penulis Mazmur tidak menuliskan Tuanku, ia menulis tuanku, karena bagi pemahamannya mesias adalah manusia. Gambaran mesias lahiriah ini memang dipenuhi yaitu dalam diri Koresh (lih. Ezr 1:2, Yes 44:28). Tetapi rupanya nubuatan tentang mesias tidak berhenti di Koresh. Apalah arti Koresh dibandingkan mesias yang akan membawa manusia keluar dari dosa? Mesias dalam arti rohani ini adalah Tuhan sendiri karena yang sanggup melepaskan manusia dari dosa adalah Tuhan sendiri (lih Luk 5:21). Wajar bila Lukas menggunakan capital untuk Tuanku.

Pertanyaan berikutnya bukankah Yesus, sebagaimana yang ditulis oleh Lukas, menunjukkan bahwa Yesus tidak setara dengan Bapa? Setelah penjelasan di atas, Luk 20:42 dapat diganti dengan: “YHWH telah berfirman pada Mesias (Yesus): duduklah di sebelah kananKu”. Yesus, sebagai Mesias, menerima perintah dari YHWH. Bukan bearti Yesus adalah bawahan YHWH, tetapi Yesus sebagai Allah Putra selalu patuh kepada Allah Bapa sebagai bentuk cintaNya kepada Bapa. Hubungan antara Allah Bapa dan Allah Putra dapat dilihat di.
Yesus dan YHWH adalah satu hakikat. Terbukti dari rujukan yang dipakai sama. Kita lihat dari kesaksian Yohanes Pembaptis bahwa dirinya adalah suara yang dinubuatkan oleh Yesaya untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Sekarang kita lihat Yesaya 40:3. Saya tidak perlu menjelaskan lagi perbedaan penggunaan kata Tuhan dan TUHAN. Nah bearti Yesaya menandaskan bahwa suara yang berseru-seru akan mempersiapkan jalan bagi TUHAN/Tuhan/YHWH/Allah. Kita balik lagi pada Yohanes Pembaptis. Ia mempersiapkan jalan bagi Yesus (lih Yoh 1:29-30). Apakah Yesus adalah Tuhan, sehingga otomatis Yesus juga TUHAN/YHWH/Allah? Saya capek menulis panjang-panjang, hehehe, mulai sekarang saya hanya akan menulis salah satu dari TUHAN/Tuhan/YHWH/Allah, karena pada esensinya, semuanya sinonim. Yohanes pun rupanya ragu bahwa Yesus adalah Tuhan. Ia mengirim murid-muridnya bertanya pada Yesus (lih Mat 11:2-3). Jawaban Yesus rupanya membuat Yohanes berpikir. Dalam menegaskan siapa dirinya, Yohanes Pembaptis mengutip Yesaya (Yoh 1:23, Yes 40:3). Karena itu Yesus pun menggunakan bahasa yang sama, Yesaya. Jawaban Yesus pada utusan Yohanes Pembaptis (lih Mat 11:4-5) menggemakan nubuatan Yesaya (lih Yes 35:5-6; 6:1). Yesus ingin mengatakan bahwa Ia lah Tuhan karena Ia mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Tuhan. Yohanes Pembaptis dapat dengan tenang berdiam dalam penjara karena sekarang ia tahu bahwa benar Yesus adalah Tuhan.1

Ikon Christ Pantocrator pada gereja Daphni, Yunani

Apa sih tujuan Tuhan Yesus memberikan pertanyaan ini? Yah kita bisa anggap bahwa Yesus ingin “membalas”. Pada perikop sebelumnya, Yesus yang dicobai, sekarang gantian dong, Yesus juga bisa memberikan ujian. Dan rupanya ujian ini tidak bisa dijawab. Gereja, berkat Hikmat Roh Kudus, dapat menjawab ini. Dalam Tritunggal, sebagaimana Allah Putra (Yesus) taat pada Allah Bapa, adalah wajar bila TUHAN (Bapa) memerintahkan Mesias (Putra) untuk duduk di sebelah kananNya. Mesias sebagai manusia adalah anak Daud tetapi sebagai Tuhan, Ia adalah Tuan dari Daud. Yesus sebagai Mesias adalah sungguh-sungguh Tuhan dan sungguh-sungguh manusia. Inilah penjelassan Gereja mengenai ayat 44.2


Referensi
1.       Thompson B. In Defense of… Christ’s Diety. http://www.apologeticspress.org
2.       Henry, Matthew. "Complete Commentary on Luke 20". "Matthew Henry Complete Commentary on the Whole Bible". http://www.studylight.org/com/mhc-com/view.cgi?book=lu&chapter=020. 1706. 


http://ipsaconteretcaputtuum.blogspot.com/2011/11/yesus-adalah-tuhan-3-duduklah-di.html



Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)