Latest News

Thursday, October 24, 2013

Ars Celebrandi - Seni Merayakan Liturgi

Berikut sebuah pertanyaan yang diajukan oleh Pater Vittorio Peturzzi, vikaris paroki di Aprilia dari Keuskupan Albano kepada Paus Em. Benediktus XVI, sewaktu ia menjabat sebagai seorang Paus.

Yang mulia, untuk tahun pastoral yang tidak lama lagi akan dimulai, keuskupan kami diminta oleh Uskup untuk member perhatian khusus pada Liturgi, dalam hal dimensi teologis dan praktik perayaan. Tema sentral untuk refleksi pada minggu-minggu tenang yang akan dilaksanakan pada bulan September adalah: �Rencana dan implementasi pewartaan dalam tahun Liturgi, dalam Sakramen-sakramen, dan dalam sakramentali.� Sebagai imam, kami dipanggil untuk merayakan �liturgi yang serius, sederhana dan indah,� meminjam rumusan yang indah yang ada dalam dokumen �Mengomunikasikan Injil dalam Dunia Yang berubah� oleh para Uskup Italia. Bapa suci, dapatkah Anda membantu kami memahami bagaimana semua ini dapat diungkapkan dalam �ars celebrandi�?


ARS CELEBRANDI: Disini saya juga ingin mengatakan bahwa terdapat dimensi-dimensi yang berbeda. Dimensi pertama adalah celebratio, yaitu doa dan percakapan dengan Tuhan: Tuhan bersama kita dan kita bersama Tuhan. Maka persyaratan pertama untuk perayaan yang baik adalah imam benar-benar masuk dalam percakapan. Dalam mewartakan Sabda itu, ia sendiri merasakan sedang bercakap-cakap dengan Tuhan, Ia adalah pendengar Sabda dan pengkhotbah Sabda, dalam arti bahwa ia sendiri membuat dirinya sebagai alat Tuhan dan berusaha untuk memahami Sabda Tuhan ini yang kemudian harus ia sampaikan kepada umat. Ia berada dalam percakapan dengan Tuhan karena teks dari Misa Kudus bukanlah naskah drama atau semacam itu, tetapi doa-doa, ucapan syukur bersama dengan umat, yang kita sampaikan kepada Tuhan.

Oleh karena itu, penting untuk masuk dalam percakapan itu. St. Benediktus dalam �Peraturan"nya mengatakan kepada para rahib, ketika berbicara tentang pendarasan Mazmur, �Mens corcodat voci.� Vox kata-kata, sebelumnya memenuhi pikiran kita. Masalahnya tidak selalu demikian: Orang harus berpikir kemudian pikiran itu akan menjadi kata-kata. Tetapi disini, perkataan datang lebih dahulu. Liturgi yang kudus memberikan kepada kita perkataan-perkataan itu; kita harus masuk ke dalam perkataan itu, menemukan suatu keselarasan dengan realitas ini yang mendahului kita.
Ditambah lagi, kita juga harus belajar memahami struktur Liturgi dan mengapa struktur itu disusun seperti itu. Liturgi itu dibangun dalam dua millennium dan bahkan setelah reformasi, bukan sesuatu yang disusun oleh hanya beberapa ahli Liturgi. Liturgi tetap merupakan kesinambungan dari penyembahan dan pewartaan yang sedang berjalan.

Maka, agar dapat serasi, sangat pentinglah memahami struktur Liturgi yang telah dibangun selama sekian waktu dan masuk dengan pikiran kita kedalam suara Gereja. Ketika kita sudah menghayati dan memahami struktur ini, memadukan kata-kata Liturgi, kita dapat masuk ke dalam kedalaman dari keserasian ini dan dengan demikian tidak hanya berbicara kepada Tuhan sebagai individu, tetapi masuk kedalam �kekitaan� Gereja, yaitu berdoa. Dan dengan demikian, kita mengubah �keakuan� kita dengan cara ini, dengan masuk kedalam �kekitaan� Gereja, dengan memperkaya dan memperluas �keakuan� ini, dengan berdoa bersama Gereja, dengan kata-kata Gereja, kita benar-benar berada dalam percakapan dengan Allah.

Inilah syarat pertama: Kita sendiri harus menghayati struktur, kata-kata Liturgi, dan Sabda Tuhan. Maka, perayaan kita benar-benar menjadi sebuah perayaan �bersama� Gereja: Hati kita diperluas, dan kita tidak melakukan apa pun kecuali melakukannya �bersama� Gereja, dalam percakapan dengan Tuhan. Menurut pendapat saya umat benar-benar merasakan bahwa kita bercakap-cakap dengan Tuhan, dengan mereka, dan dalam doa yang sama ini kita menarik orang lain, dalam persekutuan dengan anak-anak Allah kita menari orang lain, atau jika tidak, kita hanya melakukan sesuatu yang dangkal.

Maka, unsur yang fundamental dari ars celebrandi yang benar adalah keserasian ini, keselarasan antara apa yang kita katakan oleh bibir kita dan apa yang kita pikirkan dalam hati kita. �Sursum corda, � , sebuah kata dari Liturgi yang sangat kuno, harus ada sebelum Prefasi, sebelum Liturgi, sebagai �jalan� untuk percakapan kita kepada Tuhan, bukan hanya sebagai respon ritual tetapi sebagai ungkapan hati yang diarahkan, dan juga mengarahkan hati orang-orang lain.

Dengan kata lain, ars celebrandi tidak dimaksudkan sebagai sebuah undangan untuk bermain drama atau pertunjukkan, melainkan dimaksudkan untuk sebuah kedalaman jiwa yang membuat kedalaman itu sendiri dirasakan dan diterima dan jelas bagi umat yang ikut ambil bagian. Hanya jika mereka memahami bahwa ini bukanlah ars (seni) yang diluarnya saja atau ars  (seni) yang spektakular � kita bukan para aktor! � tetapi ungkapn perjalanan hati kita yang menarik hati mereka juga, maka Liturgi akan menjadi lebih indah, Liturgi akan menjadi persekutuan semua umat yang hadir dengan Tuhan.

Tentu, hal-hal yang eksternal harus juga diasosiasikan dengan kondisi fundamental ini, yang diungkapkan dalam kata-kata St. Benediktus: �Mens concordat voci� � hati benar-benar diarahkan, diarahkan kepada Tuhan. Kita harus belajar untuk mengatakan kata-kata itu dengan benar.

Kadang-kadang, ketika saya masih seorang guru di Negara saya, anak-anak muda membaca Kitab Suci. Mereka membacanya seperti orang membaca teks puisi yang tidak dimengerti. Tentu saja, untuk belajar mengatakan kata-kata dengan benar, seseorang pertama-tama harus memahami teks itu dengan dramanya, dengan kesegarannya. Hal ini berlaku juga untuk Prefasi dan Doa Syukur Agung.

Sulit bagi orang-orang beriman mengikuti sebuah teks sepanjang Doa Syukur Agung kita. Untuk alasan ini �penemuan-penemuan� baru secara terus menerus muncul. Namun demikian, Doa-doa Syukur Agung yang terus-menerus baru tidaklah menyelesaikan masalah itu. Masalahnya adalah bahwa inilah saat untuk mengajak umat berdiam diri bersama Tuhan dan berdoa bersama Tuhan. Oleh karena itu, akan menjadi lebih baik jika Doa Syukur Agung diucapkan dengan baik dan dengan benar berhenti sejenak untuk hening, dan jika diucapkan dengan kedalaman iman dan juga dengan seni berbicara

Pada saat Doa Syukur Agung diucapkan harus ada waktu khusus untuk konsentrasi, dan harus diucapkan sedemikian rupa, sehingga umat dapat turun terlibat. Saya pecaya kita juga harus menemukan kesempatan-kesempatan dalam katekese, homili, dan suasana-suasana lain untuk menjelaskan Doa Syukur Agung ini dengan baik kepada Umat Allah sehingga mereka dapat mengikuti saat-saat yang penting itu � kata-kata konsekrasi, doa untuk mereka yang masih hidup dan yang sudah meninggal, ucapan syukur kepada Tuhan, dan epiclesis � jika komunitas benar-benar dilibatkan dalam Doa ini.

Maka, kata-kata itu harus diucapkan dengan pantas. Kemudian harus ada persiapan yang cukup. Para pelayan Altar harus tahu apa yang dilakukan; para lektor harus benar-benar pembaca yang berpengalaman. Kemudian koor, harus berlatih lagu-lagu yang akan dinyanyikan: Dan Altar harus dihias dengan benar. Semua ini, meskipun hanya hal-hal yang praktis, adalah bagian dari ars celebrandi.

Kesimpulan-kesimpulannya, unsure fundamentalnya adalah seni memasuki persekutuan dengan Tuhan, yang kita persiapkan sebagai imam sepanjang hidup kita.

Catatan:
Sursum coda, secara harfiah �naikkan hati,� atau seperti yang kadang-kadang dikatakan �arahkan hatimu.� Ini adalah ajakan imam pada waktu pembukaan Doa Syukur Agung dalam Misa Kudus. �Dialog� di awal pembukaaan tetap sama sejak abad-abad awal Gereja.

Disadur oleh Katolisitas Indonesia dari Paus Menjawab hal 91-96.

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)